Diklat Public Speaking

3.8 Diklat Public Speaking

Diklat dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2014 di Hotel Oria, Jakarta dengan tujuan untuk memberikan motivasi dan kepercayaan diri kepada peserta dalam kemampuan berbicara di depan umum dengan baik dan benar. Terutama memberikan kemampuan berkomunikasi yang baik dan benar sesuai dengan tugas dan pekerjaannya sehari-­‐hari.

Terdapat tiga elemen penting dalam berkomunikasi yaitu 55% body language, 38% voice tonality, dan 7% words (Fonda). Body language merupakan bagian yang terpenting dalam public speaking. Menurut Dr. Albert Mehrabian, seorang profesor psikologi UCLA. bahwa seorang komunikan yang hebat pasti akan memperhatikan posture, gesture and movement, facial expression, eye contact, dan dress. Hal ini dilakukan untuk menunjang body language.

Selanjutnya materi lain yang diperoleh dari diklat kali ini adalah untuk menjadi seorang public speaker yang baik harus memenuhi 3 (tiga) unsur yaitu suara, artikulasi dan intonasi. Penjelasannya sebagai berikut:

• Kriteria suara yaitu cukup keras, jelas, berat dan hangat • Artikulasi yaitu pengucapan yang sesuai tulisan, diketuk sesuai suku kata dan diucapkan

dengan tempo tertentu. • Intonasi yaitu penekanan untuk memperjelas arti/maksud, penekanan untuk kata yang

penting dan penekanan masalah yang penting. Tentunya ketiga unsur tersebut juga harus disertai dengan irama dalam pengucapannya. Hal ini agar presentasi tidak membosankan, tidak monoton, dapat dinikmati dan sangat kaya dan beraneka. Ketiganya akan menjadi baik dan bagus jika dilatih setiap hari.

Dalam diklat ini lebih banyak dilakukan exercise (latihan) secara individu maupun berkelompok yang dibantu oleh para narasumber, sehingga paparan yang ada berupa instruksi untuk latihan tersebut.

3.9 Rapat Kerja Bappenas terkait dengan Penyusunan Buku I RPJMN 2015-­‐ 2019

Rapat dilaksanakan pada tanggal 5-­‐6 Juni 2014 bertempat di SG-­‐3 Bappenas untuk membahas penyusunan RPJMN 2015-­‐2019 dengan sudah disampaikannya visi-­‐misi calon presiden dan wakil presiden RI, pembahasan penyusunan Renstra K/L 2015-­‐2019 yang seharusnya sudah in-­‐ line dengan RPJMN dan pembahasan keputusan MK mengenai kewenangan Badan Anggaran DPR. Beberapa hal yang mengemuka dalam rapat, antara lain:

a. Buku I RPJMN 2015-­‐2019 memuat visi-­‐misi Capres dan Cawapres. Dokumen tersebut harus memuat hal-­‐hal yang sifatnya pragmatis dan sangat tajam sehingga cukup concise dan tidak terlalu tebal.

b. Terkait dengan kesulitan pemerintah dalam pengadaan tanah untuk pembangunan, selama ini pengadaan tanah menjadi salah satu kendala utama dalam pembangunan. Untuk itu perlu memasukan kebijakan mengenai bank tanah untuk mengatasi permasalahan pengadaan tanah tersebut dan mendukung pembangunan.

c. Terkait dengan visi-­‐misi capres dan cawapres mengenai reforma agraria melalui redistribusi tanah seluas 9 juta hektar dan meningkatnya akses petani gurem terhadap

kepemilikan lahan pertanian dari rata-­‐rata 0,3 ha menjadi 2,0 ha per KK tani. Perlu dielaborasi lebih lanjut mengenai rencana pelaksanaan kegiatan tersebut, baik penyediaan tanah sebagai obyek redistribusi tanah dan masyarakat sebagai subyek yang menjadi sasaran kegiatan tersebut.

d. Perlu dikembangakan sistem logistik dan distribusi yang terintegrasi, sistem tersebut diharapkan dapat meminimalisir biaya distribusi untuk meningkatkan perdagangan

antar wilayah.

e. Perlu solusi terkait dengan kondisi spasial yang sangat mengkhawatirkan khususnya pengalihan fungsi lahan potensial pertanian (subur) menjadi non-­‐pertanian, kondisi tersebut juga diperparah dengan jaringan irigasi yang rusak serta tekanan ekonomi yang mengakibatkan arus perubahan fungsi terjadi secara berkesinambungan.

f. Dalam penanggulangan kemiskinan perlu diupayakan melalui reforma agraria, sejauh ini reforma agraria belum berperan dalam penanggulangan kemiskinan. Perlu peningkatan dalam redistribusi tanah dan peningkatan akses perekonomian terhadap masyarakat.

g. Terdapat beberapa tahapan penting dalam rangka penyusunan RPJMN 2015-­‐2019, diantaranya:

• 11 Juni 2014, Konsolidasi rancangan teknokratik (penyampaian bahan Rancangan Teknokratik RPJMN dari masing-­‐masing Deputi); • 17 Juni 2014 Launching Rancangan Teknokratik dan pedoman Renstra K/L.

Dalam penyusunan RPJMN diharapkan ada standar penggunaan tabel dan grafik sehingga dapat seragam jenis maupun proporsinya antar masing-­‐masing bidang pembahasan.