mengindikasikan bahwa rerata lingkar pinggang pada wanita penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung diluar kriteria normal, karena
nilai normal lingkar pinggang untuk wanita adalah 80 cm menurut IDF 2006. Nilai signifikasi p=0,045 menunjukkan bahwa data lingkar pinggang pada
wanita terdistribusi tidak normal. Pada penelitian Odenigbo, et al. 2011, menyatakan bahwa pengukuran lingkar pinggang lebih kuat dalam memprediksi
obesitas pada wanita dibandingkan pada pria.
3. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
Pengukuran rasio lingkar pinggang-panggul
dilakukan dengan perbandingan antara pengukuran lingkar pinggang dengan pengukuran lingkar
panggul menggunakan pita pengukur meteran. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan tepi atas tulang
panggul, sedangkan pengukuran lingkar panggul dilakukan pada lingkar terlebar dari panggul, dimana lingkar panggul adalah diameter terbesar dari tubuh dibawah
pinggang Jenkis, 2011. Pada penelitian ini data rasio lingkar pinggang-panggul pada pria
menunjukkan rerata sebesar 0,93 dan nilai SD±0,07, yang mengindikasikan bahwa rerata rasio lingkar pinggang-panggul pada pria penyandang diabetes
melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung diluar kriteria normal, karena nilai normal rasio lingkar pinggang-panggul untuk pria adalah 0,90 menurut
WHO 2008. Melalui uji normalitas Shapiro-Wilk diperoleh nilai p=0,000 yang menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang-panggul pada pria terdistribusi tidak
normal. Menurut World Health Organization 2008, berdasarkan kriteria
diagnosis sindroma metabolik, nilai rasio lingkar pinggang-panggul untuk pria yang ≥0,90 termasuk dalam obesitas sentral.
Semakin gemuk seseorang maka ukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul akan semakin besar sehingga rasio lingkar pinggang-panggul meningkat.
Rasio lingkar pinggang-panggul yang tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke. Hal tersebut disebabkan karena penumpukan lemak di perut mempunyai
pengaruh pada peningkatan kadar kolesterol Hidayatulloh, 2011. Penelitian Esmaillzadeh, Mirmiran, and Azizi 2004, menyatakan bahwa rasio lingkar
pinggang-panggul merupakan metode paling baik sebagai prediktor penyakit kardiovaskuler pada pria di Iran dibandingkan dengan lingkar pinggang dan BMI.
Uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95 digunakan untuk menguji normalitas data rasio lingkar pinggang-panggul pada wanita yang
menunjukkan rerata sebesar 0,89 dengan nilai SD±0,06 yang mengindikasikan bahwa rerata rasio lingkar pinggang-panggul pada wanita penyandang diabetes
melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung diluar kriteria normal, karena nilai normal rasio lingkar pinggang-panggul untuk wanita adalah 0,85 menurut
WHO 2008. Nilai signifikasi p=0,200 menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang-panggul pada wanita terdistribusi normal.
Menurut Dalton, et al. 2003, baik pengukuran lingkar pinggang maupun rasio lingkar pinggang-panggul dapat dipengaruhi oleh adanya kesalahan
pengukuran measurement error. Kesalahan pengukuran paling sering terjadi pada pengukuran rasio lingkar pinggang-panggul, karena pada pengukuran rasio
lingkar pinggang-panggul digunakan dua variabel pengukuran yaitu pengukuran
lingkar pinggang dan lingkar panggul, dimana masing-masing variabel pengukuran berpotensi memiliki kesalahan pengukuran. Hal ini membuat
pengukuran rasio lingkar pinggang-panggul lebih sulit untuk dilakukan dan kurang reliabel dibandingkan dengan pengukuran lingkar pinggang Wang dan
Hoy, 2004.
4. Kadar Trigliserida dalam darah