Pembuangan Kotoran Manusia Jamban

2.3.2 Pembuangan Kotoran Manusia Jamban

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpukan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman Ditjen P2M PL, 1998. Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja feces, air seni urine, dan CO 2 . Kotoran manusia feces adalah sumber penyakit yang multikompleks. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh tinja manusia antara lain tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing, Schistosomiasis, dan sebagainya. Notoatmodjo, 2007. Untuk mencegah penularan penyakit dari tinja manusia maka pembuangan kotoran harus di tempat yang semestinya, yakni jamban. Jamban yang sehat adalah memenuhi persyaratan antara lain: 1. Sebaiknya jamban tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang privacy dan lain sebagainya. 2. Memiliki lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan lain sebagainya. 3. Sedapat mungkin ditempatkan di lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya. 4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih. Universitas Sumatera Utara Tipe-tipe jamban menurut Notoatmodjo 2007 antara lain: 1. Jamban cemplung Pit Latrine adalah jamban cemplung sering dijumpai di daerah pedesaan di Jawa. Jamban cemplung tanpa rumah jamban dan tanpa tutup akan memudahkan serangga untuk masuk dan menyebarkan bau busuk. 2. Jamban empang Fishpond Latrine dibangun di atas empang ikan. Jamban ini mempunyai fungsi, yaitu disamping mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat menghasilkan ikan. 3. Septi tank adalah cara yang paling memenuhi persyaratan dan dianjurkan. Septi tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Proses tinja di dalam tangki terbagi dua, yakni proses kimiawi dan biologis.

2.3.3 Pembuangan Air Limbah

Dokumen yang terkait

Hygiene Sanitasi dan Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Rumah Kost Kelurahan Padang Bulan Selayang I Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

4 81 106

Gambaran Perilaku Penghuni Tentang Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Perumahan Sehat Serta Keluhan Kesehatan Kulit Di Asrama Putra USU Medan.

6 63 130

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

11 78 148

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

0 1 14

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

0 0 2

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

0 0 5

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

0 2 3

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

0 0 29

Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017

0 2 13

Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun 2017

0 0 2