Penelitian Terdahulu

E. Penelitian Terdahulu

Dwijosusilo (2010) mengungkap kan bahwa masih ada kesenjanga n yang d ilaku kan pemerintah dalam melaku kan pelayanan publik u ntuk kaum difabel. Padahal kaum difabel mempu nyai hak yang sama u ntuk mend apatkan pelayanan publik. Dalam asas pela yanan publik ju ga sangat jelas dipaparkan tentang adan ya kead ilan dalam memberikan pela yanan. Oleh karena itu perlu dilaku kan adanya u paya pemaksimalan aksesibilitas pelayanan publik bagi penyandang disab ilitas. Upaya tersebut antara lain menghapus sega la bentuk diskriminasi terhadap para penyandang cacat baik yang ada d alam peraturan atau p ersyaratan maupun dalam perilaku birokrat, m engubah persep si aparat pelayanan publik bahwa p elayanan publik tidak hanya untuk orang-orang Dwijosusilo (2010) mengungkap kan bahwa masih ada kesenjanga n yang d ilaku kan pemerintah dalam melaku kan pelayanan publik u ntuk kaum difabel. Padahal kaum difabel mempu nyai hak yang sama u ntuk mend apatkan pelayanan publik. Dalam asas pela yanan publik ju ga sangat jelas dipaparkan tentang adan ya kead ilan dalam memberikan pela yanan. Oleh karena itu perlu dilaku kan adanya u paya pemaksimalan aksesibilitas pelayanan publik bagi penyandang disab ilitas. Upaya tersebut antara lain menghapus sega la bentuk diskriminasi terhadap para penyandang cacat baik yang ada d alam peraturan atau p ersyaratan maupun dalam perilaku birokrat, m engubah persep si aparat pelayanan publik bahwa p elayanan publik tidak hanya untuk orang-orang

Penelitian lain (Firdau s dan Iswah yudi,2010) menyeb utkan bahwa aksesibilitas bagi pen yand ang disabilitas sangatlah terbatas. Aksesibilitas yang merupakan aspek penting bagi penyandang disabilitas. Akan tetapi aksesibilitas bagi penyandang disabilitas bukan ha nya soal sarana fisik, penyandang disabilitas memerlukan penerimaan dari masyarakat sekitar agar penyandang disabilitas tersebut dapat membaur dan menjadi satu dengan masyarakat lainnya. Secara bersama-sama, p emerintah dan masyarakat harus bisa menggeser paradigma atau cara p andang terhad ap kaum difabel. M ereka samam seperti manusia yang memb utu hkan aksesibilitas dalam berbagai bidang kehid up an.

Dalam penelitiannya, M ulyad i (2012) tidak secara spesifik dan khusu s membahas tentang aksesib ilitas p enyandang d isabilitas. Tetapi dalam penelitiannya Mulyadi mebahas tentang imlpementasi pendidikan inklusi untuk mewu judkan pendidikan bagi semua warga negara tanp a terkecuali. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Permendiknas No . 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif, serta sejalan dengan d eklarasi yang

Educa tion . Hasil penelitian tersebut mengemukakan b ahwa implementasi pendidikan inklusi masih terkendala peran ma syarakat yang masih sangat kurang, pemahaman a ntar implementor relatif belu m sama, d an masih sangat terbatasnya sarana dan prasarana penduku ng. Implementasi secara teknis juga masih memerlukan pendampingan dan koord inasi yang sinergi dengan seluruh sta keholders untu k meminimalisir rasa “berju ang sendiri” dan mempertahankan serta meningkatkan ko mitmen yang sudah dimiliki.

Berbeda dengan tiga penelitian terdahulu yang sudah diseb utkan di atas, penelitian ini memfo kuskan pada akses pen yand ang d isabilitas dalam pelayanan publik bidang pendid ikan dan ketenagakerjaan. Peneliti mencob a mengetahui aksesibilitas penyandang disabilitas dalam pelayanan publik bidang pendidikan dan ketenagakerjaan ke dalam tiga dimensi yang telah disebutkan dan tanggapan penyandang d isabilitas tentang pelayanan publik pada bidang tersebut.