FGD Pengkajian Hukum tentang Penegakan Hukum Penataan Ruang dalam Kerangka Otda

3.17 FGD Pengkajian Hukum tentang Penegakan Hukum Penataan Ruang dalam Kerangka Otda

FGD dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2014 di Kementerian Hukum dan HAM untuk menjaring masukan dari stakeholders dalam rangka penyusunan laporan kajian rutin oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional, Kemenkumham. Kajian tahun ini memiliki tema “Penegakan Hukum Penataan Ruang dalam Kerangka Otda”. Beberapa opsi yang diajukan untuk dilakukan guna mengatasi berbagai permasalahan penataan ruang antara lain:

• Merancang politik tata ruang dan strategi komunikasi tata ruang yang efektif dan bertujuan melindungi keselamatan dan mewujudkan kesejahteraan warga negara sesuai

dengan amanat konstitusi

• Melakukan revisi pasal-­‐pasal dalam UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah terutama yang terkait dengan penataan ruang sehingga sinkron dengan semangat UU 26/2007. Demikian juga halnya dengan UU sektoral lainnya (sektor kehutanan, penambangan, pertanian, industri, perpajakan dan pertanahan).

• Melakukan Capacity Building Pemda melalui pendampingan untuk mencapai target-­‐ target penetapan peraturan daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan tata ruang.

• Membatalkan semua perizinan yang menyimpang dan cacat hukum serta bertentangan dengan rencana tata ruang. • Menindak tegas aktifitas pengembangan/pelaku usaha yang tidak memiliki izin dan yang menyimpang dari izin yang dimiliki.

• Menumbuhkembangkan budaya taat tata ruang dan menerapkan insentif dan disinsentif dengan memberikan Tata Ruang Award.

• Pemerintah, Pemerintah Daerah dan DPRD segera menyelesaikan persoalan mendasar terkait penataan ruang yang masih terganjal dalam proses hukum.

• Mempercepat harmonisasi perencanaan tata ruang dengan perencanaan pembangunan nasional dengan merujuk UU 26/2007. • Diperlukan Urban Land Policy untuk menjamin pemukiman yang layak dan terjangkau.

Dari pelaksanaan rapat disepakati bahwa berbagai masukan dan diskusi dalam FGD ini akan menjadi masukan dalam penyusunan RPJMN 2015-­‐2019 Bidang Tata Ruang.

3.18 Penyempurnaan Renstra K/L Tahun 2015-­‐2019

Rapat dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2014 di SG-­‐5, Bappenas untuk mendapatkan masukan dari peserta rapat dalam rangka penyempurnaan Pedoman Renstra K/L Tahun 2015-­‐2019 sebelum di-­‐launching yang direncanakan pada tanggal 24 Juni 2014. Dalam launching tersebut juga dilakukan bersamaan dengan penyampaian Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-­‐2019 (Buku I). Beberapa hal yang disampaikan dalam rapat tersebut antara lain:

• RPJMN akan memuat hal-­‐hal yang bersifat prioritas termasuk kegiatan prioritas strategis, sedangkan Renstra K/L memuat seluruh kegiatan secara komprehensif yang dilaksanakan oleh K/L tersebut. Renstra K/L juga memuat kerangka regulasi, kerangka kelembagaan dan kerangka pendanaan sebagaimana terdapat dalam RPJMN 2015-­‐2019.

• Berdasarkan kesepakatan Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan pada

21 November 2013 perlu dilakukan peyempurnaan Renstra K/L antara lain konsistensi struktur/hierarki dan informasi kinerja dengan rumusan kebijakan. Selain itu, terdapat kesepakatan tiga menteri (Menteri PPN/Ka. Bappenas, Menteri Keuangan dan Menteri PAN dan RB) tentang upaya penyelarasan arsitektur informasi kinerja dan pengintegrasian data pelaporan dalam sistem perencanaan, sistem penganggaran dan manajemen kinerja dalam rangka implementasi perencanaan dan penganggaran serta reformasi birokrasi.

• Akan dilakukan standardisasi output kegiatan yang generik yang bertujuan untuk merampingkan output yang sangat beragam (mengurangi jumlah output yang ada saat ini).

• Perlu dilakukan identifikasi program lintas bidang yang diperlukan berdasarkan hasil Raker Bapppenas tanggal 5-­‐6 Juni 2014 dengan mempertajam dan meringkas jumlah indikator.

• Bappenas akan menetapkan secara ketat dan terbatas Kegiatan-­‐kegiatan Prioritas Strategis dengan kriteria: i) mendukung secara langsung pencapaian prioritas pembangunan nasional atau merupakan Instruksi Presiden atau memiliki dampak langsung yang besar kepada masyrakat; ii) memiliki jangka waktu penyelesaian yang pasti dan dapat segera berfungsi; iii) telah dilakukan persiapan meliputi pra-­‐studi kelayakan dan identifikasi penanggung jawab kegiatan; serta iv) ditetapkan dalam proses RPJMN dan/atau RKP.

• Bappenas akan melakukan penelaahan Renstra K/L 2015-­‐2019 yaitu proses peninjauan atau pemeriksaan terhadap substansi rancangan dokumen perencanaan strategis yang disusun K/L yang meliputi: konsistensi substansi antara Rancangan Renstra K/L dengan RPJM Nasional; dan batasan muatan Rancangan Renstra K/L.

• Penyusunan kerangka pendanaan Renstra K/L harus sesuai dengan kerangka penyusunan baseline jangka menengah (review baseline). Penyusunan kerangka regulasi harus memperhatikan eksisting regulasi agar tidak terjadi over regulation. Dalam penyusunan kerangka kelembagaan harus sejalan dengan kbijakan Reformasi Birokrasi (penataan struktur, tata laksana dan tata kelola SDM sesuai dengan sasaran pembangunan).

Sebagai tindak lanjut, akan dilakukan finalisasi Pedoman Penyusunan Renstra K/L 2015-­‐2019 dan selanjutnya akan ditetapkan melalui Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas dan akan dilakukan launching Renstra K/L dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-­‐2019 pada tanggal

24 Juni 2014.