PEMBATASAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN KERANGKA TEORI 1. Konsepsi Dwifungsi ABRI

3. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti, adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu dalam politik Indonesia pada masa orde baru tahun 1965-1998, yaitu membahas tentang kekuatan militer dalam sistem politik Indonesia khususnya di dalam struktur politik yang mana merupakan mesin politik sebagai lembaga yang dipakai untuk mencapai tujuan politik dan lain sebagainya dalam kaitannya dengan pengimplementasiannya Teori Dwifungsi ABRI dalam kaitannya dengan peranan politik militer.

4. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah pernyataan mengenai apa yang hendak kita tuju dan capai. Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengumpulkan data dan membuat deskripsi singkat mengenai militer dalam pusaran politik Indonesia. 2. Untuk menjelaskan analisis deskripsi tentang peranan politik militer dalam politik Indonesia berdasarkan perspektif Dwifungsi ABRI.

5. MANFAAT PENELITIAN

Sebagai sebuah karya ilmiah setiap penelitian diarahkan agar banyak memiliki manfaat. Maka manfaat penelitian ini adalah : 1. Memperluas dan memperdalam pemahaman peneliti terhadap deskripsi mengenai fungsi politik dan perwakilan politik dalam politik Indonesia berdasarkan teori dwifungsi ABRI. Universitas Sumatera Utara 2. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi cerminan yang berguna bagi pengembangan teori-teori politik sistem politik Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan fungsi politik dan perwakilan politik militer. 3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi lembaga militer, terutama yang menyangkut peran sertanya dalam pelaksanaan yang menyangkut kegiatan politik. 6. KERANGKA TEORI 6.1. Konsepsi Dwifungsi ABRI Konsep sebagai kumpulan bangunan dasar dari teori. Konsep adalah eleman abstrak yang menampilkan sekelompok fenomena dalam suatu bidang kajian. Setiap konsep juga mengemukakan abstraksi, yaitu mencangkup cirri-ciri umum yang khas dari fenomena yang dibicarakan itu. Sehingga informasi, tentang peristiwa empiric yang menunjukkan keumuman commonalitas di antara feomena disebut konsep. 23 Konsep dwifungsi dipahami sebagai “jiwa, tekad dan semangat pengabdian ABRI, untuk bersama-sama dengan kekuatan perjuangan lainnya, memikul tugas dan tanggung jawab perjuangan bangsa Indonesia, baik di bidang hankam maupun di bidang kesejateraan bangsa, dalam rangka penciptaan tujuan nasional, berdasarkan pancasila dan uud 1945” Oleh karena konsep didefenisikan sebagai kata-kata “penggambaran” yang umum atas suatu fenomena, yang mana merupakan suatu kata penggambar yang menunjukkan isi yang menjadi pusatfokus teori kajian. 24 23 Mary Grisez Kweit. Konsep dan metode analisa politik. Jakarta: Bina aksara. 1986. hal 23. 24 Soebijono. Dwifungsi ABRI: Perkembangan dan Peranannya dalam Kehidupan Politik di Indonesia . Yogyakarta: Gaja Mada University Press. Hal v . Dari pengertian tersebut, ABRI merasa senantisa Universitas Sumatera Utara memiliki jiwa, mempunyai tekad smangat dan pengabdian di dalam dua bidang hankam dan non-hankam. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Jenderal TNI A.H. Nasution dalam bukunya berjudul Kekaryaan ABRI yang terbit tahun 1971 mengenai pengertian atas kosep Dwifungsi ABRI, yaitu: a. Sebagai inti dan Pembina sistem HAMKAM RATA; b. Sebagai salah satu kekuatan sosial dalam republik yang ikut serta, bahu- membahu dengan kekuatan rakyat lain dalam kenegaraan serta menuju masyarakat yang adil dan makmur 25 Dimana Dwifungsi ABRI merupakan martabat dan kepribadian ABRI yang telah dimiliki dan dibina sejak tahun 1945 yang mentalnya terumus dalam Saptamarga semacam kode etik yang dimiliki oleh setiap temtara Indonesia dan pengalaman tersebut berwujud dalam Dwifungsi, dan telah dirumuskan dan dikonstitusionilkan melalui ketentuan-ketentuan MPRS sejak Indonesia kembali ke UUD 1945 pada tahun 1959. Militer memiliki peranan yang dominan dalam sistem pilitik Indonesia dan hal ini terlihat dalam dwi-fungsi ABRI dimana menurut Dr.T.B.Simatupang ; . “…..bahwa dwi fungsi yaitu disatu pihak dia formal yang tidak lain adalah alat negara-yang menyatu dengan rakyat mulai dari suasana perang dahulu,sedikit banyak pemimpin rakyat-sebab negara yang mendirikan tentara itu, tanpa negara tidak ada tentara. Dipihak lain, tentara harus juga mampu mengatasi permasalahan yang timbul dalam rakyat khususnya mengenai pembangunan. Oleh karena itu TNI harus ikut serta didalam memikirkan model pembangunan itu……….” 26 25 Jenderal TNI A.H. Nasution. ibid. hal 63 26 H.M.Viktor matondang,S.H. Percakapan dengan Dr.T.B.Simatupang. Jakarta: P.T. BPK Gunung Mulia.1989. hal.12 Universitas Sumatera Utara Salah satu keistimewaan yang diberikan kepada militer adalah menempatkanya pada posisi strategis pemerintahan, legislatif ataupun posisi strategis Golkar. Schwarz menyatakan: ” The doktrine of dwifungsi or dual function, has grown by leaps and bounds in the new order, allowing the military’s influence to percolate into virtually every nook and cranny of society. Military officers hold key positions all throught the government, from city majors, ambassadors and provincial governors, to seniors position in central government minister, regional bureaucracies, state owned enterprise, the judiciary, the umbrella labour union, Golkar and ini the cabinet itself” 27 Pada tahun 1988 terbit sebuah ensiklopedia yang disusun oleh A. Heuken S.J., Yulia Gunawan, Herman Edison sinaga dan Ariesto Hadi berjudul Ensiklopedia Popular Politik Pembangunan Pancasila, Jakarta, yayasan Cipta Loka Caraka, Edisi ke-6, 1988 yang antara lain juga membahas masalah Dwifungsi ABRI.dirumuskan pengertian Dwifungsi ABRI sebagai penugasan tentara yang masih aktif dalam tugas non-militer, khususnya dalam lembaga-lembaga pemerintahan baik yang legislatif DPR,MPR maupun yang eksekutif dari lurah sampai menteri. . 28 “Dwifungsi ABRI merupakan konsep politik yang bersifat tetap dan menjadi tata nilai yang berlanjut, lestari dan melekat dalam setiap generasi. Dwifungsi ABRI meupakan cirri khas dari sistem poltik demokrasi pancasila, dan sebagai cirri khas system politik demokrasi pancasila, Dwifungsi ABRI telah memperoleh legalitas formal structural dalam tap MPR dan perundang- Pendapat lain yang mengungkap konsep tentang Dwifungsi ABRI adalah mantan Kasospol ABRI Letjen Syarwan Hamid yang mengatakan: 27 http:www.antikorupsi.orgdocsanggaranmiliterdanang.pdfPosted by newblueprint on May18 2008 28 A. Heuken S.J., Yulia Gunawan, Herman Edison sinaga dan Ariesto Hadi berjudul ensiklopedia popular politik pembangunan pancasila, Jakarta, yayasan Cipta Loka Caraka, Edisi ke-6, 1988 hal 185 dikutip dalam Soebijono, Cs.op.cit. hal 57-58 Universitas Sumatera Utara undangan, serta legalitas moral-kultural yang diakui sebagai suatu kebenaran, kewajaran, dan keharusan dalam demokrasi pancasila”. 29 Dengan konsepsi militer menjadi suatu kekuatan dalam sistem politik Indonesia dapat dipertegas dengan dikeluarkannya UU Tahun 1982 No. 20 tentang ‘Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara’. Pada pasal-pasalnya disebut bahwa , “ Angkatan Bersenjata mempunyai fungsi sebagai kekuatan pertahan dan sebagai kekuatan sosial ”. 30 29 Syarwan Hamid. Dari Orde baru ke Orde Reformasi. Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya. 1999. hal. 59 30 Dwi Pratomo. Op.cit. hal.37 Dengan begitu dalam menjalankan peranannya sebagai kekuatan sosial militer berlaku sebagai dinamisator dan stabilisator yang bersama-sama kekuatan sosial yang lain memikul tugas dan tanggung jawab mengamankan dan menyukseskan perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan serta meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga tentara Indonesia sebagai kekuatan politik harus ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai masalah kenegaraan dan pemerintah.

6.2. Teori Sistem Politik.