ANALISIS KUALITAS DAN EFEKTIVITAS E-GOVERNMENT SEBAGAI MEDIA PELAYANAN PUBLIK DI PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015

(1)

SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS DAN EFEKTIVITAS E-GOVERNMENT SEBAGAI MEDIA PELAYANAN PUBLIK DI PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA TAHUN 2015

Oleh:

Nama :Wisnu Hardono No. Mhs :(20120520143)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS DAN EFEKTIVITAS E-GOVERNMENT SEBAGAI MEDIA PELAYANAN PUBLIK DI PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA TAHUN 2015

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Nama :Wisnu Hardono No. Mhs :(20120520143)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii PERNYATAAN KEASLIAN

Nama : Wisnu Hardono Nim : 20120520143

Jurusan : Ilmu Pemerintahan Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya ini yang berjudul “Analisis Kualitas dan Efektivitas E-goverment Sebagai Media Pelayanan Publik di Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015” benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Dan bukan merupakan hasil plagiasi tulisan atau pikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 10 Desember 2016


(4)

iii KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas segala rahmat serta karunia yang telah dicurahkan oleh Allah SWT tuhan seru sekalian alam, yang mana atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis akhirnya mampu menyusun skripsi yang penulis beri judul “Analisis Kualitas dan Efektivitas E-goverment Sebagai Media Pelayanan Publik di Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian shalawat salam mari kita sanjung sajikan keharibaan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan, sehingga kita semua dapat mencicipi indahnya menuntut ilmu.


(5)

iv SINOPSIS

Perkembangan teknologi dan informasi mempengaruhi aspek luas dalam kehidupan sosial, termasuk dalam sistem pemerintahan. Lahirnya sistem e-goverment dalam pemerintahan juga dilandasi oleh perkembangan teknologi yang pesat. Daerah Istimewa Yogyakarta mengadopsi sistem tersebut dengan tujuan memangkas birokrasi dan memberikan transparansi kepada masyarakat. Pemerintah Indonesia juga mendukung sistem e-goverment dengan mengeluarkan Instruksi Presiden Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi Nasional pengembangan E-Goverment.

Untuk mengetahui kualitas dan efektivitas pelayanan e-goverment, penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Bertujuan untuk mendapatkan data secara akurat dari pemerintah dan masyarakat. Dengan menjelaskan keadaan Dishbkominfo yang didapatkan melalui penelitian secara langsung melalui wawancara, data yang diperoleh menentukan kinerja pemerintah dalam e-goverment.

Hasil penelitian yang didapat dari instansi berkait juga dari masyarakat membuktikan kinerja pemerintah dalam bidang e-goverment menunjukan data yang beragam. Selain itu penulis juga melakukan kajian terhadap inovasi-inovasi yang dilakukan pemerintah selama e-goverment terbentuk. Semua kinerja pemerintah dapat dilihat dari kualitas website yang ditampilkan, dan efektivitas target dari pemerintah. Pada efektivitas masih banyak hal yang perlu diperbaiki oleh pemerintah guna semakin memperbaiki sistem birokrasi yang sudah dibentuk.

Dari hasil penelitian dan olah data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerjan Dishubkominfo dalam bidang e-goverment sudah cukup berkualitas dinilai dari kesiapan website. Namun hal berbeda jika dinilai dari sisi efektivitas belum mampu dipenuhi. Kedua unsur diatas seharusnya dapat dipenuhi oleh pemerintah dengan kinerja yang serius dalam menghadirkan pelayanan dan informasi. Untuk kedepanya saran dariuntuk Dishubkominfo mampu membenahi kekurangan yang terdapat dalam website e-goverment ataupun menyusun ulang strategi guna memenuhi target untuk mencapai nilai efektivitas suatu pelayanan publik. Dengan melakukan peninjauan ulang dari website pemerintahan DIY diharapkan dapat dilakukan perbaikan dan peningkatan kinerja dalam e-goverment khususnya pada kualitas dan efektivitas pelayanan website.


(6)

v

HALAMAN MOTTO

“if you woke up without a goal, go back to sleep” -9gag.com-

“so when you lose your way to Allah, you should turn as He promise He will always be there…” –Maher Zain; Always Be There-

“To be yourself in a world that is constantly trying to make you something else is the greatest accomplishment” –Ralph Waldo Emerson-

“to become truly great, one has to stand with people, not above them” –Charles de Montesquieu-

“Orang yang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah” –HR. Bukhari dan Muslim-


(7)

vi HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua, Ririn Purwatiningsih, dan Agus Riyanto sebagai kakak kandung yang selalu mendoakan serta memberikan dukungan selama penulis menempuh pendidikan pada jenjang strata 1 (S-1).

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang ada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan di UMY tercinta dengan mendapatkan banyak sekali ilmu yang bermanfaat. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak:

1. Bapak Awang Darumurti, S.IP, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukanya yang padat untuk

memberikan masukan dan arahanya dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Drs. Juhari Sasmita Aji, M.Si, selaku dosen penguji I yang telah menguji dan memberi masukan yang membangun untuk kemajuan penulis. 3. Ibu Dra. Atik Septi Winarsih, M.Si yang telah memberi masukan dalam

menyempuranakan sekripsi ini.

4. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan UMY, terimakasih atas ilmu berharga yang telah diberikan selama masa perkuliahan.

5. Teman-teman mahasiswa Ilmu Pemerintahan angkatan 2012. Semoga tali persaudaraan yang telah dibangun selama empat tahun terakhir ini tetap kokoh.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis selama menempuh pendidikan S-1, Triaturahman, Dian eko, Anwar Sadat, Uki, Indra, yang telah menemani selama 4 tahun. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan yang panjang dan banyak membantu dalam berbagai kondisi.


(8)

vii Untuk teman-teman kontrakan dan mantan kost Bagiyo, Iman, Riko,rama, Azar, Ivan, dan lain-lain penulis ucapkan terima kasih. Untuk teman-teman KKN 56 yang telah memberikan banyak pelajaran dan pengalaman sosial yang menjadikan saya dapat menempuh skripsi ini dengan lebih baik, saya mengucapkan terimakasih.


(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

SINOPSIS ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Kerangka Dasar Teori ... 11

1. Kualitas ... 12

2. Efektivitas ... 19

3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Efektivitas ... 22

4. E-Goverment ... 24

5. Pelayanan Publik dan Jenis Pelayanan e-goverment ... 28

F. Definisi Konsepsional ... 32

G. Definisi Operasional ... 33

H. Metode Penelitian ... 35

1. Jenis Penelitian ... 35

2. Unit Analisa ... 36

3. Jenis Data ... 36


(10)

ix

5. Teknik Analisis Data ... 38

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 40

A. Profil Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta ... 40

1. Profil dan Sejarah Singkat ... 40

2. Lambang Daerah dan Artinya ... 46

3. Nilai Budaya dan Batas Wilayah ... 48

B. Profil Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta ... 49

1. Tingkat Pendidikan Penduduk ... 49

2. Tingkat Pengetahuan Penduduk Terhadap IT ... 51

C. Profil Dishubkominfo Daerah Istimewa Yogyakarta ... 52

1. Struktur Organisasi ... 52

2. Tugas dan Fungsi... 54

D. Profil Website Pemda Daerah Istimewa Yogyalarta ... 56

1. Sejarah Berdirinya ... 56

2. Gambaran Umum Website ... 58

BAB III ANALISIS KUALITAS DAN EFEKTIVITAS E-GOVERMENT SEBAGAI MEDIA PELAYANAN PUBLIK DI PEMERINTAH DIY ... 62

A. Kualitas dan Efektivitas Website Pemda DIY ... 62

1. Kualitas ... 62

a. Selayang Pandang ... 62

b. Pemerintah Daerah ... 68

c. Geografi ... 74

d. Peta Wilayah dan Sumberdaya ... 78

e. Peraturan atau Kebijakan Daerah ... 83

f. Berita ... 86

2. Efektivitas ... 93

a. Audience ... 93

b. Content ... 100

c. Interactivity ... 103

d. Usability ... 109


(11)

x

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Efektivitas ... 124

1. Dukungan Dari Pemerintah ... 124

2. Sumber Daya Keuangan yang Melimpah ... 126

3. Ketersediaan Sumber Daya Manusia (Pegawai) ... 131

4. Perubahan Paradigma dan Perencanaan yang Matang ... 136

5. Dukungan Dari Masyarakat ... 141

C. Pelayanan Publik Pada E-goverment ... 144

1. Publikasi ... 144

2. Interaksi ... 147

3. Transaksi ... 153

BAB IV PENUTUP ... 157

A. Kesimpulan ... 157

B. Saran ... 165

DAFTAR PUSTAKA ... 167

LAMPIRAN ... 170


(12)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Profile Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta ... 40

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk 10th Keatas Berdasarakan Pendidikan ... 50

Tabel 2.3 Rincian Menu Pilihan Pada Website Pemerintah DIY ... 60

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk DIY ... 71

Tabel 3.2 Kualitas Website Pemdah DIY ... 91

Tabel 3.3 Efektivitas Website Pemerintah DIY ... 122

Tabel 3.4 Formulir DPA-SKPD Dishubkominfo DIY ... 127

Tabel 3.5 Pengalokasian Dana Bidang Komunikasi Informasi ... 129


(13)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 GSA Federal Technology Service ... 28

Gambar 2.1 Lambang Pemda DIY ... 46

Gambar 2.2 struktur Dishubkominfo ... 54

Gambar 3.1 Selayang Pandang Website DIY ... 66

Gambar 3.2 Selayang Pandang Pemda Bandung ... 66

Gambar 3.3 Diagram Penyebaran Penduduk DIY ... 71

Gambar 3.4 IPM Yogyakarta dan Nasional ... 72

Gambar 3.5 Tampilan Menu Geografi Website DIY ... 76

Gambar 3.6 Tampilan Menu Geografi Kota Bandung ... 77

Gambar 3.7 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ... 79

Gambar 3.8 Contoh Peta Wilayah dan Sumber Daya DKI Jakarta ... 82

Gambar 3.9 Tampilan Berita Pada Website Pemda DIY ... 89

Gambar 3.10 Tampilan Berita Pada Website DKI Jakarta ... 90

Gambar 3.11 Tampilan Empat Halaman Pilihan DIY ... 97

Gambar 3.12 Halaman Menu Website Pemda DKI Jakarta ... 99

Gambar 3.13 Pengukuran Kecepatan Website DIY ... 113

Gambar 3.14 Grafik Pengunjung DIY ... 116

Gambar 3.15 Peningkatan Pengunjung DIY ... 117 Gambar 3.16 Contoh Tampilan Berita Website DIY


(14)

(15)

Abstrak

Perkembangan teknologi dan informasi mempengaruhi aspek luas dalam kehidupan sosial, termasuk dalam sistem pemerintahan. Lahirnya sistem e-goverment dalam pemerintahan juga dilandasi oleh perkembangan teknologi yang pesat. Daerah Istimewa Yogyakarta mengadopsi sistem tersebut dengan tujuan memangkas birokrasi dan memberikan transparansi kepada masyarakat. Pemerintah Indonesia juga mendukung sistem e-goverment dengan mengeluarkan Instruksi Presiden Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi Nasional pengembangan E-Goverment.

Untuk mengetahui kualitas dan efektivitas pelayanan e-goverment, penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Bertujuan untuk mendapatkan data secara akurat dari pemerintah dan masyarakat. Dengan menjelaskan keadaan Dishbkominfo yang didapatkan melalui penelitian secara langsung melalui wawancara, data yang diperoleh menentukan kinerja pemerintah dalam e-goverment.

Hasil penelitian yang didapat dari instansi berkait juga dari masyarakat membuktikan kinerja pemerintah dalam bidang e-goverment menunjukan data yang beragam. Selain itu penulis juga melakukan kajian terhadap inovasi-inovasi yang dilakukan pemerintah selama e-goverment terbentuk. Semua kinerja pemerintah dapat dilihat dari kualitas website yang ditampilkan, dan efektivitas target dari pemerintah. Pada efektivitas masih banyak hal yang perlu diperbaiki oleh pemerintah guna semakin memperbaiki sistem birokrasi yang sudah dibentuk.

Dari hasil penelitian dan olah data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerjan Dishubkominfo dalam bidang e-goverment sudah cukup berkualitas dinilai dari kesiapan website. Namun hal berbeda jika dinilai dari sisi efektivitas belum mampu dipenuhi. Kedua unsur diatas seharusnya dapat dipenuhi oleh pemerintah dengan kinerja yang serius dalam menghadirkan pelayanan dan informasi. Untuk kedepanya saran dariuntuk Dishubkominfo mampu membenahi kekurangan yang terdapat dalam website e-goverment ataupun menyusun ulang strategi guna memenuhi target untuk mencapai nilai efektivitas suatu pelayanan publik. Dengan melakukan peninjauan ulang dari website pemerintahan DIY diharapkan dapat dilakukan perbaikan dan peningkatan kinerja dalam e-goverment khususnya pada kualitas dan efektivitas pelayanan website.


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dasar dari pelaksanaan e-goverment adalah instruksi presiden No.3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi Nasional pengembangan e-goverment, yang berawal dari pertimbangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Pengaplikasian sistem e-goverment diharapkan mampu untuk mengupgrade sistem Pemerintahan berjalan menuju ke arah yang semakin efisien, efektif, transparan, dan akuntabilitas.

Sedangkan pengertian e-goverment menurut Kementrian Kominfo yaitu sebagai aplikasi teknologi informasi yang berbasis internet dan perangkat digital lainya yang dikelola oleh Pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari Pemerintah kepada masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha, dan lembaga-lembaga lainya secara Online (Prihanto, 2012). Dan pada dasarnya e-goverment adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem Pemerintahan secara lebih efisien.

Saat ini telah banyak instansi Pemerintahan pusat dan Pemerintahan Daerah otonom, termasuk Daerah Istimewa Yogjakarta yang berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs Web. Akan tetapi pada pengaplikasian dalam


(17)

2 bentuk yang sebenarnya mengalami beberapa faktor penghambat, baik intern atau exstern.

Adapun tujuan penerapan sistem e-goverment itu untuk membentuk jaringan dan transaksi layanan publik yang tidak di batasi sekat waktu dan lokasi, serta dengan biaya yang terjangkau masyarakat. Oleh karena itu e-goverment merupakan satu mekanisme interaksi baru (modern) yang dirasa mampu mempermudah sistem birokrasi dalam lingkup satu Daerah. Dengan pengaplikasian e-goverment diharapkan mempermudah akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan dan interaksi dengan Pemerintah, bahkan 24 jam.

Pemerintah juga akan semakin mudah dalam mendapatkan tanggapan-tanggapan atau masukan (feed back) dari masyarakat untuk semakin memperbaiki pelayanan terhadap pengguna jasa Pemerintah. Memberikan transparansi yang dapat masyarakat nilai tentang kinerja satu instansi Pemerintah untuk berbenah menuju ke arah good Corporate governance. Sehingga diharapkan tercipta sinergi antara Pemerintah dan masyarakat dalam pelayanan publik melalui e-goverment (Indrajit, 2006).

Penerapan sistem e-goverement juga sangat didukung oleh masyarakat yang telah mengenal teknologi dan informasi. Menurut data dari Kementrian Komunikasi dan Informatika menyatakan, hingga saat ini pengguna internet di Indonesia telah mencapai 82 juta orang. Dengan


(18)

3 capaian tersebut Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia. Jumlah ini meningkat duakalilipat dibandingkan pada tahun 2012. (Hasibuan, 2015)

Salah satu bentuk realisasi e-goverment dalam pelaksanaan sistem Pemerintahan yang dapat kita akses dan memberikan pelayanan berupa informasi serta pelayanan birokrasi untuk masyarakat oleh Pemerintah adalah adanya situs Web Pemerintah Daerah ( DIY). Dalam hal ini perlu adanya sosialisasi Pemerintah untuk memperkenalkan pelayanan Pemerintah melalui situs Web kepada masyarakat.

Untuk mencapai penyelenggaraan e-goverment yang matang dibutuhkan persiapan-persiapan juga sarana penunjang yang memadai serta SDM yang mampu mengelola dan mengaplikasikanya dalam sistem Pemerintahan. Adapun tahapan-tahapan persiapan dalam pelaksananya menurut Inpres No.3 Tahun 2003, meliputi:

- Tingkat persiapan, meliputi

 Pembuatan situs informasi di setiap lembaga  Penyiapan SDM

 Menyiapkan saran akses yang mudah (multipurpose Center, warnet)

 Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun publik


(19)

4 - Tingkat pematangan yang meliputi:

 Pembuatan situs interaksi publik yang informatif

 Pembuatan antarmuka keterhubungan antar lembaga lain - Tingkat pemantapan yang meliputi:

 Pembuatan situs transaksi pelayanan publik

 Pembuatan interopabilitas aplikasi ataupun data antar lembaga lain

- Tingkat pemanfaatan yang meliputi:

 Publish (komunikasi satu arah Pemerintah dengan masyarakat)

 Interact (komunikasi dua arah Pemerintah dengan masyarakat)

 Transaksi

Dengan adanya tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam upaya penyelenggaraan e-goverment yang baik dan benar diharapkan dapat memberikan pelayanan e-govement yang sesuai dengan tujuan dan aturan yang telah di tetapkan. Dan dari adanya tahapan-tahapan dari Pemerintah yang berjalan dengan baik, diharapkan terwujudnya Pemerintahan e-goverment yang berkualitas dan memiliki Efektivitas terhadap masyarakat dan Pemerintah.

Secara umum tujuan e-government adalah untuk meningkatkan hubungan pelayanan antara Pemerintah dengan berbagai stakeholders, seperti warga negara, swasta, wisatawan dan lembaga Pemerintah lainnya.


(20)

5 Secara global, e-government dikaitkan dengan upaya untuk memberi kesempatan untuk meningkatkan koneksivitas, ketersediaan dan model interaksi antara Pemerintah dan warga negara. Hal ini juga terkait dengan transformasi pelayanan Pemerintah saat ini terutama dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan proses dan mengotomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh pegawai Pemerintah (Musa, 2010). Tentu saja dalam prakteknya pengembangan Pemerintah berbasis e-goverment perlu adanya strategi-strategi Pemerintah Daerah dalam merealisasikanya. DIY mulai melakukan masa transisi dari Sistem Pemerintahan lama menuju ke sistem e-goverment sejak tahun 2002 sampai saat ini. Dengan harapan dapat melakukan pemangkasan birokrasi secara efektif dan efisien serta transparan. Dalam kurun waktu tiga belas tahun, bagaimana perjalanan Pemerintah dalam menyiapkan Pemerintahan yang berdasar e-goverment, hai ini tentu saja menjadi pertanyaan mendasar dalam studi kasus kali ini.

Berlandaskan Inpres No.3 tahun 2003 tentang “Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-goverment” dari penyesuaian Inpres di atas Pemerintah provinsi Yogyakarta memiliki visi dalam mewujudkan e-goverment, yaitu “Terwujud dan mantabnya e-goverment di DIY sebagai sarana pendukung mantabnya Pemerintah Daerah yang katalistik dan terwujudnya masyarakat yang kompetitif dan mandiri” (J.Surat Djumadal, 2005).


(21)

6 Visi di atas memiliki tiga aspek, pertama, good governance, dalam arti dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas Pemerintah provinsi. Kedua, publik Service, diharapkan dapat melayani kebutuhan masyarakat dalam hal informasi, komunikasi, transaksi, serta meningkatkan daya saing masyarakat. Ketiga, Economic Development, diharapkan dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang kompetitif dan kemudian mandiri (Anonim, 2004).

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, telah dirumuskan misi pengembangan e-goverment yang mencangkup enam hal yang meliputi: (1) mengembangkan infrastruktur dan akses jaringan komunikasi data yang memadai, (2) mengembangan kemampuan SDM untuk menjalankan e-goverment, (3) mengembangkan perangkat-perangkat lunak yang diperlukan (website, Depp dll.), (4) mengembangkan organisasi dan tata kerja yang mendukung e-goverment di DIY, (5) membuat aturan perundang-undangan yang diperlukan untuk mendukung e-goverment di DIY, dan (6) mengembangkan dan mengkoordinasikan layanan informasi yang diwadahi dalam e-goverment guna mendukung terwujudnya masyarakat yang kompetitif (Achmad Djunaedi, 2004).

Untuk mewujudkan sebagaimana telah disampaikan dalam visi, melaksanakan misi dan dengan mempertimbangkan beberapa faktor terkait. Menurut Heeks (2001, 17-19) di antaranya sebagai berikut:

Pertama, pembangunan infrastruktur dan jaringan komunikasi data yang memadai. Strategi ini dijalankan dengan dua program utama, yaitu: (1)


(22)

7 pengadaan sarana-prasarana pengembangan infrastruktur akses komunikasi data yang handal, dan (2) pemberdayaan sumber daya dan atau kerja sama dengan swasta atau masyarakat dalam penyediaan akses komunikasi data yang mudah, nyaman, dan biaya terjangkau.

Strategi kedua, berupa pembangunan SDM untuk mengelola e-goverment. Tiga program utama diluncurkan untuk mendukung strategi ini, yaitu: (1) pelatihan SDM dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang pengoperasian e-goverment, (2) pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan profesionalitas tenaga fungsional teknologi informasi dan komunikasi, dan (3) pemberian kepastian karier dan kesejahteraan yang memadai sebagai bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Strategi ketiga, pengembangan perangkat-perangkat lunak yang diperlukan. Dari strategi di atas Pemerintah DIY mengefektifitaskan dengan beberapa sub program: (1) pemanfaatan dan pemantapan ordinasi antar instansi dan internal instansi dalam pembuatan perangkat lunak pendukung e-goverment.

Strategi ke-empat yang di tempuh setelah pengembangan perangkat lunak penunjang e-goverment, Pemerintah DIY menyadari akan pentingnya pembangunan basis data (databases) dan basis pengetahuan (knowledge Basse). Selayaknya sebuah organisasi, setelah terbentuk perangkat lunak penunjang e-goverment, dan databases yang memadai, langkah berikutnya adalah dengan pengembangan organisasi dan tata kerja yang mendukung


(23)

e-8 goverment. Setelah terbentuk sebuah Pemerintahan yang mempunyai kapabilitas dalam menjalankan Pemerintahan yang bersifat e-goverment, tentu saja dibutuhkan suatu peraturan atau sebuah tata tertib dalam mengatur pelaksanaan e-goverment.

Tentu saja semua setelah terbentuk dan mulai berjalanya satu Pemerintah e-goverment, Pemerintah DIY memiliki kewajiban dalam merawat dan menjaga perangkat lunak ataupun perangkat keras yang menunjang dalam penyelenggaraan pemeritahan e-goverment di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan dengan berjalanya langkah awal di era e-goverment, perlu adanya pengembangan dan koordinasi layanan informasi yang mendukung terwujudnya masyarakat yang kompetitif dan mampu bersaing, serta Pemerintahan yang baik.

Strategi pengembangan e-goverment ini disusun dengan menggunakan pendekatan perencanaan strategis menurut Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian diharapkan terdapat perubahan kondisi yang signifikan, baik dalam lingkungan internal maupun eksternal yang menuntut perubahan strategi dan program (Mahmudi, 2005).

Dengan perencanaan serta strategi yang telah di susun dengan baik di atas, diharapkan tercapainya e-goverment yang berkualitas serta memiliki tingkat efektivitas yang sesuai di targetkan dari perencanaan. Akan tetapi belum dapat di katakan memiliki sebuah kualitas yang baik apabila penerapan e-goverment hanya di tinjau dari salah satu aspek saja, melainkan harus diukur melalui instansi tersebut dan masyarakat.


(24)

9 Setelah kita mengetahui seberapa tinggi tanggapan pengguna e-goverment tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah terhadap masyarakat, tentu saja poin penting selain kualitas adalah efektivitas dari penerapan e-goverment itu sendiri. Karena hanya melalui kualitas saja tanpa adanya efektivitas yang efisien maka belum dapat di katakan berhasil dalam pengadopsian sistem e-goverment.

Dengan adanya pengaplikasian e-goverment di DIY diharapkan mampu memangkas berbagai aspek birokrasi yang dulunya dirasakan sulit oleh masyarakat menjadi mudah dan jelas untuk di laksanakan. Seperti yang kita ketahui, pada tahun 2005 Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatkan penghargaan warta ekonomi The 4th e-goverment award (anonimous, 2005). Akan tetapi sudah sepuluh tahun sejak penghargaan itu diberikan di DIY. Sesuai dengan strategi yang di terapkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, apakah sampai sejauh ini Pemerintah masih dapat menjaga dan semakin meningkatkan kualitas pelayanan dalam e-goverment, hal ini yang menjadi permasalahan yang perlu untuk dibuktikan.

Akan menjadi sebuah nilai positif bagi satu Daerah jika mampu menjalankan Pemerintahan e-goverment secara baik secara continue dan memiliki nilai secara khusus di masyarakat. Di tengah-tengah terpuruknya Pemda lain dalam menjalankan e-goverment, di harapkan Daerah Istimewa Yogyakarta mampu memberikan contoh positif, oleh karena itu permasalahan ini akan di kaji secara terperinci dalam karya tulis ilmiah ini.


(25)

10 B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat ditarik permasalahan yang ada dalam pelaksanaan e-goverment di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai landasan dalam penyusunan skripsi ini dan dasar dari tujuan penelitian. Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari latar belakang masalah di atas antara lain:

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas dan efektivitas pelayanan e-goverment di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015?

2. Bagaimana kualitas dan efektivitas pelayanan e-govermen di Daerah Istimewa Yogyakarta melalui website resmi dan jalanya pelayanan publik melalui e-Goverment pada tahun 2015? C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dan efektivitas penerapan sistem Pemerintahan e-goverment di Daerah Istimewa Yogyakarta, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang mampu di berikan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui sistem e-goverment yang sudah lebih dari sepuluh tahun di aplikasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pihak-pihak lainya. 2. Untuk mengetahui dan memahami efektivitas pelayanan Pemerintah DIY kepada masyarakat dalam e-goverment. Serta dampak dari penerapan sistem e-goverment


(26)

11 D. Manfaat Penelitian

Kemudian adapun manfaat yang diharapkan dapat didapat melalui penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat ini untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang pendidikan khususnya tentang kualitas dan efektivitas e-goverment, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis

- Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam memberikan masukan bagi Pemerintah.

- Bagi Pemerintah, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mengkaji ulang, pelayanan yang diberikan.

- Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan sarana dalam pembelajaran.

E. Kerangka Dasar Teori

Kerangka dasar teori adalah teori-teori yang digunakan dalam melakukan satu penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan menjadi jelas, sistematis dan ilmiah. Dalam penelitian (skripsi) ini penulis memaparkan definisi lain dari teori para ahli disertai pula dari definisi kualitas, efektivitas, e-goverment,, dan pelayanan publik.

Kerangka dasar teori ini digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan aspek-aspek di atas yang digunakan sebagai standar dari penulisan penelitian ini.


(27)

12 Adapun definisi teori menurut F.M Kerlinger, merupakan kumpulan konsep, definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi antar variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004).

1. Kualitas

Kata “Kualitas” mengandung banyak pengertian, menurut Kamus Bahasa Indonesia, kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau taraf mutu. Pengertian kualitas menurut Fandy Tjiptono (1995:24) adalah, kesesuaian dengan persyaratan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat (Hardiyansyah, 2011).

Pada dasarnya pengertian-pengertian di atas dapat diterima. Yang menjadi pertanyaan adalah ciri-ciri atau atribut-atribut apakah yang ikut menentukan kualitas pelayanan. Menurut Tjiptono (1995:25) antara lain adalah: ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. Kemudahan mendapatkan pelayanan. Kenyamanan dalam mendapatkan pelayanan. Dan atribut pendukung pelayanan. Apabila pelayanan e-govermen juga memenuhi atribut-atribut yang disebutkan di atas dapat di katakan memiliki kualitas pelayanan publik yang baik.


(28)

13 Dapat disimpulkan kualitas dalam definisi ini adalah satu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparatur dalam pelayanan e-goverment melalui website, perlu ada kriteria yang menunjukan apakah satu pelayanan (e-goverment) yang diberikan dapat di katakan baik atau buruk, berkualitas atau tidak. Berkenaan dengan itu Zeithaml mengemukakan teorinya tentang SERVQUAL.

SERVQUAL merupakan satu metode yang diturunkan secara empiris yang dapat digunakan oleh organisasi pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Metode ini meliputi pengembangan pemahaman mengenai kebutuhan layanan yang dirasakan oleh pelanggan. Ini diukur dari presepsi kualitas pelayanan bagi organisasi yang bersangkutan, kemudian dibandingkan dengan sebuah organisasi yang “sangat/lebih baik”. Analisis kesenjangan yang dihasilkan kemudian dapat digunakan sebagai panduan untuk peningkatan kualitas pelayanan (Hardiyansyah, 2011).

Jadi mengutip pemaparan dari buku Hardiyansyah tahun 2011, menurut Zeithaml teori Service Quality merupakan teori yang membandingkan sebuah institusi dengan isntitusi lainya yang memiliki kinerja lebih baik guna mengatahui kualitas dari institusi yang dibandingkan. Dengantujuan untuk memperbaiki kualitas pelayanan.


(29)

14 Dengan menggunakan teori di atas, penelitian ini diharapkan mampu mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan e-goverment di Daerah Istimewa Yogyakarta melalui situs website yang di kelola oleh DISHUBKOMINFO. Apabila telah memenuhi standar kualitas di atas maka Pemerintah perlu adanya upaya untuk mempertahankan dan jika sebaliknya maka akan di ketahui panduan untuk meningkatkan kualitas pelayanan e-goverment.

Menurut Zeithaml teori SERVQUAL memiliki lima dimensi, yaitu: 1. tangible (terlihat/terjamah), terdiri atas fasilitas fisik, peralatan,

personil, dan komunikasi.

2. realibility (kehandalan), terdiri dari unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat.

3. responsiveness (tanggap), kemampuan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

4. Assurances (kepastian) pengetahuan,pengalaman karyawan dan kemampuan mereka untuk menyampaikan rasa percaya dan percaya diri.

5. Empati, perasaan simpati karyawan terhadap pelanggan.

Jika kita telaah lebih dalam teori yang dikemukakan oleh Zeithaml lebih condong karah penilaian kualitas yang berfokus pada Sumber Daya Manusia (SDM). Sedangkan teori yang memberikan penilaian standar kualitas pada bentuk realisasi e-goverment, yaitu berupa situs website,


(30)

15 adalah menurut DEPKOMINFO, harus mempunyai isi minimal pada setiap website sebagai berikut:

1. Selayang Pandang, menjelaskan secara singkat tentang keberadaan Pemerintah Daerah bersangkutan (sejarah, moto Daerah, lambang dan arti lambang, lokasi dalam bentuk peta, visi dan misi).

2. Pemerintah Daerah, menjelaskan struktur organisasi yang ada di Daerah bersangkutan (DISHUBKOMINFO DIY)

3. Geografi, menjelaskan antara lain tentang, topografi, demografi, cuaca, dan iklim, sosial, dan ekonomi.

4. Peta wilayah dan sumber daya, menyajikan batas administrasi wilayah, dan juga sumber daya yang dimiliki oleh Daerah bersangkutan dalam bentuk peta sumber daya.

5. Peraturan atau kebijakan Daerah, menjelaskan Perda yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersangkutan

6. Buku tamu dan berita, tempat untuk menerima masukan dari pengguna situs Web Pemerintah Daerah bersangkutan.

Adapun dasar untuk menilai satu kualitas pelayanan selalu berubah dan berbeda. Apa yang dianggap sebagai satu pelayanan yang berkualitas saat ini tidak mustahil dianggap sebagai satu yang tidak berkualitas pada saat yang lain. Oleh karenanya kesepakatan terhadap kualitas sangat sulit di sepakati.


(31)

16 Berdasarkan uraian di atas maka kualitas dampar diberi pengertian sebagai totalitas dari karakteristik satu produk (e-goverment) yang menunjang kemampuan dalam memenuhi kebutuhan (Hardiyansyah,2011). Kualitas sering sekali diartikan dengan segala sesuatu yang memuaskan pelanggan atau sesuai persyaratan atau kebutuhan.

Menurut instruksi presiden nomor 1 Tahun 1995 tentang perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan dinyatakan bahwa hakikat pelayanan umum adalah:

1. Meningkatkan mutu produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi Pemerintah di bidang umum

2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehingga pelayanan umum dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan memiliki kualitas.

3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Oleh karena itu dalam, pelayanan e-goverment harus mengandung unsur-unsur yang memenuhi kualitas standar pelayanan minimum. Agar terwujudnya kualitas yang baik maka di perlukan unsur- sebagai berikut dalam pelayanan publik. Di antaranya:

Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun pelayanan umum harus jelas dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak. Hal ini bertujuan


(32)

17 agar meningkatkan kesadaran dari hak dan kewajiban masing-masing yang dapat meningkatkan kualitas satu pelayanan.

Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum (e-goverment) harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang teguh pada efisiensi dan efektivitas.

Kualitas, proses dari hasil pelayanan umum harus diupayakan agar dapat memberi keamanan, kenyamanan, kepastian, hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. Apabila pelayanan e-govermen di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki unsur-unsur di atas maka kemungkinan pelayanan itu memiliki kualitas sangat memungkinkan.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan berbagai manfaat, di antaranya hubungan antar pelanggan dengan pemberi pelayanan menjadi harmonis, sehingga memberikan dasar yang baik bagi terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk satu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi pihak Pemerintah.

Untuk mengetahui kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan e-goverment dapat dilakukan melalui survei pelanggan yang didasarkan pada dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang berkaitan erat dengan kebutuhan pelanggan. Dari survei yang dilakukan akan di ketahui tentang kualitas pelayanan publik yang di terapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta apakah telah memiliki standar pelayanan publik


(33)

18 Standar pelayanan publik dalam fokus e-goverment menurut keputusan entri PAN nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, sekurang-kurangnya meliputi :

- Prosedur pelayanan - Waktu penyelesaian - Produk pelayanan - Sarana dan prasarana

- Kompetensi petugas pelayanan

Dari unsur-unsur standar pelayanan di atas jika kita lihat dari fenomena yang terjadi tentang pelayanan e-goverment, Daerah Istimewa Yogyakarta telah memenuhi persyaratan prosedur pelayanan, produk pelayanan, sarana dan prasarana. Dari unsur ketiga tersebut dapat di katakan telah terpenuhi. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan dari standar pelayanan yang di rasakan oleh masyarakat, apakah waktu penyelesaian pelayanan sesuai dengan yang di janjikan? Serta kompeni petugas pelayanan memiliki profesionalitas yang baik? Hal tersebut tentu saja perlu dilakukan survei terhadap pengguna jasa untuk mengetahui kualitas pelayanan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan adanya pelayanan e-goverment yang memiliki kualitas yang baik di harapkan akan semakin meningkatkan kualitas Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta serta memberikan pelayanan yang prima terhadap masyarakat, agar terciptanya sinergi yang baik antara masyarakat dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena itu kualitas


(34)

19 pelayanan publik memiliki peranan yang sangat vital dalam proses pembangunan Daerah dan menjadi jembatan antara masyarakat dan Pemerintahan.

2. Efektivitas

Pemerintahan yang memiliki kualitas baik belum cukup apabila tidak memiliki efektivitas yang menunjang tersampaikanya tujuan dari Pemerintahan itu sendiri. Sedangkan arti dari efektivitas, berasal dari kata “efektif” yang berarti tercapainya satu tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya yang berjudul “manajemen kinerja sektor publik” mendefinisikan efektivitas sebagai berikut “ efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi output dengan tujuan, semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan” (Mahmudi, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa efektivitas mempunya hubungan timbal balik antara output dengan tujuan.

Pandangan yang sama menurut Peter F. Drucker yang dikutip oleh H.A.S Moenir dalam bukunya manajemen umum di Indonesia yang mendefinisikan efektivitas sebagai berikut; “effectivennes, on The other hand, is The ability to choose appropiate objective. An effective manager is one who select The Rights thinks to gaet One” (Moenir, 2006). (efektivitas, pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih saran hasil yang sesuai. Seorang manajer yang efektif adalah orang yang memiliki kebenaran untuk melaksanakan.


(35)

20 Dari respektif pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa pengertian efektivitas merupakan resepsi yang dimensional, atau fleksibel menurut keadaan tertentu. Akan tetapi dari perbedaan pengertian yang berbeda terdapat pengertian lahir yang sama, yaitu selalu mengarah ke pencapaian tujuan.

Setelah menelaah definisi dari efektivitas, sekarang permasalahan yang dihadapi adalah bagai mana langkah yang perlu di tempuh dalam tujuan untuk mewujudkan efektivitas di dalam pelayanan e-goverment dalam realisasi sebuah website Pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari penelitian yang dilakukan oleh congressional Management Foundation yang melibatkan stempel 605 website Pemerintahan di Amerika, menyimpulkan ada beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan oleh pembuat website Pemerintahan agar teknologi tersebut memenuhi fungsi dari e-goverment. Dari hasil kajian di atas setidaknya ada lima faktor yang menjadi dasar dari pembuatan website e-goverment, di antaranya yaitu:

1. Audience.

Website pada dasarnya adalah alat untuk berkomunikasi antara penyedia layanan website dan pengguna (user) yang memiliki kepentingan-kepentingan tersendiri. Komunikasi dapat terjadi secara efektif jika Pemerintah dapat mendefinisikan secara jelas siapa target dalam website tersebut. Sehingga isi website benar-benar dapat di terima dan bermanfaat sesuai


(36)

21 jangkauan target Pemerintah. Akan tetapi pada kenyataanya banyak Pemerintah yang gagal dalam menentukan target sasaran dari website tersebut.

2. Content.

merupakan isi dari website itu sendiri, baik berupa informasi ataupun pelayanan dari e-goverment. Jelas dalam hal ini Pemerintah harus membangun content yang sesuai dengan target awal bagi masyarakat ataupun stakeholder, dengan harapan dapat membantu memenuhi kebutuhan user demi menciptakan pelayanan publik yang prima. Dalam rangka mencapai visi dan misi dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Interactivity.

Yang dimaksut dari interactivity di sini yaitu adanya proses interaksi dua arah antara Pemerintah pengelola website dan masyarakat pengakses website tersebut. Seperti pemerintah menyediakan fasilitas berupa, contact Center, Electronic email, chats room, Online survey dari pengelola website tersebut. 4. Usability.

Yaitu kemudahan website untuk “diakses”, “digunakan”, oleh user yang belum tentu semua user memiliki pengetahuan IT yang sama dan memadai. Atau secara singkat website tersebut memiliki akses yang user friendly.


(37)

22 5. Innovation.

Untuk tetap menarik atau mempertahankan user dalam menggunakan jasa dari website tersebut perlu adanya pembaharuan dan ide-ide kreatif yang dapat membuat konten dari sebuah website selalu terlihat menarik.

Dari unsur-unsur di atas apabila Pemerintah dapat melakukan dan mewujudkan ke dalam sistem Pemerintahan e-goverment melalui situs website, maka terciptanya pelayanan website yang prima akan sangat mungkin terjadi di DIY. Yang bertujuan terciptanya sinergi antara pihak Pemerintah dengan swasta maupun masyarakat pada umumnya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Efektivitas

Mengukur kualitas dan efektivitas sebuah instansi guna menentukan kinerja suatu lembaga merupakan tujuan dari penelitian ini. Kualitas dari sebuah pelayanan akan memberikan dampak bagi tercapainya target pemerintah sehingga dapat dikatakan efektitif atau tidaknya sebuah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.

Menurut Prof. Richardus Eko Indrajit untuk menentukan faktor apa saja yang menjadi pengaruh dalam kinerja pengukuran kualitas dan efektifitas dalam pelayanan e-goverment cenderung bersifat dinamis. Namun dalam bukunya yang berjudul “Konsep Pelayanan Publik Berbasis Internet dan Teknologi Informasi”, menyebutkan ada beberapa indikator yang dapat digunakakan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi kualitas dan efektivitas pelayanan e-goverment, diantaranya adalah :


(38)

23 1. Dukungan Dari Pemerintah

Merupakan landasan utama untuk terbentuknya suatu pelayanan baru dari pemerintah. Hal ini menjadi landasan ide pemerintah dalam menyusun sistem pelayanan yang baru. 2. Sumber Daya Keuangan yang Melimpah

Tercapainya gagasan pemerintah tidak lepas dari adanya sumber dana yang mencukupi untuk merealisasikan program pemerintah.

3. Ketersediaan SDM (Pegawai)

Sumber daya pegawai yang handal menjadi penentu sukses atau tidaknya program e-goverment. Oleh karenya pemerintah harus dapat menjaring sumber pegawai yang memiliki etos kerja baik.

4. Perubahan Paradigma dan Perencanaan yang Matang

berkembangnya teknologi dan informasi dari tahun ke tahun membawa dampat perubahan pola pikir masyarakat terhadap suatu obyek padang. pemerintah menggabungkan sistem pelayanan goverment centrick dengan citizen centrik.

5. Dukungan Dari Masyarakat

Terselenggaranya program e-goverment dari pemerintah tidak akan sukses tanpa adanya niatan atau dukungan dari masyarakat terhadap e-goverment, dan mau untuk ikut mengembangan sistem yang berlaku.


(39)

24 4. e-Goverment

Mendefinisikan e-goverment itu sendiri banyak pengertian menurut para ahli itu sendiri. Sedangkan menurut Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan e-goverment sebagai beriku; “E-government Refers to The Use By government agencies of information Technologies (suck us wide area Networks, The internets, and Mobile computing) That have The ability to transfrom relation with citizens, businesses, and other arm of governmet”. ( E-goverment megacu pada penggunaan teknologi informasi oleh instansi Pemerintah (seperti wide area Networks, internet, dan Mobile Computer) yang memiliki kemampuan untuk mengubah hubungan antar masyarakat, bisnis, dan bagian lain dari Pemerintahan (Indrajit, Electronic Government Konsep Pelayanan Publik Berbasis Internet dan Teknologi Informasi, 2006).

Di sisi lain UNDP (United Nation Development Programme) dalam satu kesempatan mendefinisikan dengan lebih sederhana yaitu; e-government is The application of information and communicat-ion Technology (ICT) By government agencies. (e-goverment adalah penerapan dari teknologi informasi komunikasi oleh Pemerintah).

Dari definisi-definisi di atas pada intinya ada dua aspek pokok dalam e-goverment yaitu pemanfaatan teknologi informasi dan tujuan dari pemanfaatan itu sendiri. Sehingga dengan pengaplikasian sistem e-goverment diharapkan sistem Pemerintahan semakin efisien.


(40)

25 Pada tahun 2002 Pacific Council International Policy (PCIP) menerbitkan sebuah publikasi menarik yang berjudul “Roadmap for E -government in The Developing World”, yang bertujuan untuk membantu negara-negara dalam menyusun strategi penerapan dan pengembangan e-goverment-nya (Indrajit, Electronoc Government in Action Strategi Implementasi di Berbagai Negara, 2007).

Konsep e-goverment bukanlah satu inisiatif yang mudah dan murah. Sebelum memutuskan untuk mengalokasikan sejumlah sumber daya yang sangat besar. Sejumlah negara memutuskan untuk mengadopsi sistem e-goverment dikarenakan beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut;

- meningkatkan kualitas pelayanan Pemerintah kepada masyarakat dan komunitas negara lainya.

- Memperbaiki proses transparansi dan akuntabilitas di kalangan penyelengara Pemerintahan.

- Mereduksi biaya transaksi, komunikasi, dan interaksi yang terjadi di dalam proses Pemerintahan.

- Menciptakan masyarakat berbasis komunikasi informasi yang lebih berkualitas.

Dari alasan di atas tujuan e-goverment secara esensial adalah untuk memenuhi beragam kebutuhan dari masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

Pada pelaksanaan e-govermen yang berbasis teknologi informasi komunikasi dan transaksi antara masyarakat dan Pemerintah yang dilakukan


(41)

26 melalui internet. Artinya, pelayanan dan informasi yang dapat masyarakat dapat sangat cepat, tanpa hambatan waktu dan jarak. E-goverment dan model yang diterapkan di berbagai negara asing menggunakan empat tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, berupa penampilan situs website yang berisi informasi dasar dan umum yang dibutuhkan masyarakat

2. Setelah tahap di atas, terjadi adanya interaksi, melalui fasilitas download ataupun content yang ditampilkan semakin spesifik dan beragam, sehingga terjadi kontak antara user dan pihak website melalui email.

3. Tahapan berikutnya yaitu transaksi, penerapan aplikasi atau formula mulai di lakukan secara Online.

4. Dan transformasi, berupa pelayanan yang reintegrasi, antara masyarakat dan stakeholder yang berkepentingan.

Menurut Inpres No.3 Tahun 2003, realisasi dari aplikasi e-goverment biasanya berupa situs website Pemerintah Daerah. Situs e-goverment merupakan salah satu strategi Daerah dalam melakukan pengembangan pelayanan Daerah dan juga sebagai sarana untuk melakukan promosi dari potensi Daerah tersebut. Sehingga pengembangan situs website harus dilakukan dengan terstruktur dan melalui tahapan-tahapan yang benar.


(42)

27 Dari pengaplikasian e-govermen di atas, dapat diketahui bahwa pengembangan situs website e-goverment di Indonesia melalui empat tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, merupakan tahapan persiapan pembuatan situs website pada setiap lembaga di Daerah tersebut sebagai sarana media komunikasi dan informasi, dan sosialisasi untuk internal maupun eksternal.

2. Tahapan kedua masih berlanjut dari tahap pertama, yaitu pematangan dan pembuatan antar muka situs yang mudah di akses oleh user serta bersifat interaktif.

3. Pada tahapan ini mulai melakukan persiapan transaksi melalui website dan pengumpulan data antar lembaga lain.

4. Tahapan ke empat adalah tahapan pemanfaatan pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat goverment to goverment (G2G), goverment to bussines (G2B), dan goverment to consumers (G2C).

Adapun tipe relasi goverment ada empat. Yaitu pelayanan dari Pemerintahan ke Pemerintahan, pelayanan dari Pemerintah ke masyarakat, dan pelayanan dari perintah ke bisnis (stakeholder).


(43)

28 Gambar 1.1 GSA Technologi jens Hubungan e-Goverment

SUMBER: GSA Federal Technology Service.

5. Pelayanan Publik dan Jenis Pelayanan e-goverment

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki tiga arti yaitu, perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan, kemudahan yang diberikan dengan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Sedangkan menurut keputusan entri pendayagunaan aparatur Negara nomor 63 tahun 2003, definisi dari pelayanan publik adalah, segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintahan di pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Hardiyansyah, 2011).


(44)

29 Dan menurut undang-undang Nomor 25 Tahun 2009, Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelengaraan pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen, yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

Menurut departemen dalam Negeri (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,2004) bahwa; “pelayanan publik adalah pelayanan umum,”dan definisi “pelayanan publik adalah satu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk baik barang maupun jasa.”

Sementara menurut David Mc Kevitt (1998), dalam bukunya yang berjudul Managing Core Public Services, membahas secara spesifik mengenai inti pelayanan publik yang menjadi tugas Pemerintah Daerah, yang menyatakan bahwa “ core public Services My be defined as those Services which are important for The Protection and promotion of citizen Well-being, but are in areas where The Market is incapable of reaching bor even approaching a sosially optimal State; Health, Education, welfare, and


(45)

30 security provide The most obvious Best know example (Hardiyansyah, 2011).

Dengan demikian, pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian (melayani) keperluan orang atau masyarakat dan atau pihak yang berkepentingan yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan melalui peraturan-peraturan Pemerintah. Pada prinsipnya setiap pelayanan publik ini, senantiasa harus selalu di tingkatkan atau mengalami update sesuai dengan keinginan klien atau masyarakat pengguna jasa.

Pelayanan publik oleh birokrasi publik adalah merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi negara. Pelayanan publik oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat dari satu negara. Dalam kondisi demikian seiring terjadinya pemahaman teknologi dan informasi komunikasi yang semakin umum, maka sudah sewajarnya Pemerintah melakukan pembaharian pelayanan publik melalui adanya pembenahan sistem lewat e-goverment.

Oleh karena adanya e-goverment, Pemerintah harus mampu untuk melakukan inovasi-inovasi yang dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik dan akses informasi yang semakin mudah dan selalu terbaharui.

Dengan adanya inovasi yang dilakukan pihak Pemerintah diharapkan terwujudnya kesinergian antara Pemerintah dan masyarakat serta stakeholder yang memiliki kepentingan. Sehingga terwujud


(46)

31 masyarakat yang berbasis mandiri dan memiliki wawasan secara luas. Untuk mewujudkan tujuan di atas perlu adanya jenis pelayanan Pemerintah melalui e-goverment. Sesuai dengan yang kita ketahui ada beberapa jenis-jenis pelayanan e-goverment, di antaranya yaitu sebagai berikut;

1. Publikasi.

Pada kelas publikasi, menurut Indrajit (2006, h.30) merupakan jenis yang paling mudah untuk dilakukan karena Pemerintah hanya mempublikasikan segala jenis informasi maupun data yang bisa diakses oleh masyarakat secara umum, secara bebas dan langsung. Pada website Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan lengkapnya data publikasi yang dapat di akses masyarakat, sehingga terwujud transparansi.

2. Interaksi.

Tahapan ini diharapkan pengelola situs website menyediakan layanan yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara pengakses dan Pemerintah. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Indrajit (2006, h.31) bahwa interaksi tersebut merupakan bentuk interaksi antara Pemerintah dengan masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan lainya dengan menggunakan layanan yang ada di situs website tersebut yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Hal di atas juga sesuai dengan Inpres No.3 Tahun 2003.


(47)

32 3. Transaksi.

Yang terjadi pada kelas ini adalah interaksi dua arah pada kelas interaksi, hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lainya (tidak gratis, masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah atau mitra kerja lainya). Aplikasi ini jauh lebih rumit dari kedua kelas di atas, karena harus ada sistem keamanan yang baik agar perpindahan uang dapat dilakukan secara aman dan hak-hak privasi sebagai pihak yang bertransaksi terlindung dengan baik (Indrajit, 2006, h.32). Dari jenis pelayanan yang dapat dilakukan Pemerintah di atas bertujuan untuk membangun Daerah menuju karah yang lebih baik melalui e-goverment. Selain hal itu, juga diharapkan memiliki kontribusi dalam pembangunan sistem kenegaraan yang prima. Oleh karena itu kesiapan kedua belah pihak dalam menerima pembaharuan dalam bidang pelayanan publik sangatlah vital.

F. Definisi Konsepsional

1. Kualitas adalah merupakan satu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan awal dari keempat hal di atas.

2. Efektivitas adalah adalah presepsi yang dimensional, atau fleksibel menurut keadaan tertentu. Akan tetapi efektivitas selalu mengacu dalam


(48)

33 hal yang sama pada intinya yaitu selalu mengarah kepada pencapaian tujuan dari satu rumusan.

3. E-Goverment adalah adalah proses pemanfaatan teknologi informasi komunikasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem Pemerintahan secara lebih efektif dan efisien.

4. Pelayanan Publik adalah proses pemberian (melayani) keperluan orang atau masyarakat dan atau pihak-pihak yang berkepentingan yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan melalui perundang-undangan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009.

G. Definisi Operasional

Hal-hal yang menjadi indikator dasar dari penelitian ini meliputi beberapa aspek yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan Kualitas dari e-goverment menurut DEPKOMINFO dengan menggunakan teori dari Zeithaml yang diaplikasikan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, di antaranya adalah:

1. Selayang pandang 2. Pemerintah Daerah 3. Geografi

4. Peta wilayah dan sumber daya 5. Peraturan atau kebijakan Daerah 6. Buku tamu dan berita


(49)

34 Kemudian yang menjadi indikator dari efektivitas-nya pelayanan e-govermnet yang di terapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta menurut hasil penelitian yang dilakukan Congressional Management Foundation antara lain adalah:

1. Audience 2. Content 3. Interactivity 4. Usability 5. Innovation

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan efektivitas menurut Prof. Richardus Eko Indrajid dalam bukunya yang berjudul Konsep Pelayanan Publik Berbasis Internet dan Teknologi Informasi, adalah sebagai berikut :

1. Dukungan dari masyarakat

2. Sumber daya keuangan yang melimpah 3. Ketersediaan SDM (Pegawai)

4. Perubahan paradigma dan perencanaan yang matang 5. Dukungan dari masyarakat

Adapun pelayanan publik pelayanan publik yang ada dalam sistem e-goverment pada DIY adalah sebagai berikut :

1. Publikasi 2. Interaksi 3. Transaksi


(50)

35 Dari unsur-unsur indikator di atas diharapkan penelitian dapat menyajikan paparan data yang akurat tentang pelaksanaan pelayanan e-goverment di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga penelitian ini memiliki data yang dapat dipertanggung jawabkan dari sumber-sumber tepercaya.

H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, menutip dari Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D dalam bukunya yang berjudul “Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial”. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan atau melukiskan realitas sosial yang kompleks yang terjadi dan ada di masyarakat, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi bagian dari pelayanan e-goverment. Adanya Inpres No.3 Tahun 2003 yang mendasari tentang kebijakan dan strategi nasional dalam pengadopsian dan pengembangan sistem pelayanan berbasis e-goverment merupakan realitas sosial.

Penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan dan melukiskan bagaimana Daerah Istimewa Yogyakarta dalam usaha dan kinerja dalam menjalankan dan mensukseskan sistem pelayanan e-goverment di Pemerintahanya.


(51)

36 2. Unit Analisa

Sesuai dengan pelayanan e-goverment, pada pengaplikasianya berupa dalam situs website. Di Daerah Istimewa Yogyakarta pelayanan e-goverment di selenggarakan melalui situs website Daerah, oleh karena itu fokus utama penelitian ini adalah situs website Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang beralamatkan: www.jogjaprov.go.id.

Sesuai Inpres No.3 Tahun 2003, pengembangan e-goverment melalui situs website di lakukan oleh badan hukum atau pihak yang bertanggung jawab. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, pihak yang berwenang dan mengelola situs website tersebut adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (DISHUBKOMINFO).

Serta pihak selanjutnya yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah masyarakat sebagai pengguna jasa atau layanan dan menikmati manfaat dari keberadaan e-goverment sebagai salah satu pihak yang menjadi unit analisa dalam penelitian ini.

3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini diperoleh melalui dua Sauber, yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahan data-datanya, yaitu;

1. Data primer : instrumen pengumpulan data primer dilakukan melalui teknik observasi dan pengamatan langsung, dan juga dengan wawancara dengan narasumber yang bersangkutan dan berkepentingan.


(52)

37 2. Data sekunder : data ini dapat diperoleh melalui,

literatur-literatur, dokumen-dokumen, peraturan perundang-undangan, penelitian perorangan terdahulu yang relevan dengan objek penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan.

4. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi, pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian ini melalui buku, foto, internet, atau jurnal dan artikel yang menyangkut penelitian.

2. Wawancara, merupakan observasi secara langsung dengan individu yang bersangkutan dengan penelitian melalui tanya jawab dengan koresponden, dalam hal ini yaitu pegawai dari dishubkominfo dan masyarakat yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan tanya jawab wawancara bisa secara restruktur atau tidak restruktur. Berikut data wawancara dengan pengelola website, pegawai, dan masyarakat :

a. Adam, Y. 2016, juni 18. (W. Hardono, Interviewer)

b. Antono, B. 2016, juli 19. Ir., MSi. (w. Hardono, Interviewer)

c. Arzakiyah, N. 2016, juli 14.S.Si.,MT. (W. hardono, Interviewer)

d. Bp.Baryo. 2015, Juni 20. (W. Hardono, Interviewer)

e. Gilang, S. 2016, juli 21. S.T. (W. Hardono, Interviewer)

f. Gunawan. 2016, juli 07. (W. Hardono, Interviewer)


(53)

38 h. jatmiko, s. 2016, juli 21. masyarakat. (w. hardono, Interviewer)

i. setianto, N. 2016, juli 12. Bp. (W. hardono, Interviewer)

j. Subekti, W. 2016, Juli 24. Drs., M.Si. (W. Hardono, Interviewer)

k. Wahyudi, S. 2016, juni 23. S.Pd, M.Eng. (W. Hardono, Interviewer)

l. Zaenuri. 2016, juni 17. S.Kom. (w. hardono, Interviewer)

3. Pengamatan, penelitian yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung, dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. 5. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui bagaimana kualitas dan efektivitas website Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, peneliti akan melakukan observasi dengan cara observasi situs website resmi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara Online, untuk memahami bagaimana website tersebut dalam menyajikan macam-macam pelayanan yang ditawarkan.

Kemudian setelah melakukan observasi secara Online terhadap situs website resmi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, peneliti akan melakukan observasi kelapangan secara langsung, guna melakukan wawancara dengan pihak yang mengelola situs website tersebut, yaitu Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (DISHUBKOMINFO) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Langkah berikutnya setelah mendapatkan data primer dari wawancara dengan pihak Dishubkominfo, peneliti selanjutnya akan


(54)

39 mengolah data tersebut dengan mencocokan dan menganalisis dengan standar-standar variabel, yang telah di tetapkan dalam tulisan di atas.

Selanjutnya dari data di atas telah di dapatkan dan diolah menurut standar variabel, untuk menghindari nilai-nilai subjektivitas dari hasil analis, makan penulis akan melakukan wawancara dengan objek masyarakat yang menjadi pengguna jasa layanan e-govermentitu sendiri, yang minimal memahami tentang pelayanan dari situs e-goverment di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah

Sehingga dengan dipadukan antara data yang diperoleh dari tiga sumber yang berbeda antara website, pengelola website, dan masyarakat, penulis akan melakukan analisis secara mendalam sesuai dengan variabel yang telah ditetapkan. Sehingga diharapkan dari data-data yang telah terkumpul, dalam penelitian ini dapat mengetahui seberapa efektivitas dan kualitas pelayanan yang mampu dihadirkan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui inovasi-inovasi yang dilakukan dalam situs website e-goverment.

Penelitian ini berfokus pada efektivitas dan kualitas pelayanan e-goverment di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015. Yang sebelumnya Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengadopsi sistem e-goverment sejak tahun 2003, maka pada tahun sekarang, sudah sejauh mana tingkat efektivitas dan kualitas dari pelayanan tersebut.


(55)

40 BAB II

DESKRIPSI OBJEKTIF PENELITIAN

A. Profil Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tabel 2.1

Nama Resmi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ibu Kota Yogyakarta

Luas Wilayah 3.133,15 km² Jumlah Penduduk 3.542.078 jiwa

Suku Bangsa Jawa, Sunda Parahiyangan, Melayu,

Tionghoa, Batak (Tapanuli), Minang Kabau, Bali, Madura, dan lain-lain

Agama Islam: 3.084.990 jiwa, Kristen Protestan: 92.097 jiwa, Kristen Katholik: 162.806 jiwa, Budha: 5.387 jiwa, Hindu: 5.798 jiwa

Wilayah Administrasi Kab.: 4, Kota: 1, Kec.:78, Kel.:46, Desa: 392 Lagu Daerah Pitik Tukung, Sinom

Website http://www.jogjaprov.go.id

Sumber: Permendagri Nomor 39 Tahun 2015 1. Profil dan Sejarah Singkat

Daerah Istimewa Yogyakarta keberadaanya dalam konteks historis dimulai dari berdirinya sejarah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdasarkan perjanjian Giyanti 1755. Berawal dari sini muncul satu sistem pemerintahan yang teratur kemudian berkembang, hingga akhirnya sebagai


(56)

41 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang merupakan satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan pada tahun 1755oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Bowono I, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan pada tahun 1813 oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Bowono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I.

Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (Bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan Pabu Buwono II (Raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama Pasanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti Yogya yang Kerta, Yogya yang makmum, sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil dari nama (Ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam penggunaanya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja(karta) atau Ngayogyakarta dalam Bahasa Jawa.

Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta sudah memiliki tradisi pemerintahan karena Yogyakarta adalah Kasultanan, termasuk di dalamnya terdapat Kadipaten Pakualaman. Daerah yang mempunyai asal-usul dengan pemerintahanya sendiri, di jaman penjajahan Hindia Belanda disebut Zelfbesturende Landschappen. Di jaman kemerdekaan disebut Daerah Swapraja


(57)

42 Sejak berdirinya, baik Kasultanan maupun Kadipaten adalah pemerintahan kerajaan yang diakui kedaulatanya. Pada masa kolonial Belanda, pemerintah di Kasultanan Yogyakarta diatur kontrak politik yang dilakukan pada tahun 1877, 1921, dan 1940, antara Sultan dengan pemerintah kolonial Belanda. Hal ini menunjukan bahwa Keraton tidak tunduk begitu saja kepada Belanda. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman sebagai kerajaan yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahan sendiri. Kontrak politik terakhir Kasultanan Ngayogyakarta tercantum dalam Staatsblaad 1941 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Kadipaten Pakualaman Staatsblaad Nomor 577 (Anonimous, Sejarah Provinsi DI Yogyakarta, 2015).

Pada masa kependudukan Jepang, Yogyakarta diakui sebagai Daerah Istimewa atau Kooti dengan Koo sebagai kepalanya, yakni Sri Sultan Hamengku Bowono IX. Di bawah Kooti, secara struktural ada wilayah-wilayah pemerintahan tertentu dengan para pejabatnya.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Sri Sultan Hamengku Bowono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI bahwa Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah Kadipaten Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam


(58)

43 VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:

1. Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 19945 dari Presiden RI; 2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam

VIII tertanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah); 3. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam

VIII tertanggal 30 Oktober (dibuat dalam satu naskah).

Keunikan pengalaman Yogyakarta merupakan salah satu fakta yang menjadikanya sebagai Daerah Istimewa. Dalam proses perkembangan pemerintahanya, Yogyakarta berproses dari pemerintahan Feodal dan tradisional menjadi suatu pemerintah dengan struktur modern.

Dalam perkembangan dan dinamika negara bangsa terdapat keterkaitan yang erat antara Republik Indonesia dengan DIY. Entitas DIY mempunyai aspek politis-yuridis berkaitan dengan sejarah berdirinya yang merupakan wujud pengintegrasian diri dari sebuah kerajaan ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 3 tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan respons atas eksistensi DIY dan juga merupakan pengakuan kewenangan untuk menangani berbagai urusan dalam menjalankan pemerintahan serta urusan yang bersifat khusus. Undang-Undang ini telah diubah dan ditambah, terakhir kali dengan


(59)

44 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa DIY merupakan Daerah setingkat Provinsi dan meliputi Daerah bekas Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada setiap Undang-Undang yang mengatur Pemerintahan Daerah, dinyatakan Keistimewaan DIY tetap diakui.

Dalam rangka perubahan dan penyesuaian serta pengesahan Keistimewaan DIY pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY yang disahkan 31 Agustus Tahun 2012 dan diundangkan pada tanggal 3 September 2012.

Pengaturan keistimewaan DIY bertujuan untuk mewujudkan tata Pemerintahan yang baik dan demokratik, ketentraman dan kesejateraan masyarakat, menjamin ke-bhineka-tunggal-ika-an, dan melembagakan peran dan tanggung jawab kesultanan dan kadipaten dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan warisan budaya bangsa.

Pengaturan tersebut berdasarkan atas pengakuan atas hak asal-usul, kerakyatan, demokrasi, kebhineka-tunggal-ika-an efektivitas pemerintahan, kepentingan Nasional dan pendayagunaan kearifan lokal. Oleh karenanya dengan memperhatikan aspek historis, sosiologis, dan yuridis keistimewaan DIY diletakkan pada tingkatan pemerintahan Provinsi.


(60)

45 Sebagai ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, kota Yogyakarta kaya predikat, baik berasal dari sejarah atau potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata.

Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenaan dengan kota Yogyakarta dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan baik kerajaan Mataram (Islam), Kasultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman.

Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan peninggalan-peninggalan kebudayaan bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya,

Predikat kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di setiap jenjang pendidikan tersedia di provinsi ini, di Yogyakarta terdapat banyak Mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah Indonesia. Tidak berlebihan bila Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia.

Sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi provinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah


(61)

46 destinasi tujuan pariwisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis wisata dikembangkan di daerah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan yang terbaru wisata malam.

Di samping predikat-predikat di ada, sejarah dan status Yogyakarta merupakan hal menarik untuk disimak. Nama daerahnya menggunakan sebutan DIY sekaligus sebagai statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runtutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

2. Lambang Daerah dan Artinya

Gambar 2.1 Lambang Pemda DIY

Sumber : Jogjaprov.go.id

Lambang Daerah Istimewa Yogyakarta juga memiliki makna khusus dan arti bagi daerahnya, antara lain sebagai beriku;


(62)

47 1. Landasan idiil Pancasila, digambarkan dengan bintang emas bersegi lima (Ketuhanan Yang Maha Esa), tugu dan sayap menggambarkan (Kemanusiaan yang adil dan beradab), bulatan-bulatan berwarna merah dan utuh (Persatuan Indonesia), Mak, batu penyangga saka guru/tugu (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan), dan padi kapas (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia). 2. 17 bunga kapas, 8 daun kapan dan 45 butir padi adalah lambang

Proklamasi kemerdekaan Indonesia.

3. Bulatan (golong) dan tugu berbentuk silinder (giling) adalah lambang tata kehidupan gotong oyong.

4. Nilai-nilai kebudayaan, keagamaan dan pendidikan, digambarkan tugu. Bunga melati dan tugu yang mencapai bintang menggambarkan rasa sosial dengan pendidikan dan kebudayaan luhur serta ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Bunga melati yang sering digunakan dalam acara sakralmengandung nilai sendu, budaya dan religius.

5. Warna-warna merah putih yang dominan, serta tugu yang tegak adalah lambang semangat perjuangan dan kepahlawanan tatanan “mirong” pada hiasan saka guru sebagai hiasan spesifik Yogyakarta, adalah lambang semangat membangun.

6. Sejarah terbentuknya Daerah Istimewa Yogyakarta, dilukiskan dengan sayap mengembang berbulu sembilan (9) helai di bagian


(63)

48 luar dan delapan (8) helai di bagian dalam, menggambarkan peran Sri Sultan Hamengku Bowono IX dan Sri Paku Alam VIII, yang pada tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanatnya untuk menggabungkan Daerah Kasultanan Jogjakarta dan Kadipaten Pakualaman menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. 7. Warna hijau tua dan hijau muda adalah lambang keadaan alam

Daerah Istimewa Yogyakarta dilukiskan dengan karena ada bagian ngarai yang subur dan ada daerah perbukitan yang kering. 8. Candrasengkala / Suryasengkala terbaca dalam huruf Jawa adalah lambang rasa suka Ngesthi Praja / Yogyakarta terus mandiri, yang artinya dengan berjuang penuh rasa optimisme. 9. Tugu yang dilingkari dengan padi dan kapas adalah lambang

persatuan, adil dan makmur

10. Ukiran, Sungging dan Prada yang indah adalah lambang nilai-nilai peradaban yang luhur digambarkan secara menyeluruh berwujud (Anonimous, Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010)

3. Nilai Budaya dan Batas Wilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki nilai budaya adat yang sangat khas dan mencerminkan daerah Yogyakarta itu sendiri, diantaranya adalah Upacara Labuhan, biasanya dilakukan di daerah yang dianggap masyarakat memiliki nilai spiritual seperti Parang Tritis, Parang Kusumo, Gunung Merapi. Upacara Grebeg, upacara ini dilakukan pada


(64)

tanggal-49 tanggal tertentu, biasanya pada tanggal 1 Syawal (Grebeg Poso), 10 Besar (Grebeg Besar), 12 Rabbiulawal (Grebeg Mulud). Upacara samparan, biasanya dilakukan pada bulai Sapar di daerah Gamping. Dan upacara Metri Desa dilakukan asing-masing di setiap desa di Yogyakarta.

Batas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta arah timur adalah kabupaten Wonogiri, arah barat Kabupaten Purworejo, arah utara Provinsi Jawa Tengah, dan arah selatah Samudra Hindia. Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110o 24I 19II sampai 110o 28I 53II Bujur Timur dan 7o 15I 24II sampai 7o 49I 26II Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m di atas permukaan laut (Hartono, 2015).

B. Profil Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Tingkat Pendidikan Penduduk DIY

Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan oleh penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggaraan pendidikan yang semakin bermutu. Secara Nasional pendidikan diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.

Pada tahun 2014 untuk anak-anak usia 7-12 tahun sudah mencapai 100% dalam menempuh pendidikan dasar, menurut data BPS. Hal ini mengalami peningkatan dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Rasio murid terhadap guru pada sekolah tingkat dasar tahun 2014 sebesar 16,26 berarti secara rata-rata seorang guru akan membimbing 16 murid. Rasio


(1)

157

Daftar Pustaka

Sumber Buku

Hardiyansyah, 2011. Kualitas Pelayanan Publik (kosep,dimensi,indikator dan implementasinya). Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Indrajit, R. E, 2006. Electronic Government Konsep Pelayanan Publik Berbasis Internet dan

Teknologi Informasi. Jakarta: Aptikom.

Indrajit, R. E, 2007. Electronoc Government in Action Strategi Implementasi di Berbagai Negara. Jakarta: Aptikom.

Mahmudi, 2005. manajemen kinerja sektor publik. Yogyakarta: Perusahaan YKPN.

Moenir, H, 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Rakhmat, j, 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

DIY, D. 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Yogyakarta: Dishubkominfo DIY.

USDRP. 2010. Buku Panduan Pengembangan Situs Web Pemerintah Daerah Peserta USDRP (Urban Sector Developmen Reform Project). Jakarta Selatan: USDRP.

Yogyakarta, B. K. 2015. Kota Yogyakarta Dalam Angka 2015. Yogyakarta: BPS Kota Yogyakarta.

DIY, B. 2013. Jogja dalam angka. Yogyakarta: BPS.


(2)

158 Sumber Internet dan Jurnal

Prihanto, I. G. 2012. Analisis Implementasi E-goverment Pada Pemerintah Daerah Tingkat

Privinsi

http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_ansis/article/download/1772/1607

Musa, &. M. 2010. Memahami Arah Perkembangan E-goverment. Retrieved from http://www.ebook.com/jurnal-musa%&mundy/2010

anonimous. 2005. Kota Jogja Best of The Best of E-goverment. Yogyakarta. Retrieved from

http://www.jogjakota.go.id/news/kota-jogja-best-of-the-best-e-government

Anonimous. 2010. Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejarah DIY. Retrieved from http://www.jogjaprov.go.id/

Anonimous. 2015. Sejarah Provinsi DI Yogyakarta. Retrieved from

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/provinsi/detail/34/di-yogyakarta

Hari, R. P. 2015. Pengembangan E-goverment di DIY. Yogyakarta: LTMI Dishubkominfo DIy.

http://dislautkan.jogjaprov.go.id/web/detail/33/pengembangan_e-government_di_diy

Hartono, B. 2015. Provil Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas Wilayah. Retrieved from http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/bataswilayah.php?ia=34&is=35

Hurry. 2014, Oktober. Kampung Cyber Jogja di Kunjungi Mark Zuckeberg. Kampung Cyber

Jogja. Retrieved from http://www.indoberita.com/2014/10/4454/kampung-cyber-jogja-dikunjungi-mark-zuckerberg/


(3)

159 Anik. 2014, September 08. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

http://www.jogjaprov.go.id/pemerintahan/kalender-kegiatan/view/jumlah-penduduk

JOGJA-DPPKA. 2015, juni 11. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2015:

http://dppka.jogjaprov.go.id/ringkasan-dpa-skpd-tahun-2015.html

mrf. 2016, januari 14. DIY rencanakan bakal jadi provincy Cyber. Tribun Jogja:


(4)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 42 Tahun 2006

TENTANG

BLUEPRINT JOGJA CYBER PROVINCE PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan Electronic Government

untuk mewujudkan Jogja Cyber Province, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyusun Blueprint Jogja Cyber Province sebagai inisiatif yang dikembangkan guna mendorong pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang seluas-luasnya bagi masyarakat dan pemerintah dalam rangka meningkatkan interaksi satu dengan yang lainnya, dan selanjutnya diharapkan dapat berfungsi sebagai akselerator upaya peningkatan taraf hidup dan daya saing untuk mewujudkan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pusat pertumbuhan Jawa bagian selatan maupun sebagai Economic Hub bagi Provinsi lainnya di Indonesia;

b. bahwa untuk efektivitas implementasi Blueprint Jogja Cyber Province tersebut perlu dituangkan dalam dokumen legal sebagai produk hukum;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Blueprint Jogja Cyber Province Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 1959;

2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;


(5)

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang;

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

6. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia;

7. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Electronic Government;

8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

9. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 83 Tahun 2004 tentang Uraian Tugas dan Tatakerja Badan Informasi Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TENTANG BLUEPRINT JOGJA CYBER PROVINCE PEMERINTAH

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pasal 1

Jogja Cyber Province adalah model propinsi yang melakukan transformasi layanan yang berorientasi pelanggan (masyarakat) dengan berbasis pada bisnis proses, informasi, dan pengetahuan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai akselerator pembangunan wilayah propinsi yang berdaya saing, nyaman, mandiri, efisien, dan efektif.

Pasal 2

Blueprint Jogja Cyber Province Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

Pasal 3

Blueprint Jogja Cyber Province Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan dinamika pemerintahan dan masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


(6)

Pasal 4

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ditetapkan di Yogyakarta

pada tanggal 26 Desember 2006

GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd

HAMENGKU BUWONO X

Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 26 Desember 2006

SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ttd

TRI HARJUN ISMAJI NIP. 110 023 446

BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2006 NOMOR 41 SERI -