Analisis Pelaksanaan Prosedur Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan Lebih atau Kurang Bayar.

1. Analisis Pelaksanaan Prosedur Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan Lebih atau Kurang Bayar.

a. Penerimaan SPT Tahunan PPh. Pelaksanaan prosedur penerimaan SPT Tahunan PPh di KPP Pratama Ponorogo

secara umum dilaksanakan sesuai dengan peraturan. Pelaksanaan penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan PPh sampai dengan tahun 2011 mengacu kepada SOP DJP dalam KEP-14/PJ/2008. Prosedur yang sebelumnya kurang pro aktif karena petugas hanya menunggu Wajib Pajak untuk mengumpulkan berkas SPT di kantor pajak. Prosedur yang berbeda diaplikasikan sesuai dengan petunjuk teknis dalam Surat Edaran Nomor SE-103/PJ/2011 mulai tahun 2012 dengan sistem drop box . Kotak- kotak dan petugas pajak ditempatkan di tempat umum yang sering dikunjungi masyarakat. Hal ini terbukti efektif meningkatkan jumlah penerimaan SPT hingga lebih dari 20%.

Petunjuk teknis yang berubah mengisyaratkan sumber daya yang lebih banyak untuk ditempatkan pada bidang pelayanan, sehingga pembentukan Satgas oleh Kepala Kantor telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sayangnya, belum ada kriteria yang jelas mengenai kompetensi petugas yang ditunjuk dari sub bidang lain. Petugas bekerja berdasarkan nota dinas Kepala KPP untuk bertugas sesuai fungsi yang tertulis dalam petunjuk teknis. KPP Pratama Ponorogo sendiri melibatkan pegawai magang dan honorer untuk menjadi petugas drop box . Sistem memang dapat berjalan, namun seharusnya standar kompetensi diaplikasikan untuk mengurangi resiko kesalahan dalam pelaksanaan.

Pengawasan dan kegiatan evaluasi kinerja petugas masih kurang memadai. Tidak ada pihak yang secara fungsi bertugas memonitor aktivitas petugas di tempat-tempat drop box yang terpisah. Sistem reward and punishment maupun kompensasi bagi pegawai lembur juga belum diatur secara jelas. Hal ini menimbulkan masalah karena pegawai kemudian tidak termotivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan berakibat pada target kerja yang tidak tercapai.

Aplikasi tiket drop box lokal yang digunakan oleh KPP Pratama Ponorogo merupakan suatu bentuk kreativitas yang patut diapresiasi. Tiket drop box , menurut petunjuk teknis hanya dicetak secara manual, namun dengan adanya aplikasi ini terbukti dapat mengurangi waktu pemprosesan, human error , dan kasus double entry SPT. Sistem ini telah berjalan dengan baik, namun akan lebih baik lagi apabila sistem divalidasi terlebih dahulu oleh petugas dari pusat untuk memastikan kehandalannya.

b. Perekaman SPT Tahunan PPh. Kegiatan perekaman diawali dengan mengecek kesesuaian Lembar LPAD

(Lembar Pengolahan Arus Dokumen) dengan berkas SPT Tahunan. LPAD yang dicetak petugas TPT adalah halaman kontrol langkah pengolahan SPT. Halaman ini mudah terlepas karena hanya disatukan dengan stapler . Beberapa LPAD memiliki tulisan tidak jelas karena masalah tinta ataupun penempatan kertas yang tidak lurus dengan mesin pencetak. Proses error juga sering terjadi karena overload data dan koneksi LAN ( Local Area Network ) antar pengguna yang memang sering bermasalah.

SPT selanjutnya dilimpahkan ke bagian PDI untuk dilakukan perekaman ke dalam sistem SIDJP. Kondisi ideal dalam proses perekaman SPT Tahunan adalah ketersediaan petugas untuk melaksanakan kegiatan perekaman SPT Tahunan dan SPT selanjutnya dilimpahkan ke bagian PDI untuk dilakukan perekaman ke dalam sistem SIDJP. Kondisi ideal dalam proses perekaman SPT Tahunan adalah ketersediaan petugas untuk melaksanakan kegiatan perekaman SPT Tahunan dan

KPP Pratama Ponorogo yang sedang dalam masa transisi perubahan sistem dari SIPMOD menuju penggunaan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) mengalami proses adaptasi yang kompleks. Penggunaan aplikasi SIDJP diharapkan mampu mempermudah proses bisnis di KPP Pratama termasuk dalam perekaman SPT. Namun pada kenyataan, penggunaan aplikasi perekaman SPT SIDJP di seksi PDI masih memberikan banyak kendala, seperti seringnya aplikasi SIDJP error dan cara input data yang rumit dibandingkan dengan SIPMOD, sehingga menghambat proses perekaman SPT Tahunan. Permasalahan dan kendala yang ditemukan pada proses migrasi SIPMOD menuju SIDJP, adalah sebagai berikut:

1) Kendala proses perekaman SPT Tahunan terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Pada perekaman SPT Tahunan 1770SS, nama dan NPWP Wajib Pajak yang muncul pada saat proses “validasi” dan “simpan”, seringkali berbeda dengan

Nama dan NPWP Wajib Pajak yang SPT-nya sedang direkam saat itu. Akibatnya SPT WP tersebut tidak dapat dilanjutkan ke pros es “validasi” dan “simpan.” Setelah itu, jika dilihat pada menu monitoring, SPT Tahunan tersebut dinyatakan “SPT Tahunan OP SS belum selesai direkam,” meskipun pada kenyataannya SPT telah melalui proses perekaman.

b) Untuk perekaman SPT Tahunan 1770, proses “simpan” lampiran I selalu gagal dan mengakibatkan munculnya pesan error , sehingga sampai saat ini belum dapat dilakukan perekaman SPT Tahunan 1770 di KPP Pratama Ponorogo.

2) Proses perekaman SPT Tahunan di SIDJP yang kurang user friendly , apabila dibandingkan dengan SIPMOD seperti yang tercantum dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Perbandingan Penggunaan SIPMOD dan SIDJP

No Uraian

SIDJP 1 Perekaman

SIPMOD

Kolom kosong yang harus diisi Kolom tahun telah ada default tahun pajak

angka tahun pajak bisa tahun pajak 2009. Apabila akan dilakukan dengan keyboard mengganti, harus memindahan cursor dengan mouse

2 Monitoring Langsung dapat diidentifikasi Identifikasi unbalance oleh Kasi SPT unbalance penyebab unbalance oleh PDI, dan sering muncul error

dalam proses identifikasinya 3 Upload

perekam/ OC/ kasi PDI

data Tidak ada Ada pemberitahuan SPT belum perekaman

upload, namun aplikasi tidak SPT

memberikan akses untuk tindakan atas SPT tersebut

4 Jumlah SPT Data tersaji real time Data tidak real time terekam 5 Account User Pegawai dari seksi lain dapat Pegawai seksi lain tidak dapat untuk

membantu proses percepatan membantu proses percepatan percepatan

SPT karena perekaman

perekaman SPT dengan diberi perekaman

wewenang perekaman SPT di kewenangan akses SIDJP harus SPT

sesuai data kepegawaian SIKKA 6 Salah rekam

SIPMOD oleh OC

OC

dapat

langsung Dilaporkan

ke

memperbaikinya saat itu juga

lasis.online@pajak.go.id, jangka waktu penyelesaian tidak pasti.

Sumber: Berita Acara Pendampingan Migrasi SIDJP

3) Data AR tiap Wajib Pajak yang terdapat di dalam SIDJP KPP Pratama Ponorogo masih belum sesuai dengan data yang telah dikirimkan KPP Pratama Ponorogo kepada Tim Migrasi pada saat back up data untuk migrasi. Penggunaan sumber daya out sourcing yang membantu proses perekaman, jelas

melanggar peraturan meskipun dengan alasan percepatan perekaman. Hal ini beresiko tinggi, mengingat informasi Wajib Pajak seharusnya menjadi rahasia instansi sesuai Undang-Undang. Username dan password dari pegawai aktif bisa dimanfaatkan pihak-pihak bertanggungjawab untuk mengakses informasi-informasi lain yang seharusnya hanya diakses oleh pegawai resmi kantor pajak.

c. Penyelesaian SPT Tahunan PPh Lebih atau Kurang bayar SPT yang kurang lengkap atau bermasalah dilimpahkan kepada Account

Representative s dan Fungsional Pemeriksa untuk diteliti dan diklarifikasi kepada Wajib Pajak lebih lanjut. Jumlah Account Representative s yang sangat terbatas memaksa Fungsional Pemeriksa untuk juga diberdayakan sebagai peneliti. Hal ini tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di mana Fungsional Pemeriksa seharusnya hanya melakukan pemeriksa lanjutan dari SPT Lebih Bayar atau SPT Rugi setelah diteliti Account Representative s. Aktivitas seperti ini mengakibatkan potensi penyimpangan, seperti manipulasi kesalahan Wajib Pajak yang berhubungan dengan pemeriksa, pembetulan kesalahan untuk menghindari pekerjaan berat setelah penelitian, dan sebagainya.

Kendala dalam proses penelitian di antaranya adalah penggunaan aplikasi SIDJP. Aplikasi yang relatif baru ini menghambat Account Representative s untuk segera melakukan penelitian dan tindak lanjut. Account Representative s perlu melakukan Kendala dalam proses penelitian di antaranya adalah penggunaan aplikasi SIDJP. Aplikasi yang relatif baru ini menghambat Account Representative s untuk segera melakukan penelitian dan tindak lanjut. Account Representative s perlu melakukan

Account Representative s menerbitkan Surat Himbauan jika pada proses penelitian, ditemukan kesalahan matematis SPT Wajib Pajak. Kebiasaan di KPP Pratama Ponorogo yang tidak menghimbau kesalahan Wajib Pajak kecil merupakan suatu hal yang seharusnya tidak terjadi. Meskipun jumlah nominal kesalahan tidak signifikan, namun toleransi kesalahan akan mengakibatkan kebiasaan yang buruk dalam melaporkan pajak di tahun-tahun berikutnya. Potensi pajak sekecil apapun harus dimanfaatkan secara maksimal dengan mengacu sepenuhnya kepada peraturan.

Jumlah SPT Tahunan PPh Lebih Bayar di KPP Pratama Ponorogo sangat kecil. Salah satu alasan Wajib Pajak cenderung membuat SPT Tahunan PPh nya menjadi Nihil adalah untuk menghindari pemeriksaan, sebab bila perhitungan Wajib Pajak salah akan terancam sanksi. Proses pemeriksaan yang memerlukan waktu lama karena keterbatasan akses profil Wajib Pajak juga patut dibenahi. Diperlukan sistem yang ideal dan sederhana, agar Wajib Pajak tidak cenderung memanipulasi bahkan berlaku tidak jujur dalam melaporkan keadaan keuangannya .

Adapun masalah seperti Fungsional Pemeriksa yang mengusulkan Wajib Pajak bermasalah juga tidak seharusnya terjadi. Alasan untuk membantu Account Representative s atau mempercepat proses pemeriksaan, tidak dapat dibenarkan sesuai peraturan. Bagaimanapun, dalam sebuah organisasi telah dibagi fungsi dan deskripsi kerja masing-masing bagian. Fungsional Pemeriksa bisa bertindak setelah mendapat limpahan SPT Lebih Bayar, permohonan restitusi, dan SPT perusahaan rugi.