Pemerintah Kabupaten Ngawi
BA B 1 . PEND A HULUA N
Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Ngawi Tahun Anggaran 2011
I ‐35
2. Sektor
Pertambangan dan Penggalian
Kegiatan pertambangan dan penggalian
mencakup penggalian, pengeboran, penyaringan
dan pengambilan pemanfaatan segala macam
benda non biologis seperti barang tambang,
mineral dan barang galian yang tersedia di alam.
Sektor ini dibagi ke dalam 2 subsektor yaitu
subsektor penggalian
dan subsektor
pertambangan. Di Kabupaten Ngawi belum ada
kegiatan di subsektor pertambangan, sehingga
pada sektor ini hanya disumbang oleh subsektor
penggalian. Nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi,
sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan dihitung dengan cara revaluasi. Data
yang diperlukan untuk penghitungan subsektor
penggalian diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum
PU Bina Marga, Cipta Karya dan Kebersihan,
Perusahaan swasta yang bergerak dalam kegiatan
Pemerintah Kabupaten Ngawi
BA B 1 . PEND A HULUA N
Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Ngawi Tahun Anggaran 2011
I ‐36
penggalian, Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah dan Kantor
Lingkungan Hidup, Dinas PU Pengairan dan
Pertambangan. Rasio produksi ikutan dan
sampingan, rasio biaya pengangkutan, margin
perdagangan dan rasio biaya antara diperoleh
dari survei khusus oleh BPS Kabupaten Ngawi.
3. Sektor
Industri Pengolahan
Kegiatan industri adalah kegiatan untuk
mengubah bentuk baik secara mekanis maupun
kimiawi dari bahan organik atau anorganik
menjadi produk baru yang lebih tinggi mutunya.
Dalam penghitungannya sektor ini terdiri dari
duasubsektor yaitu: subsektor industri besar
sedang dan subsektor industri kecil kerajinan
rumah tangga.
Pengelompokan tersebut
berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dilibatkan,
dimana industri besar sedang adalah industri
dengan jumlah tenaga kerja 20 atau lebih,
Pemerintah Kabupaten Ngawi
BA B 1 . PEND A HULUA N
Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Ngawi Tahun Anggaran 2011
I ‐37
sedangkan industri kecil kerajinan rumahtangga
adalah industri dengan jumlah tenaga kerja
kurang dari 20 orang. Untuk kelompok industri
besar dan sedang ruang lingkup dan metode
penghitungan nilai tambah atas dasar harga
berlaku berdasarkan hasil survei industri tahunan
BPS Kabupaten Ngawi, sedangkan penghitungan
nilai tambah atas dasar harga konstan melalui
cara deflasi dengan Indeks Harga Perdagangan
Besar masing
‐masing kelompok
industri digunakan
sebagai deflator. Untuk output dan nilai
tambah subsektor industri kecil kerajinan rumah
tangga diperoleh dengan pendekatan produksi.
Bila dalam penghitungan industri pengolahan
dipisahkan antara industri besar sedang
dan industri
kecil kerajinan
rumahtangga, dalam publikasinya sektor ini
disajikan menurut Klasifikasi Lapangan Usaha
Pemerintah Kabupaten Ngawi
BA B 1 . PEND A HULUA N
Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Ngawi Tahun Anggaran 2011
I ‐38
Indonesia KLUI dua digit yang terdiri dari 9
subsektor yaitu:
1. Industri
makanan, minuman dan tembakau, 2.
Tekstil, barang dari kulit dan alas kaki,
3. Barang
dari kayu dan hasil hutan lainnya, 4.
Kertas dan barang cetakan,
5. Pupuk,
barang kimia dan barang dari karet plastik,
6. Semen
dan barang galian bukan logam, 7.
Logam dasar besi dan baja,
8. Alat
angkutan, mesin dan peralatannya, 9.
Barang lainnya.
Data yang diperlukan untuk penghitungan
subsektor penggalian diperoleh dari Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Survei
Industri Besar dan Sedang dan Survei Industri
Kecil dan Kerajinan Rumahtangga oleh BPS
Kabupaten Ngawi. Rasio produksi ikutan dan
sampingan, rasio biaya pengangkutan, margin
Pemerintah Kabupaten Ngawi
BA B 1 . PEND A HULUA N
Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Ngawi Tahun Anggaran 2011
I ‐39
perdagangan dan rasio biaya antara diperoleh
dari survei khusus pendapatan regional SKPR
oleh BPS Kabupaten Ngawi.
4. Sektor