Dampak dan Karakteristik Individu dengan Efikasi Diri

3.4 Kondisi fisiologis dan emosional physiological stateemotional arousal Keadaan fisiologis dan emosional dapat berpengaruh pada efikasi diri individu. Situasi yang menekan umumnya memunculkan gejolak emosional atau kondisi fisiologis tertentu yang dapat menjadi sumber informasi mengenai kompetensi seseorang, yang pada akhirnya membentuk efikasi diri. Sumber efikasi diri yang diperoleh dari kondisi emosional berkaitan dengan situasi penuh tekanan atau tidak. Menurut Schunk dan Pajares 2009, salah satu cara untuk meningkatkan efikasi diri adalah dengan meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional dan mengurangi emosi negatif. Individu memiliki kemampuan untuk mengubah pikiran dan perasaan mereka sehingga meningkatkan efikasi diri dan memengaruhi keadaan fisiologis mereka.

4. Dampak dan Karakteristik Individu dengan Efikasi Diri

Secara umum, efikasi diri berdampak pada penetapan tujuan, pemilihan tindakan, pengerahan usaha, serta ketekunan dan ketahanan ketika menghadapi tantangan dan rintangan Bandura, 1997; Feist Feist, 2010; Madduux, 2009; Ormrod, 2011. Dampak efikasi diri juga dapat dilihat pada konteks yang lebih spesifik, yaitu konteks akademik dan sosial. Karakteristik individu dengan efikasi diri akademik dan efikasi diri sosial yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.1 Efikasi diri akademik Individu dengan efikasi diri akademik yang tinggi akan memiliki motivasi belajar yang tinggi, yang ditunjukkan melalui kesiapan dalam belajar, minat yang lebih besar dalam belajar, bekerja dan belajar lebih keras, lebih mudah dan siap berpartisipasi pada kegiatan akademik, bertahan lebih lama ketika menghadapi kesulitan, serta memiliki prestasi yang lebih baik Bandura, 1997 dalam Schunk Pajares, 2009; Schnuk Pajares, 2001. Individu dengan motivasi belajar yang tinggi akan menurunkan kemungkinan dropout dan berdampak pada kepuasan pada kehidupan perkuliahan Baker, 2004; Shankland, Genolini, Franc, Guel, Ionescu, 2010 dalam Seong, Lai; 2014. Efikasi diri akademik yang tinggi juga berhubungan dengan penggunaan keterampilan belajar yang efektif, seperti penggunaan strategi belajar yang efisien dan mendalam serta memiliki konsep pembelajaran yang konstruktif sehingga lebih mungkin untuk lulus Putwain, Sander, Larkin, 2012; Schreiner, 2009. Individu dengan efikasi diri akademik yang tinggi juga memiliki karakteristik seperti bersedia melakukan tugas akademik yang diberikan, mengeluarkan usaha dalam jumlah yang besar untuk belajar dan mengatasi tugas-tugas akademik, lebih sering belajar, tidak mudah menyerah, dan dapat mengelola kesulitan akademik dengan efektif Bassi, Steca, Caprara, 2007; Gore, 2006; Margolis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI McCabe, 2004; Zimmerman, 2000 dalam Satici Can, 2016. Chemers, Hu, Garcia 2001 menambahkan individu dengan efikasi diri akademik yang tinggi juga cenderung lebih optimis dan mengevaluasi tuntutan atau tugas akademik sebagai tantangan. Ketika tugas akademik dinilai sebagai tantangan, individu akan memilih strategi koping yang efektif dan tekun dalam menghadapi tugas Bandura, 1995 dalam Zajacova, Lynch, Espenshade, 2005. Efikasi diri akademik juga memengaruhi kepuasan hidup secara umum pada orang muda, IPK, dan peningkatan kehadiran di kelas Lucio, Rapp-Paglicci, Rowe, 2011; Suldo, Shaffer, Riley, 2008, dalam Minter Pritzker, 2015. Rheinheimer dan Francois 2001, dalam Drago, Rheinheimer, Detweiler, 2016 mengungkapkan bahwa efikasi diri akademik juga berhubungan dengan kesuksesan mengerjakan tugas, ujian, dan kuis. Di sisi lain, individu dengan efikasi diri akademik yang tinggi cenderung tidak melakukan prokastinasi dan kurang mengalami kecemasan dan stres Nie, Lau, Liau, 2011; Odaci, 2011. 4.2 Efikasi diri sosial Menurut Smith dan Betz 2000, individu dengan efikasi diri sosial yang tinggi lebih akan mengembangkan lingkungan sosial yang baru karena lebih mudah untuk berhubungan dengan orang lain, membentuk kontak awal, dan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Ia juga mampu menunjukkan ketegasan sosial dan resilien terhadap penolakan sosial awal. Schreiner 2009 menambahkan bahwa individu dengan efikasi diri yang tinggi akan lebih terlibat pada pengalaman di perguruan tinggi dan lebih yakin untuk mencoba hal-hal baru. Individu dengan efikasi diri sosial yang tinggi juga memiliki perilaku prososial seperti membantu orang lain, bersikap baik pada orang lain, dan dapat berkooperatif Bandura et al., 1999 dalam Meng, Huang Fan, 2015. Keadaan ini akan menciptakan hubungan sosial yang luas, positif, dan saling mendukung. Patrick, Hicks, dan Ryan 1997 menambahkan bahwa keterampilan atau kompetensi sosial yang terdiri dari kemampuan untuk membuat pertemanan baru, membentuk hubungan sebaya yang positif, dapat diterima oleh teman sebaya penting untuk kesuksesan individu di lingkungan sekolah atau pendidikan. Keterampilan sosial ini juga berhubungan positif dengan penyesuaian diri di sekolah dan hasil akademik seperti prestasi dan motivasi intrinstik, serta berhubungan negatif dengan dropout. Individu dengan efikasi diri sosial yang tinggi juga terbantu dengan interaksinya dengan teman selama aktivitas di kelas, baik interaksi terkait dengan tugas ataupun tidak. Persepsi mengenai efikasi diri sosial dapat meningkatkan persepsi efikasi diri akademik melalui peningkatan efek positif di lingkungan pendidikan. Individu yang merasa dapat berhubungan positif dengan orang lain di lingkungan pendidikan lebih mungkin untuk melihat kelas sebagai tempat yang menyenangkan dan nyaman, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengalami kecemasan dan stres yang lebih rendah, serta memiliki perasaan aman dan keterikatan. Efikasi diri sosial berhubungan positif dengan kepuasan pada perguruan tinggi DeWitz Walsh, 2002, kepuasan hidup Wright Perrone, 2010, dan rasa memiliki tujuan dalam hidup DeWitz, Woolsey, Walsh, 2009. Efikasi diri sosial berhubungan negatif dengan rasa malu Smith Betz, 2002 dan kesepian Hermann Betz, 2006. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi efikasi diri sosial individu berarti semakin tinggi tingkat keterhubungan sosialnya, di mana individu tersebut memiliki kedekatan hubungan interpersonal dan mampu untuk menjaga kedekatan tersebut Williams Galliher, 2006.

C. Mahasiswa Tahun Pertama