Dengan adanya potensi yang ada tersebut, JTV mengangkat program yang dipersembahkan untuk pemirsa khususnya kalangan remaja melalui program
J-trax yang berisikan penampilan band lokal Jawa Timur khususnya Surabaya, video klip musisi nasional, kuis untuk pemirsa dirumah,
permainan games dengan penonton di studio, informasi-informasi ringan tentang trend anak muda, dan tangga lagu nasional dari urutan 20 hingga
urutan teratas yaitu posisi ke-1. Acara ini mempunyai slogan “J-trax ga bakal bikin kamu Betrex”. Yang bermaksud bahwa dengan menonton
program acara ini, pemirsa dirumah tidak akan merasa bosan dan akan merasa terhibur dengan tayangan ini. Karena acara ini dikemas dengan gaya
anak muda, ada 3 presenter yang kocak, yang selalu hadir dengan candaan- candaan segar khas anak muda.
2.1.5 Remaja sebagai Khalayak Media massa
Secara psikologis, remaja adalah suatu masa dimana individu mulai terintegrasi berlaih ke dalam masyarakat dewasa. Pada masa remaja
perkembangan intelektual juga sedang mengalami perkembangan yang pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja
ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa tetapi juga merupakan karakteristik yang paling
menonjol dari semua periode perkembangan.
Penggolongan remaja menurut Thornburg 1982 terbagi 3 tahap, yaitu a ramaja awal usia 13-14 tahun., b remaja tengah usia 15-17
tahun, c remaja akhir usia 18-25 tahun. Masa remaja awal, umumnya individu telah memasuki pendidikan di bangku sekolah menengah tingkat
pertama SLTP, sedangkan masa remaja tengah, individu sudah duduk di Sekolah Menengah atas SMU. Kemudian, mereka yang tergolong remaja
akhir, umumnya sudah memasuki dunia perguruan tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah bekerja. Dariyo, 2004 : 56
Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan manusia yang sangat potensial baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik.
Perkembangan intelektual yang terus menerus menyebabkan remaja mencapai tahap berpikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan
remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa asaja peluang yang ada padanya daripada sekedar
melihat apa adanya. Kemampuan intelektual ini yang membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya Ali, 2005 : 9. Karena itulah pada fase
ini, remaja yang sedang mengalami perkembangan intelektual menjadi haus akan informasi, dan informasi bisa didapat dari berbagai sumber, yang
termasuk diantaranya adalah dari media massa. Sementara itu, salah satu komponen yang paling banyak meminta
perhatian media massa adalah pembaca sebagai khalayak media massa. Hal
ini karena pembaca memiliki jumlah yang banyak serta memiliki sifat yang heterogen, serta berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis
McQuail, 1994 : 33. Maka dalam hal ini khalayak yang dimaksud alalah pembaca surat kabar, khalayak media massa berasal dari lapisan sosial yang
beragam dan berbagi kelompok demografis dalam masyarakat. Dan salah satu kelompok demografis yang menjadi khalayak media massa adalah
remaja. Secara umum, remaja lebih menyukai artikel-artikel hiburan,
sedangkan mereka yang lebih berumur menyukai informasi dan masalah- masalah umum. Namun, pembaca yang berpendidikan cenderung mencari
informasi, sedangkan yang kurang berpendidikan lebih suka dengan artikel- artikel hiburan Rivers, William J, Jensen, Jay W, dan Peterson Theodore,
2003 : 303. Di kota besar seperti Surabaya, para remaja termasuk golongan yang berpendidikan karena rata-rata merupakan pelajar SMP, SMA, SMK,
maupun perguruan tinggi, sehingga mereka juga biasa menyerap berbagai informasi dari surat kabar.
2.1.6 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa.