Antenatal Care Prevalensi Anemia Pada Pasien Yang Antenatal Care Di RSUD Dr Pirngadi Medan

Kehamilan dengan anemia sideroblastik respon terhadap imunosuppresi tetapi juga bisa mengalami remisi spontan setelah melahirkan. Means Jr, 2009

2.3.6. Penatalaksanaan anemia pada kehamilan

Sebenarnya dengan pemberian nutrisi yang adekuat anemia dapat dicegah, tetapi dengan pemberian tablet sulfas ferosussediaan 300 mg, tablet asam folat50 µg maupun suplemen-suplemen lainnya. Cunningham, et al., 2010

2.4. Antenatal Care

Antenatal didesign pada awal 1900an tujuannya untuk mengurangi angka kematian ibu yang tinggi. Vintzileos dkk2002 melaporkan bahwa antenatal care dihubungkan dengan angka kelahiran prematur yang rendah dan kematian bayi baru lahir yang dihubungkan dengan kondisi-kondisi beresiko tinggi termasuk plasenta previa, pertumbuhan janin terhambat, dan kehamilan postterm. Kepentingan dari antenatal care dideskripsikan oleh American Academy of Pediatrics and the American College of Obstetricians and Gynecologists 2007 sebagai program antepartum yang melibatkan pendekatan yang terkoordinasi untuk masalah medis dan dukungan psikososial yang secara optimal mulai sebelum konsepsi dan berkelanjutan hingga masa antepartum. Cunningham, et al., 2010 Antenatal care harus dimulai ketika ada kemungkinan hamil. Tujuan utamanya adalah : Cunningham, et al., 2010 1. Mengetahui status kesehatan ibu dan fetus 2. Memperkirakan usia kehamilan 3. Menyusun rencana untuk perhatian obstetri yang berkelanjutan Universitas Sumatera Utara Kunjungan antenatal telah secara tradisional dijadwalkan pada selang waktu antara minggu ke-4 kehamilan sampai minggu ke-28 kehamilan dan kemudian setiap 2 minggu sampai minggu ke-36 kehamilan dan setelahnya seminggu sekali. Wanita dengan kehamilan yang mempunyai komplikasi perlu melakukan kunjungan pada selang waktu antara 1-2 minggu. Cunningham, et al., 2010 Penilaian selama antenatal care Cunningham, et al., 2010 Fetus: • Denyut jantung • Perkembangan janin • Air ketuban maupun plasenta • Aktivitas • Bagian terbawah fetus dan letak terbawah fetus Ibu: • Tekanan darah • Hemoglobin, Kadar gula darah • Berat badan • Gejala-gejala, seperti sakit kepala, nyeri perut, mual dan muntah, perdarahan, kebocoran cairan dari vagina dan disuria • Tinggi fundus uteri dari simfisis dalam cm • Pemeriksaaan vagina pada kehamilan akhir yang akan memberikan informasi berharga: 1. Konfirmasi bagian terbawah dan letak terbawah fetus 2. Perkiraan kapasitas pelvis dan konfigurasi secara umum 3. Konsistensi, mendatarnya serviks dan dilatasi dari serviks. Universitas Sumatera Utara Hal-hal tersebut akan membantu kita mendeteksi komplikasi yang timbul dari kehamilan misalnya preeklampsia, diabetes gestational, anemia dalam kehamilan. Sehingga, dapat dilakukan penanganan yang sesuai agar tidak membahayakan keadaan fetus dan ibu. Cunningham, et al., 2010

2.5. Pemeriksaan Hb Sahli