25
dikodifikasi oleh budaya. Menurut Barthes, realisme tradisional didefisinikan oleh budaya apa yang telah diketahui. Rumusan suatu
budaya adalah hal - hal kecil yang telah dikondifikasikan Sobur, 2004 : 66 .
4. Kode Semik atau konotatif banyak menawarkan banyak sisi. Dalam
proses pembacaan, pembaca menyusun satu tema. Ia melihat bahwa konotasi kata atau fase tertentu dalam teks dikelompokkan dengan
konotasi kata atau fase yang mirip. Jika melihat kumpulan satuan konotasi melekat, kita menemukan suatu tema didalam cerita. Perlu
dicatat bahwa Barthes menganggap bahwa denotasi sebagai konotasi sebagai yang paling kuat dan paling ” akhir ”.
5. Kode Simbolik tema merupakan suatu aspek pengkodean fiksi yang
paling khas bersifat struktural, atau tepatnya menurut konsep Barthes, pasca struktural. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa makna berasal
dari beberapa oposisi biner atau pembedaan baik dalam taraf bunyi menjadi fenom dalam proses produksi wicara, maupun taraf oposisi
psikoseksual yang melalui proses.
2.2 Kerangka Berfikir
Manusia adalah Homo Semioticus, dimana masing - masing individu mempunyai latar belakang pemikiran yang berbeda - beda dalam memaknai
suatu objek atau peristiwa. Manusia dapat memproklamasikan sesuatu, apa
26
saja sebagai tanda karena hal itu dapat dilakukan oleh semua manusia Van Zoest, 1993 dalam Sobur 2004 : vii .
Oleh karena latar belakang pengalaman field of experince dan pengetahuan frame of reference yang berbeda pada setiap individu tersebut.
Dalam menciptakan sebuah pesan komunikasi, dalam hal ini pesan di sampaikan dalam bentuk lagu, maka pencipta lagu juga tidak terlepas dari
dua hal diatas. Begitu juga peneliti dalam memaknai tanda dan lambang yang ada
dalam obyek, juga berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki peneliti melakukan interpretasi tanda yang berbentuk tulisan “ perdamaian “
dalam hubungannya dalam representasi dengan menggunakan metode semiologi dari Roland Barthes, sehingga akhirnya memperoleh hasil dari
interpretasi data mengenai representasi tersebut. Data - data berupa lirik lagu “ perdamaian “, kata - kata dan
rangkaian kata dalam lirik lagu tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode signifikasi dua tahap two order of signification dari
Roland Barthes, sehingga akhirnya dapat diperoleh hasil dari interpretasi data mengenai representasi tersebut.
Dari data - data dari lirik lagu “ perdamaian “, kata - kata dan rangkaian kata dalam lirik lagu tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode signifikasi dua tahap two order of signification dari Roland Barthes. Dimana pada tataran pertama tanda denotative denotative
sign terdiri atas penanda dan petanda signifier signified dan pada tataran
27
kedua tanda denotative denotative sign juga merupakan penanda konotatif konotative signified yang akan membentuk tanda konotative konotative
signifer sehingga muncul petanda konotatif konotative sign . Dalam tahap kedua dari tanda konotatif akan muncul mitos yang menandai masyatakat
yang berkaitan dengan budaya dan sekitarnya. Kemudian teks akan dimaknai dengan menggunakan lima macam kode Barthes, yaitu kode
Hermeneutik kode semik, kode simbolik, kode proatik, dan kode cultural untuk pemaknaan melalui dri pembacaan dari kode - kode tersebut akan diungkap
dalam substansi dari pesan dibalik lirik lagu “ perdamaian “.
Gambar 2.3 Bagan kerangka pikir peneliti tentang representasi lagu ”
perdamaian ” oleh Band GIGI
Lirik Lagu “ Perdamaian “
band GIGI Analisis
Semiologi Roland Barthes :
5 kode Yaitu Hermeunetik,
Semik, Simbolik, Proaretik, dan
Cultural Representasi dari
pembacaan kode – kode yang ada
dalam lagu “ Perdamaian “
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Dengan data yang digunakan adalah data kualitatif data yang tidak terdiri atas angka – angka ,
melainkan berupa pesan - pesan verbal tulisan yang terdapat dalam lirik lagu ” perdamaian ” oleh Band GIGI. Data - data kualitatif tersebut
berusaha diinterpretasikan dengan rujukan, acuan, atau referensi - referensi secara ilmiah.
Penelitian kualitatif ini menggunakan metode kualitatif, metode ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode
kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakiki peneliti dan juga yang
diteliti. Dan yang ketiga, metode ini lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman bersama terhadap pola - pola yang dihadapi Meleong,
2002 : 5 . Menurut Bogdan dan Taylor dalam Meleong 2002 : 4 menggunakan
metode kualitatif sebagai berikut : ”Metode kualitatif merupakan presedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada individu secara holistik utuh .
Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai kebutuhan ”