dikarakterisasikan sebagai paracetate. Data spektrum menunjukkan senyawa ini, bernama bifuhalol yang lebih lanjut diduga sebagai prekusor tanin phaeophyta.
C. Isolasi
Kandungan senyawa organik dari jaringan tumbuhan kering dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi berkesinambungan serbuk bahan dengan alat sokhlet
rangkaian alat sokhlet seperti pada gambar 2 dengan menggunakan pelarut secara berganti-ganti mulai dengan eter lalu eter minyak bumi dan kloroform untuk
memisahkan lipid dan terpenoid sedangkan untuk senyawa yang lebih polar digunakan alkohol atau etil asetat Harborne, 1987. Sokhletasi mempunyai
keuntungan antara lain memerlukan cairan penyari lebih sedikit dan secara langsung hasil yang diperoleh lebih pekat, serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang
murni maka dapat menyari zat aktif lebih banyak dan penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume cairan penyari Anonim, 1986.
Gambar 2. Rangkaian alat sokhletasi : A tempat ekstraksi sampel, B tempat solven
Pemisahan ekstrak menjadi kelompok senyawa yang memiliki sifat
fisikokimia yang sama disebut fraksinasi. Fraksinasi dapat dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
presipitasi, ekstraksi pelarut-pelarut, destilasi, dialisis, kromatografi, dan elektroforesis. Pada ekstraksi pelarut-pelarut, akan terbentuk dua lapisan pada saat
suatu cairan ditambahkan pada ekstrak yang berada pada cairan lain yang tidak saling campur. Komponen dalam campuran mempunyai kelarutan pada tiap lapisan
dan setelah beberapa saat konsentrasi ekuilibrium pada kedua lapisan tercapai Houghton, 1998.
D. Spektrofotometri Visibel
Spektrofotometri visibel merupakan salah satu teknik analisis spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak pada panjang
gelombang 380 – 780 nm dengan memakai instrumen spektrofotometer Mulja dan Suharman, 1995. Spektrofotometer adalah suatu instrumen yang akan memecah
radiasi polikromatis menjadi panjang gelombang berbeda. Instrumentasi seluruh spektrofotometer yang ada : 1 sumber radiasi kontinyu pada
λ tertentu, 2 monokromator untuk memilih berkas sempit dari sumber spektrum, 3 sel sampel, 4
detektor, dan 5 pembaca respon detektor atau recorder Christian, 2004, seperti terlihat pada gambar 3.
Gambar 3. Instrumentasi spektrofotometer Cairns, 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan atas interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi berupa atom, ion, atau molekul. Radiasi
elektromagnetik merupakan salah satu jenis energi yang ditransmisikan dalam ruang dengan kecepatan tinggi. Interaksi antar molekul yang memiliki gugus kromofor dan
radiasi elektromagnetik pada daerah sinar ultraviolet dan sinar tampak akan menghasilkan spektra absorbansi elektronik. Spektra absorbansi tersebut dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif karena jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap memiliki hubungan dengan jumlah molekul penyerap Khopkar, 1990;
Skoog, 1985. Aspek kuantitatif spektrofotometer didasarkan pada hukum Lambert-Beer.
Hukum ini menyatakan hubungan antara transmitan T dengan tebalnya cuplikan dan konsentrasi bahan penyerap. Hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut :
A = log T
1 = log
I Io
= ε b c
Keterangan : A =
serapan T =
persen transmitan
Io = intensitas radiasi yang datang
I = intensitas radiasi yang diteruskan
ε = absorbtivitas molar L mol
-1
cm
-1
b = panjang sel cm
c = konsentrasi larutan mol L
-1
Cairns, 2005; Silverstein, Bassler, dan Morrill, 1986
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Kolorimetri