Pajak Pertambahan Nilai Obyek dan Subyek Pajak Pertambahan Nilai PPN

9 Sesuai dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 yang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 dan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan KUP pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan demikian, wajib pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan. Pengertian “Badan” menurut Undang-Undang KUP pasal 1 ayat 3, adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

2.1.5 Pajak Pertambahan Nilai

Dasar hukum Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM adalah Undang-Undang No. 10 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 11 Tahun 1994, diubah lagi dengan UU No. 18 Tahun 2000 dan terakhir UU No. 42 Tahun 2009 Untung Sukardji, 2015. Pajak Pertambahan Nilai atau Value Added Tax VAT adalah pajak atas konsumsi Barang Kena Pajak BKP danatau Jasa Kena Pajak JKP yang dilakukan di dalam daerah pabean. Yang dimaksud dengan daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang didalamnya berlaku Undang-undang No. 17 tahun 2006 tentang kepabeanan, diantara lain meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen. Di Indonesia, Pajak Pertambahan nilai menganut sistem tarif tunggal yaitu sebesar 10. Artinya, semua jenis transaksi yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai tarifnya adalah sebesar 10 kecuali untuk ekspor Barang Kena Pajak, yang tarifnya sebesar 0.

2.1.6 Obyek dan Subyek Pajak Pertambahan Nilai PPN

1 Obyek PPN Berdasarkan Pasal 4 ayat 1 UU Pajak Pertambahan Nilai No. 42 Tahun 2009, Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas: 1 Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha; 2 Impor Barang Kena Pajak; 11 3 Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha; 4 Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; 5 Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; 6 Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; 7 Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; dan 8 Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. 2 Subyek Pajak Pertambahan Nilai 1 Pengusaha Kena Pajak PKP Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP danatau penyerahan JKP yang dikreditkan pajak berdasarkan Undangan-undang PPN dan PPnBM, tidak termasuk pengusaha kecil. Pengusaha dikatakan Pengusaha Kena Pajak apabila melakukan penyerahn BKP danatau JKP dengan Jumlah peredaran bruto melebihi Rp.4.800.000.000,00 empat miliyar delapan ratus juta rupiah dalam satuan tahun. 2 Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP 12 Pengusaha kecil adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP danatau JKP dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp.4.800.000.000,00 empat miliyar delapan ratus juta rupiah dalam satu tahun. Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP, selanjutnya wajib melaksanakan kewajiban sebagaimana halnya PKP. 3 Orang pribadi atau badan yang melakukan impor BKP. 4 PKP yang melakukan penjualan barang yang menurut tujuan semula tidak untuk dijual kembali. 5 Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP tidak berwujud danatau JKP dari luar daerah pabean. 6 Pemungut Pajak yang ditunjuk Pemerintah. Pemungut pajak yang ditunjuk oleh pemerintah terdiri atas kantor Perbendaharaan Negara, Bendahara Pemerintah Pusat dan Daerah, termasuk Bendahara Proyek.

2.1.7 Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai PPN di Indonesia

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25