Bahaya Terhadap Kesehatan Jasmani

a. Bahaya Terhadap Kesehatan Jasmani

Minum khamr dapat merusak pencernaan makanan dan menghilangkan nafsu makan, kedua biji mata menjadi tampak besar, perut menjadi buncit, tampak pucat dan loyo. Khamr juga dapat menyebabkan penyakit jantung karena khamr banyak memproduksi lemak yang kemudian membungkus jantung sehingga melemahkan daya kerjanya dan mengganggu peredaran darah yang melewatinya atau bisa juga menghentikan kerja jangtung sehingga mengakibatkan si penderita mati mendadak. Khamr juga bisa menyebabkan penyakit kandung kemih serta menimbulkan penyakit paru-paru seperti yang pernah melanda negara- negara Eropa dan telah merenggut banyak nyawa. Akibat yang lain adalah menjadikan seseorang cepat tua. Hal ini berdasarkan penelitian sebagian doktor di Jerman bahwa seorang pemabuk yang berumur empat puluh tahun akan mempunyai organ tubuh yang sama dengan orang biasa yang berumut enam puluh tahun. Khamr juga dapat mengakibatkan turun dan lemahnya daya kerja organ-organ tubuh. Khamr juga dapat melemahkan dan merusak urat nadi dan bahkan memecahkannya karena terjadinya pembengkakan dan pengerasan. Akibatnya, darah pun menjadi rusak dan timbullah apa yang Minum khamr dapat merusak pencernaan makanan dan menghilangkan nafsu makan, kedua biji mata menjadi tampak besar, perut menjadi buncit, tampak pucat dan loyo. Khamr juga dapat menyebabkan penyakit jantung karena khamr banyak memproduksi lemak yang kemudian membungkus jantung sehingga melemahkan daya kerjanya dan mengganggu peredaran darah yang melewatinya atau bisa juga menghentikan kerja jangtung sehingga mengakibatkan si penderita mati mendadak. Khamr juga bisa menyebabkan penyakit kandung kemih serta menimbulkan penyakit paru-paru seperti yang pernah melanda negara- negara Eropa dan telah merenggut banyak nyawa. Akibat yang lain adalah menjadikan seseorang cepat tua. Hal ini berdasarkan penelitian sebagian doktor di Jerman bahwa seorang pemabuk yang berumur empat puluh tahun akan mempunyai organ tubuh yang sama dengan orang biasa yang berumut enam puluh tahun. Khamr juga dapat mengakibatkan turun dan lemahnya daya kerja organ-organ tubuh. Khamr juga dapat melemahkan dan merusak urat nadi dan bahkan memecahkannya karena terjadinya pembengkakan dan pengerasan. Akibatnya, darah pun menjadi rusak dan timbullah apa yang

kerongkongan, sehingga menimbulkan suara serak dan banyak batuk. 38

b. Bahaya Terhadap Kesehatan Jiwa dan Kesehatan Akal

Minuman khamr dapat menyebabkan penyakit jiwa bagi

peminumnya. Di antaranya adalah penyakit jiwa yang disebut delirium tremens, yaitu penyakit akibat menimbunan bahan-bahan racun yang terdapat pada khamr. Penyakit ini didahului dengan mimpi yang menakutkan dan gangguan kesadaran. Sehingga penderita tidak mengenal lagi sekitarnya meskipun masih tahu namanya sendiri. Selain itu kenyataan rupanya ditutupi oleh sejumlah khayalan yang membuat kacau. Kerapkali penderita merasa dirinya melihat hantu yang mengejar-ngejar. Karena khayalannya, penderita sakit jiwa jenis kedua ini mempunyai pengamatan

yang salah terhadap sekitarnya. Ini disebut alkohol hallucinosis. 39

Di antara bahaya khamr adalah melemahkan daya pikir seseorang atau bahkan bisa menghilangkan fungsi akal, sehingga membuat peminumnya menjadi gila, karena jaringan syaraf otaknya rusak. 40

Alkohol yang terdapat di dalam minuman keras memiliki pengaruh yang buruk terhadap syaraf. Ia semakin melemahkan pusat-pusat otak

38 Musthafa al-Marâghi, Op. Cit.,

h. 141

39 R.H. Su’dan, Op. Cit. , h. 178 40 Musthafa al-Marâghi, Op. Cit., h.141 39 R.H. Su’dan, Op. Cit. , h. 178 40 Musthafa al-Marâghi, Op. Cit., h.141

tidak mampu berpikir secara benar, dan tidak perduli terhadap apa yang ada di sekitarnya. Akibatnya, orang itu pun akan berubah tingkah lakunya dari derajat kemanusiaan kepada prilaku binatang. Bila ia terus ketagihan untuk jangka waktu yang panjang, maka indra perasa dan nalarnya melemah sampai akhirnya sampailah ia pada tingkat kegilaan dan kelumpuhan akal

sehat. 41

c. Bahaya Terhadap Kesehatan Sosial dan Agama

Bahaya khamr terhadap kesehatan sosial sudah sangat jelas. Para pemabuk biasanya tidak memperdulikan masyarakat, suka berbuat jahat,

seperti membunuh orang dan berzina, dan sering dapat menimbulkan perselisihan dan perkelahian anatra sesama pemabuk, meskipun hanya

disebabkan oleh persoalan sepele. 42 Hal seperti inilah yang diingatkan oleh al-Qur’an dalam salah satu ayatnya yang berkaitan dengan bahaya khamr, Yaitu :

41 Muhammad Kamil A bdushshamad, Op. Cit.,

h. 265-266

42 Musthafa Al-Marâghi, Op. Cit. , h. 141. Lihat juga, R.H. Su’dan, Op. Cit., h. 179

“ Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)” . (Q.S. al-Mâ’idah : 91)

Dalam segi agama, khamr dapat merusak ibadah terutama ibadah shalat dan menjauhkan manusia dari mengingat Allah, seperti yang dijelaskan di dalam ayat di atas.

Demikianlah keburukan makanan-makanan yang diharamkan oleh al- Qur’an. Ia dapat menyebabkan penyakit dan dapat mengganggu kesehatan jasmani bahkan rohani manusia. Meninggalkan makanan-makanan tersebut akan selamat di dunia dan di akhirat.

Namun demikian, sehubungan dengan semakin berkembangnya teknologi khususnya dalam bidang industri makanan, umat Islam hendaknya lebih berhati-hati dalam memilih produk-produk makanan dan minuman instan yang banyak tersaji dalam kemasan kaleng atau yang semacamnya. Karena bukan tidak mungkin makanan atau minuman tersebut terdiri dari

bahan-bahan yang haram. 43

Adapun cara yang bisa dilakukan oleh Umat Islam untuk menghindari produk-produk yang belum jelas kehalalnnya, adalah dengan cara

43 Zaheer Uddin, A . Handbook of Halaal & Haraam Product, (New York : CMRI Publishing, 2000), Cet. VI, h. 4 43 Zaheer Uddin, A . Handbook of Halaal & Haraam Product, (New York : CMRI Publishing, 2000), Cet. VI, h. 4

menanyakan dan meminta keterangan langsung pada pihak pabrik. 44 Hal ini mesti kita lakukan agar kita tidak salah dalam memilih produk-produk makanan atau minuman yang telah banyak beredar di super-

super market yang semakin menjamur di Indonesia.

44 Hal ini sebagai mana telah dilakukan oleh Center for A merican Muslim Research and Information (CAMRI) sehingga mampu menerbitkan buku yang berisi daftar produk-

produk makanan dan minuman yang halal dan haram. Lihat Ibid.

h. 6

ANALISA TENTANG KETERKAITAN ANTARA M AKANAN YANG

SEHAT DENGAN KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI

A. Urgensi Makanan Halal dan Bergizi bagi M anusia

Sebagai makhluk Allah yang mempunyai dimensi hayawâniyah (kebinatangan), manusia dituntut untuk bisa mempertahankan hidupnya

dengan cara beradaptasi dengan lingkungannya. Allah menciptakan bumi, langit dan seisinya semata-mata hanya untuk kepentingan manusia. Siapa yang dapat memanfaatkan dengan baik, maka ia akan mendapatkan apa

yang diinginkan. Sebaliknya, siapa yang tidak dapat menggunakannya dengan baik, maka ia akan menuai kekecewaan yang berakibat pada ketidak sempurnaan sebagai khalifah di bumi.

Salah satu usaha manusia untuk mempertahankan hidupnya adalah dengan makan. Sebenarnya, manusia memerlukan makan sejak permulaan diciptakan. Hal ini terungkap dalam ayat-ayat al-Qur’an, diantaranya :

“ Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: “ Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: “ Bebaskanlah kami dari dosa” , niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah pahala orang-orang yang berbuat baik” . (Q.S. al- Baqarah : 58)

Dan dalam surat lain Allah swt. berfirman :

“ Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim” . (Q.S. al- A‘râf : 19)

Ayat senada juga disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 35. Sementara dalam surat lain Allah swt. juga berfirman :

“ Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak pula mereka itu orang-orang yang kekal abadi” . (Q.S. Al-Anbiya’ : 8)

Dalam ayat lain disebutkan :

“ Makan dan minumlah kamu dengan bersedap-sedap, karena apa yang telah kamu kerjakan” . (Q.S. al-Mursâlat : 43)

Ayat-ayat tersebut di atas merupakan petunjuk dari Allah bahwa manusia membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan tidak hanya itu saja, makan juga berfungsi untuk memenuhi kesenangan. Apa yang disampaikan oleh al-Qur’an di atas mempunyai korelasi yang relevan dengan ilmu gizi. Karena menurut ilmu gizi, persyaratan makanan Ayat-ayat tersebut di atas merupakan petunjuk dari Allah bahwa manusia membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan tidak hanya itu saja, makan juga berfungsi untuk memenuhi kesenangan. Apa yang disampaikan oleh al-Qur’an di atas mempunyai korelasi yang relevan dengan ilmu gizi. Karena menurut ilmu gizi, persyaratan makanan

1. Memenuhi Kepuasan Jiwa :

a. Memeberi rasa kenyang.

b. Memenuhi kebutuhan naluri dan kepuasan jiwa.

c. Memenuhi kebutuhan sosial-budaya.

2. Memenuhi Fungsi Fisiologik :

a. Memberikan tenaga (enersi)

b. Mendukung pertumbuhan sel-sel baru untuk pertumbuhan badan (growth).

c. Mendukung pembentukan sel-sel atau bagian-bagian sel untuk menggantikan yang rusak, atau aus terpakai (maintenance).

d. Mengatur metabolisme zat-zat gizi dan keseimbangan cairan serta asam basa (regulatory mechanism)

e. Berfungsi dalam pertahanan tubuh (defence mechanism). 1 Rasa senang adalah fungsi kejiwaan, dan merupakan fungsi kesadaran. Kalau kita pingsan atau dalam keadaan tidur, fungsi kesadaran ini tidak berfungsi. Sedangkan dalam keadaan normal (sadar), intake zat-zat gizi dilakukan dengan proses makan. Proses makan tersebut akan memberikan rasa puas atau rasa tidak puas tergantung dari kondisi makanan

tersebut, dan situasi ketika kita sedang makan. 2

1 A. Djaelani Sediaoetama, Ilmu Gizi M enurut Pandangan Islam, (Jakarta : Dian Rakyat, 1990), cet. I, h. 5-6.

2 Thobieb al-Asyhar, Bahaya M akanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani, (Jakarta : PT. Al-Mawardi Prima, 2002), cet. I. h. 164.

Tubuh manusia harus dapat berfungsi sebaik-baiknya. Tuntunan agama dalam hal ini cukup banyak dan jelas, khususnya yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Sebagaimana dijelaskan di atas, agama menekankan bahwa manusia bukannya hidup tanpa makan. Tetapi, ia diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya dan dalam rangka pengabdian itu, ia mempunyai kewajiban-kewajiban, baik terhadap dirinya, keluarganya yang kecil ataupun yang besar bahkan kepada seluruh

alam. Menjadi kewajibannya untuk mengendalikan dan mengarahkan faktor- faktor tersebut sehingga makna yang diharapkan dari hidupnya dapat tercapai. Salah satu faktor tersebut adalah kesehatan.

Menurut M. Quraish Shihab, sehat dalam pandangan agama, bukan hanya bebas dari penyakit atau cacat jasmani, tetapi juga ruhani. Islam memperkenalkan istilah ‘ âfiat yang pada hakikatnya, adalah “ berfungsinya seluruh potensi jasmani dan ruhani manusia sehingga mampu mencapai tujuan kehadirannya di pentas bumi ini” . Dengan kesehatan, kualitas hidup

dan pengabdiannya menjadi meningkat. 3

Jadi fungsi makan adalah diperlukan agar tercapai keseimbangan gizi yang tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan jasmani tetapi juga untuk keseimbangan mental. Berikut akan dijelaskan bagaimana urgensi makanan yang bergizi terhadap keduanya.

3 M. Quraish Shihab, “ M embumikan” al-Qur’an, fungsi dan Peran W ahyu dalam Kehidupan M asyarakat, (Jakarta : Mizan, 2000), cet. XXI, h. 282

1. M eningkatkan Kekuatan Tubuh

Satuan-satuan yang menyusun bahan makanan, disebut zat-zat gizi atau zat-zat makanan ( nutrient ). Setiap bahan makanan tersusun atas zat-zat tersebut. Pada umumnya tidak ada bahan makanan yang mengandung semua zat gizi secara lengkap dalam kuantum masing-masing yang mencukupi kebutuhan tubuh. Namun demikian, jika kita mampu mengekspolari secara seimbang terhadap zat-zat makanan yang

mengandung gizi dalam konsumsi kita, niscaya kita akan merasakan keseimbangan tubuh.

Tubuh manusia dibentuk, tumbuh dan berkembang disebabkan adanya gizi makanan yang setiap hari dikonsumsinya. Kesehatannya juga banyak tergantung pada apa yang dimakannya. Oleh karena itulah, Islam sangat memperhatikan masalah ini. Sebagaimana dijelaskan dalam pembahasan yang lalu, bahwa makanan yang sehat adalah makanan yang halâl dan thayyib yaitu mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin-vitamin, mineral, dan air.

Jumlah makanan dan variasi makanan yang dikonsumsi haruslah seimbang dan dalam porsi yang mencukupi agar kekuatan tubuh senantiasa terjaga. Porsi yang kurang dapat mengakibatkan seseorang kekurangan gizi dan menderita berbagai penyakit. Porsi makan yang berlebihan juga kurang baik karena dapat menyebabkan seseorang terlalu gemuk dan berpotensi terhadap berbagai penyakit pula.

Banyak sekali penyakit yang disebabkan karena kekurangan gizi. Bentuk kurang gizi bermacam-macam, tergantung zat-zat yang kurang Banyak sekali penyakit yang disebabkan karena kekurangan gizi. Bentuk kurang gizi bermacam-macam, tergantung zat-zat yang kurang

dialami balita, kekurangan vitamin dan mineral. 4

a. Kekurangan Kalori dan Protein (Protein Calorie Malnutrition) Kurang gizi disebabkan kurangnya makanan terutama yang mengandung zat pembakar dan pembangun ini, banyak dialami oleh anak-

anak di bawah umur lima tahun atau balita. Anak balita membutuhkan karbohidrat dan protein lebih banyak dari pada orang dewasa karena sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Diketahui bahwa diantara penyebab utama penyakit ini adalah akibat penghentian penyusuan yang terlalu awal atau kurang dari dua tahun, juga akibat pemberian makanan tambahan yang kurang cukup. Disamping itu juga banyak ibu hamil yang kurang memperhatikan asupan gizi selama masa kehamilan sampai masa menyusui, sehingga kekurangan gizi yang diderita sang ibu dapat berdampak juga pada bayi yang dikandungnya. Pada balita, penyakit KKP ini menyebabkan penurunan berat badan, kurus kering bahkan perut bengkak. Anak-anak yang menderita KKP menjadi kurang aktif, menjadi sangat cengeng, dan sangat mudah terserang infeksi terutama mencret dan batuk.

Penyakit kekurangan makan yang sangat terkenal di Indonesia ialah busung lapar. Saat ini, anak-anak Indonesia sedang dilanda penyakit

4 R.H. Su’dan, A l-Qur’an dan Panduan Kesehatan M asyarakat , (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), h. 249 4 R.H. Su’dan, A l-Qur’an dan Panduan Kesehatan M asyarakat , (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), h. 249

Penyakit ini disebabkan kekurangan makanan akan zat putih telur atau protein. Karena kemiskinan, maka masyarakat di beberapa daerah tidak mampu membeli dan menyediakan makan yang cukup protein. Penyakit ini sangat menghawatirkan kareana akan mempengaruhi kecerdasan anak.

b. Kekurangan Vitamin-vitamin atau Hypovitaminosis Sebagaimana telah dijelaskan pada bab yang lalu, bahwa vitamin- vitamin sangat dibutuhkan untuk kesehatan. Ada berbagai macam vitamin yang masing-masing memiliki fungsi berbeda-beda. Kekurangan akan vitamin-vitamin ini dapat menyebabkan berbagai penyakit. Diantaranya :

Vitamin A adalah zat pelindung bagi kesehatan mata, terutama bagi bayi dan anak-anak. Kekurangan vitamin A pada anak-anak menyebabkan penyakit rabun senja atau buta ayam, dan dapat menyebabkan selaput lendir mata akan menjadi kering dan berlipat-lipat. Bila penyakit ini tidak segera diobati akan mengakibatkan luka-luka pada kornea mata dan dapat

menyebabkan kebutaan. 5

Diantara jenis-jenis vitamin, terdapat juga vitamin C yang bermanfaat untuk menguatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit. Terutama penyakit-penyakit infeksi seperti infeksi virus. Kekurangan vitamin C dapat

5 Soenarso Soehardi, Memelihara Kesehatan Jasmani M elalui M akanan, (Bandung : Penerbit ITB, 2004), h. 81 5 Soenarso Soehardi, Memelihara Kesehatan Jasmani M elalui M akanan, (Bandung : Penerbit ITB, 2004), h. 81

juga dapat menyebabkan penyakit sariawan. 6

Selain itu, kita juga mengenal vitamin D yang berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyakit rachitis, di mana pertumbuhan tulang tidak normal dan jika dibiarkan berlarut-larut, kekurangan vitamin D juga dapat memicu

terjadinya penyakit keropos tulang (osteoporosis). Di samping itu, vitamin D juga dapat memperbaiki kekurangan kalsium dalam darah pada penderita

penyakit ginjal. 7 Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri yang menimbulkan rasa nyeri pada otot di seluruh tubuh, urat saraf, dan pencernaan mudah terganggu. Dalam penyakit beri-beri yang dikenal sebagai penyakit beri-beri basah, terdapat komplikasi busung air atau udem,

yaitu penumpukan cairan pada jaringan kaki. 8

Tanda-tanda awal kekurangan vitamin B2 antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah terasa sakit dan panas. Gejala-gejala ini berkembang menjadi cheilosis (bibir meradang), stomatitis angular (sudut mulut pecah), glossitis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan pembesaran kapiler darah di sekeliling kornea

6 Ibid, h. 92 7 Ibid,

h. 95 8 Ibid, h. 85 h. 95 8 Ibid, h. 85

serta perdarahan gusi, sakit mulut, dan lidah; dan Demensia atau yang biasa dikenal dengan istilah dipresi, yaitu kelainan pada sistem saraf pusat yang menyebabkan gejala resah, pusing, tidak bisa tidur, hilang ingatan dan suka

berhalusinasi. 10 Demikianlah beberapa penyakit yang disebabkan kekurangan beberapa vitamin. Tentu masih banyak lagi penyaikit-penyakit yang merupakan akibat dari kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin-vitamin. Dan yang telah dijelaskan di atas hanyalah sebagian kecilnya saja.

c. Penyakit-penyakit yang Disebabkan oleh Kekurangan Mineral Mineral diperlukan untuk membangun dan melindungi badan secara keseluruhan. Banyak sekali jenis-jenis mineral yang dibutuhkan manusia, sebagaimana telah dijelaskan pada bab yang lalu. Adapun beberapa penyakit

9 Sunita Almatsier, Prinsip D asar Ilmu Gizi, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, t.th), h. 197

10 Soenarso Soehardi, Op. Cit.,

h. 86-87. Lihat juga Ibid,

h. 200 h. 200

Diantara jenis mineral yang diperlukan tubuh adalah kalsium. Kalsium berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi, terutama pada anak- anak balita. Kekurangan kalsium mengakibatkan rapuhnya tulang. Kalsium juga sangat penting bagi ibu hamil, karena bila ibu hamil kurang mendapat makanan yang mengandung kalsium, maka janin akan mengambilnya dari

ibu. Sehingga gigi ibu bisa rapuh dan dapat menyebabkan osteoporosis yaitu

penyakit tulang kropos. 11

Yodium merupakan suatu unsur yang sangat diperlukan dalam proses metabolisme. Jika kekurangan yodium akan menyebabkan penyakit gondok. Hal ini di Indonesia merupakan masalah nasional seperti kurang gizi lainnya.

Selain itu, manusia juga membutuhkan zat besi yang merupakan zat penting untuk pembentukan hemoglobin atau zat merah pada darah. Zat merah ini sangat penting karena berfungsi mengangkut zat asam ke jaringan. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan berbagai derajat kekurangan darah. Ini ditandai dengan pucat, lesu, tidak bersemangat, mata berkunang-

kunang dan lain sebagainya. 12

Meskipun kekurangan makan dapat menyebabkan sakit, namun kita tidak boleh juga berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan karena hal ini dapat juga menyebabkan penyakit. Di dalam al-Qur’an dijelaskan dengan tegas larangan makan secara berlebih-lebihan :

11 R.H. Su’dan, Op. Cit.,

h. 254-255

12 Ibid, h. 256

“ …Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih- lebihan” . (Q.S. al-A‘râf : 31)

Penyakit-penyakit yang disebabkan karena makan dan minum berlebihan banyak sekali. Misalnya kencing manis, kegemukan, tekanan darah tinggi, sakit jantung, dan lain sebagainya. Penyakit-penyakit tersebut

sangat berbahaya bahkan bisa menyebabkan kematian. Dengan demikian sudah sangat jelas, bahwa makanan yang halal dan bergizi sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik atau jasmani. Kesehatan fisik ini sangatlah penting karena kesehatan fisik merupakan kunci awal bagi seesorang untuk melakukan semua kegiatan dan kewajiban sehari-hari.

2. M eningkatkan Keseimbangan M ental

Tidak dapat disangkal lagi bahwa makanan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan kesehatan jasmani manusia. persoalan yang akan diketengahkan kali ini adalah pengaruhnya terhadap jiwa manusia.

Menurut al-Harali (w. 1232) sebagaimana dikutip oleh M. Quraish Shihab, berpendapat bahwa jenis makanan dan minuman dapat mempengaruhi jiwa dan sifat-sifat mental pemakannya. Ulama ini menyimpulkan pendapatnya tersebut dengan menganalisis kata rijs yang disebutkan al-Qur’an sebagai alasan untuk mengharamkan makanan Menurut al-Harali (w. 1232) sebagaimana dikutip oleh M. Quraish Shihab, berpendapat bahwa jenis makanan dan minuman dapat mempengaruhi jiwa dan sifat-sifat mental pemakannya. Ulama ini menyimpulkan pendapatnya tersebut dengan menganalisis kata rijs yang disebutkan al-Qur’an sebagai alasan untuk mengharamkan makanan

darah, dan daging babi (Q.S. al-An‘âm : 145). 13

Kata rijs menurutnya mengandung arti “ keburukan budi pekerti serta kebobrokan moral” . Sehingga, apabila Allah menyebut jenis makanan tertentu dan menilainya sebagai rijs , maka ini berarti bahwa makanan tersebut dapat menimbulkan keburukan budi pekerti.

Memang kata ini juga digunakan al-Qur’an untuk perbuatan-

perbuatan buruk yang menggambarkan kebejatan mental, seperti judi dan penyembahan berhala (Q.S. al-Mâ’idah : 90). Dengan demikian, pendapat al- Harali di atas, cukup beralasan ditinjau dari segi bahasa dan penggunaan al-

Qur’an. 14 Kalau dikaji berdasarkan ilmu gizi, makanan yang halal dan bergizi memiliki dampak dan peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan mental. Karena makanan yang halal dan bergizi berfungsi untuk menjaga agar kondisi hormon dalam tubuh tetap seimbang.

Keseimbangan hormon diperlukan oleh tubuh manusia karena untuk menjaga unsur dasar dalam keharmonisan kesadaran dan perasaan hati manusia. Dalam pandangan metafisik, fisika ataupun biologi, penyakit dapat terjangkit akibat kegagalan organ tubuh memfungsikan tugasnya, kegagalan kelenjar dalam memproduksi hormon yang dibutuhkan, atau karena adanya tekanan dari luar yang mengakibatkan diri kehilangan sebagian energinya, atau adanya desakan energi dari dalam sehingga terjadi penyumbatan atau

13 M. Quraish Shihab, W awasan al-Qur’an, Tafsir M audhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Jakarta : Mizan, 2003), cet. XIV, h. 151

14 Ibid, h. 152 14 Ibid, h. 152

dan depresi yang dapat mengakibatkan kelainan jiwa. 15

Seiring dengan kemajuan zaman, dan berkembangnya industrialisasi, masyarakat kini semakin sulit untuk menghindari sumber-sumber stres yang semakin beraneka ragam. Misalnya stres akibat polusi, akibat iklim udara yang semakin panas, stres emosional akibat pekerjaan, ekonomi, atau sebab-

sebab lainnya. Stres dan gila yang acapkali dianggap kelainan jiwa atau gangguan syaraf disebabkan oleh ketidak seimbangan hormon di dalam tubuh. Kadang-kadang karena kekurangan atau kelebihan hormon, misalnya hormon adrenalin (hormon yang dihasilkan oleh suprarental atau anak ginjal). Dalam keadaan stres tubuh akan menghasilkan hormon adrenalin secara berlebihan dan menyebabkan jantung berdebar cepat. Produksi hormon adrenalin ini akan membutuhkan gizi, seperti vitamin-vitamin B,

mineral zinc, kalium, dan kalsium. 16 Oleh sebab itu, dalam keadaan stres kita harus lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat gizi tersebut khususnya vitamin dan mineral. Sebaiknya kita perhatikan makanan yang kaya akan nutrisi antisetres, seperti daging, susu, ikan, telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, buah mangga, jeruk, dan lain sebagainya. Disamping itu, konsumsi gizi seimbang dengan memperhatikan konsep empat sehat lima sempurna hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-

15 Thobieb al-Asyhar, O p. Cit.,

h. 177

16 Ali Khmsan, Op. Cit.,

h. 36 h. 36

tidak efisien dalam memanfaatkan gizi. 17 Pengaruh rokok terhadap kelenjar adrenal ialah mengeluarkan adrenalin. Ini menyebabkan tekanan darah meninggi yang dapat mempengaruhi rohani. Merokok mempunyai pengaruh

jelek terhadap susunan saraf pusat. Kecanduan terhadap rokok serupa dengan kecanduan obat bius yang berat seperti morphine dan lain

sebagainya. 18 Jadi tidak dapat diragukan lagi bahwa rokok dapat merugikan kesehatan jasmani dan rohani. Selain itu, diantara makanan yang mempengaruhi keseimbangan mental adalah minuman keras. Sebagaiman telah dijelaskan dengan rinci dalam bab sebelumnya bahwa minuman keras dapat menyebabkan penyakit jiwa bagi peminumnya. Di antaranya adalah penyakit jiwa yang disebut delirium tremens, yaitu penyakit akibat menimbunan bahan-bahan racun yang

terdapat pada minuman keras. 19

Makanan yang halal dan bergizi juga sangat menentukan terhadap kecerdasan anak. Kekurangan gizi bisa menyebabkan tingkat kecerdasannya berkurang atau bahkan keterbelakangan mental. Mereka banyak ditemukan pada daerah-daerah terpencil yang rawan terhadap pangan atau pada bayi

17 Ibid, h. 36-37 18 R.H. Su’dan, Op. Cit.,

h. 212

19 Ibid, h. 178 19 Ibid, h. 178

karena makanan pokok mereka sehari-hari adalah jagung dan tiwul, sangat jarang sekali mereka mengkonsumsi makanan yang memenuhi gizi seimbang.

Maka dari itu, mengkonsumsi makanan yang halal dan bergizi dalam kadar yang cukup dan seimbang menjadi keharusan untuk menjaga keseimbangan mental. Keseimbangan mental yang didukung oleh kualitas kesehatan jasmani akan meningkatkan kesalehan ritual dan sosial. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah ungkapan bahwa “ akal (mental) yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat ”.

Dari penjelasan di atas, teranglah bagi kita betapa urgennya menjaga makanan yang halal dan bergizi bagi tubuh kita untuk menjaga kestabilan akal dan kesalehan rohani. Karena letak dari suatu wujud kemajuan suatu bangsa atau umat beragama adalah pada kemampuan akal dan kesehatan mental yang prima.

20 Thobieb al-Asyhar, Op. Cit.,

h. 177

B. M akanan Halal dan Bergizi dan Hubungannya dengan Ibadah

Kemuliaan akhlak dan adat istiadat suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi dan cara memperolehnya. Oleh karena itu Islam sangat memperhatikan makanan kaum muslimin sejak 14 abad yang silam. Maka dalam kitab-kitab fiqih atau norma-norma tentang ilmu gizi tidak pernah dilewatkan apa yang umum disebut dengan bab “ al- ath‘imah wa al-asyribah ”.

Diantara jenis makanan ada yang oleh Islam diharamkan karena berbahaya bagi kesehatan atau pada akhlak manusia. Atau jenis makanan yang dianjurkan agar ditinggalkan karena jenis makanan itu melemahkan badan dan jiwa. Demikian pula karakteristik makanan itu ada yang membahayakan sehingga dilarang agama, ada juga yang bermanfaat kemudian dianjurkan untuk dikonsumsinya. Dalam norma tentang makanan, Islam berbeda dengan ilmu pengetahuan modern.

Islam tidak sekedar menitikberatkan pada aspek materi semata, dan juga tidak sekedar menitikberatkan aspek pembinaan tubuh semata, akan tetapi Islam juga memperhatikan sesuatu yang berpengaruh terhadap akhlak,

jiwa (kepribadian), dan ibadah. 21

Keterkaitan antara makanan halal dan bergizi dengan ibadah dapat dikaji diantaranya melalui ayat berikut ini :

21 Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), cet. I, h. 44.

baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” . (Q.S. al-Baqarah : 172)

Allah menyuruh hamba-hamba-Nya yang beriman memakan yang baik-baik dari rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mareka. Oleh karena itu, hendaklah mereka bersyukur kepada-Nya jika mereka mengaku sebagai hamba-Nya.

Menurut Ibnu Katsir, memakan makanan yang halal merupakan sarana untuk diterimanya do’a dan ibadah seseorang. 22 Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadis yang diriwayatkan dari Muslim dari Abu

Hurairah dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda :

“ Hai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan Dia hanya menerima yang baik-baik. Dan sesungguhnya Allah menyuruh kaum mukmin dengan suruhan yang disampaikan kepada para Rasul, yaitu : ‘Hai para Rasul, maakanlah makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan’. Dan Dia berfirman ‘Hai orang-orang yang beriman, makanlah rezeki yang baik yang telah Kami anugerahkan kepadamu,. Kemudian Rasulullah menceritakan tentang seseorang yang bepergian jauh. Dia sangat dekil dan berdebu, lalu mengangkat kedua tangannya

22 Ibnu Katsîr ad-Dimasyqi, Tafsîr al-Q ur’ân al-‘A dzîm, (Beirut : Dâr al-Fikr, 1992), jilid I, h. 255.

23 Hadis ini sebagaimana dikutip oleh Ibnu Katsîr ad-Dimasyqi dalam Tafsirnya, Ibid .

haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan memberi makan kepada orang lain pun dengan makanan yang haram. Maka bagaimana mungkin do’a dan amalnya itu akan dikabulkan?” (H.R. Muslim)

Hadis ini menjelaskan bahwa jika seseorang ingin do’anya dan semua amal ibadahnya diterima di sisi Allah, maka hendaklah dia menjaga makanannya, jangan sampai termakan yang haram. Dari sini sangat jelas bahwa makanan yang halal sangat penting bagi manusia.

Telah berulang kali ditegaskan bahwa makanan yang sehat yang dianjurkan oleh Islam, tidak hanya terbatas pada persoalan halal dan haram, akan tetapi menyangkut pula kualitas maupun kuantitas gizi dan porsi dari makanan tersebut. Dua hal tersebut sangat penting dalam kaitannya dengan kesehatan. Karena kekurangan atau kelebihan zat gizi akan menyebabkan berbagai penyakit, yang pada akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap ibadah. Seperti kita ketahui bahwa tujuan mendasar diciptakannya manusia di dunia adalah untuk menyembah Allah, sebagaimana dijelaskan dalam ayat :

“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” . (Q.S. adz-Dzâriyât : 56)

Ibadah bukan hanya sekedar ketaatan dan ketundukan, tetapi ia adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi.

Ibadah terdiri dari ibadah murni ( mahdhah ) dan ibadah tidak murni ( ghairu mahdhah ). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah ditentukan oleh Allah, bentuk, kadar, atau waktunya, seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Ibadah ghairu mahdhah adalah segala aktifitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hubungan seks pun dapat menjadi ibadah, jika itu dilakukan sesuai tuntunan agama. Nah, ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menghendaki agar segala aktifitas manusia

dilakukan demi karena Allah yakni sesuai dan sejalan dengan tuntunan petunjuk-Nya. 24 Untuk melaksanakan ibadah-ibadah tersebut, tentunya sangat dibutuhkan kondisi kesehatan yang optimal. Karena dalam keadaan sakit, tubuh menjadi lemah sehingga aktifitas ibadah tidak mungkin terlaksana dengan sempurna. Dengan kenyataan ini jelaslah bahwa faktor gizi sangat berpengaruh terhadap ibadah.

Di sini perlu adanya balance (keseimbangan) gizi, agar seseorang terhindar dari faktor-faktor resiko. Apakah itu gizi kurang atau lebih. Karena kedua faktor tersebut akan menyebabkan kondisi tubuh yang kurang prima, sehingga kegiatan ibadah akan terganggu.

Selain hal tersebut, hubungan antara makanan dan ibadah juga dapat diaplikasikan dalam tata cara dalam kegiatan makan itu sendiri. Islam mengajarkan agar semua aktifitas manusia diarahkan dan diniatkan untuk ibadah dan mengharap ridha Allah, termasuk juga dalam aktifitas makan.

24 Hasbi ash-Shiddiqy, Kuliah Ibadah, Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikmah, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1994), Cet. VIII, h. 5

Karena makan merupakan kebutuhan biologis yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap makhluk hidup, guna melangsungkan proses kehidupannya.

Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada manusia tentang tata cara dan budaya makan yang sesuai dengan harkat kemanusiaannya, agar pemenuhan kebutuhan ini memperoleh multi guna, yaitu terpenuhinya kebutuhan biologis yakni badan sehat, terhindar dari penyakit, sekaligus berfungsi sebagai aktifitas ibadah yang diridhai Allah. Sehingga dari kegiatan

makan itu, tidak hanya kesehatan dan kekuatan jasmani yang diperoleh tetapi juga keseimbangan rohani. Adapun tata cara makan yang diajarkan oleh Islam, antara lain adalah :

1. Mencuci Tangan Kebersihan merupakan hal yang penting sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan. Islam menganjurkan untuk mencuci tangan sebelum makan, agar makanan yang kita makan tidak terkontaminasi oleh kuman- kuman yang mungkin saja mencemari tangan kita pada saat bekerja. Maka mencuci tangan sebelum makan adalah lebih dekat pada kebersihan. Bahkan dalam sebuah hadis konon Nabi saw. pernah bersabda bahwa :

“ Keberkahan makan itu ialah membasuh (tangan) sebelumnya (sebelum makan) dan membasuh sesudahnya (sesudah makan)” . (H.R. at-Tirmidzi)

25 Hadis ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Qais bin ar-Rabi’. Menurut Abu Isa, Qais ﺚﻳﺪﳊﺍ ﻰﻓ ﻒﻌﻀﻳ . Jadi ulama menilai hadis tersebut adalah lemah. Imam at-Tirmidzi, Sunan

at-Tirmidzi, (Beirut : Dar al-Fikr, 1994), juz III, h. 334

Yang dimaksud wudhu’ di sini adalah membasuh tangan, bukan wudhu’ untuk shalat. Hadis di atas, didukung juga dengan hadis riwayat Aisyah r.anha. berikut :

“ Sesungguhnya Rasulallah saw. apabila hendak tidur sedangkan beliau dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu’ seperti berwudhu’ untuk shalat, dan jika hendak makan, beliau mencuci kedua tangannya” (H.R. Abu Daud)

Hadis ini menunjukkan bahwa mencuci tangan sebelum makan merupakan hal yang penting, khususnya dalam kaitannya dengan masalah kebersihan dan kesehatan. Dengan melaksanakan anjuran ini, tidak hanya kesehatan yang didapat, tetapi berarti juga kita telah melaksanakan ibadah sunnah sebagaimana diajarkan oleh Nabi saw.

2. Membaca Basmalah Sebelum makan hendaklah membaca “ basmalah” serta do’a. hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling minimal. Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan niscaya akan turut makan bersama kita, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya.

Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan :

26 M. Nâshiruddin Albâni, Shahîh Sunan A bi Dâud, (Riyadh : Maktabah al-Ma’rifah li an-Nasyr wa at-Tauz î ’, 1998), cet. I, juz I, h. 68

“ Bila salah seorang diantara kamu hendak makan, maka ucapkanlah “ bismillâh” , namun bila ia lupa diawalnya, maka ucapkanlah “ bismillâhi fî awwalihi wa âkhirihi” (dengan nama Allah dari mula hingga akhir)” . (H.R. at-Tirmidzi)

3. Tenang dan Tidak Terburu-buru

Terburu-buru dalam makan merupakan perbuatan yang tidak terpuji, karena mencerminkan sikap rakus. Selain itu, makan secara perlahan-lahan sangat berpengaruh terhadap psikologis yaitu dapat menciptakan suasana rileks yang akan berdampak positif bagi saluran cerna. Makan terburu-buru menyebabkan makanan tidak tercerna secara mekanis dengan baik. Pencernaan mekanis yang berlangsung di mulut berlangsung kurang sempurna sehingga lambung terpaksa harus bekerja keras mencerna makanan yang masih kasar, tetapi sudah tertelan melalui kerongkongan.

Untuk menjaga laju makanan yang masuk ke mulut, usahakan agar sendok jangan terisi mekanan terlalu penuh. Selain itu, turunkan sendok di piring setiap kali suapan untuk memberi kesempatan mulut mengunyah

makanan dengan sempurna. 28 Demikian nasehat para ahli kesehatan, sangat sesuai dengan ajaran Islam.

27 Imam at-Tirmidzi, Op. Cit.,

h. 339

28 Ali Khamsan, Op. Cit.,

h. 39

4. Tidak berlebih-lebihan Islam sangat melarang makan secara berlebih-lebihan sebagaimana dengan tegas dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-A‘râf ayat 31, yang telah diterangkan di atas. Berlebihan merupakan budaya yang tidak disukai oleh Allah. Kiat gizi seimbang yang sering dilupakan orang adalah makan secukupnya. Oleh karena itu, mengambil makanan jangan terlalu banyak sehingga tidak tersisa di piring. Hal ini juga untuk menghindari perbuatan

yang dilarang Islam yaitu perbuatan mubadzdzir, sebagaimana firman Allah :

“ Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara- saudara syaitan” . (Q.S. al-Isrâ’ : 26-27)

Makan secukupnya sangat berpengaruh terhadap sistem pencernaan kita, sehingga ia bisa bekerja dengan optimal dan perut kita tetap merasa enak karena tidak kekenyangan.

5. Mengakhiri makan dengan do’a Mengakhiri makan dan dengan berdo’a sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas rezeki yang telah dikaruniakan oleh Allah sehingga badan menjadi sehat, dan dapat melaksanakan ibadah-ibadah lainnya dengan khusyu’ dan sempurna. Allah swt. berfirman :

Do’a singkat yang sebaiknya kita panjatkan sebagai rasa syukur kepada Allah, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw. adalah :

“ Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan minum, serta menjadikan kami sebagai orang muslim” .

Demikian beberapa panduan, tata cara dan budaya makan dan minum yang dicontohkan dan diajarkan oleh Nabi saw. Totalitas ketaatan dan kepatuhan terhadap ajaran yang disandarkan pada prinsip wahyu akan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup di dunia dan keindahan di akhirat kelak.

C. M akanan Halal dan Bergizi dan Hubungannya dengan Umur Panjang

Usia panjang adalah harapan setiap orang, tetapi yang lebih diharapkan lagi adalah berusia panjang dan tetap sehat. Bahkan dalam suatu kesempatan Rasulullah saw. pernah bersabda bahwa sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya” .

Berkaitan dengan pembahasan masalah ini akan timbul dua pertanyaan. Apakah gizi mempengaruhi usia manusia dalam perjalanan hidupnya? Dan dapatkah gizi makanan dijadikan media untuk memperpanjang umur manusia?

Sebelum menjawab kedua pertanyaan di atas, harus kita sadari bahwa berbicara tentang umur panjang, sangat erat sekali kaitannya dengan ajal atau kematian. Sedangkan ajal atau kematian manusia adalah rahasia Allah swt., dan manusia tidak ada yang mengetahuinya. Dan hal ini tidak bisa dijangkau oleh otak manusia. Oleh karena itu, sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang tema ini, kiranya perlu digali terlebih dahulu tentang penafsiran ajal itu sendiri sebagaimana telah banyak diisyaratkan oleh al-

Qur’an melalui ayat-ayatnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Allah swt. berfirman dalam al-Qur’an :

“ Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun“ .

(Q.S. al-Mulk : 1-2)

Dalam surat lain Allah juga berfirman :

“ Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang

(Q.S. al-Anbiyâ’ : 34-35) Dari ayat tersebut jelaslah bahwa ajal atau kematian adalah ketentuan

Allah yang tidak dapat dibaca oleh manusia selama hidup di dunia. Bahkan waktunyapun hanya Allah yang tahu. Bila telah tiba waktunya seseorang akan mati, maka tidak dapat diajukan ataupun ditunda. Sebagaimana firman

Allah berikut :

“ Tidak (dapat) sesuatu umatpun mendahului ajalnya, dan tidak (dapat pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu)” . (Q.S. al-Mu’minûn : 43)

Ayat yang sama juga terdapat dalam surat al-Hijr ayat 5. Sedangkan dalam surat Yûnus Allah berfirman sebagai berikut :

mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfa`atan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya)” . (Q. S. Yûnus : 49)

Lebih lanjut, berbicara tentang ajal atau kematian, di dalam al-Qur’an diisyaratkan bahwa ajal itu ada dua macam. Hal ini sebagaimana terdapat dalam sebuah ayat yaitu :

“ Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu)” . (Q.S. al-An’âm : 2)

Para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan dua macam ajal di atas. banyak yang berpendapat bahwa kata ajal pertama adalah kematian

setiap pribadi dan ajal kedua adalah masa kebangkitan, atau antara kematian dan masa kebangkitan. Ada juga yang memahami ajal pertama dalam arti tidur dan ajal kedua adalah mati, atau ajal pertama adalah ajal generasi terdahulu dan ajal kedua adalah ajal generasi yang datang kemudian. Atau ajal pertama adalah ajal masing-masing yang telah lewat dan ajal kedua

adalah yang belum dilalui. 29

Kata ﻩﺪـﻨﻋ di sisi-Nya), ( memberi isyarat bahwa ajal kedua itu sekali-

kali tidak dapat diketahui manusia. Ajal pertama yakni kematian seseorang paling tidak dapat diketahui oleh orang lain yang masih hidup setelah kematian seseorang itu, sedangkan masa antara kematian dan kebangkitan – lebih-lebih hari kebangkitan- tidak dapat diketahui oleh siapapun, baik di

dunia maupun di akhirat kelak. 30 Bahkan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang biologi dan kedokteran, sebagian para ahli sudah ada yang mampu memprediksi akan tibanya ajal seseorang yang sedang berada dalam kondisi tertentu, -misalnya koma, atau seseorang yang

29 M. Quraish Shihab, M enjemput M aut, Bekal Perjalanan M enuju A llah SW T ., (Jakarta : Lentera Hati, 2004), cet. III, h. 25. Lihat juga M. Quraish Shihab, Tafsir A l-M ishbah, Pesan,

Kesan dan Keserasian A l-Qur’an, (Jakarta : Lentera Hati, 2001), cet I, Volume IV, h. 11. 30 Ibid, hal ini dikutip dari pendapatnya Thahir ibn Asyur dan Thabathaba’i.

mengidap penyakit ganas yang telah mencapai stadium akhir- walaupun hal itu tidak mutlak kebenarannya. Hal ini tentunya termasuk dalam kategori ajal yang pertama yaitu kematian.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh ar-Raghib al-Asfahani seorang ulama bermadzhab Syi’ah menyatakan bahwa ajal setiap orang ada dua macam. Ajal secara umum yang tidak diketahui kapan datangnya, dan ajal yang berada di sisi Allah, dan ini tidak dapat berubah berdasar pengaitannya

dengan kata di sisi-Nya. Hubungan antara ajal yang pertama dengan ajal yang kedua, serupa dengan hubungan antara sesuatu yang mutlak dengan sesuatu yang bersyarat. Sesuatu yang bersyarat bisa saja tidak terjadi jika syaratnya tidak terpenuhi, berbeda dengan sesuatu yang mutlak tanpa syarat. Dengan memperhatikan firman-Nya yang menyatakan :

“ … Bagi tiap-tiap ajal ada Kitab/ ketentuan. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfûzh)” . (Q.S. ar-Ra’d : 38-39)

Berdasarkan kedua ayat ini, ulama menyatakan bahwa ajal yang ditentukan di sisi-Nya, adalah apa yang ada dalam ummul kitab itu, sedangkan ajal pertama yang tidak disertai dengan kata di sisi-Nya, adalah ajal yang ditentukan tetapi dapat dihapus atau tidak oleh Allah swt.. Ini dinamai oleh sementara ulama dengan Lauh al-mahwu wa al-itsbât, yakni lauh yang dapat tetap dan dapat juga berubah. Apa yang terdapat dalam Ummul

Kitab (Kitab Induk atau Lauh Mahfûzh) adalah peristiwa-peristiwa yang pasti terjadi dalam kenyataan yang berdasar pada sebab umum yang tidak dapat mengalami perubahan, sedangkan yang terdapat dalam Lauh al-mahwu wa al-itsbât adalah peristiwa-peristiwa yang bersandar pada sebab-sebab yang tidak atau belum sempurna, sehingga bisa saja tidak terjadi karena adanya

faktor-faktor yang menghalangi kejadiannya. 31

Apa yang dikemukakan di atas, oleh sementara ulama Ahlu Sunnah

dinamai dengan qadhâ’ mu‘allaq yakni ketetapan Allah yang masih tergantung atau bersyarat dan qadhâ’ mubram yakni ketentuan Allah yang telah pasti. Ada ketetapa Allah yang bergantung dengan berbagai syarat yang dapat tidak terjadi karena berbagai faktor, antara lain karena do’a atau usaha maksimal manusia, dan juga ketetapan-Nya yang pasti yang tidak dapat berubah sama sekali. Ajal manusia yang dinyatakan-Nya tidak dapat diajukan atau diundurkan adalah ajal yang ada dalam Ummul Kitab dan sifatnya mubram. Dari sini kita dapat berkata bahwa, manusia memiliki keterlibatan dalam panjang atau pendeknya usia, atau istilah lain, manusia dapat berupaya untuk memperpanjang harapan hidupnya dengan usaha menghindari faktor-faktor yang dapat menghalangi berlanjutnya usianya

dalam batas kehidupan yang normal. 32

Berdasarkan penelitian ahli gizi, setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan bila kita ingin berusia panjang dan tetap sehat. 33 Pertama,

31 M. Quraish Shihab, Menjemput M aut, Op. Cit., h. 25-26, Lihat juga M. Quraish Shihab, Tafsir A l-M ishbah, Op. Cit.,

h. 12

32 Ibid, h. 27-28, Lihat juga M. Quraish Shihab, Tafsir A l-M ishbah, h. 13 33 Ali Khomsan, Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup, (Jakarta : PT. Grasindo,

2004), h. 50 2004), h. 50

Kedua, aktif berolahraga sehingga kebugaran selalu terjaga dan metabolisme proses kimiawi di dalam tubuh berlangsung secara sempurna.

Olahraga juga akan menyebabkan dihasilkannya hormon endorfin yang membuat pikiran kita lega dan merasa rileks. Ketiga, pikiran tenang dan tidak setres yang mengindikasiakan bahwa batin kita sehat sehingga dapat memecahkan persoalan sehari-hari dengan tenang. Telah ada yang membuktikan bahwa kondisi stres akan merangsang peningkatan kolesterol darah sehingga orang lebih beresiko terhadap penyakit jantung koroner.

Keempat, ini yang akan dibahas secara lebih mendalam, yaitu dampak makanan halal dan bergizi terhadap umur panjang. Namun sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, perlu kiranya kembali kepada persoalan gizi yang sebenarnya. Gizi adalah sesuatu yang berkaitan dengan makanan dalam hubungannya dengan kesehatan dan proses dimana organisme menggunakan makanan untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, bekerjanya anggota dan jaringan tubuh secara normal serta produksi tenaga, yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Oleh karena itu, memilih makanan yang bergizi merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam rangka menjaga dan memelihara kesehatan. Selain Oleh karena itu, memilih makanan yang bergizi merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam rangka menjaga dan memelihara kesehatan. Selain

Pola makan yang sehat mengharuskan keberaneka ragaman. Sehingga,

ada makanan yang berguna untuk energi dan semangat seperti makanan- makanan yang kaya akan zat tepung, gula dan lemak. Ada makanan yang berguna untuk pertumbuhan seperti makanan-makanan yang kaya akan protein dan garam mineral. Ada juga makanan yang berguna sebagai daya ketahanan tubuh seperti makanan-makanan yang kaya akan berbagai macam vitamin yang berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran.

Semua zat makanan tersebut harus kita konsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan terutama zat gizi yang menghasilkan kalori. Karena mengkonsumsi zat-zat yang dapat menghasilkan kalori secara berlebihan, justru akan membahayakan terhadap kesehatan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kesehatan yang optimal sehingga dapat mempengaruhi terhadap panjangnya usia, kita harus mengkonsumsi zat makanan tersebut dengan tidak melampaui batas.

Pola makan seperti ini telah diisyaratkan oleh al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. yaitu sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis yang menyatakan bahwa :

“ Kita ini adalah golongan ummat yang makan karena sudah lapar, dan apabila kita makan tidak sampai terlalu kenyang” . (H.R. Abu Daud)

Hadis ini sesuai dengan ajaran al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk tidak berlebih-lebihan ketika makan, seperti ayat berikut ini :

“ … Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih- lebihan.” (Q.S. al-A’râf : 31)

Apa yang diisyaratkan oleh al-Qur’an dan hadis tersebut mempunyai korelasi yang signifikan dengan ilmu gizi. Dan hal tersebut dapat dibuktikan kebenarannya oleh para ahli. Pola makan sebagaimana diajarkan al-Qur’an tersebut dalam ilmu gizi direalisasikan dengan cara pembatasan kalori ( calorie restriction ).

Berdasarkan penelitian para ahli, pembatasan kalori mempunyai keterkaitan dan pengaruh terhadap panjangnya usia seseorang. Bukti epidemiologis tentang hal ini ditemukan pada penduduk Okinawa yang banyak di antaranya bisa mencapai umur lebih dari 100 tahun. Kuncinya adalah mereka mengkonsumsi kalori 60-83%, lebih sedikit dibandingkan orang Jepang pada umumnya. Dampak pembatasan kalori ini adalah orang

Okinawa lebih sedikit menderita penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Ketiga penyakit ini jelas sangat mempengaruhi rentang hidup seseorang. 34 Percobaan pertama tentang kaitan pembatasan kalori dan umur panjang dilakukan pada hewan percobaan pada tahun 1935. Sejak itu serangkaian penelitian telah dilakukan dan hasilnya semakin memperkuat hipotesis bahwa benar ada korelasi negatif antara asupan kalori dengan usia. Hewan percobaan yang diberi kalori terbatas umurnya bisa mencapai

sepertiga sampai setengah lebih panjang dibandingkan hewan yang tidak dibatasi asupan kalorinya. 35 Penelitian ini pernah dilakukan pada seekor tikus. Dengan membatasi dan mengontrol asupan makanan tikus sejak disapih sampai berumur tiga ratus hari dan ditemukan bahwa rata-rata jangka hidup kelompok yang dikurangi makanannya dan bertahan hidup lebih dari 300 hari, meningkat sebanyak 290 hari (rata-rata jangka hidup 949 hari), lebih tinggi dari pada kelompok yang tidak dikurangi makanannya (rata-rata jangka hidup 656 hari). Hasil yang menakjubkan ini telah disebutkan berulang kali , dan penemuan ini telah dikonfirmasikan berulang kali dengan beberapa penyempurnaan dalam desainnya, dengan variasi dalam jumlah, komposisi dan waktu pengurangan makanan dan dengan tambahan informasi lebih lanjut tentang kejadian penyakit pada individu,

kekebalan dan sebagainya. 36

Jika hasil penelitian ini menyatakan bahwa tikus yang dibatasi asupan kalorinya akan berumur lebih panjang, maka hasil riset dari para ahli gizi

34 Ibid, h. 51 35 Ibid, h. 52

36 Maimunah Hasan, A l-Qur’an dan Ilmu Gizi, (Yogyakarta : Madani Pustaka, 2001), cet. I, h. 136 36 Maimunah Hasan, A l-Qur’an dan Ilmu Gizi, (Yogyakarta : Madani Pustaka, 2001), cet. I, h. 136

Membatasi kalori tidak berarti kita harus kelaparan karena gizi yang masuk ke dalam tubuh kita masih tetap cukup, hanya kalori saja yang

dikurangi. Ini berarti kualitas lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan harus tetap baik dan dalam jumlah yang memadai. Sumber kalori yang dibatasi bisa berasal dari makanan yang banyak mengandung karbohidrat, seperti nasi, jagung, ubi, gula, kue-kue, dan lain-lain, serta makanan yang banyak mengandung lemak.

Untuk menghindari kelebihan kalori yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, cara yang tepat yang sebaiknya dilaksanakan oleh setiap muslim adalah dengan cara berpuasa. Selain memiliki nilai ibadah, puasa juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan rohani.

Islam mewajibkan umatnya untuk berpuasa selama satu bulan dalam satu tahun, yaitu pada bulan Ramadhan. Bagi kesehatan jasmani besar sekali arti dan kepentingan berpuasa. Istirahat yang diberikan kepada pencernaan tiap siang hari sebulan lamanya dapat menambah tenaga seperti tanah ladang yang dibiarkan beberapa lamanya, kesuburannya akan timbul Islam mewajibkan umatnya untuk berpuasa selama satu bulan dalam satu tahun, yaitu pada bulan Ramadhan. Bagi kesehatan jasmani besar sekali arti dan kepentingan berpuasa. Istirahat yang diberikan kepada pencernaan tiap siang hari sebulan lamanya dapat menambah tenaga seperti tanah ladang yang dibiarkan beberapa lamanya, kesuburannya akan timbul

Manfaat lain bagi kesehatan jasmani ialah bahan-bahan cadangan dapat dipergunakan. Jadi seolah-olah selama berpuasa dilakukan pencucian gudang makanan. Bahan makanan yang kita makan sering berlebihan. Kelebihan itu disimpan di dalam jaringan lemak di bawah kulit perut, sekitar

jantung dan sebagainya. Kalau ditambah terus badan kita menjadi gemuk dan dapat menyebabkan penyakit obesitas. Kalau yang berlebihan itu zat

gula, maka sakit diabetes. 37

Jadi beberapa penyakit dapat dicegah dengan berpuasa secara Islam. Selain puasa wajib di bulan Ramadhan, Islam juga mengajarkan puasa-puasa sunnat sebagaimana dilaksanakan oleh Rasulullah saw. diantaranya adalah berpuasa setiap hari Senin dan hari Kamis, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah r.anha. bahwa :

“ Nabi saw. berpuasa pada setiap hari Senin dan hari Kamis” . (H.R. an-Nasa’i)

Dalam al-Qur’an Allah berfirman :

37 R.H. Su’dan, Op. Cit.,

h. 220-221

38 As-Suyuthi, Sunan an-Nasâ’i bi Syarh Jalaluddin as-Suyûthi, (Beirut : Dar al-Fikr, 1995), jilid II, h. 209

(Q.S. al-Baqarah : 184) Jadi pembatasan kalori ( calorie restriction ) bisa dilaksanakan dengan

cara berpuasa baik puasa yang diwajibkan maupun puasa-puasa yang disunnatkan. Dengan sederhana dapat diinterpretasikan bahwa diantara upaya yang bisa kita lakukan dalam usaha memperpanjang usia kita adalah dengan berpuasa. Dengan berpuasa, tidak hanya kesehatan jasmani yang kita peroleh tetapi juga ketenangan batin dan kesehatan rohani.

Dengan demikian, isyarat-isyarat al-Qur’an tentang makanan (nutrisi) yang sehat sangat lengkap dan jelas. Islam tidak hanya memperhatikan kesehatan jasmani tetapi juga kesehatan rohani.

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa, persoalan makanan merupakan salah satu persoalan yang sangat penting dalam Islam, karena makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelangsungan hidup manusia di dunia. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian dan tuntunan yang begitu intens terhadap masalah ini.

Berkaitan dengan pembicaraan tentang perintah makan, al-Qur’an selalu menekankan dua unsur, yaitu halâl dan thayyib . Allah swt. menjelaskan bahwa yang dihalalkan adalah makanan yang baik-baik dan yang diharamkan adalah makanan yang kotor ( khabîts ). Ini menunjukkan bahwa sifat halal dan baik tidak dapat dipisahkan dan menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam mengkonsumsi makanan.

Makanan yang halal dapat ditinjau dari jenis makanan itu sendiri dan dari cara mendapatkannya. Makanan yang diperoleh dengan cara yang bertentangan dengan syara’ adalah haram. Keharaman ini disebut harâm li ghairih (haram karena ada unsur lain). Contohnya mengkonsumsi makanan hasil riba, hasil rampasan, hasil pencurian, hasil korupsi dan kolusi, hasil suap, dan memakan harta anak yatim dengan cara batil dan lain sebagainya. Sedangkan makanan yang diharamkan karena zatnya itu sendiri yang haram, Makanan yang halal dapat ditinjau dari jenis makanan itu sendiri dan dari cara mendapatkannya. Makanan yang diperoleh dengan cara yang bertentangan dengan syara’ adalah haram. Keharaman ini disebut harâm li ghairih (haram karena ada unsur lain). Contohnya mengkonsumsi makanan hasil riba, hasil rampasan, hasil pencurian, hasil korupsi dan kolusi, hasil suap, dan memakan harta anak yatim dengan cara batil dan lain sebagainya. Sedangkan makanan yang diharamkan karena zatnya itu sendiri yang haram,

Mengenai makanan yang thayyib, adalah makanan yang bergizi lagi sesuai dengan selera dan kondisi yang memakannya, berkhasiat pada tubuh manusia, dan mengandung nutrisi yang menumbuhkan, menyuburkan dan menjadikan manusia sehat dan kuat. Nutrisi yang diperlukan manusia terdiri

dari enam macam yaitu, kabohidrat (hidrat arang), protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Semua zat-zat tersebut harus dikonsumsi secara seimbang.

Secara umum al-Qur’an menyebutkan bahwa makanan terdiri dari dua jenis, yaitu hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adapun makanan dari jenis tumbuh-tumbuhan tidak begitu banyak dipersoalkan. Islam tidak mengharamkan hal tersebut kecuali telah dijadikan minuman yang memabukkan seperti arak yang biasanya terbuat dari anggur, kurma, gandum, dan lain-lain. Atau cara mendapatkannya melalui cara yang diharamkan. Sedangkan makanan yang berasal dari hewan, al-Qur’an menyebutkan beberapa jenis binatang ternak yaitu sapi, unta, kambing, dan domba. Juga disebutkan ikan dan sejenis burung yaitu burung salwa.

Makanan tidak hanya berfungsi untuk menjaga kesehatan jasmani dan mempertahankan hidup, tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan rohani dan keseimbangan mental. Secara jasmani, banyak sekali jenis-jenis penyakit yang disebabkan karena kekurangan nutrisi dan penyakit akibat kelebihan nutrisi, juga penyakit yang disebabkan mengkonsumsi makanan yang haram. Begitu juga makanan dapat mempengaruhi jiwa dan sifat-sifat mental Makanan tidak hanya berfungsi untuk menjaga kesehatan jasmani dan mempertahankan hidup, tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan rohani dan keseimbangan mental. Secara jasmani, banyak sekali jenis-jenis penyakit yang disebabkan karena kekurangan nutrisi dan penyakit akibat kelebihan nutrisi, juga penyakit yang disebabkan mengkonsumsi makanan yang haram. Begitu juga makanan dapat mempengaruhi jiwa dan sifat-sifat mental

dalam sehingga terjadi penyumbatan atau penimbunan energi dalam urat syaraf, maka hal ini dapat membuat seseorang menjadi terguncang jiwanya

sehingga mengalami stres dan depresi yang dapat mengakibatkan kelainan jiwa.

Dengan demikian, makanan yang halal dan bergizi sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Dengan kesehatan yang optimal, akan memperlambat kematian akibat terserang penyakit, sehingga manusia dapat melaksanakan ibadah-ibadah dengan sempurna. Jadi dengan memakan makanan yang halal dan bergizi dengan seimbang, maka akan mendapat keberkahan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

B. Saran-saran

Mengingat begitu pentingnya masalah makanan, maka penulis mengajukaan beberapa saran berkaitan dengan masalah ini, diantaranya : Pertama, Setiap muslim hendaknya mengetahui dan memahami tentang konsep makanan menurut Islam, dan hendaknya lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Sebab sekarang ini sangat banyak produk makanan Mengingat begitu pentingnya masalah makanan, maka penulis mengajukaan beberapa saran berkaitan dengan masalah ini, diantaranya : Pertama, Setiap muslim hendaknya mengetahui dan memahami tentang konsep makanan menurut Islam, dan hendaknya lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Sebab sekarang ini sangat banyak produk makanan

Kedua, Kepada pemerintah khususnya lembaga yang berkompeten dalam memberikan sertifikasi halal (LP. POM), agar lebih intensif dalam

mengawasi kehalalan produk-produk makanan. Karena masih banyak produk-produk makanan yang beredar di pasaran yang masih belum memiliki lebel halal, sehingga hal ini dapat merugikan masyarakat, khususnya umat Islam.

Akhirnya, besar harapan penulis, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi sumbangsih bagi khazanah ilmu pengetahuan keislaman. Dan semoga menjadi sumber inspirasi bagi penelitian selanjutnya. Saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini, mengingat penulis tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang medis. s Akhirnya, besar harapan penulis, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi sumbangsih bagi khazanah ilmu pengetahuan keislaman. Dan semoga menjadi sumber inspirasi bagi penelitian selanjutnya. Saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini, mengingat penulis tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang medis. s

Abdul Hadi, Abu Sari’ Muhammad, Hukum Makanan dan Sembelihan dalam Pandangan Islam (Terj.) , Jakarta : Trigenda Karya, 1997

Abdullah, Muhammad Mahmud, Ath-Thibb al-Qur’ân î Ghidzâ’ wa Dawâ’ , Beirut : Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1989

Abdul Mustaqim, Madzahibut Tafsir, Peta Metodologi Penafsiran al-Qur’ an Periode Klasik Hingga Kontemporer, Yogyakarta : Nun Pustaka, 2003, cet. I.

Abdushshamad, Muhammad Kamil, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur ’ an (terj.) , Jakarta : Akbar Media Eka Sarana, 2002, cet. I.

Albani, M. Nashiruddin , Shahîh Sunan Abi Daud, Riyadh : Maktabah al- Ma’rifah li an-Nasyr wa at-Tauzi’, 1998, cet. I

Ali, Atabik, Kamus Inggris-Indonesia-Arab , Yogyakarta : Multi Karya Grafika, 2003, cet. I

___________ dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus al-‘ Ashrî, Yogyakarta : Yayasan Ali maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996

Almatsier, Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, t.th.

al-Ashfahâni, Ar-Râghib, Mu’ jam mufradât alfâzh al-Qur’ân, Beirut Dâr al-Fikr, t.th.

Al-Baghawi, Ma’âlim at-Tanzîl fî at-Tafsîr wa at-Ta’wîl, Beirut : Dâr al-Fikr, 1985

al-Bukhari, Shah î h al-Bukhari, Cairo : Matba’ah Muhammad ‘Ali Shubaih, 1957

Baru Van Hoeve, 1996, cet. I

Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta : Balai Pustaka, 1988, cet. I

Fachruddin Hs. H., Ensiklopedia Al-Qur’an , Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1992, cet. I, jilid II

al-Fanjari, Ahmad Syauqi, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam , Jakarta : Bumi Aksara, 1996, cet. I.

al-Farmawi, ‘Abd. Al-Hayy, Al-Bidayah fî Tafsîr al-Maudhu’ i , Kairo : al- Hadhârah al-‘Arabiyah, 1977

al-Ghazali Abu Hamid, al-Musthafâ fî ‘ Ilm al-Ushûl , Beirut : Dar al-Kutub al- ‘Ilmiyyah, 1983, jilid I

Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta : PT. Pustaka Panjimas, 1986

Haroen, Nasrun, Ushûl Fiqh I , Jakarta : Logos, 1996, cet. I

Hasan, Maimunah, Al-Qur’ an dan Ilmu Gizi, Yogyakarta : Madani Pustaka, 2001, cet. I.

Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur ’ an al- ‘ Azhîm, Mesir : Maktabah al-Imam, 1996, cet. I.

Ibnu Manzhur, Lisân al- ‘ Arab, Beirut : Dâr al-Fikr, t.th.

Ibnu Rusyd, Bidâyah al-Muhtahid wa Nihâyah al-Muqtashid , Beirut : Dar al- Fikr,t.th, juz I

Fiqhan wa Siyasatan, (terj.), Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1996, Cet. III

Kamus Lengkap Biologi, Jakarta : Sungguh Gaya Media Pratama, 1995, cet. VII.

Al-Khâzin, Tafsîr al-Khâzin, Beirut : Dâr al-Fikr, 1979

Khomsan, Ali, Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004

Mangoting, Daniel, dkk., Tanaman Lalap Berkhasiat Obat, Depok : Penebar Swadaya, 2005, Cet. I

al-Maraghi, Musthafa, Tafsir al-Mraghi, Beirut : Dâr al-Fikr, 1974, cet. VI.

Marsetyo H. dan G. Kartasapoetra, Ilmu Gizi, (Koreksi Gizi, Kesehatan dan Produktifitas Kerja), Jakarta : Rineka Cipta, 1991, cet. I.

Moehji, Sjamien, Ilmu Gizi, Jakarta : Bharata Karya Aksara, t.th., cet. V, jilid I

Mujieb, M. Abdul, dkk., Kamus Istilah Fiqih, Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994, Cet. I,

Mursito, Bambang, Ramuan Tradisional untuk Pelangsing Tubuh, Jakarta : Penebar Swadaya, 2004, Cet. II

an-Naisabury, Asbâb an-Nuzûl, Beirut : Al-Maktabah ats-Tsaqâfîah, t.th

an-Najdi, Hamid, Dr., Al-I‘ jâz al-‘ Ilmi fî al-Qur’ ân al-Karî m, Syam : Jauhar asy- Syam, 1993, cet. I.

jilid XIII

Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya : Arkola, 1994

Qandil , Abdul Mun‘im , Resep al-Qur’ an untuk Hidsup Sehat, (Terj.) , Jakarta : CV. Cendikia Sentra Muslim, 2003, cet. I

Qardhawi, Yusuf , Al-Halâl wa al-Harâm fî al-Islâm, Cairo : Maktabah Wahbah, 1997, Cet. XXVIII

Al-Qâsimi, Mahâsin at-Ta’wîl, Beirut : Dar al-Fikr, 1978, Cet. II

Quthb, Sayyid, Fi Zhilâl al-Qur’ ân, Beirut : Dâr asy-Syûrûq, 1992, cet. XVI

ar-Razi, Fakhru, Tafs î r Fakhru ar-Razi (Mafatih al-Ghaib), Beirut : Dar al-Fikr, 1985, cet. III

Sediaoetama, A. Djaelani, Ilmu Gizi Menurut Pandangan Islam , Jakarta : Dian Rakyat, 1990, cet. I

ash-Shabuni, M. Ali, Cahaya Al-Qur’ an, Tafsir Tematik (terj.) , Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2000, cet. I.

Hasbi ash-Shiddiqy, Kuliah Ibadah, Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikmah, Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1994, Cet. VIII

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta : Lentera Hati, 2000, cet. I.

__________________,Dia Dimana-mana : “ Tangan” Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, Jakarta : Lentera Hati, 2004, cet. I

Kehidupan Masyarakat, Bandung : Mizan, 2000, cet. XXI

__________________, Menjemput Maut, Bekal Perjalanan Menuju A llah SW T., Jakarta : Lentera Hati, 2004, cet. III

__________________, Wawasan Al-Qur’ an, Tafsir Maudhu’ i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung : Mizan, 1998, cet. VIII.

__________________, Mukjizat Al-Qur’ an, Ditinjau dari Aspek Kebahasaan,

Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib, Bandung : Mizan, 1998, cet. III.

_________________, (Pim. Red.), Ensiklopedi Al-Qur’ an, Kajian Kosakata dan Tafsirnya, Jakarta : Yayasan Bimantara, 1997

Soehardi, Soenarso , Memelihara kesehatan Jasmani Melalui Makanan, Bandung : Penerbit ITB, 2004

Subhan, Zaitunah, Tafsir Kebencian, Studi Bias Gender dalam Tafsir al-Qur’an, Yogyakarta : LkiS, 1999, cet. I

Suharjo dan Clara Menceritakan Kusharto, Prinsip-prinsip Ilmu Gizi , Yogyakarta : Kanisius, 1992, cet. I

Su’dan, Dr. R.H., Al-Qur’an dan Panduan Kesehatan Masyarakat, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997.

as-Suyuthi, Sunan an-Nasa’i bi Syarh Jalaluddin as-Suyuthi, Beirut : Dar al-Fikr, 1995

Syadily, Hassan (Pim. Red.), Ensiklopedi Indonesia, Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1983, jilid. IV

Sya’rawi, Mutawalli, Tafsir asy-Sya’rawi, Beirut : Dar al-Fikr, t.th

Argo Media Pustaka, 2004, Cet. III

at-Thabatba’i, Muhammad Husen, Al-Mizan fi Tafsir Al-Qur’ an, Beirut : Muassasah al-A’la li al-Mathbu’at, 1983, cet. V.

at-Thariqi, Ahmad, Ahkam al-Ath‘ imah fi asy-Syari‘ ah al-Islamiyyah, Riyadh : 1984, cet. I

Thobieb, al-Asyhar, Bahaya Makanan Haram bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani, Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2002.

at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, Beirut : Dar al-Fikr, 1994

Z aheer Uddin,

A. Handbook of Halaal & Haraam Product, New York : CAMRI Publishing, 2000

Winarto, F.G., Kimia dan Gizi , Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka Utama, t.th., cet.

VI

az-Zuhaili, Wahbah, Dr. , Tafsîr al-Munîr fî al-‘ Aqîdah wa al-Syarî’ ah wa al- Manhaj, Beirut : Dâr al-Fikr, 1991.

_______________,Ushûl al-Fiqh al-Islamî , Beirut : Dâr al-Fikr, 1986, cet. I, juz I

RIWAYAT HIDUP

Fairuzah, lahir di Guluk-guluk, suatu Desa di Kabupaten Sumenep Madura pada tanggal 02 Maret 1978 adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan H.M. Tsabit Khazin dengan Hj. Malthufah Mahfuzh.

Pendidikan dimulai di Madrasah Ibtidaiyah (MI) An-Nuqayah dan lulus pada tahun 1990. Kemudian pada tahun yang sama, dan di Madrasah

yang sama pula, pendidikan dilanjutkan ke jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) III An-Nuqayah yang lulus pada tahun 1993, dan Madrasah Aliyah (MA) I An-Nuqayah dan lulus tahun 1996. Semasa di Aliyah aktif dalam kegiatan OSIS, dan menjadi tenaga pengajar pada program pendidikan non- formal di pesantren An-Nuqayah komplek Al-Furqân.

Tahun 1996 meneruskan kuliah di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir-Hadis dan selesai pada tahun 2002. Semasa kuliah terlibat aktif dalam kegiatan Senat Mahasiswa IIQ dan Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IIQ. Juga aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dan aktif juga di Jam’iyyah Mudarasah Al-Qur’an (JMQ), yang merupakan organisasi mahasiswa IIQ dan PTIQ yang pada umumnya berasal dari Jawa Timur.

Pada Tahun 2002 diterima pada konsentrasi Tafsir-Hadis Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.