urusan pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang dibutuhkan? Dari mana dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang bertanggung jawab atas
pola permainan panggung; akting pemain, cahaya, bunyi-bunyian, set, property dan lain-lain.
2.1.1 Stuktur Organisasi Teater O
Teater ‘O’ adalah sebuah organisasi teater yang hampir keseluruhan anggotanya adalah mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Teater ‘O’ memiliki struktur kepengurusan organisasi untuk menjalankan agenda berkesenian organisasi secara berkelanjutan. Kepengurusan dipilih melalui
musyawarah besar oleh seluruh anggota dan keluarga besar teater ‘O’ untuk satu priode selama dua tahun, dan hanya mahasiswa aktif yang dapat menawarkan diri
ataupun dipilih untuk masuk kedalam struktur keperngurusan organisasi Teater ‘O’. Struktur keperngurusan inti teater ‘O’ terdiri dari :
13
1. Ketua Umum, adalah pimpinan dalam menjalankan agenda-agenda kegiatan
organisasi sehari-hari selama satu priode dan tidak dapat dipilih lagi dalam priode berikutnya.
2. Sekretaris, adalah orang yang membantu ketua umum dalam menjalankan
tugas khusunya bagian administrasi atau surat menyurat. 3.
Bendahara, adalah orang yang dipercaya untuk menyimpan dan mengeluarkan anggaran untuk keperluan organisasi.
4. Divisi-divisi yang diangkat oleh pengurus inti untuk menjalankan visi dan misi
organisasi dalam satu priode.
13
Lihat, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Teater ‘O’
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Naskah dan Skenario
Naskah adalah catatan yang berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog yang diucapkan actor dalam lakon. Naskah drama yang isinya lengkap menjelaskan
keadaan, properti atau perlengkapan, nama tokoh serta karakter tokoh tersebut, petunjuk akting dan lainya yang merupakan petunjuk disebut skenario.
Naskah dan skenario merupakan sebuah petunjuk bagi sutradara agar penyajian lakon lebih realistis. Bagi aktor, naskah merupakan panduan dalam untuk
memahami tokoh dan karakter dalam lakon yang diperankannya.
2.1.3 Struktur Dalam Pertunjukan Teater
Struktur dalam pertunjukan teater atau bagaimana membangun sebuah pertunjukan teater dari awal hingga selesai. Ada beberapa tahap dan tingkatan-
tingkatan yang harus dibangun. Yaitu, pembukaan, pembentukan, konflik, krisis, klimaks, dan penyelesaian.
2.1.3.1 Pembukaan
Sebuah pertunjukan teater tentu dimulai dengan pembukaan. Meski sebuah pembukaan, apa yang terjadi pada pembukaan baru dapat dinilai pada
akhir cerita dan akan terasa kembali mengapa pembukaan itu demikian, yang pada mulanya tidak disadari arti pembukaan tersebut.
Pada pembukaan juga dirasakan kembali bagian-bagian lainnya yang juga mengambil sedikit dari pembukaan. Tokoh serta perwatakan masih belum
jelas, tetapi sudah dirasakan ada sesuatu yang menimbulkan permasalahan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2 Pembentukan
Yang dimaksud dengan pembentukan adalah telah terjadi pembentukan perwatakan yang lebih jelas dari peranan atau tokoh-tokohnya. Demikian juga
dengan permasalahannya, muncul lebih jelas akibat perbedaan perwatakan dalam menghadapi permasalahan tersebut. Tentu dengan sendirinya
berkembang menuju kearah akan terjadinya konflik.
2.1.3.3 Konflik
Tanpa konflik sebuah pertunjukan teater tidak akan menarik. Pengertian konflik punya pengertian luas. Bukan hanya bentuk pisik saja.
Tetapi yang lebih menarik konflik batin. Konflik ini terus berkembang dan meninggkat menuju kea rah krisis.
2.1.3.4 Krisis
Krisis menimbulkan ketegangan yang mengakibatkan ada yang menang dan yang kalah. Bisa saja kalah tetapi perjuangan dan cita-citanya
memperoleh kemenangan. Ini dalam memperjuangkan kejujuran dan kebenaran serta keadilan dalam melawan kebatilan, keserakahan dan
sebagainya. Pada krisis ini akan member gambaran bagaimana klimaks yang akan
terjadi dan inilah yang ditunggu oleh penonton.
2.1.3.5 Klimaks
Klimaks merupakan puncak tertinggi dari struktur pertunjukan teater. Keputusan terakhir dari krisis yang sangat menentukan dan menegangkan.
Jangan sampai klimaks bisa diduga dari semula. Walaupun telah diduga
Universitas Sumatera Utara
antagonis akan kalah dengan protagonist, tetapi bagaimana bentuk kekalahannya tidak bisa diduga.
2.1.3.6 Penyelesaian
Bahagimana terjadinya penyelesaian sebaiknya tidak terduga. Jika telah diketahui sebelum penyelesaian itu terjadi, tidak aka nada kesan bagi penonton
untuk dibawa pulang. Adapun struktur dan tahapan-tahapan diatas berfungsi untuk menjaga
alur cerita tetap teratur dan jelas sehingga penonton dapat mengetahui tujuan dan makna yang ingin disampaikan dalam pertunjukan tersebut.
2.1.4 Aktor dan Akting
Pemain adalah orang yang memerankan tokoh tertentu dalam teater, film, maupun sinetron yang biasa disebut aktor. Ada macam-macam peran yang dilakoni
aktor dalam teater,film maupun sinetron: a.
Peran utama yaitu, peran yang menjadi pusat perhatian penonton. b.
Peran pembamtu yaitu, peran yang tidak menjadi pusat perhatian. c.
Peran tambahan atau figuran yaitu, peran yang diciptakan untuk memperkuat suasana.
Pemainpelaku pada pementasan drama membawakan peranannya dengan berakting acting. Pemain inilah yang dilihat oleh penonton dalam pementasan
drama. Seluruh perhatian ditujukan kepada pemain. Dekor, lampu dan pendukung lainnya pada pementasan teater hanya diperhatikan beberapa menit saja, setelah itu
seluruh perhatian kepada pemain untuk mengikuti aktingnya dan jalan ceritanya.
Universitas Sumatera Utara
Apakah akting sesuai dengan dengan peranan dan perwatakan pada naskah teater, atau akting tidak sesuai dengan peranan dan perwatakannya. Artinya akting
yang diperlihatkan tidak lebih dari dirinya sendiri. Tantangan bagi pemain adalah bagaimana kemampuannya melepaskan
dirinya menjadi peranan dan perwatakan yang terdapat pada naskah. Pemain juga mempunyai kode etik, meski tidak tertulis :
a. Jika telah menerima naskah, bersedia jadi pemain dan apapun yang terjadi tetap
bermain. b.
Bersedia menerima petunjuk dan arahan sutradara. c.
Tetap menjaga kesehatan. d.
Menjaga naskah drama yang diberikan. e.
Disiplin dalam latihan f.
Menghormati penonton g.
Siap menerima kritikan
2.1.5 Sutradara