Sedangkan dalam penelitian Nuriana di Kabupaten Langkat 2008, hal. 43, menjelaskan bahwa bidan yang berpendidikan D-III Kebidanan, hanya 40 bidan
praktek swasta yang sudah melaksanakan APN dengan baik. Dan dijelaskan lagi bahwa hanya sebagian besar bidan yang berpengetahuan baik yang menerapkan APN dengan
baik sedangkan pengalaman kerja tidak menunjukkan pengetahuan baik apalagi dalam penerapan APN dengan baik dan tepat. Diduga hal ini disebabkan karena banyaknya
langka-langkah 58 langkah yang harus dilakukan selain itu juga berkaitan dengan peralatan APN yang tergolong mahal.
Dari hasil observasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dari 30 bidan praktek swasta lulusan D-III Kebidanan dan yang sudah pernah ikut pelatihan APN di
Kecamatan Percut Sei Tuan menunjukkan bahwa hanya 6 bidan yang melaksanakan pertolongan persalinan sesuai dengan standar APN yaitu dengan melakukan pendekatan
asuhan yang tepat sesuai 58 langkah standar APN dan 4 bidan belum pernah ikut pelatihan APN dan berpendidikan D-I Kebidanan Data primer pada Februari-Mei
2011. Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi Bidan Praktek Swasta BPS dalam pengaplikasian 58 langkah Asuhan Persalinan Normal APN sangat penting untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah : “Faktor-faktor Apa Sajakah yang Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta BPS dalam
Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal APN?”
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan Praktek Swasta BPS dalam pengaplikasian 58 langkah Asuhan Persalinan Normal APN.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor pengetahuan bidan mempengaruhi 58 langkah Asuhan
Persalinan Normal. b.
Mengetahui faktor sikap bidan mempengaruhi 58 langkah Asuhan Persalinan Normal.
c. Mengetahui faktor motivasi bidan mempengaruhi 58 langkah Asuhan
Persalinan Normal.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kebidanan
Diharapkan kepada para bidan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam menerapkan standar APN kepada ibu-ibu bersalin
sehingga tingkat morbiditas dan mortalitas maternal menurun. 2.
Perkembangan Ilmu Kebidanan Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melengkapi penelitian ini karena
ilmu tentang kesehatan terus menerus berkembang. Sehingga tercapai ilmu pengetahuan khususnya tentang asuhan kebidanan yang up to date.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya timbul dari tujuan interaksi antara manusia yang merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan dan sesuatu manusia pada saat itu. Seiring dengan
kemajuan teknologi pada masa sekarang ini peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan suatu tantangan yang cukup berat, membutuhkan dana, tenaga dan
fasilitas yang memadai. Tidak semua kebutuhan tersebut tersedia di setiap pelayanan kesehatan, maka semua permasalahan memerlukan perencanaan dan pengolahan yang
cermat untuk memperoleh daya guna yang maksimal dalam menggunakan kemampuan Depkes, 2000, hal. 5.
Peranan Sumber Daya Manusia SDM menjadi bagian dari alam yang sekaligus bagian dari kultur yakni hasil dari perubahan yang menyeluruh disebabkan
oleh olah manusia itu sendiri yang disertai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dikumpulkan dari jerih payah dan perjuangan berat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Ada beberapa unsur SDM meliputi : kemampuan-kemampuan capabilitas, sikap attitude, nilai-nilai values, kebutuhan-kebutuhan needs dan karakteristik-
karakteristik demografis Hasibuan M, 2009, hal. 35. Unsur-unsur SDM sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya seperti
norma-norma, nila-nilai masyarakat, tingkat pendidikan, dan peluang-peluang yang
Universitas Sumatera Utara
tersedia. Yang pada akhirnya mempengaruhi peranan dan perilaku individual karena unsur-unsur tersebut saling berinteraksi satu sama lain.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja output berupa produk dan jasa yang dicapai seseorang atau kelompok dalam menjalankan tugas melalui sumber daya
manusia sesuai tanggung jawabnya. Kinerja mengandung 2 komponen penting yaitu : a
Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya.
b Produktivitas berarti kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam
tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja. Mengingat kinerja mengandung komponen kompetensi dan produktivitas
hasil, maka hasil kinerja sangat tergantung pada tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya. Kinerja tenaga kesehatan menjadi unsur yang sangat penting untuk
dikaji dalam rangka memelihara dan meningkatkan pembangunan kesehatan. Menurut Gibson 2003, hal. 253 kajian-kajian mengenai kinerja memberikan kejelasan tentang
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja personal, yang dikelompokkan dalam 3 tiga variabel yaitu :
a Variabel individu : pengetahuan, beban kerja, kepuasan, latar belakang, karakteristik
demografis. •
Pengetahuan Adalah kemampuan intelektual responden yang mencakup pemahaman
materi. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan, pelatihan maupun melalui pengalaman. Pengetahuan
seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam
Universitas Sumatera Utara
sumber, misalnya: media massa, media elektronik, buku petunjuk, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga
seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Pengetahuan juga merupakan resultan dari akibat proses penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan tersebut sebagian
besar berasal dari penglihatan dan pendengaran. Pengukuran atau penilaian pengetahuan pada umumnya dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat bantu kuesioner berisi
materi yang ingin diukur responden Notoatmodjo, 2003, hal. 121-124. b
Variabel Organisasi : sumber daya, kepemimpinan, supervisi, imbalan atau intensif, kebijakan, struktur organisasi, dan desain pekerjaan.
c Variabel Psikologis : persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi
• Sikap
Sikap adalah persepsi seseorang tentang cara tanggap di dalam pekerjaannya yang diukur dari sikap positif mendukung maupun sikap negatif tidak mendukung.
Gibson 2003, hal. 123 mendefinisikan sikap adalah kesiap-siagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas
cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek dan situasi yang berhubungan dengannya. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Sikap tidak
sama dengan nilai, tetapi keduanya saling berhubungan. Menurut pendapat Notoatmodjo 2003, hal. 124, sikap merupakan reaksi
yang masih tertutup, tidak dapat dilihat secara langsung sehingga sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Sedangkan menurut pendapat Azwar 2009,
hal.7 mengemukakan bahwa nilai value dan opini atau pendapat sangat erat kaitannya dengan sikap. Nilai bersifat lebih mendasar dan stabil sebagai bagian dari ciri
Universitas Sumatera Utara
kepribadian, sedangkan sikap bersifat evaluatif dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu obyek.
Sikap seseorang adalah predisposisi keadaan mudah dipengaruhi untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau
membimbing tingkah laku orang tersebut. Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa mental dan keadaan berpikir neutral yang dipersiapkan untuk memberikan
tanggapan terhadap suatu obyek yang di organisasi melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada perilaku.
Sikap sebagai suatu pertanyaan atau pertimbangan evaluatif mengenai obyek, orang atau peristiwa, lebih lanjut sikap mencakup tiga komponen yaitu cognitif,
effectif, dan behavior Robbins, 1996, hal. 155. Jadi sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek dengan cara tertentu, bentuk dan reaksinya positif atau negatif.
• Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, guna mencapai suatu
tujuan. Motivasi kerja adalah sesuatu menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan
pada tujuan mencapai sasaran kepuasan Hasibuan, 2009, hal. 216.
B. Pengertian Bidan