Keterangan Empiris PENELAAHAN PUSTAKA

dipakai. Penyebab kesalahan ini tidak dapat ditentukan dan tidak dapat dikontrol, sehingga kesalahan ini disebut juga kesalahan acak random error Mulja dan Suharman, 1995.

H. Keterangan Empiris

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan phlorotannin dalam alga coklat Sargassum polyceratium Montagne. Alga coklat Sargassum polyceratium Montagne mengandung senyawa polifenol yang lebih dikenal sebagai phlorotannin. Adanya kandungan polifenol dibuktikan dengan analisis kuantitatif menggunakan reagen FeCl 3 . Filtrat ekstrak alga bereaksi positif dengan reagen menghasilkan warna coklat tua kehijauan. Polifenol alga phlorotannin dapat diekstraksi dengan metode maserasi maupun sokhletasi dengan pelarut metanol. Metode maserasi menghasilkan ekstrak yang lebih sedikit dibanding metode sokhletasi. Metode sokhletasi menggunakan panas dan ekstraksi secara berkesinambungan sehingga lebih efisien. Pemilihan sokhletasi sebagai teknik penyarian didasarkan atas pertimbangan bahwa kandungan phlorotannin dalam alga coklat ini tahan terhadap pemanasan. Ekstrak metanol yang diperoleh difraksinasi dengan etil asetat untuk mendapatkan phlorotannin dengan polimer sedang. Polifenol berpolimer sedang memiliki panjang gugus kromofor yang dapat memberikan absorbansi pada daerah panjang gelombang UVA 320-400 nm dan UVB 280-320 nm. Polifenol rantai pendek memiliki gugus kromofor sedikit dan serapan pada daerah UV tidak maksimal, sedangkan jika polimer polifenol terlalu panjang maka akan memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI absorbansi pada panjang gelombang visibel 400-800 nm. Polifenol dengan rantai yang terlalu panjang tidak dapat dikembangkan sebagai bahan aktif pembuatan produk sunscreen karena tidak dapat memberikan absorbansi pada panjang gelombang UV. Analisis kuantitatif untuk menetapkan kadar phlorotannin dalam alga coklat dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteau. Reagen Folin-Ciocalteau spesifik terhadap gugus fenol, sehingga dapat bereaksi dengan polifenol alga, mengoksidasi gugus fenolik-hidroksil, membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat berwarna biru, dan dapat dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer visibel. Standar yang digunakan dalam penetapan kadar polifenol alga ini adalah phloroglucinol yang merupakan monomer phlorotannin alga. Zhang, et al. 2006 mendapatkan hasil pembacaan panjang gelombang maksimum produk berwarna biru yang dihasilkan dari metode Folin-Ciocalteau pada sampel alga A. nodosum dan standar phloroglucinol sama-sama berada pada panjang gelombang 750 nm atau dengan kata lain terdapat kesamaan karakteristik antara phlorotannin dengan standar phloroglucinol saat direaksikan dengan reagen Folin-Ciocalteau. Perhitungan kadar phlorotannin dinyatakan ekuivalen dengan phloroglucinol mg PEg fraksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian non eksperimental karena tidak ada intervensi atau perlakuan terhadap parameter yang diamati.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel utama penelitian ini adalah kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum polyceratium Montagne. b. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini meliputi volume cairan penyari untuk mengisolasi phlorotannin dalam alga coklat Sargassum polyceratium Montagne, tempat panen alga di Pantai Drini, waktu panen pada bulan Mei 2007, serta komposisi reagen saat analisis. c. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah umur alga yang dipanen bukan tanaman budidaya, pH, suhu dan kelembaban ruang saat analisis.

2. Definisi operasional

a. Simplisia alga coklat merupakan alga coklat Sargassum polyceratium Montagne yang diambil dari Pantai Drini, Gunung Kidul, Yogyakarta dengan thallus alga pendek dan bergerigi. 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI