DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008
59 untuk menaksir tingkat suara yang dihasilkan seluruh ruang biasanya
karena suara yang dipantulkan dan ditambah suara langsung semu yang dipantulkan.
2.5. Penguatan Sistem Versus Respon Frekuensi Dalam sound sistem kebanyakan alasan utama untuk
kekawatiran masalah penguatan sistem adalah meyakinkan bahwa suara pembicara dapat dikuatkan cukup mencapai tingkat
pendengaran dengan nyaman disemua bagian dari area duduk. Oleh karena itu besarnya penguatan pada band frekuensi sangat penting
untuk diperhitungkan terutama pada kontribusi kejelasan pidato daerah antara 500 hingga 4000 Hz.
Respon frekuensi sistem di bawah 500 Hz dapat secara berangsung-angsur
ditangguhkan atau
dilemahkan, tanpa
menurunkan kualitas suara secara serius. Suara sistem di atas 4000 Hz cenderung dijaga dalam kaitannya peningkatan penyerapan suara
akustik secara keseluruhan. Pada frekuensi yang sangat tinggi, kebanyakan lingkungan dapat menyerap dan kontribusi udara dalam
penyerapan akustik dapat diperhitungkan dan sistem loudspeaker cenderung menjadi direksional. Faktor-faktor ini biasanya tidak
diperhitungkan berkaitan adanya umpan balik frekuensi di atas 2500 Hz.
Untuk meyakinkan bahwa sistem penguatan suara akan berhasil menguatkan pidato, merupakan suatu gagasan yang baik untuk
membuat perhitungan penguatan sekurang-kurangnya pada dua band frekuensi. Dalam sistem dirancang dengan baik, jika perhitungan
dipusatkan pada daerah 1 kHz dan 4 kHz.
Bagaimanapun, daerah di bawah 500 Hz tidak dapat diabaikan. Konstanta ruangan dan direktivitas sistem loudspeaker dan mikropon
akan diperiksa dalam cakupan 200 sampai 500 Hz untuk meyakinkan bahwa tidak ada deviasi substansi dari perhitungan pada 1 dan 4 kHz.
Jika ruangan mempunyai penyerapan sangat kecil di bawah 1 kHz dan jika sistem loudspeaker menjadi non diresksional pada daerah ini,
menjadikan tidak mungkin sistem untuk mencapai penguatan yang memuaskan tanpa pelemahan pada daerah bass. Akibatnya sistem
terlalu umum memberikan kepuasan untuk kejelasan pidato, namun menyerupai suara telepon yang diperbesar.
2.6. Penyamaan Penguatan dalam Ruangan
Kompleksitas analisa sistem penguatan dalam ruangan dan diperlukan perhitungan pelamahan suara secara teliti disepanjang
jalur dari salah satu pembicara atau loudspeaker. Jika mencoba menetapkan persamaan umum sistem penguatan, ini merupakan
tugas yang sangat sulit, khususnya kasus dimana mikropon berada dalam bidang langsung pembicara dan kedua pembicara dan
60
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008
pendengar berada dalam bidang pantulan loudspeaker, kemudian penyamaan sistem sangat disederhanakan.
Pertimbangkan sistem dalam ruangan yang demikian, pertama dengan mengatur sistem off seperti ditunjukkan gambar 6-11. Jika
pembicara menghasikan tingkat L pada mikropon, kemudian tingkat yang dihasilkan pada pendengar gambar 6-10.
2.7. Acuan Manual Perancangan Sound Sistem
Tingkatan pada pendengar = L-20 log Dct Ds, dimana Dct adalah jarak kritis dari pembicara. Dibuat asumsi bahwa tingkatan
yang didengar seluruhnya dari bidang pantul pembicara dan tingkatannya sama dengan berbanding kuadrat terbalik dengan Dct.
Sekarang sistem diatur on, dan penguatan ditingkatkan sampai loudspeakaer menghasilkan tingkat L pada mikropon. Pada saat yang
sama loudspeaker akan menghasilkan tingkat L pada pendengar, karena kedua mikropon an loudspeaker dalam bidang pantul.
Kurangkan tingkat pada pendengar antara sistem on dan off, diperoleh
Perbedaan = L – [L-20log DctDs]
atau Penguatan = 20 log Dct – log Ds
Akhirnya tambahkan 6 dB sebagai faktor keamanan sehingga penguatan
= 20 log Dct - log Ds - 6. Catatan :
Ada beberapa sistem yang mikroponnya ditempatkan pada zona transisi antara bidang langsung pembicara dan pantul, atau pendengar berada dalam
daerah transisi antara bidang pembicara dan pantul. Dalam kasus ini lebih diperumit dengan penyamaan kedepan tidak diterapkan, dan perancang
harus menganalisis sistem pada kondisi on dan off, lebih bagusnya lagi melalui tiga langkah contoh berikut.
2.8. Mengukur Penguatan Sound Sistem