Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi

kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa. b. Penerimaan dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21. c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensuin yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua, atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang diberi oleh pemberi kerja. d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amal zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah. e. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan menteri Keuangan Nomor 246PMK.032008 sebagai berikut : ”Beasiswa yang dikecualikan dari pengenaan PPh Pasal 21 adalah penghasilan berupa beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari negeri pada tingkat pendididkan dasar, pendididkan menengah dan pendidikan tinggi, dikecualikan dari objek pajak penghasilan”.

G. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Berikut terdapat beberapa contoh soal untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 : 1.Bambang Yuliawan pegawai pada perusahaan PT Yasa Buana, menikah dengan 2 anak, memperoleh gaji sebulan Rp 2.500.000,-. PT Yasa Buana Universitas Sumatera Utara mengikuti program jamsostek, premi jaminan kecelakan kerja dan premi jaminan kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing- masing 1 dan 3 dari gaji. PT Yana Buana menanggung iuran jaminan hari tua setiap bulan sebesar 4 dari gaji, sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuaran jaminan hari tua sebesar 2 dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Yasa Buana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang Yuliawan ke dana pensiun, yang pendirinya telah disahkan oleh menteri keuangan, setiap bulan sebesar Rp 50.000,-, sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran pensiun sebesar Rp 40.000,- Perhitungan PPh pasal 21 Gaji sebulan Rp 2.500.000,- Premi jaminan kecelakaan kerja Rp 25.000,- Premi jaminan kematian Penghasilan bruto Rp 2.600.000,- Rp 75.000,- Pengurangan a. Biaya jabatan 5 x Rp 2.600.000,- Rp 130.000,- b. Iuran pensiun Rp 40.000,- c. Iuran jaminan hari tua Rp 50.000,- Penghasilan neto sebulan Rp 2.380.000,- Rp 220.000,- Universitas Sumatera Utara Penghasilan neto setahun 12 x Rp 2.380.000,- Rp 28.560.000,- PTKP untuk WP sendiri Rp 15.840.000,- tambahan WP kawin Rp 1.320.000,- tambahan 2 anak Rp 2.640.000,- Penghasilan kena pajak setahun Rp 8.760.000,- Rp 19.800.000,- PPh pasal 21 terutang setahun 5 x Rp 8.760.000,- Rp 438.000,00 PPh pasal 21 terutang sebulan Rp. 438.000,- : 12 Rp 36.500,- 2. Purnomo bekerja pada perusahaan PT Harapan dengan memperoleh gaji sebulan Rp. 2.000.000,-. PT Harapan mengikuti program Jamsostek, Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing Rp. 10.000,- dan Rp. 6.000,- sebulan. PT Harapan menanggung iuran Jaminan Hari Tua sebesar Rp. 40.000,- setiap bulan. Disamping itu PT Harapan juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT Harapan membayar iuran pensiun untuk Universitas Sumatera Utara Purnomo Kedana Pensiun,yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp. 30.000,-, sedangkan Purnomo membayar iuran pensiun sebesar Rp. 50.000,-. Purnomo sudah menikah tapi belum mempunyai anak. Perhitungan PPh Pasal 21: Gaji sebulan Rp. 2.000.000,- Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 10.000,- Premi Jaminan Kematian Penghasilan Bruto Rp. 2.016.000,- Rp. 6.000,- Pengurangan: 1. Biaya Jabatan 5 X Rp.2.016.000,- Rp. 100.800,- 2. Iuran Pensiun Rp. 50.000,- 3. Iuran THT Rp. 40.000,- Penghasilan neto sebulan Rp.1.825.200 Rp. 190.800,- Penghasilan neto setahun 12 X Rp. 1.825.200,- Rp. 21.902.400,- 4. PTKP Untuk WP sendiri Rp. 15.840.000,- Tambahan WP kawin Rp. 1.320.000,- Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp. 4.742.400,- Rp. 17.160.000,- PPh Pasal 21 terutang: 5 X Rp. 4.742.400.,- Rp. 237.120,- Universitas Sumatera Utara PPh Pasal 21 sebulan: Rp. 237.120,- : 12 Rp. 19.760,- 3. Joko dengan status kawin dan mempunyai 3 orang anak, bekerja pada PT Kusuma dengan memperoleh gaji sebesar Rp. 2.500.000,- sebulan. Kepada Joko diberikan tunjangan pajak sebesar Rp. 25.000,- sebulan. Iuran pensiun yang dibayar oleh Joko adalah sebesar Rp. 25.000,- sebulan, dan biaya jabatan yang harus dibayarkan Joko adalah 5 dari gaji pokok setiap bulannya, Penghitungan PPh pasal 21 adalah: Gaji sebulan Rp. 2.500.000,- Tunjangan pajak Penghasilan bruto sebulan Rp. 2.525.000,- Rp. 25.000,- Pengurangan; 1. Biaya Jabatan: 5 X Rp. 2.500.000,- = Rp. 125.000,- 2. Iuran pensiun sebulan = Rp. 25.000,- Penghasilan neto sebulan Rp. 2.375.000,- Rp. 150.000,- Penghasilan neto setahun 12 X Rp. 2.375.000 Rp. 28.500.000,- 3. PTKP Untuk WP sendiri = Rp. 15.840.000,- Tambahan untuk Istri = Rp. 1.320.000,- Tambahan untuk 3 anak = Rp. 3.960.000,- Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp. 7.380.000,- Rp. 21.120.000,- PPh Pasal 21 terutang setahun Universitas Sumatera Utara 5 X Rp.7.380.000,- Rp. 369.000,- PPh Pasal 21 sebulan Rp. 369.000: 12 Rp. 30.750,-

H. Dasar Hukum PPh Pasal 21