Lokasi dan Waktu Penelitian Pengaruh Perubahan Iklim di Daerah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive sampling sengaja, dengan alasan daerah tersebut merupakan salah satu lokasi dengan produksi padi sawah terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014.

3.2 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari data kuantitatif. Data sekunder bersumber dari studi pustaka dan informasi dari beberapa instansi terkait dan referensi-referensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu di lakukan uji Asumsi Klasik..

3.2.1. Analisis Liniear Berganda

Analisi regresi liniear berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel. Jadi regresi liniear berganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal dua. Untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap produksi padi sawah maka digunakan rumus regresi linier berganda dengan rumus: Universitas Sumatera Utara Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + eµ Dimana : Y = Produksi Padi Sawah RpKgHa a = Koefisien Tetap X 1 = Temperatur ̊C X 2 = Kelembaban Udara X 3 = Curah Hujan mm X 4 = Penyinaran Matahari b 1 ,b 2 ,b 3 = Koefisien Regresi Untuk Masing – Masing Variabel eµ = Kesalahan Pengganggu Hipotesis yang digunakan: H0:Temperatur, kelembaban udara, curah hujan dan penyinaran matahari tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi padi sawah. H1:Temperatur, kelembaban udara, curah hujan dan penyinaran matahari berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi padi sawah. Berdasarkan salah satu asumsi yang digunakan bahwa dalam persamaan regresi adalah tidak ada kesalahan dalam spesifikasi model, dengan kata lain model telah terspesifikasi dengan benar. Maka perlu disebutkan beberapa kriteria untuk menilai kebaikan dan kesesuaian suatu model regresi. Kriteria tersebut adalah R 2 , F-test dan t-test Subanti, 2014.

1. Koefisien Determinasi R

2 Uji koefisien determinasi R 2 adalah suatu angka yang dapat dijadikan sebagai salah satu kriteria untuk menilai kebaikan atau kesesuaian sebuah model regresi. Dalam bahasa sehari-hari koefisien determinasi didefinisikan sebagai bagian atau porsi dari variasi variabel dependen yang dapan diternagkan oleh variabel bebas. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian semakin mampu variabek independen menerangkan fluktuasi yang terjadi pada variabel dependen, maka akan semakin besar pula nilai R 2 dari model sehingga semakin baik atau sesuai pula model regresi tersebut. Sebaliknya jika R 2 relatif kecil, model yang dibentuk dikategorikan kurang baik atau kurang sesuai. Tidak ada acuan terkait berapa nilai R 2 yang dikategorikan cukup baik atau sesuai. Karena nilai R 2 itu sendiri sangata dipengaruhi oleh banyaknya variabel bebas yang diikutsertakan dalam model serta banyaknya observasi.

2. Uji F F-Test

Uji F menguji signifikansi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat sekaligus tanpa memperhatikan tingkat pengaruh dari setiap variabel sehingga jika uji F memberikan hasil yang sangat signifikan meskipun terdapat satu atau dua variabel yang berpengaruh nyata terhadap variabel dependen maka perlu diperlukan pengujian signifikansi masing-masing koefisien regresi sehingga dapat ditentukan secara lebih spesifik variabel bebas mana saja yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika sig 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak Jika sig 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima

3. Uji Individu t-test

Koefisien regresi merupakan dugaan yang mengandung unsur ketidakpastian. Oleh sebab itu, koefisien tersebut harus diuji apakah nilainya dapat dianggap sama dengan suatu nilai tertentu atau sebaliknya. Karena nilai suatu koefisien dapat dianggap sama dengan nol, maka pengaruh variabel bebas bersangkutan terhadap Universitas Sumatera Utara variabel terikat tidak signifikan. Sebaiknya, variabel tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam model. Jika sig 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima Jika sig 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak Subanti,2014.

3.2.2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian Asumsi Klasik merupakan pengujian asumsi-asumsi statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square OLS. Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya dilakukan berbagai solusi agar asumsi dapat terpenuhi atau beralih ke metode yang lebih advance agar asumsinya dapat terselesaikan. Pengujian asumsi klasik harus dilakukan untuk menguji asumsi-asumsi yang ada dalam permodelan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Asumsi Normalitas adalah asumsi residual yang berdistribusi normal, asumsi ini harus terpenuhi untuk untuk model regresi yang baik. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode formal seperti: Uji Kolmogorov-Smirnov, Uji Anderson-Darling, Uji Shapiro-Wilk dan Uji Jarque-Bera yang mana semua pengujian ini memiliki hipotesis interprestasi, yaitu: H0 : Residual berdistribusi Normal H1 : Residual tidak berdistribusi Normal Universitas Sumatera Utara Asumsi Normalitas terpenuhi ketika pengujian Normalitas menghasilkan P-value Sign. lebih besar dari α denagn nilai α ditentukan sebesar 1, 5 atau 10 Statistical Data Analyst.

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya penyimpangan nilai absolut model yang tidak sama untuk setiap nilai variabel bebas sepanjang periode observasi. Dengan kata lain, model yang diperoleh memiliki varian yang tidak homogen atau sering pula disebut dengan hetroscedastic. Sekalipun persoalan heteroskedastisitas umumnya terjadi pada data cross-section, namun dalam data time series pun persoalan tersebut bisa terjadiSubanti,2014. Cara-cara mengidentifikasi adanya kasus Heterokedastisitas: 1. melakukan pemeriksaan dengan metode grafik, seperti: • pemeriksaan output scatter plot dari variabel respon Y pada sumbu-Y dengan masing-masing prediktornya X pada sumbu-X. • pemeriksaan output scatter plot dari variabel residual e pada sumbu-Y dengan varabel prediksi respon Y-hat pada usmbu-X. • pemeriksaan output scatter plot dari variabel residual e pada sumbu-Y dengan masing-masing variabel prediktornya X pada sumbu-X. 2. Melakukan pengujian dengan metode formal, meliputi Uji Park, Uji Glejser, Uji Goldfeld-Quandt, Uji Breusch-PaganGodfrey dan Uji White dengan menggunakan software EVIEWS Statistical Data Analyst. Universitas Sumatera Utara

3. Uji Multikolinieritas

Multikolonieritas dapat didefinisikan sebagai adanya hubungan atau kolerasi yang ukup kuat antara sesama variabel bebas yang disertakan dalam model. Adapun devinisi lain adalah kolerasi liniear yang “perfect” atau eksak diantara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model. Sebab munculnya multikoliniearitas bukan muncul tanpa sebab diantaranya yaitu cara pengambilan data, ukuran sampel terlalu kecil, acuan yang digunakan kepada model, populasi yang disampel, spesifikasi model tidak tepat, dan ketidakseimbangan variabel yang terdapat dalam model dengan jumlah sampelSubanti,2014. 4. Uji Autokorelasi Diartikan sebagai adanya residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lain. Autokorelasi merupakan persoalan yang umum ditemukan dalam data time series tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada data cross section. Berikut pengidentifikasian adanya kasus autokorelasi : 1. Pengujian Durbin-Watson yang menguji adanya autokorelasi pada lag-1. Pada Tabel Durbin-Watson diperoleh output tabel, yaitu nilai Durbin-Watson batas bawah d L dan batas atas d U . Kriteria pemeriksaan asumsi Autokorelasi residual menggunakan nilai Durbin-Watson d, yaitu: • Jika d 2 dan d d L , maka residual bersifat Autokorelasi positif • Jika d 2 dan d d U , maka residual tidak bersifat Autokorelasi • Jika d 2 dan d L ≤ d ≤d U , maka hasil pengujian tidak dapat disimpulkan. Universitas Sumatera Utara • Jika d 2 dan 4 – d d L , maka residual bersifat Autokorelasi negatif. • Jika d 2 dan 4 - d d U , maka residual tidak bersifat Autokorelasi • Jika d 2 dan d L ≤ 4 – d ≤d U , maka hasil pengujian tidak dapat disimpulkan. 2. Pengujian Autokorelasi lainnya, seperti : Uji Breusch-Godfrey dan Uji Ljung- Box dengan menggunakan software EVIEWS Statistical Data Analyst. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Dan Keadaan Geografis Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 Dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan batas sebagai berikut : • Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera. • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo. • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara serta memiliki topografi, kountur dan iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara kawasan pantai berhawa tropis pegunungan. Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya LPP Universitas Sumatera Utara Gambar 3:Peta Wilayah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan U.U. No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka Luas wilayahnya sekarang menjadi 2.497,72 KM2 terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desakelurahan, yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara sebesar 2,74 persen dengan kepadatan rata- rata 616 jiwa perkilometer persegi. Universitas Sumatera Utara Dengan pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi dua wilayah, secara administratif Pemerintah Kabupaten Deli Serdang kini terbagi atas 22 Kecamatan yang didalamnya terdapat 14 Kelurahan dan 389 Desa. Kabupaten Deli Serdang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka,sebagai salah satu daerah lintas pelayaran paling sibuk didunia. Kabupaten ini mengelilingi 2 dua kota Utama di Sumatera Utara. Dengan posisi strategis, sumber daya alam dan tenaga kerja yang dimiliki oleh Kabupaten Deli Serdang akan menjadi potensi yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan yang kompetitif dalam menghadapi persaingan dalam menarik investor untuk mengembangkan usahanya di daerah ini dan sasaran lainnya dalam memasarkan produkjasa yang dihasilkan. Sesuai visi misi Pemkab Deli Serdang 2004-2009, dan 2009-2014 sektor pendidikan dan kesehatan serta sektor pembangunan infrastruktur merupakan prioritas pembangunan yang harus dilaksanakan tanpa mengabaikan pembangunan sektor lainnya. Di awal kepemimpinannya saat itu, sekira 60 persen kondisi gedung sekolah dalam keadaan rusak berat dan harus segera diperbaiki guna mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan. Namun pada 2004 dan 2005, kondisi kemampuan keuangan daerah sangat tidak mendukung pelaksanaan perbaikan gedung-gedung sekolah, terlebih lagi saat itu Deli Serdang baru dimekarkan menjadi dua kabupaten dengan terbentuknya kabupaten baru, Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Topografi Daerah

Wilayah Kabupaten Deli Serdang terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi pegunungan dengan luas ± 2.497.72 Ha terdiri dari 22 kecamatan, 380 desa dan 14 kelurahan Daratan pantai terdiri dari 4 kecamatan Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan,dan Pantai Labu . Jumlah Desa sebanyak 64 DesaKelurahan Tabel 3:Kecamatan, Ibukota Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah DesaKelurahan di Kabupaten Deli Serdang No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Wilayah Km 2 Jumlah DesaKelurahan 1 Gunung Meriah Gunung Meriah 76,65 12 Desa 2 STM Hulu Tiga Juhar 223,80 20 Desa 3 Sibolangit Sibolangit 179,96 30 Desa 4 Kutalimbaru Kutalimbaru 174,92 14 Desa 5 Pancur Batu Pancur Batu 122,53 25 Desa 6 Namorambe Namorambe 62,30 36 Desa 7 Biru-Biru Biru-Biru 89,69 17 Desa 8 STM hilir Talun Kenas 190,50 15 Desa 9 Bangun Purba Bangun Purba 129,50 24 Desa 10 Galang Galang 150,29 28 Desa 1 Kel 11 Tanjung Morawa Tanjung Morawa 131,75 25 Desa 1 Kel 12 Patumbak Patumbak 46,79 8 Desa 13 Delitua Delitua 9,36 3 Desa 3 Kel 14 Sunggal Sunggal 92,52 17 Desa 15 Hamparan Perak Hamparan Perak 230,15 20 Desa 16 Labuhan Deli Helvetia 127,23 5 Desa 17 Percut Sei Tuan Tembung 190,79 18 Desa 2 kel 18 Batang Kuis Batang Kuis 40,34 11 Desa 19 Pantai Labu Pantai Labu 81,85 19 Desa 20 Beringin Berigin 52,69 11 Desa 21 Lubuk Pakam Lubuk Pakam 31,19 6 Desa 7 Kel 22 Pagar Merbau Pagar Merbau 62,89 16 Desa Jumlah 2.479,72 389 Desa14 Kel Sumber:deliserdangkab.go.id Universitas Sumatera Utara

4.2 Keadaan Iklim

Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis dan ketinggian dari permukaan laut maka iklim daerah ini juga bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim peralihan antara sub tropis dan tropis. Ketinggian 0 – 500 meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang beriklim peralihan antara sub tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut beriklim sub tropis. Curah hujan rata-rata pertahun 1.936,3 mm, pada umumnya curah hujan terbanyak pada bulan September, Oktober, Nopember dan Desember. Angin yang bertiup melalui daerah ini juga berbeda yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meterdetik, sedangkan temperatur rata-rata 26,7° dan kelembaban 84 .

4.2.1 Potensi Daerah

Kabupaten Deli Serdang mempunyai 2 dua musim yaitu, musim hujan dan musim panas kering. Sumber Daya Alam Sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Deli Serdang antara lain Sumber Daya kelautan, pertanian, perkebunan, air permukaan sungai, hutan, pertambangan dan pariwisata.Di Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 lima sungai besar, yaitu Sungai Belawan, Deli, Belumai, Percut dan Ular dengan luas DAS 378.841 HA, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun, dan Karo. Pada umumnya air sungai ini Universitas Sumatera Utara dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian. Potensi Pertanian Sektor pertanian yang meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan dan kehewanan, perikanan dan kelautan serta kehutanan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkonomian daerah Kabupaten Deli Serdang. Tabel 4 :Komoditi, Luas Panen Dan Jumlah Produksi Hasil Pertanian Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 No Komoditi Luas Panen Ha Jumlah Produksi Ton Tanaman Pangan 1 Padi Sawah 80.508 446.075 2 Padi Ladang 280 895 3 Ubi Kayu 5.666 134.896 4 Kacang Tanah 395 263 5 Kacang Kedelai 1.380 2.040 6 Jagung 16.168 66.337 7 Kacang Hijau 267 299 8 Ubi Jalar 379 7.052 Sumber:deliserdangkab.go.id Potensi Tanaman Pangan dan Holtikultura Di sub sektor pertanian tanaman pangan dan holtikutura, daerah Kabupaten Deli Serdang hingga saat ini merupakan salah satu lumbung beras dan kontribusi yang tidak sedikit bagi Provinsi Sumatera Utara. Berbagai komoditi terkenal dan menjadi unggulan sebagai penunjang pembangunan pertanian, juga tumbuh dan dikembangkan di daerah ini seperti pisang barangan di kecamatan Biru-biru, STM Hilir dan Namorambe, Belimbing, Jambu kelutuk atau jambu biji di Kecamatan Pancur Batu, Durian di Kecamatan Sibolangit, Biru-biru, Namorambe, STM Hilir, jeruk di Kecamatan Gunung Meriah Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Perubahan Iklim di Daerah Penelitian

Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten dengan pengahasilan padi khususnya padi sawah terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Kabupaten Simalungun. Kabupaten Deli Serdang sendiri memiliki zona musim yang cukup stabil, tetapi lamban laun terjadi perubahan dari variabel yang dapat merubah iklim ke arah yang ekstrim dan memiliki dampak yang nyata terhadap sekitarnya. Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi yang besar pada bidang pertanian, sedangkan pertanian tersebut adalah hal yang sangat rentan terhadap cuaca. Pengaruh perubahan iklim sangat menentukan hasil dari produksi padi dimana disebutkan bahwa iklim memiliki variabel peubah di dalamnya, variabel-variabel peubah tersebut memiliki peran yang berbeda dalam menentukan perubahan iklim yang terjadi. Misalkan pada variabel curah hujan jika curah hujan meningkat maka produksi padi juga meningkat hal ini di dasari bahwa padi sawah membutuhkan intensitas air yang tinggi sehingga hal yang positif jika curah hujan meningkat 200 mmbulan. Lain halnya jika variabel temperatur meningkat maka yang terjadi bukan hal yang positif bagi produksi padi melainkan hal yang negatif karena jika temperatur meningkat maka tanaman padi akan mudah layu atau padi yang dihasilkan akan sedikit. Universitas Sumatera Utara Tabel 5 ; Data Produksi Padi, Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan dan Sinar Matahari Tahun 1993-2012 Sumber: BPS dan BMKG Sumatera Utara 2014 Variabel-variabel dalam iklim diantaranya adalah temperatur, kelembaban, curah hujan dan sinar matahari dimana variabel independent tersebut berpengaruh terhadap produksi padi sawah itu sendiri. No Tahun Produksi Temperatur Kelembaban Curah Hujan Sinar Matahari 1 2013 448462 27,5 83 187 50 2 2012 446055 27,4 82 189 51 3 2011 445598 27 84 218 48 4 2010 441897 27,7 83 134 52 5 2009 389597 26,8 84 202 50 6 2008 381955 26,8 84 176 45 7 2007 386543 26,9 82 228 48 8 2006 383541 25,9 82 223 48 9 2005 356207 26,2 81 151 50 10 2004 329572 26,7 83 173 48 11 2003 344902 26,6 84 189 48 12 2002 399355 26,6 83 119 51 13 2001 646185 26,9 84 226 52 14 2000 684998 26,5 83 142 53 15 1999 675287 26,4 83 184 49 16 1998 678112 27,1 84 155 53 17 1997 659389 26,7 84 114 50 18 1996 644004 26,3 85 155 50 19 1995 661880 26,5 86 173 50 20 1994 653318 26,5 85 150 51 21 1993 633993 26,4 86 175 49 22 1992 610972 26,5 85 134 52 Universitas Sumatera Utara 5.2. Analisis Data 5.2.1. Penggunaan Produksi Padi Sawah