Saat yang menetukan pajak terutang adalah keadaan objek pajak pada tanggal 1 januari. Perubahan objek pajak setelah tanggal 1 januari, baik penambahan atau
pengurangan tidak akan mempengaruhi besarnya pajak yang terutang untuk tahun yang bersangkutan.
Contoh: A menjual tanah kepada B pada tanggal 2 januari 2010. Kewajiban PBB
tahun 2010 masih menjadi tanggungan si A. sejak tahun pajak 2011 kewajiban PBB sudah menjadi tanggung jawab si B.
J. PEMBAYARAN PAJAK
Pajak yang terutang menurut SPPT surat pemberitahuan pajak terutang harus dilunasi selambat-lambatnya 6 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh
wajib pajak. Sedangkan pajak yang terutang berdasarkann SKP harus dilunasi selambat – lambatnya 1 bulan sejak tanggal diterimanya SKP oleh wajib pajak.
Jumlah pajak yang terutang berdasarkan STP harus dilunasi selambat – lambatnya 1 bulan sejak tanggal diterimanya STP oleh wajib pajak. Pembayaran pajak yang
terutang dapat dilakukan di: 1.
Seluruh cabang bank pemerintah, kecuali bank pembangunan Indonesia BAPINDO dan bank tabungan Negara BTN
2. Kantor pos dan giro
3. Dan tempat – tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
K. PENGURANGAN
Pengurangan diberikan atas Pajak Bumi dan Banguanan PBB terutang yang tercantum dalam SPPT atau SKP. Pengurangan pajak terutang dapat diberikan
kepada dan dalam hal: 1.
Wajib pajak orang pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan karena sebab – sebab
tertentu lainnya, yaitu a.
Objek pajak berupa lahan pertanianperkebunanpeternakan yang hasilnya sangat terbatas yang dimiliki, dikuasai, dan atau
dimanfaatkan oleh wajib pajak orang pribadi. b.
Objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan atau dimanfaatkan oleh wajib pajak orang pribadi yang berpenghasilan rendah yang nilai jualnya
meningkat akibat adanya pembangunan atau perkembangan lingkungan.
c. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan atau dimanfaatkan oleh wajib
pajak orang pribadi yang penghasilannya semata-mata berasal dari pensiunan, sehingga kewajiban pbb-nya sulit dipenuhi.
d. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan atau dimanfaatkan oleh wajib
pajak orang pribadi yang berpenghasilan rendah sehingga kewajiban PBB-nya sulit dipenuhi.
e. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan atau dimanfaatkan oleh wajib
pajak veteran pejuang kemerdekaan dan veteran pembela kemerdekaan.
f. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan atau dimanfaatkan oleh wajib
pajak badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas yang serius sepanjang tahun, sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban
rutin perusahaan. Dalam hal ini pengurangan dapat diberikan setinggi-tingginya
75 tujuh puluh lima persen dari besarnya pajak terutang, dan ditetapkan berdasarkan pertimbangan kondisi objek pajak serta
penghasilan wajib pajak. 2.
Wajib pajak orang pribadi atau badan dalam hal objek pajak yang terkena bencana alam atau sebab – sebab lain yang luar biasa. Termasuk dalam
pengertian bencana alam adalah gempa bumi, banjir, tanah longsor, gunung meletus dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud sebab – sebab
lain yang luar biasa adalah kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan hama tanaman.
Dalam hal ini dapat diberikan pengarugan sampai dengan 100 seratus persen dari besarnya pajak yang terutang.
3. Wajib pajak anggota veteran pejuang kemerdekaan dan veteran pembela
kemerdekaan. Besarnya pengurangan ditetapkan sebesar 75 tujuh puluh lima persen dari besarnya pajak yang terutang.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Pengurangan dan Tata Cara pemberian pengurangan PBB diatur dalam: 1.
Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan diatur dalam “Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 110PMK.032009 tanggal
17 juni 2009 tentang Pemberian Pengurangan PBB” 2.
Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan diatur dalam “Peraturan Direktur Jenderal Pajak
No. PER – 46PJ2009”.
B. WAJIB PAJAK YANG DAPAT MENGAJUKAN PENGURANGAN
PBB TERUTANG
Pengurangan dapat diberikan kepada wajib pajak: 1.
Karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak danatau karena sebab – sebab tertentu lainnya.
a. Wajib pajak orang pribadi, meliputi:
1. Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi veteran pejuang
kemerdekaan, veteran pembela kemerdekaan, penerima tanda jasa bintang gerilya, atau jandadudanya