Pengertian Sanksi Denda Sanksi Perpajakan

menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dam melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayarkan. 3. Pengetahuan mengenai Fungsi Perpajakan Terdapat dua fungsi pajak yaitu sebagai berikut : a Fungsi penerimaan Budgeter pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran- pengeluaran pemerintah. Sebagai contohnya dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. b Fungsi Mengatur Reguler, pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kewajiban di bidang ekonomi dan sosial. Sebagai contoh: dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang mewah yaitu dengan adanya PPnBM Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

4. Sanksi Perpajakan

a. Pengertian Sanksi Denda

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan norma perpajakan akan diturutiditaati dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah preventif agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan Mardiasmo, 2011:59. Salah satu sanksi perpajakan adalah sanksi berupa denda. Menurut Nurmiati 2014:28 pengertian sanksi denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan. Sanksi Denda menurut Anastasia dan Setiawati 2009:137 apabila surat pemberitahuan dianggap tidak disampaikan maka Direktur Jenderal Pajak wajib memberitahu wajib pajak. Apabila surat pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan, maka wajib pajak akan dikenai sanksi administrasi berupa denda. Sanksi administrasi berupa denda digunakan untuk kepentingan tertib administrasi perpajakan dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan. Indikator-indikator dalam pengenaan Sanksi Denda terhadap wajib pajak diantaranya sebagai berikut : a. Pemahaman wajib pajak terhadap sanksi perpajakan khususnya sanksi denda Sanksi yang berupa denda dapat dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan, sanksi yang berupa bunga dapat dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak, sedangkan sanksi kenaikan berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan material. Penerapan sanksi perpajakan kepada wajib pajak dimaksudkan agar wajib pajak tidak melalaikan kewajibannya untuk mentaati peraturan perundang-undangan perpajakan. Terjadinya sanksi pajak kepada wajib pajak dikarenakan adanya wajib pajak yang melakukan pelanggaran ketentuan perpajakan, khususnya wajib pajak masih belum sadar atas kewajiban mereka dalam membayar pajak kepada negara atas pelaporan Surat Pemberitahuan tidak tepat waktu atau melakukan pelanggaran atas kesengajaan menghindar untuk tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT atau menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT dengan tidak benar, sengaja tidak memenuhi kewajiban perpajakan yang berakibat merugikan Negara. Maka perlunya adanya pemahaman Sanksi Denda kepada Wajib Pajak agar mereka lebih tertip dan taat dalam membanyar pajak dan melaporkanya tepat waktu pada kantor pajak sehingga sanksi denda ini tidak dikenakan kepada Wajib Pajak yang Patuh terhadap ketentuan perpajakan. b. Kepatuhan wajib pajak terhadap sanksi denda Wajib Pajak akan mematuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi denda akan lebih banyak merugikannya. Semakin banyak sisa tunggakan pajak yang harus dibayar WP, maka akan semakin berat bagi WP untuk melunasinya. Oleh sebab itu sikap atau pandangan WP terhadap sanksi denda diduga akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan WP dalam membayar pajak. Berdasarkasn Ketentuan No 16 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Sanksi berupa denda dikenakan kepada wajib pajak apabila tidak memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 Pasal 7 Ayat 1 Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Ayat 3 atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Ayat 4, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp500.000,00 untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, Rp100.000,00 untuk Surat Pemberitahuan Masa Lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00 untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan serta sebesar Rp100.000,00 untuk Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Maksud dari pasal 3 ayat 3 adalah batas waktu penyampaian surat pemberitahuan adalah untuk SPT masa paling lama 20 dua puluh hari setelah akhir masa pajak. Untuk SPT tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi paling lama 3 tiga bulan setelah akhir tahun pajak, atau untuk SPT tahunan wajib pajak badan paling lama 4 empat bulan setelah akhir tahun pajak. Sedangkan maksud dari pasal 3 ayat 4 adalah Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 untuk paling lama 2 dua bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. 2 Pasal 8 Ayat 3 Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 150 seratus lima puluh persen dari jumlah pajak yang kurang dibayar. 3 Pasal 14 Ayat 4 Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d, huruf e, atau huruf f masing-masing, selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 dua persen dari Dasar Pengenaan Pajak. 4 Pasal 44 b ayat 2 Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya dilakukan setelah wajib pajak melunasi utang pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4empat kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan. Menurut Mardiasmo 2011:59 yang dikenakan sanksi denda apabila wajib pajak tidak memenuhi ketentuan antara lain: Tabel 1. Bentuk Pengenaan Denda No Masalah Cara MembayarMenagih 1 Tidakterlambat memasukkanmenyampaikan SPT STP ditambah Rp 100.000,- atau Rp 500.000,- atau Rp 1.000.000,- 2 Pembetulan sendiri, SPT tahunan atau SPT masa tetapi belum disidik SSP ditambah 150 3 Khusus PPN: a Tidak melaporkan usaha b Tidak membuatmengisi faktur c Melanggar larangan membuat fakturPKP yang tidak dikukuhkan. SSPSPKPB ditambah 2 denda dari dasar pengenaan. 4 Khusus PBB: a STP,SKPKB tidakkurang dibayar atau terlambat dibayar b Dilakukan pemeriksaan, pajak kurang dibayar. STP+denda 2 maksimum 24bulan. SKPKB+denda administrasi dari selisih pajak yang terutang.

5. Kesadaran Wajib Pajak