27
e. Metode diskusi Metode diskusi, yaitu mempunyai tujuan lebih
memantapkanpengertian dan sikap pengetahuan seseorang terhadap sesuatu masalah. Diskusi mungkin digunakan untuk memberi kesempatan
kepada setiap peserta untuk menyampaikan pendapatnya dan mendorong setiap individu untuk berpikir
f. Metode konsultasi Metode ini terbuka lebar bagi peserta bimbingan yang memiliki
permasalahan untuk berkonsultasi dengan pembimbingatas permasalahan yang dihadapinya.Dari beberapa metode yang dikemukakan di atas, yang
perludiperhatikan adalah tidak ada satu metodepun yang dapat dipandang ideal untuk semua tujuan pepembelajaran, semua mata pelajaran, serta
suasana dan aktivitas pembelajaran. Oleh sebab itu, tidak dapat dihindari untuk melakukan penggabungan berbagai metode dalam prakteknya
dilapangan. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan, menurut Abdurrahman Shalih adalah:
Metode itu dapat membentuk manusia menjadi hamba Allah yang mengabdi kepada Nya semata,
Metode itu mengandung nilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah,
Metode itu berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan ajaran Islam.
2.3. Proses Pembelajaran Manasik Haji
2.3.1. Pembimbing
Pembimbing manasik haji yang di maksud dalam penelitian ini adalah alim ulama yang menguasai ilmu manasik haji atau mereka yang mengikuti
Orientasi Pembimbing Calon Haji yang diselenggarakan Departemen Agama untuk memberikan bimbingan ibadah haji.
4
Dalam konteks pendidikan, sebagai aktivitas fenomenal yang dilakukan oleh orang dengan orang lain dan
dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan
4
Depag RI, Pola Pembinaan Jamaah Haji Jakarta: Dirjen BMIPH: 2004, 3.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
diri manusia yang terjadi di masyarakat, dan dilaksanakan kegiatannya melalui jalur luar sekolah, maka yang dinamakan pendidik bisa dilakukan oleh siapa
saja, kapan saja dan di mana saja, seperti orang tua menjadi pendidik anak- anaknya, tokoh masyarakat menjadi pendidik terhadap pengikutnya, dan lain
sebagainya, hanya saja istilah yang digunakan berbeda.
2.3.2. Syarat Pembimbing
Seorang pembimbing haji mempunyai persyaratan,
5
sebagai berikut: 1. Pejabat eselon III atau IV yang melaksanakan tugas dibidang Urusan Haji
Propinsi, ulama, mubaligh, pengurus atau anggota IPHI, pengurus KBIH propinsi yang bisa melatih atau menatar calon haji.
2. Sudah haji dan menguasai manasik haji 3. Pendidikan minimal SLTA atau sederajat
4. Sehat jasmani dan rohani 5. Mempunyai potensi sebagai pembimbing
6. Mengikuti orientasi pembimbing calon haji 7. Memiliki akhlak dan kepribadian yang baik dan pantas diteladani orang
lain, terutama oleh calon haji
2.3.3. Peserta Bimbingan
Adapun peserta didik yang dimaksud dalam penyelenggaraan manasik haji, adalah calon jama‘ah haji peserta bimbingan baik masyarakat umum
yang belum mendaftar haji maupun calon haji yang sudah terdaftar, yang mengikuti kegiatan pembelajaran manasik haji dengan tujuan agar masyarakat
umum dapat memahami manasik haji dan terdorong untuk melaksanakan ibadah haji. Demikian juga, bagi calon haji yang sudah terdaftar supaya
memahami tentang haji dan dapat mempraktekan manasik haji secara benar.
2.4. Media