Sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

3.37 Sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2014 di SG 3-­‐5 Bappenas dengan beberapa hal yang disampaikan meliputi:

• Peraturan perundang-­‐undangan yang menjadi dasar hukum mengatur mengenai narkoba adalah UU No. 35/2009 tentang Narkotika, PP No. 25/2011 tentang Wajib

Lapor, dan Inpres No. 12/2011 tentang Jakstranas. • Tahapan penyalahgunaan narkoba yaitu diawali dari mengkonsumsi rokok dan alkohol -­‐

> konsumsi psikotropika dan narkotik -­‐> perilaku seks menyimpang yang berakibat HIV AIDS dan penyakit kronis lainnya -­‐> melakukan tindak kriminalitas.

• Jenis narkoba yang beredar dapat dikategorikan kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu: (i) Narkotika (morphin/ putaw/ heroin; kokain; ganja/ cimeng; amphetamin/ shabu/

ekstasi); (ii) psikotropika (mogadon, rohipnol, pil BK/Koplo, mescalin, psilosibin); dan (iii) Bahan Adiktif (alkohol, rokok, obat nyamuk, obat tetes mata, lem aibon, permen, alat tulis, pengencer tipe-­‐x).

• Untuk mengetahui atau mendeteksi bahaya narkoba dapat dilakukan tes laboratorium dari tubuh manusia seperti urine, darah, rambut, ludah, dan mata.

• Tes laboratorium untuk deteksi narkoba dapat dilakukan secara gratis di Kantor BNN, RSUD, dan Puskesmas yang menjadi mitra BNN.

• Disarankan kepada setiap masyarakat untuk melakukan tes narkoba untuk mengetahui apakah terindikasi narkoba. Apabila positif narkoba maka orang tersebut akan

• Pendekatan yang dilakukan dalam penanggulangan narkoba sesuai peraturan perundang-­‐undangan adalah: (i) penegakan hukum secara represif untuk para pengedar

narkoba; (ii) terapi dan rehabilitasi bagi pemakai/pengguna narkoba; dan (iii) pencegahan bagi masyarakat yang belum terjerat narkoba.

• Terdapat klausul dalam UU No. 35/2009 tentang narkotika bahwa pengguna narkoba yang tertangkap dan dijatuhi hukuman penjara maka orang tersebut akan direhabilitasi

sampai sembuh dan apabila masih ada sisa hukuman maka baru akan dimasukkan dalam penjara.

• BNN masih memerlukan tenaga sosialisasi untuk menjadi narasumber tentang narkoba pada acara seminar dan sosialisasi.

Kesimpulan yang diperoleh dari sosialisasi tersebut yaitu bahwa narkoba merupakan zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan tubuh, sehingga perlu dikenali dan diidentifikasi jenis, peredaran, dan bahayanya. Untuk mengantisipasi hal tersebut KORPRI Kementerian PPN/Bappenas melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang narkoba untuk memberikan informasi kepada pegawai Kementerian PPN/Bappenas tentang bahaya narkoba. Peraturan Perundang-­‐undangan yang mengatur tentang narkoba adalah UU No. 35/2009 tentang Narkotika, PP No. 25/2011 tentang Wajib Lapor, dan Inpres No. 12/2011 tentang Jakstranas. Disamping itu disampaikan juga bagi yang berminat untuk melakukan tes narkoba dan menjadi narasumber

mengecek situs www.bnn.go.id/portalbaru/portal/ atau menghubungi BNN di nomor (021) 80871567 ext 138.

3.38 Penelaahan RKA-­‐KL DJPR Kemen PU dalam Rangka APBN-­‐P TA 2014

Rapat dilaksanakanp pada tanggal 23 Juni 2014 di RR DJA Kementerian Keuangan untuk melakukan penyesuaian anggaran karena adanya surat Menteri Keuangan nomor S-­‐ 347/MK.02/2014 tanggal 14 Juni 2014 perihal Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L Dalam APB-­‐P TA 2014.

Sesuai Lampiran I surat Menkeu tersebut, pagu belanja Kemen PU TA 2014 berubah dari semula Rp. 84.148.108.957.000,-­‐ (APBN) menjadi Rp. 74.522.244.881.000,-­‐ (APBN-­‐P). Menindaklanjuti hal tersebut, telah dilakukan exercise oleh Kemen PU, dan telah dilayangkan surat dari Sekjen Kemen PU No. KU.01-­‐01.Sj/192 tanggal 20 Juni 2014 perihal Penyampaian RAPBN-­‐Perubahan TA.2014 Kemen PU dan surat Dirjen Penataan Ruang No. KU.01 08-­‐Dr/211 tanggal 12 Juni 2014 perihal Usulan Revisi Anggaran Program Penyelenggaraan Penataan Ruang; yang melaporkan bahwa untuk Ditjen Penataan Ruang, pagu berubah dari semula Rp. 1.219.105.027.000,-­‐ menjadi Rp. 975.069.011.000,-­‐ (berkurang sebesar Rp. 244.036.016.000,-­‐), seperti tercantum dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2. Penelaahan RKA-­‐KL DJPR Kemen PU dalam Rangka APBN TA 2014

Menjadi Program/Kegiatan

(APBN-­‐P) Program Penyelenggaraan

(APBN)

Berjalan

975.069.011 244.036.016 Penataan Ruang

Dukungan Manajemen Ditjen 142.668.365 143.688.750 127.257.390 16.431.360 Penataan Ruang dan Informasi Penataan Ruang

Pembinaan Pelaksanaan 204.935.333 204.947.124 192.762.648 12.184.476 Penataan Ruang Daerah II

Pembinaan Pelaksanaan 183.881.994 185.937.814 137.460.387 48.477.427 Penataan Ruang Daerah I

Pelaksanaan Penataan Ruang 158.516.948 160.386.948 146.407.991 13.978.957 Nasional

Pelaksanaan Pengembangan 395.383.508 398.089.888 262.924.951 135.164.937 Perkotaan

Pembinaan Program Ditjen 133.718.879 126.054.503 108.255.644 17.798.859 Penataan Ruang

Terhadap perubahan pagu tersebut, DJPR telah melakukan penyesuaian sesuai arahan Surat Menkeu, dan pemotongan diprioritaskan dengan mengurangi /melakukan efisiensi paket-­‐paket kegiatan swakelola, seperti belanja barang dan perjalanan dinas. Pemotongan ini tidak mengurangi target-­‐target prioritas nasional dan arahan dalam RKP 2014 seperti penyelesaian KSN, pembinaan PPNS dan percepatan penyelesaian RTRW. Pemotongan/pengurangan anggaran terutama pada P2KH, dan optimalisasi pada P2KPB dan P3KP. Pemotongan anggaran P2KH menyebabkan pengurangan target dari semula 80 Kab/Kota. Terhadap perubahan pagu tersebut, DJPR telah melakukan penyesuaian sesuai arahan Surat Menkeu, dan pemotongan diprioritaskan dengan mengurangi/melakukan efisiensi paket-­‐paket kegiatan swakelola, seperti belanja barang dan perjalanan dinas. Pemotongan ini tidak mengurangi target-­‐target prioritas nasional dan arahan dalam RKP 2014 seperti penyelesaian KSN, pembinaan PPNS dan percepatan penyelesaian RTRW. Pemotongan/pengurangan anggaran terutama pada P2KH, dan optimalisasi pada P2KPB dan P3KP. Pemotongan anggaran P2KH menyebabkan pengurangan target dari semula 80 kab/kota menjadi 48 kab/kota.enjadi 48 kab/kota.