Pemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan Mikroskopik Penetapan Kadar Air Penetapan Kadar Sari Yang Larut Dalam Air

ini adalah rosela yang berwarna merah berumur 4-5 bulan, pengambilan bahan tumbuhan dilakukan pada pagi hari yang diperoleh dari Jln. Prona 3 Kelurahan Petapahan, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.

3.3.2 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan rosela dilakukan di “Herbarium Bogorriense” Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi- LIPI Bogor, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong 16911, Indonesia P.O Box 25 Cibinong.

3.3.3 Pengolahan Bahan Tumbuhan

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah rosela yang siap panen berwarna merah dan masih segar, dicuci bersih dan ditiriskan. Rosela yang sudah bersih disortir basah lalu dilap satu persatu dengan tissue serta ditimbang. Selanjutnya buah tersebut dikeringkan selama 2 minggu dengan cara dikering- anginkan terlindung dari sinar matahari. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk lalu disimpan di dalam wadah plastik tertutup.

3.4 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia

Pemeriksaan karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air, penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam Ditjen POM, 1995; WHO, 1992.

3.4.1 Pemeriksaan Makroskopik

Pemeriksaan makroskopik terhadap rosela segar meliputi pemeriksaan secara organoleptis dan visual. Organoleptis terdiri dari rasa dan bau, sedangkan Universitas Sumatera Utara visual dengan cara memperhatikan bentuk dan warna. Pengukuran pH dilakukan terhadap serbuk simplisia rosela menggunakan pH indikator universal.

3.4.2 Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia rosela dengan cara menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah diteteskan dengan larutan kloralhidrat dan tutup dengan kaca penutup, kemudian diamati di bawah mikroskop.

3.4.3 Penetapan Kadar Air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi Destilasi Toluen. Alat ini meliputi labu alas bulat 500 ml, alat penampung, tabung penerima 5 ml berskala 0,05 ml pendingin, tabung penyambung, pemanas. Cara Penjenuhan Toluen: Dimasukkan 200 ml toluen dan 2 ml air suling ke dalam labu alas bulat, didestilasi selama 2 jam. Setelah itu didinginkan dan volume air pada tabung penerima dibaca WHO, 1992. Cara Penetapan Kadar Air Simplisia Dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama ke dalam labu alas bulat yang berisi dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, kecepatan tetesan diatur kurang lebih 2 tetes tiap detik hingga sebagian besar air terdestilasi. Kemudian kecepatan tetesan dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen yang telah dijenuhkan. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin hingga suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua Universitas Sumatera Utara volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen vb WHO, 1992. Kadar air = x 100

3.4.4 Penetapan Kadar Sari Yang Larut Dalam Air

Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1 liter dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring, ditambahkan air-kloroform hingga 100 ml. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI, 1989.

3.4.5 Penetapan Kadar Sari Yang Larut Dalam Etanol

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas AntiBakteri Ekstrak n-Heksan Dan Etilasetat Serta Etanol Dari Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

4 78 71

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Rumput laut Turbinaria decurrens Bory terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 6 69

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Rosela(Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Esc

1 8 15

PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Rosela(Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC.

0 5 4

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KELOPAK ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Kelopak Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn) Dan Siprofloksasin Terhadap Escherichia Coli Dan Escherichia Col

1 1 13

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Rumput laut Turbinaria decurrens Bory terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 13

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Rumput laut Turbinaria decurrens Bory terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Rumput laut Turbinaria decurrens Bory terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 3