Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Petersen PE, Ogawa H. Strengthening the Prevention of Periodontal Disease: The WHO Approach. J Periodontal. 2005; 76(12): 2187-93.

2. Ontario Dental Hygienists’ Association. Periodontal (Gum) Disease. Dental Hygiene Facts: 1-2.

3. Borhan-mojabi K, Azimi S. Antimicrobial Natural Products in Oral Health. Mcrobial Pathogens and Strategies for Combating Them: Science, Technology and Education. 2013: 932-9.

4. Singh I, Jain PC. Current status of dental plaque.International journal of pharma and bio sciences. 2012; 3(3): 669-81.

5. Biesbrick AR, Bartizek RD, Gerlach RW. Oral Hygiene Regimens, Plaque Control, and Gingival Health: A Two-Month Clinical Trial with Antimicrobial Agents. The Journal of Clinical Dentistry. 2007; XVIII(4): 101-5.

6. Farah CS, McCullough MJ. Mouthwashes.Australian Prescriber. 2009 December; 32(6): 162-4.

7. Carughi A. Health Benefits of Sun-Dried Raisins. Health Research & Studies Center. 2008 July: 1-63.

8. Rivero-Cruz JF, Zhu M, Kinghorn AD, Wu CD. Antimicrobial constituents of Thompson seedless raisins (Vitis vinifera L.) against selected oral pathogens. Phytochemistry Letters. 2008: 1-4.

9. Aneja KR, Joshi R, Sharma C. The antimicrobial potential of ten often used mouthwash against four dental caries pathogens. Jundishapur Journal of Microbiology. 2010 January; 3(1): 15-27.

10. Nield-Gehrig JS. Dental Plaque Biofilms: 1-6.

11. Lorenz K, Heumann C, Netuschill L. How to select study designs and parameters to investigate the effect of mouthrinses? Part1: rationale and background. Journal of Physiology and Pharmacology: An official Journal of the Polish Physiological Society. 2009; 60: 77-83.


(2)

12. Organic Facts. [Online].; 2011. Available from: https://www.organicfacts.net/health-benefits/fruit/health-benefits-of-raisins.html.

13. United States Department of Agriculture.[Online].2015 September. Available from: http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=VITIS 14. Christensen LP, Peacock WL. The Raisin Drying Process.In Harvesting and Driying

Raisin Grapes: 207-15.

15. Wu CD. Grape Products and Oral Health.The Journal of Nutrition.2009;(139). 16. Kshitiz P, Shipra Z, Rani S, Jayanthi S. IJRAP. [Online].; 2011 [cited 2015. 17. Medicine USNLo. Open Chemistry Database. [Online]. [cited 2015.

18. Sun Maid. Sun Maid. [Online].;2015 November. Available from: http://www.sunmaid.com/history-of-raisins-and-dried-fruit.html.

19. Gupta P, Gupta N, Pawar AP, Birajdar SS, Natt AS, Singh HP. Role of Sugar and Sugar Substitutes in Dental Caries - A Review. Hindawi.2013 November.

20. Pawar SP, Sarkar A. Cost effective Grading Process for Grape Raisins based on HSI and Fuzzy Logic Algorithms. International Journal of Computer Applications. 2013; 67(22): 18-22.


(3)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental ulang atau pre and post-test control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double blinded study yaitu suatu prosedur eksperimental dimana baik subjek penelitian maupun peneliti tidak mengetahui siapa yang menjadi kelompok kontrol dan siapa yang menjadi kelompok perlakuan.

Perlakuan : H0 X  H1

Kontrol : H0 Y  H1

Keterangan:

X : Obat kumur ekstrak buah kismis Y : Plasebo

H0 : Pengukuran indeks plak awal (sebelum perlakuan)

H1 : Pengukuran indeks plak hari ke- 7 setelah perlakuan

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat Penelitian:

a. Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan b. Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU Medan

15 16


(4)

3.3.2 Waktu Penelitian

Disember 2015 – Februari 2016

3.4 Populasi, Sampel, dan Besar Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan angkatan 2014

3.4.2 Sampel

Sampel penelitian ini dipilih dari angkatan 2014 yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4.2.1 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa berstatus aktif angkatan 2014 FKG USU 2. Usia 17-25 tahun

3. Jumlah gigi permanen lebih dari 20 gigi

4. Kooperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed consent.

5. Status periodontal baik dan sedang

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi

1. Memakai pesawat ortodonti cekat 2. Memakai protesa

3. Terdapat gigi berjejal

4. Menggunakan obat kumur sehari-hari

3.4.3 Besar Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini, dihitung menggunakan rumus Federer seperti berikut:


(5)

(n – 1) (r – 1) ≥ 15 keterangan: (n – 1) (2 – 1) ≥ 15 n = besar sampel

n – 1 ≥ 15 r = jumlah kelompok n ≥ 16

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang.Namun, untuk mencegah adanya kesalahan selama penelitian, ditetapkan besar sampel sebanyak 20 orang tiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 40 orang.Sampel dipilih dengan metode purposive random sampling sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.

3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas

Obat kumur ekstrak buah kismis 15 ml

3.5.2 Variabel Terikat Akumulasi plak selama 7 hari

3.5.3 Variabel Terkendali

1. Volume obat kumur yang digunakan 2. Lama penggunaan obat kumur 3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi 4. Jenis sikat gigi dan pasta gigi 5. Cara berkumur sampel

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali

1. Jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien sepanjang periode penelitian 2. Metode menyikat gigi pasien

3.6 Definisi Operasional

(n – 1) (r – 1) ≥ 15


(6)

a. Obat kumur ekstrak buah kismis 1% merupakan obat kumur hasil sediaan yang mengandung 1% ekstrak buah kismis sun driedSun Maid20, sorbitol, peppermint oil dan akuades. Setiap sampel diberikan 140 ml bagi penggunaan selama 7 hari.

b. Akumulasi plak diukur dari nilai skor indeks plak Löe-Silness. Indeks plak ini diukur berdasarkan penumpukan plaknya dimana pengukuran dilakukan pada empat sisi yaitu distovestibular, vestibular, mesiovestibular, dan oral. Plak diperiksa pada hari 0 sebelum berkumur dan pada hari 7 selepas berkumur lalu diberi skor sesuai kriteria dibawah ini:12

0 : Tidak ada plak

1 : Ada plak tipis di sekitar tepi gingiva bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi.

2 : Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingiva bebas yang dapat terlihat dengan mata.

3 : Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas gingiva bebas, tumpukan ini sudah dapat dilihat dari jauh.

Kriteria penilaian indeks plak Lӧe-Silness adalah: a) Baik : 0 - 0,9

b) Sedang : 1 - 1,9 c) Buruk : 2 – 3 3.7 Alat dan Bahan 3.7.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan buah kismis adalah: 1. Timbangan


(7)

2. Tampah

3. Kertas perkamen 4. Perkolator 5. Kapas

6. Aluminium foil 7. Blender 8. Kertas saring

9. Vacuum rotavapor

10. Freeze dryer 11. Water bath

Alat yang digunakan dalam preparasi obat kumur ekstrak buah kismis adalah: 1. Spatula

2. Gelas ukur 3. Lumping

4. Timbangan digital 5. Spatula

6. Botol kosong untuk obat kumur 7. Spidol

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah: 1. Kaca mulut

2. Pinset 3. Sonde 4. Nierbeken 5. Probe 6. Kapas

7. Sarung tangan 8. Masker 9. Kertas tisu 10. Alat tulis


(8)

11. Lembar pemeriksaan

3.7.2 Bahan

1. Ekstrak buah kismis 1% 2. Akuades

3. Carboxy methyl cellulose (CMC)

4. Ethanol 96% 5. Sorbitol 5% 6. Peppermint oil 1%

3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Prosedur Ekstraksi

1. Buah kismis sun driedSun Maid ditimbang dengan alat penimbang sebanyak 1,6 kg dan dicatat beratnya.

2. Buah kismis kemudian dimasukkan dalam wadah bertutup.

3. Tambahkan etanol 96% untuk perendaman sampai seluruh simplisia terendam lalu disimpan dalam wadah bertutup dan di rendam selama 1 jam pada suhu 25°C.

4. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator yang sudah diberi kapas (dicelup etanol 96%) dan kertas saring pada dasarnya.

5. Tambahkan etanol 96% sampai batas perkolator, kemudian ditutup dengan aluminium foil dibiarkan selama 24 jam.

6. Keran perkolator dibuka, cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 20 tetes/menit, perkolat ditampung, etanol ditambahkan berulang-ulang secukupnya sampai cairan yang keluar tidak berwarna.

7. Ekstrak cair diuapkan dengan rotavapor pada suhu 40°C. 8. Setelah itu dipekatkan dengan menggunakan water bath.

9. Ekstrak dimasukkan dalam botol kaca dan disimpan dalam kulkas.

3.8.2 Peracikan Obat Kumur


(9)

1. Akuades dipanaskan sehingga mendidih dan CMC ditimbang sebanyak 2 g. CMC kemudiannya ditabur diatas seluruh permukaan akuades. Setelah dibiarkan selama 30 menit, campuran akudes dan CMC digerus sampai homogen.

2. Ekstrak kental ditimbang sebanyak 100 g dari total larutan obat kumur dan dimasukkan kedalam campuran akuades itu tadi dan digerus sampai homogen.

3. Tambahkan bahan pemberi aroma dan rasa (peppermint oil dan sorbitol) secukupnya kedalam mortal lalu sampai homogen.

4. Tambahkan akuades sampai diperoleh volume larutan obat kumur ekstrak buah kismis 1%.

5. Untuk obat kumur plasebo, hanya diberikan peppermint oil dan larutan sorbitol.

3.8.3 Pemeriksaan Awal

1. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuisioner dan pemeriksaan langsung, semua sampel akan dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

2. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diminta untuk mengisi lembaran informed consent.

3. Pada hari pertama, subjek penelitian di periksa pagi hari, sebelumnya subjek penelitian diinstruksikan untuk tidak menyikat gigi setelah sarapan dan dilakukan pemeriksaan indeks plak dengan menggunakan indeks plak Löe-Silness.

4. Pada tiap bagian diberi skor 0-3 sesuai dengan kriteria Löe dan Silness. 5. Skor plak tiap gigi ditentukan dengan rumus:

6. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan.

7. Indeks plak diperoleh dengan menjumlahkan skor plak tiap gigi kemudian dibagi jumlah gigi yang di periksa.

8. Masing-masing sampel diberikan obat kumur sebanyak 1 botol.

9. Subjek peneltian diinstruksikan untuk menyikat gigi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

22 24


(10)

10. Setelah itu, subjek penelitian diinstruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke- 7.

3.8.4 Pemeriksaan Akhir

1. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke 7.

2. Pasien diinstruksikan untuk menyikat gigi dan berkumur-kumur selama 7 hari dengan larutan ekstrak buah kismis 1%. Kemudian dilakukan pemeriksaan indeks plak.


(11)

Skema Prosedur Penelitian

3.9 Pengolahan dan Analisis data

Populasi Peracikan obat kumur

Analisis data dengan program komputer

Sampel (Random dan Skrining sesuai kriteria inklusi dan eksklusi)

Kelompok perlakuan terdiri dari 20 orang untuk penggunaan obat kumur dari

ekstrak buah kismis 1%

Ethical Clearance

Informed consent

Pemeriksaan indeks plak setelah pemakaian obat kumur & sikat gigi (hari ke – 0 dan 7)

Pemeriksaan indeks plak pra perlakuan

Kelompok kontrol terdiri dari 20 orang untuk penggunaan plasebo

24 26


(12)

3.9.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dan tabulasi dilakukan dengan menggunakan program komputer.

3.9.2.1Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi. Untuk melihat perbandingan penurunan akumulasi plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur ekstrak buah kismis dan obat kumur plasebo digunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Sedangkan untuk melihat perbedaan penurunan akumulasi plak antara obat kumur ekstrak buah kismis dan obat kumur plasebo digunakan uji Mann-Whitney. Derajat kepercayaan 95%. Signifikasi statistik diperoleh jika nilai p < 0,05.


(13)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 40 orang yang dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi pada mahasiswa FKG USU angkatan 2014.Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian hingga selesai.Sampel kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 20 orang.Selama berlangsungnya penelitian, tidak ada komplikasi yang dilaporkan oleh subjek penelitian.Data-data hasil penelitian yang diperoleh diuraikan di bawah ini (Tabel 3).

Tabel 3. Data demografis subjek penelitian

Variabel Kelompok Pengamatan Jumlah Persentase

Usia

a. 19 tahun b. 20 tahun c. 21 tahun d. 22 tahun

5 orang 17 orang 15 orang 3 orang 12,5 % 42,5 % 37,5 % 7,5 %

Total 40 orang 100 %

Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

8 orang 32 orang

20 % 80 %

Total 40 orang 100 %

Frekuensi menyikat Gigi

a. 1x sehari b. 2x sehari c. 3x sehari

2 orang 33 orang 5 orang 5 % 82,5 % 12,5 %

Total 40 orang 100 %

Berdasarkan tabel 2, sampel terbanyak berdasarkan usia adalah subjek berusia 20 tahun seramai 17 orang (42,5 %) diikuti 21 tahun seramai 15 orang (37,5 %), 19 tahun seramai 5 orang (12,5 %) dan 22 tahun seramai 3 orang (7,5 %). Distribusi jenis kelamin pula menunjukkan jumlah sampel laki-laki adalah seramai 8 orang (20 27


(14)

%) dan sampel perempuan adalah seramai 32 orang (80 %). Frekuensi menyikat gigi menunjukkan bahwa seramai 2 orang yang menyikat gigi 1 kali sehari (5 %) diikuti 2

kali sehari seramai 33 orang (82,5 %) dan 5 orang menyikat gigi 3 kali sehari (12,5 %).

Tabel 4. Data distribusi median skor indeks plak mahasiswa FKG USU angkatan 2014 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Uji Wilcoxon Signed Ranks; p < 0,05

Perlakuan Kontrol

Median ± Interquartile

Range

P (sig.)

Median ± Interquartile

Range

P (sig.)

Sebelum 0,625 ± 0,5

0,000

0,500 ± 0,88

0,001 Sesudah 0,375 ± 0,75 1,000 ± 0,86

Kelompok N Selisih median P (sig.)


(15)

Tabel 5. Selisih median pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dibandingkan antara hari ke-0 dan hari ke-7

Uji Mann-Whitney; p < 0,05

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai median indeks plak kelompok perlakuan mengalami penurunan sebanyak 0,25 dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mengalami kenaikan sebanyak 0,5 setelah digunakan selama 7 hari. Perbedaan nilai rata-rata yang tampak antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol bermakna secara statistic (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak buah kismis berpengaruh dalam menghambat akumulasi plak.

Perlakuan 20 -0,25

0,000*

Kontrol 20 0,5


(16)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental ulang atau pre and post-test control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa rerata indeks plak pada kelompok perlakuan adalah lebih rendah berbanding kelompok kontrol.

Pada kelompok perlakuan rerata indeks plak menunjukan penurunan dari 0,775 ke 0,538 manakala pada kelompok kontrol terjadi kenaikan rerata indeks plak dari 0,766 ke 0,983. Hasil ini bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Rivero-Cruz dkk yang menunjukkan buah kismis mempunyai efek antibakteri yang efektif terhadap Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis.8

Konsentrasi ekstrak buah kismis yang terkandung dalam obat kumur pada penelitian ini adalah sebanyak 1% atau 10 mg/ml yang diekstraksi menggunakan etanol 96% di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.Nilai konsentrasi sebanyak 1% ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rivero-Cruz dkk tentang analisis aktifitas anti bakteri bagi ekstrak buah kismis terhadap bakteri Gram positif. Aktifitas antimikroba bakteri ini dilihat dari nilai kadar hambat minimum (KHM) yang telah didapatkan. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa konsentrasi 1% atau 10 mg/ml adalah konsentrasi minimum ekstrak buah kismis dalam menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk plak.8

Ekstrak dari buah kismis Thompson tanpa biji (Vitis vinifera L.) disiapkan untuk menilai kemampuan menekan bakteri kariogenik Streptococcus mutans, Porphyromonas gingivalis dan Fusobacterium nucleatum.Ekstrak kismis mampu menekan pertumbuhan Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis dan mengurangi kepatuhan terhadap biofilm dari Fusobacterium nucleatum.

Dari penelitian ini, tampak bahwa kismis, karena mengandung fitokimia alami, dapat meningkatkan kesehatan mulut dengan menekan pertumbuhan


(17)

bakteri atau dengan mengganggu kepatuhan bakteri kariogenik.Salah satu fitokimia yang ditemukan dalam kismis, asam oleanolik adalah agen antibakteri yang amat kuat terhadap Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis.

Penelitian yang dilakukan oleh Arianna Carughi juga menunjukkan kandungan ekstrak buah kismis mempunyai sifat anti inflamasi, anti oksidan dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dari berbagai penyakit sistemik.29 Asam oleanolik, aldehida oleanolic dan 5-(hidroksimetil)-2-furfural telah terbukti menghambat pertumbuhan 2 spesies bakteri mulut: Streptococcus mutans, yang menyebabkan karies gigi dan Porphyromonas gingivalis, yang menyebabkan penyakit periodontal.15,16 Dua senyawa lain yang diisolasi dari buah kismis, betulin dan asam betulinik, juga menunjukkan aktivitas antimikroba, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi diperlukan untuk mencapai efek yang sama. Pada konsentrasi 31 mcg per ml, asam oleanolik juga memblokir adhesi Streptococcus mutans pada permukaan gigi. Kualitas ini penting karena adhesi adalah langkah pertama bakteri dalam membentuk plak gigi, yaitu film yang terakumulasi pada gigi.7

Atas tujuan menyamakan obat kumur ekstrak buah kismis dan plasebo, maka telah ditambahkan bahan-bahan lain. Penambahan sorbitol pada obat kumur bertujuan untuk memberikan rasa manis kepada ekstrak buah kismis manakala peppermint oil ditambahkan untuk menutupi aroma khas yang terdapat pada ekstrak buah kismis dan juga untuk menyamakan aroma pada obat kumur plasebo. Pewarna tiruan juga ditambahkan beberapa titis pada obat kumur plasebo supaya dapat menyamakan dengan warna pada obat kumur ekstrak buah kismis, namun pewarna yang ditambahkan tidak mengganggu rasa kedua jenis obat kumur.


(18)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa obat kumur ekstrak buah kismis efektif terhadap penurunan akumulasi plak setelah digunakan selama 7 hari. Obat kumur ekstrak buah kismis berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo karena terdapat perbedaan secara statistik dalam mengurangi akumulasi plak selama seminggu (p<0,05).

6.2 Saran

Antara saran yang dapat ditambahkan untuk penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya meneliti satu jenis konsentrasi ekstrak, oleh karena itu disarankan agar penelitian selanjutnya meneliti konsentrasi yang lebih optimal dari ekstrak buah kismis.

2. Diharapkan penelitian selanjutnya disarankan dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga dapat diketahui efektifitas dari penggunaan obat kumur ekstrak buah kismis dalam jangka panjang.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Gigi

Seumur hidup manusia, semua permukaan tubuh terpapar kepada berbagai mikroorganisme.Umumnya, mikrobiota mempunyai hubungan yang harmonis dengan pejamu.Akumulasi plak bakteri pada permukaan gigi dianggap sebagai penyebab utama dari karies gigi dan penyakit periodontal.Lebih dari 108 bakteri terkandung dalam 1 millimeter3 plak gigi yang beratnya sekitar 1 milligram. Meskipun lebih dari 300 spesies telah diisolasi dan dikarakterisasi dalam deposit ini, namun identifikasi terhadap semua spesies yang ada masih sulit untuk dilakukan. Plak bakteri gigi adalah biofilm yang melekat kuat pada permukaan gigi. Plak gigi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: supra dan subgingiva.9

2.1.1 Proses Pembentukan Plak

Pola pembentukan biofilm plak dapat dibagi menjadi tiga fase: (1) Pelekatan bakteri ke permukaan keras (2) Pembentukan mikrokoloni pada permukaan (3) Pembentukan matang, biofilm plak subgingiva.

Pelekatan awal bakteri dimulai dengan pembentukan pelikel.Pelikel adalah lapisan tipis dari protein saliva yang menempel pada permukaan gigi dalam beberapa menit setelah pembersihan. Pelikel bertindak seperti perekat dua sisi, berpegang pada permukaan gigi di satu sisi dan menyediakan permukaan lengket yang memfasilitasi keterikatan bakteri pada permukaan gigi di sisi lain.

Setelah pembentukan pelikel, bakteri mulai menempel pada permukaan luar pelikel tersebut. Bakteri terhubung ke pelikel dan satu sama lain dengan ratusan struktur mirip rambut yang disebut fimbriae. Setelah melekat tetap, bakteri mulai memproduksi zat yang merangsang bakteri bebas lain untuk bergabung dengan komunitas ini. Dalam 2 hari pertama, jika pembersihan tidak dilakukan, permukaan gigi yang dikolonisasi akan didominasi oleh cocci fakultatif Gram positif, terutamanya spesies streptokokus. Pembentukan koloni dimulai setelah permukaan


(20)

gigi telah ditutupi dengan bakteri yang menempel.Biofilm berkembang terutamanya melalui pembelahan sel bakteri yang sudah melekat, bukan melalui pelekatan bakteri baru.Plak berkembang cepat dalam fase awal dan lebih lambat dalam biofilm yang lebih matang.

Gelombang kedua kolonisasi bakteri bertahan pada bakteri yang sudah melekat pada pelikel tersebut.Koagregasi adalah kemampuan kolonisasi bakteri baru untuk melekat dan berkembang di atas sel yang melekat sebelumnya.Bakteri mengelompok bersama untuk membentuk koloni mikro berbentuk jamur yang melekat pada permukaan gigi. Hasil koagregasi adalah pembentukan kompleks bakteri yang berbeda terkait pada satu sama lain. Setelah beberapa hari dari pembentukan plak yang tidak terganggu, margin gingiva menjadi meradang dan bengkak.Inflamasi ini menghasilkan pendalaman sulkus gingiva.Biofilm meluas ke wilayah subgingiva dan berkembang dalam lingkungan yang terlindung ini, mengakibatkan pembentukan biofilm plak subgingiva matang.

Inflamasi gingiva tidak muncul sehingga terjadinya perubahan di dalam biofilm yang terdiri dari bakteri Gram positif ke bakteri anaerob Gram negatif. Sebuah mikrokoloni bakteri subgingiva, yang terdiri dari bakteri Gram negatif anaerob, terbentuk pada sulkus gingiva antara 3 dan 12 minggu setelah awal pembentukan plak supragingiva.11

2.1.2 Identifikasi Plak Gigi

Identifikasi plak gigi supragingiva sulit bagi pasien karena kesamaan warna antara permukaan gigi dan plak gigi.Identifikasi plak dapat dilakukan baik oleh skrining plak langsung dari permukaan gigi, mengubah warna dengan disclosing solution atau dengan menggunakan kemampuan gigi alami untuk bersinar di bawah sinar biru.Disclosing solution bekerja dengan mengubah warna plak gigi sehingga kontras dengan permukaan gigi putih.Plak gigi memiliki kemampuan untuk mempertahankan sejumlah besar zat pewarna yang dapat digunakan untuk tujuan identifikasi. Kimia pertama yang dilaporkan untuk identifikasi plak adalah yodium tetapi, dari waktu ke waktu, berbagai pewarna telah digunakan, seperti: (1) fuchsine 5


(21)

(2) eritrosin (3) merbromin (4) biru metilen (5) biru cerah (6) violet kristal (7) gentian violet dan (8) fluorescein.9

2.1 Obat Kumur

Obat kumur merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk menjaga kebersihan rongga mulut.Kemampuan obat kumur untuk memengaruhi pembentukan plak dan mengubah tahapan inflamasi gingiva telah dipelajari secara ekstensif.Namun, penghapusan plak secara mekanis melalui penggunaan sikat gigi dan benang gigi secara teratur adalah metode utama untuk mencegah penyakit periodontal dan mengurangi risiko karies.Obat kumur sebaiknya hanya digunakan untuk jangka waktu yang singkat dan seharusnya tidak menjadi satu-satunya metode menjaga kebersihan rongga mulut.Produk alami telah digunakan untuk tujuan obat di seluruh dunia selama ribuan tahun.Banyak darinya memiliki sifat farmakologi, seperti antimikroba, anti inflamasi dan sitostatik.Produk alami telah diakui berguna sebagai obat manusia. Meluasnya penggunaan obat kumur sebagai bahan bantuan untuk kebersihan rongga mulut adalah fenomena yang relatif baru di negara-negara berkembang di dunia.3

2.2 Buah Kismis

Sejak zaman kuno, kismis telah dinilai sebagai bentuk melestarikan anggur sehingga bertahan sepanjang musim dingin dan bisa lebih mudah disimpan dan diangkut.Anggur dianggap sebagai makanan bergizi dan sehat dan sebagai sumber energi yang baik karena kandungan gula yang tinggi. Pengeringan di bawah sinar matahari dipandang sebagai cara alami untuk menghasilkan kismis yang tidak hanya memberi mereka rasa tertentu, tetapi juga mempertahankan keseimbangan nutrisi dari buah asli.

Budidaya anggur pertama dimulai di Armenia dan wilayah timur Mediterania, termasuk Phoenicia kuno dan Persia.Anggur juga penting di Anatolia, di mana orang Hittitia meyajikannya ke Tuhan mereka. Di Asia Barat, kismis kadang-kadang dibuat dengan cara mengubur buah anggur di padang pasir. Penanaman anggur segera menyebar ke wilayah Tigris-Efrat di Afrika Utara, di mana kismis dibuat pada awal


(22)

milenium keempat SM karena lingkungan yang ideal dan tradisi yang sudah mapan pengeringan. Seterusnya anggur dan kismis menyebar di sebelah Timur Jauh dan wilayah Afrika Utara yang lain seperti Maroko dan Tunisia. Phoenicia awal dan Mesir, murupakan peradaban yang mempopulerkan produksi dan penggunaan kismis dan menyebarkannya ke seluruh dunia barat.

Di daerah Eropa sepanjang Mediterania, transisi peningkatan produksi kismis adalah sangat mudah karena tradisi pemeliharaan anggur yang sudah ada dari sebelumnya dan keberadaan kebun-kebun anggur yang tak terhitung jumlahnya. Kismis dilihat sebagai sumber utama nutrisi yang melengkapi gandum, kacang-kacangan dan susu sebagai dasar diet Mediterania saat Roma dan peradaban Yunani berada pada masa kejayaannya. Roma mengkonsumsi kismis dalam jumlah yang banyak sebagai bahan kebutuhan dari makanan sehari-hari, bersama dengan zaitun dan roti. Dokter Romawi juga mempromosikan sifat obat yang terbuat dari kismis dan meresepkannya sebagai obat untuk berbagai macam penyakit.7,18

Gambar 1: Buah Kismis 14 2.2.1 Taksonomi Buah Kismis

Taksonomi buah kismis (Vitis vinifera L.) diklasifikasikan seperti berikut:12 Kingdom :Plantae

Subkingdom :Tracheobionta

7 8


(23)

Division :Magnoliophyta Class :Magnoliopsida Subclass :Rosidae Order :Rhamnales Family :Vitaceae Genus :Vitis L.

Species :Vitis vinifera L. 2.2.2 Produksi Buah Kismis

Sebagian besar kismis saat ini, sekitar 95%, adalah anggur Thompson tanpa biji, Vitis vinifera L. yang dikeringkan. Varietas ini diikuti oleh Fiesta (3%) dan Zante Currant (1,5%). Istilah "sultana" dan "kismis" digunakan secara tidak konsisten dan kadang-kadang bergantian, dari satu negara ke negara lain. Konsumen di luar Amerika Serikat, pada umumnya menggunakan istilah pertama untuk merujuk pada produk alami California yang dijemur di sinar matahari dan yang terakhir untuk kismis yang telah dikeringkan setelah dicelup di berbagai solusi.

Ada dua metode untuk mengeringkan buah anggur untuk menghasilkan kismis.Satu melibatkan pengeringan sinar matahari untuk jangka waktu 2 sampai 3 minggu, baik di nampan di tanah atau menggantung pada tanaman sendiri. Metode lain melibatkan jangka waktu pendek yaitu disiram air panas bersuhu 87 ke 90oC selama 15 sampai 20 detik dan kemudian ditempatkan di terowongan dehidrasi bersuhu 71oC selama 20 sampai 24 jam.19

Kismis memperoleh warna coklat gelap mereka dari akumulasi pigmen melanin coklat-hitam yang dihasilkan oleh aktivitas polifenol oksidase dan reaksi non enzimatik. Kismis emas adalah buah anggur Thompson tanpa biji yang telah dicelupkan ke dalam air panas dan diperlakukan dengan sulfur dioksida untuk mencegah reaksi-reaksi tersebut. Saat ini, produksi kismis melebihi 1 juta ton di seluruh dunia.Konsumsi buah kismis terjadi pada semua budaya dan segmen


(24)

terkemuka di dunia. California menyumbang lebih dari 90% dari total produksi anggur Amerika Serikat, menggunakan hampir 3 juta ton buah anggur untuk menghasilkan sekitar 400.000 ton kismis per tahun.7

2.2.3 Kandungan Buah Kismis

Kismis, seperti kebanyakan buah-buahan, memiliki kombinasi rasa manis dan nilai gizi. Kismis memberikan nutrisi penting, serat larut dan tidak larut, dan komponen bioaktif, atau phytochemical.Tabel 1 menunjukkan komposisi gizi yang terpilih dari kismis. Kismis, seperti semua buah-buahan, tinggi kalium dan rendah sodium, dibandingkan dengan buah-buahan lainnya, kismis memiliki tinggi magnesium dan zat besi.7


(25)

Tabel 1: Kandungan gizi buah kismis.7

Kandungan Unit Nilai per porsi (32.5g)

Air g 5

Energi kcal 97.5

Karbohidrat g 25.7

Gula (Total) Glukosa Fruktosa Sukrosa

g g g g

19.6 9 9.7 0.14

Zat Besi mg 0.6

Magnesium mg 10.6

Kalium mg 243

2.2.4 Buah Kismis dan Kesehatan Oral

Kismis dapat meningkatkan kesehatan gigi dan gingiva.Berlawanan dengan persepsi populer lama bahwa kismis menyebabkan karies gigi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kismis dapat bermanfaat bagi kesehatan mulut.Fitokimia yang ditemukan dalam kismis dapat memberi manfaat kesehatan mulut dengan memerangi bakteri yang menyebabkan karies gigi dan penyakit gusi. Asam oleanolik, aldehida oleanolic dan 5- (hidroksimetil)-2-furfural telah terbukti menghambat pertumbuhan 2 spesies bakteri mulut Streptococcus mutans, yang menyebabkan karies gigi dan Porphyromonas gingivalis, yang menyebabkan penyakit periodontal.15,16 Senyawa ini ditemukan untuk menjadi efektif pada konsentrasi mulai dari sekitar 200 mcg ke


(26)

1,000 mcg per ml. Dua senyawa lain yang diisolasi dari kismis, betulin dan asam betulinik, juga menunjukkan aktivitas antimikroba, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi diperlukan untuk mencapai efek yang sama. Pada konsentrasi 31 mcg per ml, asam oleanolik juga memblokir adhesi S.mutans pada permukaan gigi. Kualitas ini penting karena adhesi adalah langkah pertama bakteri dalam membentuk plak gigi, yaitu film yang terakumulasi pada gigi.7

Gambar 2: Struktur Kimiawi Asam Oleanolik.17

Kismis telah dianggap sebagai makanan kariogenik karena manis dan lengket. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa rasa "lengket" pada kismis mempunyai hubungan yang sedikit dengan retensi partikel makanan pada permukaan gigi dan pembersihan gula dari makanan. Pada penelitian ini, kismis telah ditunjukkan untuk memiliki tingkat pembersihan cepat, menempatkannya di antara makanan ringan yang paling kurang retensif dalam sampel dari 21 makanan ringan yang tersedia secara komersial. Akhirnya, gula dominan dalam kismis adalah fruktosa dan glukosa, dengan jumlah minimal sukrosa.7 Penelitian yang membandingkan tingkat kariogenik gula yang berbeda (sukrosa, maltosa, laktosa, fruktosa dan glukosa) selalu menunjukkan bahwa sukrosa adalah gula yang paling menyebabkan karies dibandingkan dari jenis gula lain.20


(27)

Tabel 2: Vitamin dan mineral yang didapati di buah kismis.7

Komponen Klasifikasi Bioaktif Potensi manfaat*

Boron Mineral - Mendukung

pertumbuhan tulang yang sehat

Fructans Prebiotik - Stimulasi mikroflora yang mempromosikan kesehatan kolon - Stimulasi penyerapan

kalsium

Asam tartaric - Mendukung kesehatan

dan fungsi usus besar - Menambah absorbsi

mineral Flavanol (quercetin dan

kaempferol)

Flavonoid (polifenol) - Anti oksidan - Anti inflammatori - Perlindungan dari

degenerasi neurologi Asam hydroxycinnamic

dan derivative

Asam fenolik - Antioksidan - Proteksi kanker - Anti inflamatori Isoflavone:

Daidzein dan Genistein

Phytoestrogen (Polifenol)

- Antioksidan - Proteksi kanker - Perlindungan

osteoporosis Betulin, asam oleanolik

dan betulinik

Triterpene - Anti-kaviti,

perlindungan penyakit gingival

2.3 Kerangka Teori

12 13


(28)

Menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans danPorphyromonas gingivalis

Akumulasi Plak Menurun Obat kumur

Ekstrak Buah Kismis


(29)

2.4 Kerangka Konsep

Variabel Terikat:

Akumulasi plak selama 7 hari

- Indeks plak Löe-Silness

Variabel Terkendali:

1. Volume obat kumur yang digunakan.

2. Lama penggunaan obat kumur. 3. Waktu dan frekuensi menyikat

gigi.

4. Jenis pasta gigi dan sikat gigi. 5. Cara berkumur

6. Usia

Variabel Tak Terkendali: 1. Jenis makanan yang

dikonsumsi oleh pasien sepanjang periode penelitian

2. Metode menyikat gigi pasien

Variabel Bebas:

Obat kumur Ekstrak Buah Kismis 1%


(30)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) baru-baru ini menerbitkan sebuah gambaran kesehatan mulut global, yaitu pernyataan yang menggambarkan pendekatan untuk pencegahan penyakit mulut dan promosi kesehatan mulut selama abad ke-21.Kondisi ini menekankan bahwa, meskipun terjadi perbaikan besar dalam status kesehatan mulut dari populasi di seluruh dunia, masalah tersebut masih bertahan.Hal ini khususnya terjadi di antara kelompok yang kurang mampu di negara-negara maju dan berkembang.Penyakit periodontal berkontribusi secara signifikan terhadap beban penyakit mulut global. Sementara itu, untuk berbagai alasan, perhatian yang terbatas telah diberikan terhadap penyakit periodontal di sebagian besar negara pada umumnya oleh penyedia perawatan kesehatan mulut.1 Menurut data Ontario Dental Hygienist’s Association, sebanyak 75 persen dari orang dewasa di atas usia 30 mungkin menderita beberapa bentuk penyakit periodontal dalam hidup mereka. Penyakit periodontal tidak hanya dapat menyebabkan sakit pada gingiva, rasa tidak nyaman dan kehilangan gigi, tetapi juga memengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan.2

Plak gigi merupakan etiologi utama dalam penyakit periodontal.3 Plak gigi merupakan istilah yang umum digunakan untuk biofilm yang terbentuk pada permukaan gigi yang terdiri dari komunitas mikroba kompleks yang tertanam dalam matriks polimer dari bakteri dan saliva. Plak gigi berkembang secara alami pada gigi dengan memanfaatkan karbohidrat pada permukaan gigi untuk menghasilkan senyawa yang menyebabkan hambatan kariogenik dan menyebabkan pelarutan kalsium fosfat di gigi dan demineralisasi enamel diikuti kerusakan gigi.Oleh karena itu partikel makanan yang terperangkap pada permukaan gigi mempromosikan produksi asam oleh bakteri plak dan menyebabkan kerusakan gigi.3,4

Kontrol plak berarti langkah-langkah pencegahan yang bertujuan untuk menghilangkan plak gigi dan mencegahnya dari berulang.Penyingkiran plak gigi merupakan hal penting dalam pemeliharaan kesehatan gingiva dan pencegahan 1


(31)

penyakit periodontal.Penyingkiran plak secara mekanis menggunakan sikat dan pasta gigi dua kali sehari, bersama dengan pembersih interdental harian, telah lama direkomendasikan sebagai kebiasaan pembersihan mulut yang efektif.Tetapi, kebersihan mulut yang optimal sering tidak tercapai, terbukti dengan prevalensi gingivitis yang diinduksi plak pada populasi umum.Berbagai faktor perilaku dan fisik berkaitan dengan kontrol plak individu seperti motivasi pribadi dan kekuatan semasa menyikat gigi. Selain itu, kontrol plak dapat dilakukan secara kimiawi yaitu dengan obat kumur.5

Obat kumur dapat direkomendasikan untuk mengobati infeksi, mengurangi peradangan, mengurangi rasa sakit, mengurangi halitosis atau untuk memberikan fluor lokal untuk pencegahan karies.Banyak obat kumur yang berbeda tersedia secara komersial untuk pasien dan profesional kesehatan dapat memilih produk yang paling sesuai untuk kebutuhan tertentu.Pemilihan bahan perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi mulut pasien, risiko penyakit dan keamanan obat kumur. Obat kumur adalah hanya tambahan, bukan pengganti menyikat gigi dan flossing. Farah C.S. dkk, merekomendasikan bahwa obat kumur antiseptik harus digunakan setiap hari sebagai tambahan untuk pembersihan mekanis untuk pencegahan penyakit mulut.6

Kismis secara alami mengandung nutrisi yang tinggi dan rasa manis yang nikmat. Kismis sebagai bagian dari makanan sehari-hari menyediakan nutrisi penting, serat larut dan tidak larut dan senyawa bioaktif atau phytochemical.Resistensi alami kismis terhadap pembusukan dan kemudahan penyimpanan memperkuat daya tariknya dan memicu konsumsi yang luas.Kismis merupakan sumber signifikan senyawa prebiotik.Kismis juga mengandung asam olenolik yang dapat menghambat bakteri penyebab penyakit periodontal seperti Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis. Selain itu, satu porsi kismis menyediakan sejumlah besar serat dalam diet sehari-hari dan memiliki efek menguntungkan pada kesehatan usus.7

Meskipun berbagai penelitian in vitro telah dilakukan untuk menyelidiki pengaruh asam oleanolik terhadap fungsi tubuh, namun penelitian tentang pengaruh asam oleanolik terhadap kesehatan masih jarang ditemukan. Rivero-Cruz J.F. dkk, menyatakan asam oleanolik menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dan


(32)

Porphyromonas gingivalis, bakteri mulut Gram negatif anaerob paling sering dikaitkan dengan penyakit periodontal.8

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh ekstrak buah kismis dalam menghambat akumulasi plak yang akan diberikan kepada mahasiswa FKG USU dalam bentuk obat kumur.

1.2Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh obat kumur dengan larutan ekstrak buah kismis (Vitis vinifera L.) dengan konsentrasi 1% terhadap akumulasi plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU angkatan 2014.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh obat kumur dengan larutan ekstrak buah kismis (Vitis vinifera L.)dengan konsentrasi 1% terhadap akumulasi plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU angkatan 2014.

1.4Hipotesis Penelitian

Berkumur dengan larutan ekstrak buah kismis (Vitis vinifera L.) efektif dalam menurunkan akumulasi plak.

1.5Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah diharapkan menjadi masukan dan memberi informasi kepada masyarakat bahawa berkumur obat kumur ekstrak buah kismis dapat digunakan sebagai metode tambahan pemeliharaan higiena oral karena aman digunakan.

2. Manfaat ilmiah penelitian ini adalah sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat tentang efektivitas berkumur larutan ekstrak buah kismis.


(33)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2016

Yuvaveeraraj Manogaran

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

xi + 34 Halaman

Plak dental merupakan faktor etiologi utama penyakit periodontal.Kontrol plak adalah suatu usaha untuk menyingkirkan plak dan mencegah akumulasi plak pada gigi.Kontrol plak dapat dibagi menjadi dua yaitu kontrol secara mekanis dan kontrol secara kimiawi.Obat kumur adalah salah satu agen kimia yang dipakai dalam kontrol plak.Berbagai obat kumur kini tersedia di pasaran, namum obat kumur herbal dijadikan sebagai alternatif karena kandungan kimia yang kurang.Salah satu buah yang digunakan sebagai obat adalah kismis (Vitis vinifera L.).Beberapa penelitian sebelum ini telah membuktikan bahwa kismis memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab plak sehingga dapat menghambat pembentukan plak.Pemilihan subjek penelitian dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.Pemeriksaan klinisdilakukan dengan menggunakan indeks plak Löe-Silness.Larutan ekstrak buah kismispada penelitian ini dibuat dengan konsentrasi 1%. Setelah itu, subjek penelitian


(34)

diinstruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke-7. Indeks plak pada kelompok perlakuan mengalami penurunan dari 0,625 ke 0,375 pada hari ke-7.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa larutan ekstrak buah kismis 1% mempunyai efek terhadap akumulasi plak dengan penurunan plak.Dari hasil penelitian ekstrak buah kismis 1% terhadap akumulasi plak ini diharapkan dapat menjadi bahan petunjuk sebagai alternatif obat kumur dari bahan alami seperti buah kismis dalam meningkatkan kesehatan gigi dan jaringan periodontal.


(35)

Faculty of Dentistry Periodontal Department Year 2016 Yuvaveeraraj Manogaran

Influence of GarglingRaisin (Vitis vinifera L.) Extract Mouthwash with 1% Concentration on Plaque Accumulation onBatch 2014 Students of Dental Faculty USU

xi + 34 pages

Dental plaque is a major etiological factor of periodontal disease. Plaque control is an attempt to get rid of plaque and to prevent the accumulation of plaque on teeth. Plaque control can be divided into two methods, mechanical control and chemical control. Mouthwash is one of the chemical agents used in the plaque control. Various mouthwashes arenow available on the market, but herbal mouthwashesare used as an alternative because it contains less chemical. One of the fruits that are used as a remedy is raisin(Vitis vinifera L.). Several prior studies have proven that raisins have antibacterial activity against bacteria that cause plaque. Selection of research subjects is done by screening the appropriate inclusion and exclusion criteria that have been set. Clinical examination of plaque in this study is done using the Löe-Silness index. Raisin extract solution in this study was made at a concentration of 1%. Then, the subjects were instructed to rinse with 10 ml mouthwash for 30 seconds after brushing teeth in the morning and at night until day 7. Plaque accumulation in treatment group decreases from 0,625 to 0,375.


(36)

This result proves that the 1% raisin extract solution have effect on dentalplaque accumulation. From the research results, 1% raisin extract is expected to be the used as an alternative to mouthwashagainst plaque accumulation from natural ingredients such as raisins in improving the health of teeth and periodontal tissues.


(37)

PENGARUH BERKUMUR DENGAN EKSTRAK BUAH KISMIS (Vitis vinifera L.) DENGAN KONSENTRASI 1% TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI USU

ANGKATAN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

YUVAVEERARAJ MANOGARAN NIM: 110600210

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(38)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2016

Yuvaveeraraj Manogaran

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

xi + 34 Halaman

Plak dental merupakan faktor etiologi utama penyakit periodontal.Kontrol plak adalah suatu usaha untuk menyingkirkan plak dan mencegah akumulasi plak pada gigi.Kontrol plak dapat dibagi menjadi dua yaitu kontrol secara mekanis dan kontrol secara kimiawi.Obat kumur adalah salah satu agen kimia yang dipakai dalam kontrol plak.Berbagai obat kumur kini tersedia di pasaran, namum obat kumur herbal dijadikan sebagai alternatif karena kandungan kimia yang kurang.Salah satu buah yang digunakan sebagai obat adalah kismis (Vitis vinifera L.).Beberapa penelitian sebelum ini telah membuktikan bahwa kismis memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab plak sehingga dapat menghambat pembentukan plak.Pemilihan subjek penelitian dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.Pemeriksaan klinisdilakukan dengan menggunakan indeks plak Löe-Silness.Larutan ekstrak buah kismispada


(39)

diinstruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke-7. Indeks plak pada kelompok perlakuan mengalami penurunan dari 0,625 ke 0,375 pada hari ke-7.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa larutan ekstrak buah kismis 1% mempunyai efek terhadap akumulasi plak dengan penurunan plak.Dari hasil penelitian ekstrak buah kismis 1% terhadap akumulasi plak ini diharapkan dapat menjadi bahan petunjuk sebagai alternatif obat kumur dari bahan alami seperti buah kismis dalam meningkatkan kesehatan gigi dan jaringan periodontal.


(40)

Faculty of Dentistry Periodontal Department Year 2016 Yuvaveeraraj Manogaran

Influence of GarglingRaisin (Vitis vinifera L.) Extract Mouthwash with 1% Concentration on Plaque Accumulation onBatch 2014 Students of Dental Faculty USU

xi + 34 pages

Dental plaque is a major etiological factor of periodontal disease. Plaque control is an attempt to get rid of plaque and to prevent the accumulation of plaque on teeth. Plaque control can be divided into two methods, mechanical control and chemical control. Mouthwash is one of the chemical agents used in the plaque control. Various mouthwashes arenow available on the market, but herbal mouthwashesare used as an alternative because it contains less chemical. One of the fruits that are used as a remedy is raisin(Vitis vinifera L.). Several prior studies have proven that raisins have antibacterial activity against bacteria that cause plaque. Selection of research subjects is done by screening the appropriate inclusion and exclusion criteria that have been set. Clinical examination of plaque in this study is done using the Löe-Silness index. Raisin extract solution in this study was made at a concentration of 1%. Then, the subjects were instructed to rinse with 10 ml mouthwash for 30 seconds after brushing teeth in the morning and at night until day 7.


(41)

This result proves that the 1% raisin extract solution have effect on dentalplaque accumulation. From the research results, 1% raisin extract is expected to be the used as an alternative to mouthwashagainst plaque accumulation from natural ingredients such as raisins in improving the health of teeth and periodontal tissues.


(42)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipersetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 20 Maret 2016

Pembimbing Tanda Tangan

Zulkarnain, drg., M.Kes


(43)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji pada tanggal 14 Maret 2016

TIM PENGUJI

KETUA : Zulkarnain, drg., M.Kes ……….. ANGGOTA : 1. Irma Ervina, drg., Sp. Perio (K) .……….

2. Rini Octavia Nasution, drg., ..………

Mengetahui:

SEKRETARIS DEPARTEMEN

Pitu Wulandari, drg., Sp. Perio …..……… NIP: 19790514 200502 2 001


(44)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta, yaitu ayahanda Manogaran dan ibunda Sandra yang telah membesarkan, memberikan kasih sayang yang tidak terbalas, doa, nasehat, semangat, dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada ketiga adik penulis Eswaraj, Sanjif dan Priangka yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Zulkarnain, drg.,M.Kes selaku dosen pembimbing dan ketua tim penguji yang telah memberikan pengarahan, saran, nasehat, dorongan, serta meluangkan waktu, tenaga, pemikiran dan kesabaran kepada penulis selama penelitian dan penulisan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Prof. H. Nazruddin, drg., Ph.D., C.Ort, Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Pitu Wulandari drg., S.Psi., Sp.Perio selaku koordinator skripsi Departemen Prostodonsia yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Irma Ervina, drg., Sp.Perio (K) selaku anggota tim penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Rini Octavia Nasution, drg., SH, Sp.Perio, M.Kes selaku anggota tim penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada


(45)

6. Ika Devi Adiana, drg., selaku penasehat akademik atas motivasi dan bantuan selama masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf pengajar serta pegawai Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

8. Drs. Awaluddin Saragih selaku selaku ketua Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU yang turut meluangkan waktu, tenaga, an pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Maya Fitria, SKM., M.Kes dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam analisis statistik.

10. Para residen PPDGS Departemen Periodonsia atas dukungan dan bantuannya selama penulisan skripsi.

11. Teman-teman terdekat terutama Yuevitra, Tineshraj, Uma Sundari, Sasidaran, Haresh, Simba dan juga teman-teman angkatan 2011 dan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan, perhatian, dukungan, dan dorongan semangat yang diberikan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Akhir kata, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat berguna bagi pengembangan disiplin ilmu Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, dan bagi kita semua.

Medan, 20 Maret 2016 Penulis

(Yuvaveeraraj Manogaran)


(46)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Gigi ... 4

2.1.1 Proses Pembentukan Plak ... 4

2.1.2 Identifikasi Plak Gigi ... 5

2.2 Obat Kumur ... 6

2.3 Buah Kismis ... 6


(47)

2.3.3 Kandungan Buah Kismis ... 9

2.3.4 Buah Kismis Dan Kesehatan Oral ... 10

2.4 Kerangka Teori ... 13

2.5 Kerangka Konsep ... 14

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 15

3.2 Rancangan Penelitian ... 15

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 15

3.3.1 Tempat Penelitian ... 15

3.3.2 Waktu Penelitian ... 16

3.4 Populasi, Sampel Dan Besar Sampel ... 16

3.4.1 Populasi Penelitian ... 16

3.4.2 Sampel ... 16

3.4.2.1 Kriteria Inklusi ... 16

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi ... 16

3.4.3 Besar Sampel ... 16

3.5 Variabel Penelitian ... 17

3.5.1 Variabel Bebas ... 17

3.5.2 Variabel Terikat... 17

3.5.3 Variabel Terkendali ... 17

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali ... 17

3.6 Definisi Operasional ... 18

3.7 Alat Dan Bahan ... 19

3.7.1 Alat ... 19

3.7.2 Bahan ... 20

3.8 Prosedur Penelitian ... 20

3.8.1 Prosedur Ekstraksi ... 20

3.8.2 Peracikan Obat Kumur ... 21

3.8.3 Pemeriksaan Awal ... 21


(48)

3.9 Pengolahan Dan Analisis Data ... 24

3.9.1 Pengolahan Data ... 24

3.9.2 Analisis Data ... 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 25

BAB 5 PEMBAHASAN ... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

6.1 Kesimpulan ... 30

6.2 Saran ... 30


(49)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kandungan Gizi Buah Kismis ... 9

Tabel 2 Vitamin Dan Mineral Yang Didapati Di Buah Kismis ... 11

Tabel 3 Data Demografis Subjek Penelitian ... 25

Tabel 4 Data Distribusi Median Skor Indeks Plak ... 26


(50)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Buah Kismis ... 7 Gambar 2 Struktur Kimiawi Asam Oleanolik ... 10 Gambar 3 Median Skor Indeks Plak Pada Subjek Penelitian ... 27


(51)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian Di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU 3. Daftar Riwayat Hidup

4. Anggaran Penelitian 5. Jadwal Kegiatan

6. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian 7. Informed Consent

8. Kuesioner Penelitian

9. Lembar Hasil Pemeriksaan Klinis 10. Hasil Analisis Data


(52)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

11. Surat Persetujuan Komisi Etik

12. Surat Izin Penelitian Di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU

13. Daftar Riwayat Hidup 14. Anggaran Penelitian 15. Jadwal Kegiatan

16. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian 17. Informed Consent

18. Kuesioner Penelitian

19. Lembar Hasil Pemeriksaan Klinis 20. Hasil Analisis Data


(1)

2.3.3 Kandungan Buah Kismis ... 9

2.3.4 Buah Kismis Dan Kesehatan Oral ... 10

2.4 Kerangka Teori ... 13

2.5 Kerangka Konsep ... 14

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 15

3.2 Rancangan Penelitian ... 15

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 15

3.3.1 Tempat Penelitian ... 15

3.3.2 Waktu Penelitian ... 16

3.4 Populasi, Sampel Dan Besar Sampel ... 16

3.4.1 Populasi Penelitian ... 16

3.4.2 Sampel ... 16

3.4.2.1 Kriteria Inklusi ... 16

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi ... 16

3.4.3 Besar Sampel ... 16

3.5 Variabel Penelitian ... 17

3.5.1 Variabel Bebas ... 17

3.5.2 Variabel Terikat... 17

3.5.3 Variabel Terkendali ... 17

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali ... 17

3.6 Definisi Operasional ... 18

3.7 Alat Dan Bahan ... 19

3.7.1 Alat ... 19

3.7.2 Bahan ... 20

3.8 Prosedur Penelitian ... 20

3.8.1 Prosedur Ekstraksi ... 20

3.8.2 Peracikan Obat Kumur ... 21

3.8.3 Pemeriksaan Awal ... 21

3.8.4 Pemeriksaan Akhir ... 22


(2)

3.9 Pengolahan Dan Analisis Data ... 24

3.9.1 Pengolahan Data ... 24

3.9.2 Analisis Data ... 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 25

BAB 5 PEMBAHASAN ... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

6.1 Kesimpulan ... 30

6.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kandungan Gizi Buah Kismis ... 9

Tabel 2 Vitamin Dan Mineral Yang Didapati Di Buah Kismis ... 11

Tabel 3 Data Demografis Subjek Penelitian ... 25

Tabel 4 Data Distribusi Median Skor Indeks Plak ... 26

Tabel 5 Skor Indeks Plak Pada Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol ... 28


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Buah Kismis ... 7 Gambar 2 Struktur Kimiawi Asam Oleanolik ... 10 Gambar 3 Median Skor Indeks Plak Pada Subjek Penelitian ... 27


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian Di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU 3. Daftar Riwayat Hidup

4. Anggaran Penelitian 5. Jadwal Kegiatan

6. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian 7. Informed Consent

8. Kuesioner Penelitian

9. Lembar Hasil Pemeriksaan Klinis 10. Hasil Analisis Data


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

11. Surat Persetujuan Komisi Etik

12. Surat Izin Penelitian Di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU

13. Daftar Riwayat Hidup 14. Anggaran Penelitian 15. Jadwal Kegiatan

16. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian 17. Informed Consent

18. Kuesioner Penelitian

19. Lembar Hasil Pemeriksaan Klinis 20. Hasil Analisis Data


Dokumen yang terkait

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 4 52

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 1 16

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 4

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 3

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 11

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

1 1 2

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 2

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 1 2

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 11

EFEKTIVITAS BERKUMUR DENGAN LARUTAN INFUSUM KISMIS (VITIS VINIFERA L) TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK GIGI

0 0 8