BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Laporan Keuangan
Menurut Harahap 2010:105, “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu
atau jangka waktu tertentu”. Defenisi laporan keuangan dalam SAK 2007 : 1 pasal 7 sebagai
berikut: Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan,
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu:
a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b.
Untuk memberikan informasi mengenai perubahan dalam aktiva netto aktiva dikurang kewajiban suatu perusahaan yang
timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. c.
Membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
Universitas Sumatera Utara
d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
e. Mengungkapkan informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang
dianut perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan
yang diperoleh dalam suatu periode. Menurut Kasmir 2009 : 7 terdapat beberapa macam laporan keuangan seperti:
a. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva harta, kewajiban utang, dan modal perusahaan ekuitas
perusahaan pada saat tertentu. b.
Laporan laba rugi Laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha dalam suatu
periode tertentu. Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah
perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.
c. Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga
menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal.
d. Laporan catatan atas laporan keuangan
Merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi
tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas penyebabnya.
e. Laporan kas
Merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan
atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Kinerja Keuangan
Informasi akuntansi yang tersaji di dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis
kinerjanya lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Model yang sering digunakan dalam melakukan
analisis kinerja keuangan adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Pada dasarnya rasio keuangan yang sering digunakan dibagi dalam
beberapa kelompok Harahap, 2010: 301 , yaitu: a.
Rasio likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber
yang ada.
d. Rasio leverage
Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset.
e. Rasio aktivitas
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian, dan kegiatan lainnya.
f. Rasio pertumbuhan
Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun.
g. Market Based Penilaian Pasar
Rasio ini menggambarkan situasi keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.
h. Rasio produktivitas
Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.
Universitas Sumatera Utara
3. Rasio yang Digunakan
a. Return On Investment ROI
Analisis Return On Investment sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment merupakan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
Berdasarkan defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari
operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.
Besarnya ROI dapat diketahui dengan mengalikan profit margin dengan total asset turnover.
ROI= Total Asset Turnover x Profit margin ROI =
x
b. Total Asset Turnover
Total asset turnover berarti mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan. Bertambah tinggi
perputaran total aktiva perusahaan maka bertambah efisien penggunaan total aktiva perusahaan tersebut. Rumus untuk
menghitung total asset turnover menurut Brigham dan Houston 2006 : 100 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Total asset turnover = Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara penjualan
bersih dengan total aktiva. Jika total asset turnover suatu perusahaan sebesar 2,5 berarti total aktiva perusahaan berputar 2,5
kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Hasil rasio ini dapat dipertinggi dengan meningkatkan
jumlah penjualan atau menurunkan jumlah aktiva. Menaikkan jumlah penjualan berarti memperbesar market share. Usaha-usaha
memperbesar market share berkaitan dengan perbaikan dan penyempurnaan dari marketing mix.
Menurunkan jumlah aktiva berarti menilai kembali seluruh aktiva perusahaan. Sebelum diambil keputusan untuk menjual
aktiva tersebut pimpinan perusahaan harus mempertimbangkan dengan seksama. Apabila ada peluang untuk memperluas penjualan
maka perusahaan akan memerlukan aktiva untuk mendukung perluasan penjualan tersebut.
Sales penjualan disini merupakan penjualan bersih, artinya setelah dikurangi retur dan potongan penjualan serta diskon
penjualan. Penjualan merupakan jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual. Retur merupakan
pengembalian atas barang yang cacat rusak ataupun tidak sesuai dengan pesanan. Potongan penjualan merupakan potongan yang
diberikan kepada pelanggan atas barang yang cacat rusak sebagai
Universitas Sumatera Utara
kompensasi bila barang rusak cacat tersebut tidak dikembalikan kepada si penjual. Diskon merupakan tawaran pengurangan harga
yang diberikan kepada pelanggan untuk pembayaranpelunasan lebih awal dari jumlah terhutang.
c. Debt Ratio
Rasio total utang terhadap total aktiva, yang pada umumnya disebut rasio utang debt ratio, mengukur persentase dana yang
disediakan oleh kreditur. Debt ratio
merupakan pengukuran jumlah aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur. Rumus untuk menghitung debt ratio menurut Brigham
dan Houston 2006 : 103
Rasio Utang = Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi
perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Bertambah
tinggi rasio ini menunjukkan bertambah banyak aktiva perusahaan yang dibelanjai oleh kreditur.
Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara total utang dengan total aktiva. Semakin tinggi total utang, maka akan
semakin tinggi pula debt ratio, sebaliknya semakin tinggi total aktiva, maka akan semakin rendah debt ratio. Apabila debt ratio
perusahaan sebesar 0,4 atau 40 persen berarti sebesar 40 persen
Universitas Sumatera Utara
aktiva perusahaan tersebut didanai oleh utang dan sisanya 60 persen aktiva didanai oleh pemegang saham. Apabila perusahaan
akan dilikuidasi, perusahaan dapat menjual aktivanya dan kreditor akan menerima pembayaran minimal sebesar 40 persen sebelum
kreditor mengalami kerugian. Total utang mencakup baik utang lancar maupun utang
jangka panjang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan
terhadap kerugian debitur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar
karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan.
4. Investasi Aktiva Tetap
a. Investasi
Halim 2005 : 4 menyatakan bahwa “investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang”.
Investasi mempunyai pengertian yang luas, setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman termasuk investasi.
Tetapi secara umum, pengertian investasi dikaitkan dengan penggunaan uang bagi peningkatan kapasitas sistem produksi atau
peningkatan asset kapital.
Universitas Sumatera Utara
b. Kebijakan Investasi
Kebijakan investasi capital budgeting problem merupakan masalah bagaimana seorang manajer harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa depan.
Adapun motif-motif untuk melakukan pengeluaran modal atau investasi menurut Sunjaja 2003 : 147 sebagai berikut:
1. Ekspansi, motif umum untuk melakukan pengeluaran modal
adalah dengan meningkatkan kapasitas perusahaan melalui pembelian aktiva tetap, seperti tanah dan pabrik.
2. Penggantian, dengan tumbuhnya perusahaan dan mencapai
tahap dewasa, banyak pengeluaran modal yang dikeluarkan untuk penggantian dan pembaharuan dari aktiva usang.
3. Pembaharuan, seringkali dilakukan sebagai alternatif dari
penggantian. Pembaharuan meliputi pembangunan kembali, pemeriksaan yang sangat teliti, penyesuaian kembali dari
mesin fasilitas.
4. Tujuan lain, beberapa pengeluaran modal tidak hanya ditujukan
untuk perolehan aktiva tetap yang berwujud tetapi menggunakan dana perusahaan yang berjangka waktu lama dan
diharapkan menghasilkan di masa yang akan datang.
Menurut Halim 2005 : 4 “investasi dalam perusahaan dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-aset financial
financial asset dan investasi pada aset-aset riil”. Investasi pada aset finansial dapat berupa sertifikat deposito, commercial paper,
dan surat berharga pasar uang. Sedangkan investasi pada asset riil berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik dll.
c. Aktiva Tetap
Dalam menjalankan operasinya, perusahaan tidak akan pernah terlepas dari aktiva atau asset, baik dalam jumlah besar
Universitas Sumatera Utara
ataupun kecil. Defenisi Aktiva Tetap menurut SAK 2007 : 16.2 Pasal 6 sebagai berikut:
“Aktiva tetap adalah aktiva yang dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”
d. Klasifikasi aktiva tetap
Klasifikasi aktiva tetap menurut Dyckman 2000 : 523 dapat dibagi menjadi menjadi:
1. Bangunan
Biaya bangunan mencakup honor profesional arsitek, biaya perizinan, dan biaya penggalian.
2. Mesin, Mebel dan Perabot
Peralatan yang termasuk di dalamnya panggungpodium khusus, pondasi, dan biaya instalasi lainnya yang diperlukan
3. Tanah
Tanah tidak disusutkan karena nilainya diperkirakan akan terus menurun sepanjang waktu atau akan habis terpakai oleh
kegiatan produksi. 4.
Perbaikan Tanah Perbaikan tanah merupakan peningkatan lokasi yang
bersifat tidak permanen dan dapat disusutkan, seperti jalan masuk, tempat parkir, pagar dan taman.
5. Sumber daya alam
e. Cara Memperoleh aktiva tetap
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi harga
perolehan. Berikut beberapa cara-cara memperoleh aktiva tetap yaitu:
1. Pembelian Tunai
Universitas Sumatera Utara
Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan
agar aktiva tersebut siap dipakai. 2.
Pembelian Angsuran Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian angsuran,
maka harga perolehan yang diakui adalah nilai apabila aktiva tetap tersebut dibeli tunai.
3. Perolehan melalui cara pertukaran
Aktiva tetap juga dapat diperoleh dengan cara tukar-menukar, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva
baru, baik seluruhnya atau sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai.
4. Perolehan dengan membuat sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung dan mesin-mesin.
f. Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva secara sistematik dan rasional selama masa manfaat dari aktiva
yang bersangkutan. Beban penyusutan merupakan pengakuan atas penurunan nilai aktiva pelayanan aktiva.
Menurut Warren 2005 :498, metode yang paling umum dalam penyusutan aktiva tetap yaitu:
1. Metode garis lurus
Universitas Sumatera Utara
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva
tetap.
2. Metode unit produksi
Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit
kapasitas yang digunakan oleh aktiva.
3. Metode saldo menurun
Metode saldo menurun menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk
menggunakan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu