Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak Di Kecamatan Medan Marelan Dan Kecamatan Medan Polonia

(1)

Lampiran 8

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth,

Bapak/ Ibu siswa/i Sekolah………..

Di tempat

Perkenalkan saya adalah Novia Hardyanti Hutaliang salah satu mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu selaku orangtua siswa-siswi untuk berpartisipasi sebagai subjek dalam penelitian saya yang berjudul : “Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Kasus Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap orangtua terhadap penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia.

Trauma avulsi adalah terlepasnya satu atau lebih gigi secara utuh dari soket alveolar yang diakibatkan oleh trauma. Dalam melakukan perawatan trauma avulsi sangat diperlukan kerjasama antara dokter gigi dan orangtua anak. Apabila penanganan darurat telah minimal dilakukan maka, prognosis yang dipengaruhi dapat lebih baik serta dapat digunakan sebagai bahan edukasi. Penting diketahui bahwa perhatian tidak hanya diberikan saat anak sakit gigi akan tetapi diberikan saat trauma avulsi dikarenakan keadaan trauma terjadi pada kondisi kini dan akan menimbulkan efek jangka panjang Dengan demikian, kerjasama dan pengetahuan orangtua terhadap trauma avulsi dianggap penting menentukan tercapainya keberhasilan perawatan


(2)

dikarenakan orangtua sebagai penolong pertama dikala anak menghadapi trauma avulsi.

Dalam penelitian ini, Bapak/ Ibu diharapkan untuk mengisi kuesioner yang akan diberikan oleh peneliti. Jika Bapak/ Ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Lembar Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui, surat ketersediaan tersebut tidak bersifat mengikat dan Bapak/ Ibu dapat mengundurkan diri pada saat penelitian berlangsung. Dengan demikian, mudah-mudahan keterangan dari saya diatas dapat dimengerti dan atas kesediaan Bapak/ Ibu dalam partisipasai penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan Desember 2014

Novia Hardyanti Hutaliang

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Telp : 085296750888


(3)

Lampiran 9

LAMPIRAN PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

No. Telpon/HP :

Sekolah anak :

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian, risiko, keuntungan dan hak-hak saya sebagai subjek peneltian yang berjudul : “Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Kasus Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia”, secara sadar dan tanpa paksaan, saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini oleh Novia Hardyanti Hutaliang sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, dengan catatan apabila suatu ketika saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini.

Medan,………

Yang menyetujui,

Orang tua subjek penelitian


(4)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK

PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA T ENTANG PENANGANAN DARURAT TRAUMA AVULSI GIGI PERMANEN DI KECAMATAN

MEDAN MARELAN DAN KECAMATAN MEDAN POLONIA

No.Kartu: Tanggal :

Kecamatan :1. Medan Marelan 2. Medan Polonia

PETUNJUK :

- Beri tanda silang (

X

) pada pilihan jawaban dan isilah titik-titik pada pertanyaan.

- Pertanyaan ditujukan kepada Bapak/ Ibu dan semua pertanyaan wajib diisi.

A Demografi

1. Jenis Kelamin:

A1

A. Laki-laki B. Perempuan

2. Usia: tahun. A2

3. Pendidikan terakhir :

A. SD/sederajat A3

B. SMP/sederajat C. SMA/sederajat


(5)

4. Pekerjaan Ayah :

A4

A. PNS/TNI/Polri/Pensiunan B. Pegawai Swasta

C. Petani D. Buruh

E. Wiraswasta/ Pedagang F. Tidak bekerja

5. Pekerjaan Ibu :

A. PNS/TNI/Polri/Pensiunan A5

B. Pegawai Swasta C. Petani

D. Buruh

E. Wiraswasta/ Pedagang F. Tidak bekerja

6. Total penghasilan keluarga tiap bulan : Rp. A6 Jumlah tanggungan anggota keluarga : orang.

B Pengetahuan

1. Apakah Bapak/ Ibu pernah mendapatkan informasi mengenai cedera gigi ?

B1

A. Ya, lanjut ke nomor 2

B. Tidak, lanjut membaca ilustrasi cerita dan jawablah pertanyaan nomor 3 2. Bagaimana Bapak/ Ibu mendapatkan informasi tentang cedera gigi tersebut ?

B2

A. Internet

B. Media cetak (majalah, koran) C. Perawat/ Bidan

D. Dokter umum E. Dokter gigi


(6)

Bila situasi dibawah ini terjadi:

Anak anda berusia 9 tahun sedang bermain sepeda di taman, tiba-tiba saja anak terjatuh dan mulut terbentur gagang sepeda yang mengakibatkan luka pada bibir sehingga terjadi perdarahan serta gigi depan kanan terlepas dan jatuh ke tanah. Anak menangis dan dalam keadaan sadar, tidak ada rasa pusing dan mual serta tidak ada keluhan muntah.

Berdasarkan keadaan diatas, pilihlah jawaban yang paling benar: 3. Tindakan apa yang seharusnya Bapak/ Ibu lakukan pertama sekali ?

B3

A. Menolong anak, bersihkan luka di bibir, suruh anak kumur-kumur dan berikan obat anti sakit.

B. Menenangkan anak, hentikan perdarahan dengan menggigit kain selama beberapa jam hingga perdarahan berhenti dan anak disuruh beristirahat. C. Menenangkan anak, hentikan perdarahan dengan menggigit kain sambil

membawa ke pelayanan medis.

D. Menenangkan anak, bersihkan luka, dan kumur-kumur dengan obat anti sakit.

E. Tidak Tahu

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah jenis gigi yang terlepas tersebut ?

A. Gigi permanen B4

B. Gigi susu C. Tidak tahu

5. Apa yang akan Bapak/ Ibu lakukan terhadap gigi yang terlepas tersebut?

A. Gigi tidak dicari dan langsung pergi mencari perawatan medis B5 B. Gigi dicari dan langung mengembalikan gigi tersebut ke posisi gigi semula

C. Gigi dicari dan gigi diletakkan ke dalam tissue serta mencari perawatan medis

D. Gigi dicari, pegang pada bagian mahkota gigi kemudian dibersihkan dan diletakkan di dalam rongga mulut diantara gigi dan pipi anak.


(7)

6. Kapan waktu yang paling tepat jika anak akan menerima perawatan medis ? B6 A. Kurang dari 60 menit setelah cedera

B. 1-2 jam setelah cedera

C. Pada hari berikutnya setelah anak lebih tenang D. Bila ada keluhan lanjutan

E. Tidak tahu

7. Apabila gigi tersebut jatuh di tempat yang kotor dan akan mengembalikan

B7

gigi tersebut ke posisi semula, apa yang akan Bapak/Ibu lakukan ? A. Membersihkan gigi dengan air mengalir selama 10 detik

B. Membersihkan gigi dengan sikat sampai bersih

C. Membersihkan gigi dengan menggunakan tangan atau tissue D. Membersihkan gigi dengan menggunakan sabun atau alkohol E. Tidak tahu

8. Jika Bapak/ Ibu tidak langsung mengembalikan gigi tersebut ke posisinya

B8

semula, bagaimana cara yang paling baik menurut Bapak/Ibu membawa gigi yang terlepas ke dokter gigi ?

A. Membalut gigi dengan tissue

B. Memasukkan ke dalam kantong berisi es C. Membungkus gigi kedalam plastik kering D. Memasukkan gigi ke dalam kantong berisi susu E. Tidak tahu

9. Jika dibutuhkan media sebagai penyimpanan untuk membawa gigi ke dokter gigi, media apa yang paling tepat digunakan oleh Bapak/ Ibu ? B9

A. Susu B. Air bersih C. Alkohol D. Air garam E. Tidak tahu


(8)

10. Menurut Bapak/ Ibu, berapa lama gigi dapat tetap sehat agar dapat dikembalikan ke posisi semula?

A. 30 menit B. 60 menit

C. Lebih dari 1 jam

D. Tidak tergantung pada waktu E. Tidak tahu

11. Kemanakah Bapak/ Ibu membawa anak tersebut untuk mendapatkan perawatan lanjutan ?

A. Klinik dokter gigi B. Klinik dokter umum C. Bidan

D. Rumah Sakit E. Tidak tahu

B10


(9)

C Sikap

1. Setiap orang tua harus mengetahui tentang penanganan darurat cedera gigi

C1

dan mulut.

A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak Setuju E. Sangat tidak setuju

2. Bapak/ Ibu perlu mencari gigi anak yang hilang setelah terjadi cedera gigi

dan mulut. C2

A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak Setuju E. Sangat tidak setuju

3. Waktu pengembalian gigi yang lepas dilakukan segera setelah cedera terjadi.

A. Sangat setuju C3

B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak Setuju E. Sangat tidak setuju

4. Bapak/ Ibu akan membersihkan gigi yang terlepas pada tempat yang kotor C4 dengan cara disikat sampai bersih.

A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak Setuju E. Sangat tidak setuju


(10)

5. Bapak/ Ibu akan membawa anak dan gigi yang terlepas tersebut ke dokter C5

gigi segera setelah cedera gigi dan mulut terjadi. A. Sangat setuju

B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak Setuju E. Sangat tidak setuju

6. Jika Bapak/ Ibu tidak langsung mengembalikan gigi anak yang terlepas ke C6 posisinya semula, maka Bapak/ Ibu akan membawa gigi tersebut ke dokter gigi dengan dibalut menggunakan tissue.

A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak Setuju E. Sangat tidak setuju

7. Bapak/ Ibu akan menyimpan gigi yang terlepas tersebut ke dalam kantong

C7

berisi susu sebelum dibawa ke dokter gigi. A. Sangat setuju

B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak Setuju E. Sangat tidak setuju

8. Bapak/ Ibu mau menerima penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan

darurat cedera gigi dan mulut. C8

A. Sangat setuju B. Setuju C. Ragu-ragu D. Tidak Setuju E. Sangat tidak setuju


(11)

Lampiran 11

Frequency Table

Kecamatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid M. Marelan

M. Polonia

Total

142 50.0 50.0 50.0

142 50.0 50.0 100.0

284 100.0 100.0

Orangtua

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ayah

Ibu

Total

115 40.5 40.5 40.5

169 59.5 59.5 100.0

284 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 25-34 thn

35-44 thn

45-54 thn

55-64 thn

Total

72 25.4 25.4 25.4

166 58.5 58.5 83.8

41 14.4 14.4 98.2

5 1.8 1.8 100.0

284 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah

Sedang

Tinggi

Total

34 12.0 12.0 12.0

151 53.1 53.1 65.1

99 34.9 34.9 100.0


(12)

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

PNS

pegawai swasta

petani

Valid buruh

wiraswasta tidak bekerja

Total

32 11.3 11.3 11.3

54 19.0 19.0 30.3

2 .7 .7 31.0

18 6.3 6.3 37.3

95 33.5 33.5 70.8

83 29.2 29.2 100.0

284 100.0 100.0

Kerja Ayah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PNS

Pegawai Petani Buruh Wiraswasta Tidak Bekerja Total

33 11.6 11.6 11.6

83 29.2 29.2 40.8

2 .7 .7 41.5

26 9.2 9.2 50.7

132 46.5 46.5 97.2

8 2.8 2.8 100.0

284 100.0 100.0

KerjaIbu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS

Pegawai Petani Buruh Wiraswasta Tidak Bekerja Total

12 4.2 4.2 4.2

38 13.4 13.4 17.6

1 .4 .4 18.0

10 3.5 3.5 21.5

79 27.8 27.8 49.3

144 50.7 50.7 100.0


(13)

Lampiran 11

Status Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Bekerja

Tidak Bekerja

Total

201 70.8 70.8 70.8

83 29.2 29.2 100.0

284 100.0 100.0

Kategori Penghasilan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tinggi

Rendah

Total

83 29.2 29.2 29.2

201 70.8 70.8 100.0

284 100.0 100.0

Kategori Sosiekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik

Sedang

Kurang

Total

67 23.6 23.6 23.6

150 52.8 52.8 76.4

67 23.6 23.6 100.0

284 100.0 100.0

Frequency Table

Pengetahuan

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1

2

Total

132 46.5 46.5 46.5

152 53.5 53.5 100.0


(14)

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0

1

2

3

4

5

Total

148 52.1 52.1 52.1

26 9.2 9.2 61.3

41 14.4 14.4 75.7

2 .7 .7 76.4

6 2.1 2.1 78.5

61 21.5 21.5 100.0

284 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Salah

Valid Benar

Total

172 60.6 60.6 60.6

112 39.4 39.4 100.0

284 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

salah

Valid benar

Total

110 38.7 38.7 38.7

174 61.3 61.3 100.0

284 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

salah

Valid benar

Total

269 94.7 94.7 94.7

15 5.3 5.3 100.0


(15)

Lampiran 11

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

salah

Valid benar

Total

106 37.3 37.3 37.3

178 62.7 62.7 100.0

284 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

salah

Valid benar

Total

187 65.8 65.8 65.8

97 34.2 34.2 100.0

284 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

salah

Valid benar

Total

252 88.7 88.7 88.7

32 11.3 11.3 100.0

284 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

salah

Valid benar

Total

244 85.9 85.9 85.9

40 14.1 14.1 100.0

284 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

salah

Valid benar

Total

218 76.8 76.8 76.8

66 23.2 23.2 100.0


(16)

P11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

salah

Valid benar

Total

18 6.3 6.3 6.3

266 93.7 93.7 100.0

284 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik

Cukup

Kurang

Total

18 6.3 6.3 6.3

39 13.7 13.7 20.1

227 79.9 79.9 100.0

284 100.0 100.0

Frequency Table

Sikap

S1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1

2

3

4

5

Total

161 56.7 56.7 56.7

115 40.5 40.5 97.2

3 1.1 1.1 98.2

4 1.4 1.4 99.6

1 .4 .4 100.0


(17)

Lampiran 11

S2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1

2

3

4

5

Total

57 20.1 20.1 20.1

108 38.0 38.0 58.1

50 17.6 17.6 75.7

64 22.5 22.5 98.2

5 1.8 1.8 100.0

284 100.0 100.0

S3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1

2

3

4

5

Total

51 18.0 18.0 18.0

109 38.4 38.4 56.3

54 19.0 19.0 75.4

62 21.8 21.8 97.2

8 2.8 2.8 100.0

284 100.0 100.0

S4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1

2

3

4

5

Total

68 23.9 23.9 23.9

119 41.9 41.9 65.8

26 9.2 9.2 75.0

63 22.2 22.2 97.2

8 2.8 2.8 100.0


(18)

S5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1

2

3

4

5

Total

97 34.2 34.2 34.2

134 47.2 47.2 81.3

18 6.3 6.3 87.7

32 11.3 11.3 98.9

3 1.1 1.1 100.0

284 100.0 100.0

S6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1

2

3

4

5

Total

37 13.0 13.0 13.0

138 48.6 48.6 61.6

40 14.1 14.1 75.7

62 21.8 21.8 97.5

7 2.5 2.5 100.0

284 100.0 100.0

S7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1

2

3

4

5

Total

27 9.5 9.5 9.5

50 17.6 17.6 27.1

84 29.6 29.6 56.7

113 39.8 39.8 96.5

10 3.5 3.5 100.0


(19)

Lampiran 11

S8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1

2

3

4

5

Total

99 34.9 34.9 34.9

154 54.2 54.2 89.1

21 7.4 7.4 96.5

9 3.2 3.2 99.6

1 .4 .4 100.0

284 100.0 100.0

Kategori Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Baik

Baik

Tidak Baik

Total

24 8.5 8.5 8.5

214 75.4 75.4 83.8

46 16.2 16.2 100.0

284 100.0 100.0

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Usia 284 26 59 38.63 6.404

Ptotal 284 0 8 3.08 1.689

STotal 284 10 31 19.50 3.493


(20)

Crosstabs

Sosioekonomi * Sikap

Crosstab

Sikap

Total Sangat Baik Baik Tidak Baik

Sosek Baik Count

% within Sosek

% of Total

5 51 11 67

7.5% 76.1% 16.4% 100.0%

1.8% 18.0% 3.9% 23.6%

Sedang Count

% within Sosek

% of Total

17 107 26 150

11.3% 71.3% 17.3% 100.0%

6.0% 37.7% 9.2% 52.8%

Kurang Count

% within Sosek

% of Total

2 56 9 67

3.0% 83.6% 13.4% 100.0%

.7% 19.7% 3.2% 23.6%

Total Count

% within Sosek

% of Total

24 214 46 284

8.5% 75.4% 16.2% 100.0%

8.5% 75.4% 16.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Valu

e df

Asymp. Sig. (2- sided)

Exact Sig. (2- sided)

Exact Sig. (1-

sided) Point Probability

Pearson Chi- Square

5.28

7a 4 .259 .261

Likelihood Ratio 5.94

2 4 .204 .215

Fisher's Exact Test

5.18

0 .263

Linear-by-Linear Association

.031

b 1 .860 .930 .465 .069

N of Valid Cases 284

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.66.


(21)

Sosioekonomi * Pengetahuan

Crosstab

Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

Sosek Baik Count

% within Sosek

% of Total

6 9 52 67

9.0% 13.4% 77.6% 100.0%

2.1% 3.2% 18.3% 23.6%

Sedang Count

% within Sosek

% of Total

11 24 115 150

7.3% 16.0% 76.7% 100.0%

3.9% 8.5% 40.5% 52.8%

Kurang Count

% within Sosek

% of Total

1 6 60 67

1.5% 9.0% 89.6% 100.0%

.4% 2.1% 21.1% 23.6%

Total Count

% within Sosek

% of Total

18 39 227 284

6.3% 13.7% 79.9% 100.0%

6.3% 13.7% 79.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2- sided)

Exact Sig. (2- sided)

Exact Sig. (1- sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 6.141a 4 .189 .188

Likelihood Ratio 7.268 4 .122 .133

Fisher's Exact Test 6.305 .169

Linear-by-Linear

Association 3.914

b 1 .048 .057 .028 .009

N of Valid Cases 284

a. 2 cells (22.2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.25.


(22)

Crosstab

pengetahuan Total baik cukup kurang

Count

rendah % within pendidikan

% within pengetahuan

Count

pendidikan sedang % within pendidikan

% within pengetahuan

Count

tinggi % within pendidikan

% within pengetahuan Count

Total % within pendidikan

% within pengetahuan

2 0 32 34

5.9% 0.0% 94.1% 100.0%

11.1% 0.0% 14.1% 12.0%

7 21 123 151

4.6% 13.9% 81.5% 100.0%

38.9% 53.8% 54.2% 53.2%

9 18 72 99

9.1% 18.2% 72.7% 100.0%

50.0% 18 46.2% 39 31.7% 227 34.9% 284

6.3% 13.7% 79.9% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Point Probability Pearson Chi- Square Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by- Linear Association N of Valid Cases 9.528a 13.967 11.073 5.781b 284 4 4 1 .049 .007 .016 .048 .009 .021

.018 .009 .003

a. 2 cells (22.2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.15. b. The standardized statistic is -2.404.


(23)

Pendidikan * sikap

Crosstab

sikap Total

sangat baik baik tidak baik

Count

rendah % within pendidikan

% within sikap

Count

pendidikan sedang % within pendidikan

% within sikap

Count

tinggi % within pendidikan

% within sikap Count

Total % within pendidikan

% within sikap

2 24 8 34

5.9% 70.6% 23.5% 100.0%

8.3% 11.2% 17.4% 12.0%

7 119 25 151

4.6% 78.8% 16.6% 100.0%

29.2% 55.6% 54.3% 53.2%

15 71 13 99

15.2% 71.7% 13.1% 100.0%

62.5% 24 33.2% 214 28.3% 46 34.9% 284

8.5% 75.4% 16.2% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Point Probability Pearson Chi- Square Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

10.356a 9.792 9.679 5.961b 284 4 4 1 .035 .044 .015 .034 .054 .041

.015 .009 .004

a. 1 cells (11.1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.87. b. The standardized statistic is -2.441.


(24)

Pengetahuan * sikap

pengetahuan * sikap Crosstabulation

sikap Total

sangat baik baik tidak baik

Count

baik % within pengetahuan

% within sikap

Count

pengetahuan cukup % within pengetahuan

% within sikap

Count

kurang % within pengetahuan

% within sikap Count

Total % within pengetahuan

% within sikap

9 9 0 18

50.0% 50.0% 0.0% 100.0%

37.5% 4.2% 0.0% 6.3%

11 24 4 39

28.2% 61.5% 10.3% 100.0%

45.8% 11.2% 8.7% 13.7%

4 181 42 227

1.8% 79.7% 18.5% 100.0%

16.7% 24 84.6% 214 91.3% 46 79.9% 284

8.5% 75.4% 16.2% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2- sided)

Exact Sig. (1- sided)

Point Probability

Pearson Chi- Square

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

74.40 9a 56.86 1 54.61 0 43.13 3b 284 4 4 1 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000

a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.52. b. The standardized statistic is 6.568.


(25)

64

DAFTAR PUSTAKA

1. Chadwick BL. Paediatric dentistry. In: Chestnutt IG, Gibson J. Churchill’s pocket Clinical dentistry. Philadelphia: Elsevier, 2007: 185.

2. Levin L, Zadik Y. Education on and prevention of dental trauma: it’s time to act!. Dent Traumatol 2012; 28: 51.

3. Ozer S, Yilmaz EI, Bayrak S, Tunc ES. Parental knowledge and attitude regarding the emergency treatment of avulsed permanent teeth. Eur J dent 2012; 6(4): 370-4.

4. Garcia-Godoy F, Murray PE. Recommendations for using regenerative endodontic procedures in permanent immature traumatized teeth. Dent Traumatol 2012; 28: 33-41.

5. Diangels AJ, Andreasen JO, Ebeleseder KA, Kenny DJ, Trope M, Sigurdsson A,

et al. International Association of Dental Traumatology guidelines for the

management traumatic dental injuries: 1. Fractures and luxation of permanent teeth. Dent Traumatol 2012; 28: 2-12.

6. Kuntari SK, Herawati, Pradopo S. Replantasi gigi avulsi oleh karena trauma pada anak. Indo J of Dent 2007: 174.

7. Al-Bajjali TT, Rajab LD. Dental traumatic dental injuries among 12-year-old jordanian school children: an investigation on obesity and other risk factors. BMC Oral Health 2014; 14: 1-7.

8. Fidel SR, Santiago MRJ, Reis C, Berredo Pinho MA, Fidel RAS. Successful treatment of multiple dental trauma: case report of combined avulsion and intrusion. Brazil J of dent Traumatol 2009; 1(1): 33-4.

9. Sigurdsson A, Bourguignon C. Avulsion. In: Berman LH, Blanco L, Cohen S. A Clinical guide to dental traumatology. Missouri: Mosby Elsevier, 2007:100-5. 10. Shashikiran ND, Reddy VVS, Nagaveni NB. Knowledge and attitude of 2000


(26)

and their emergency management, in and around Davangere. J Indian Soc Pedod Prev Dent 2006: 116-120.

11. Cameron A, Widmer R, Abbot P, Heggie A, Raphael S. Trauma management. In: Cameron A, Widmer R. Handbook of pediatric dentistry, 3 rd ed., Canberra: Mosby Elsevier, 2008: 115, 150-2.

12. Bastone EB, Freer TJ, Mc Namara JR. Epidemiology of dental trauma: A review of the literature. Aust Dent J 2000; 45(1): 6-9.

13. Sanu OO, Utomi IL. Parental awarenenss of emergency management of avulsion of permanent teeth of children in Lagos, Nigeria. Niger Postgrad Med J 2005;12(2): 115.

14. Loo TJ, Gurunathan D, Somasundaram S. Knowledge and attitude of parents with regard to avulsed permanent tooth of their children and their emergency management-Chennai. J Indian Soc Pedod Prev Dent 2014; 32: 97-105.

15. Santos MESM, Habecost APZ, Weber JBB, Gerhard de Oliviera M. Parent and caretaker knowledge about avulsion of permanent teeth. Dent Traumatol 2009; 25:203-8.

16. Notoadmodjo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta, 2007: 131-49.

17. Glendor U, Marcenes W, Andreasen JO. Classification, epidemiology, and etiology. In: Andreasen JO, Andreasen FM, Andersson L. Textbook and color atlas of traumatic injuries to the teeth. 4 th ed., Oxford: Blackwell 2007: 62-113. 18. Singla A, Garg S, Dhindsa A, Jindal S. Reimplantation: clinical implication and

outcome of dry storage of avulsed teeth. J clin Exp Dent 2010; 2(1): 38-40.

19. Dean JA, Avery DR, McDonald RE. Management of trauma to the teeth and supporting tissues. In: Dean JA, Avery DR, McDonald RE, Jones J. Dentistry for child and adolescent, 9 th ed., Missouri: Mosby Elsevier, 2011: 428-30

20. Kravitz ND. Managing dental injuries part 1: Periodontal injuries. 24 April 2011


(27)

66

21. Kubasad G, Ghivari S, Garq K. Replantation of an avulsed tooth with an extended extra oral period. Indian J dent 2012; 23: 822-3.

22. Karayilmaz H, Kirzioglu Z, Gungor O E. Aetiology, treatment pattern, and long- term outcomes of tooth avulsion in children and adolescent. Pak J Med Sci 2013; 29(2): 464-8.

23. Uzel I, Aykut-Yetkiner A, Ersin R, Ertugrul F, Oncag O, Attin R. Dental rrauma and mouthguard usage among soccer players in Izmir, Turkey. Dent. J. 2014;

2(3): 78-84.

24. Berman LH, Blanco L, Cohen S. Introduction. In: Berman LH, Blanco L, Cohen S. A Clinical guide to dental traumatology. Missouri: Mosby Elsevier, 2007: 4-5. 25. Belladonna FG, Poly A, Teixeira JMS, Nascimento VDMA, Fidel SR, Fidel RAS.

Avulsion of permanent teeth with open apex: a systematic review of the literature. RSBO 2012; 9(3): 309-15.

26. Bojan P, D Marković, S Vujkov. Complexity of factors affecting treatment and prognosis of avulsed teeth. Balkan Journal of Stomatology 2006; 10: 196-9.

27. Ranalli DN. Sport dentistry and mouth protection. In: Pinkham JR, Cassamasimo PS, McTigue DJ, et al. Pediatric dentistry infancy through adolescence, 4 th ed., Missouri : Mosby Elsevier, 2005: 709-15.

28. Pohl Y, Filppi A, Kirschner H. Results after replantation of avulsed permanent teeth I. endodontic consideration. Dent Traumatol 2005; 21: 80-92.

29. McTigue DJ. Managing traumatic injuries in the young permanent dentition. In: Pinkham JR, Cassamasimo PS, McTigue DJ, Fields HW, Nowak AJ. Pediatric dentistry infancy through adolescence, 4 th ed., Missouri : Mosby Elsevier, 2005: 603-5.

athletic trainers, caregivers, teachers and parents!. http://www.deardoctor. com/articles/guide-to-dental-injuries/page2.php. (12 januari 2015).

31. Gopikrishna V, Baweja PS, Venkateshbabu, Thomas T, Kandaswamy D. Comparison of coconut water, propolis, HBSS, milk, on PDL cell survival. JOE 2008; 34: 587-9.


(28)

32. Thomas T, Gopikrishna V, Kandaswamy D. Comparative evaluation of maintenance of cell viability of an experimental transport media “coconut water” with Hank’s balance salt solution and milk, for transportation of an avulsed tooth:

An in vitro cell culture study. Journal of conservative dentistry 2008; 11: 22-9.

33. Courts FJ ,Mueller WA, Tabelling HJ. Milk as an interim storage medium for avulsed teeth. Ped Dent J; 5(3): 183-4.

34. Arriza AM, Ramadhan AF. Coconut water (Coco nucifera) as a storage media for the avulsed tooth. Journal of Dentistry Indonesia 2010; 17(3): 74-9.

35. Poi WR, Sonoda CK, Martins CM, Melo ME, Pelizzer EP, Regerio de Mendonca

M, et al. Storage media for avulsed teeth: A literature review. Braz Dent Journal

2013; 24(5): 437-45.

36. Krasner P. Save-A-Tooth® helps emergency medical technicians, dentists and other health care professionals save beautiful smiles. 8 Januari 2010. http://www.prweb. com/releases/2010/01/prweb3417814.htm. (20 Desember 2014).

37. Andersson L, Andreasen JO, Day P, Heithersay G, Trope M, Diangelis DJ, et al. International Association of Dental Traumatology guidelines for the management traumatic dental injuries: 2. Avulsion of permanent teeth. Dent Traumatol 2012; 28: 89-91.

38. Harris A, Reshmi J, George S, Issac JS. Delayed reimplantation: a case report. J int Oral Health 2014; 6(5): 104-7.

39. Tuna EB, Ozel E. Factors affecting sports-related orofacial injuries and the Importance of Mouthguards. Sport Med J 2014; 44: 777-78.

40. Patrick DJ, Noort RV, Found M S. Scale of protection and the various types of sports mouthguard. Br J Sports Med 2005;39: 278-81.

41. Abdellatif AM, Hegazy SA. Knowledge of emergency management of avulsed teeth among a sample of egyptian parents. J Advance Research 2011; 2: 157-62 42. Gupta N, Singh K, Ahuja R, Saxena T. Knowledge of mothers with different

educational levels about the emergency management of avulsed teeth. OHDM 2014; 13(2): 792-6


(29)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada beberapa sekolah di masing-masing kecamatan yaitu kecamatan Medan Marelan dan kecamatan Medan Polonia.

Proposal penelitian dilakukan diawal Oktober 2014. Waktu penelitian dilakukan mulai minggu kedua Maret 2015 sampai minggu ketiga Maret 2015. Pengolahan dan analisis data satu minggu, yaitu minggu keempat Maret 2015. Penyusunan dan pembuatan laporan penelitian, yaitu pada minggu pertama April 2015 hingga minggu kedua Mei 2015.

3.3 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh orangtua di Kota Medan. b. Sampel

Sampel di penelitian ini adalah orangtua di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia yang memenuhi kriteria inklusi dan dipilih secara random. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proporstionate stratified

random sampling, yang terlebih dahulu memilih secara random satu kecamatan

lingkar luar dan satu kecamatan lingkar dalam dari 21 kecamatan sekotamadya Medan. Selanjutnya dilakukan random lagi untuk mendapatkan beberapa sekolah dari masing-masing kecamatan lingkar luar dan lingkar dalam. Pengambilan sampel


(30)

dari beberapa sekolah tersebut dilakukan dengan cara simple random sampling

hingga didapat jumlah sampel yang dibutuhkan.

c. Besar sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu uji hipotesis untuk proporsi tunggal pada satu sampel.

n = {Z1-α/2�P��(1 − P�+ Z1-β�P��(1 − P��)}2 (Pa-Po)2

n = {1,96�0,582(1 − 0,582) + 1,282�0,482(1 − 0,482)}2 (0,482-0,582)2

n = 258,2

Dimana :

n : jumlah atau besar sampel minimal

Z1-α/2 : nilai baku distribusi normal pada α tertentu (α = 5%)

Z1-β : nilai baku distribusi normal pada β atau kekuatan uji (β = 10%) Po : perkiraan proporsi di populasi pada penelitian sebelumnya = 58,2%

(Khrisnan R et.al, 2014)

Pa : proporsi yang diharapkan atau perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi = 48,2%

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel minimum adalah 258,2 atau 259 orang, maka jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini setelah ditambahkan 10% adalah 284 orang untuk mengantisipasi adanya sampel yang drop- out. Jumlah subjek penelitian kemudian didistribusikan merata pada masing-masing sekolah yang dipilih di kecamatan Medan Marelan yaitu 142 orang dan Medan Polonia yaitu 142 orang.


(31)

25

Kriteria inklusi dan eksklusi sampel : Kriteria inklusi

a. Orangtua yang berdomisili di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia.

b. Orangtua yang memiliki anak dengan gigi permanen berusia 7-9 tahun. c. Orangtua yang bersedia menjadi subjek penelitian.

d. Orangtua yang sehat baik jasmani dan rohani. Kritertia eksklusi

a. Orangtua yang tidak mengembalikan kuisioner.

b. Orangtua yang tidak mengisi kuisioner dengan lengkap.

3.4 Variabel penelitian

Variabel Bebas dalam penelitian: a. Jenis Kelamin

b. Usia c. Pendidikan d. Sosioekonomi Variabel Terikat : a. Pengetahuan b. Sikap


(32)

3.5 Defenisi Operasional

Tabel 1. Defenisi operasional variabel penelitian

Variabel Defenisi

Operasional

Hasil Ukur Skala Ukur Variabel

Terikat

Pengetahuan Pemahaman orangtua yaitu Bapak/ Ibu tentang penanganan

darurat kasus trauma avulsi gigi permanen

Kategori pengetahuan dengan kriteria Arikunto (2006) 1. Baik : bila mampu

menjawab dengan benar

76% -100%

2. Cukup : bila mampu menjawab dengan benar

56% -75% 3. Kurang : bila

mampu menjawab dengan benar

40% -55%

Ordinal

Sikap Respon dari orangtua yaitu Bapak/ Ibu tentang suatu tindakan penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen

Kategori sikap oleh Setiawan, 2010. 1. Sangat Baik :

(76% -100%) 2. Baik :

(51% -75%) 3. Tidak baik : (26% -50%) 4. Sangat tidak baik :

(0 - 25 %)


(33)

27

Variabel Bebas

Jenis Kelamin Jenis kelamin responden yaitu laki-laki dan perempuan

1.Laki-laki 2. Perempuan

Ordinal

Usia Usia responden yaitu Bapak/ Ibu yang mengikuti penelitian yg diambil

berdasarkan ulang tahun terakhir responden

Penggolongan usia 1. 25-34 tahun 2. 35-44 tahun 3. 45-54 tahun 4. 55-64 tahun

Ordinal

Pendidikan Pendidikan formal tertinggi terakhir yang ditamatkan orangtua/

responden

( Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)

1. Pendidikan rendah (SD dan SMP)

2. Pendidikan sedang (SMA) 3. Pendidikan tinggi

(tamat diploma, tamat sarjana/ perguruan tinggi)


(34)

Sosioekonomi Menurut Susenas BPS 2010, Karakeristik atau ciri individu yang menunjukkan kondisi penduduk yang diukur dari

a. Pekerjaan: Jenis kegiatan yang ditekuni responden dan merupakan sumber penghasilan bagi responden yaitu:

- PNS

- Pegawai Swasta

- Petani

- Buruh

- Wiraswasta/ Pedagang

- Tidak bekerja (Menurut BPS 2014 Kota Medan)

b. Penghasilan:

Skor Pekerjaan: 1. Bekerja= 2 2. Tidak

Bekerja= 1

Skor penghasilan: 1. Perekonomian

tidak rendah= 2

2. Perekonomian rendah = 1

Kategori sosioekonomi (pekerjaan +

penghasilan keluarga) :

1. Baik = 4 2. Sedang = 3 3. Kurang = 2


(35)

29

Perbandingan total

pendapatan orangtua perbulan dalam satuan rupiah dibagi jumlah anggota keluarga dengan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan yaitu:

- Perekonomian rendah

< Rp 1.500.000 (perkapita)

- Perekonomian tidak rendah ≥ Rp 1.500.000 (perkapita)

(BPS September 2014)


(36)

Tabel 2. Definisi operasional kuisioner pengetahuan orangtua

Variabel Definisi

Operasional

Hasil Ukur (Nilai Bobot) Skala Ukur

Informasi mengenai cedera gigi dan mulut pada anak

Pengalaman mendapatkan informasi mengenai cedera gigi dan mulut pada anak

1. Ya, lanjut ke nomor 2 2. Tidak, lanjut ke

nomor 3

Nominal

Sumber informasi mengenai cedera gigi dan mulut pada anak

Sumber informasi yand didapat orangtua mengenai cedera gigi dan mulut pada anak

1. Internet 2. Media cetak

(majalah, koran) 3. Perawat/ Bidan 4. Dokter umum 5. Dokter gigi

Nominal

Penanganan darurat yang dilakukan pertama sekali saat terjadi cedera gigi dan mulut pada anak

Pemahaman orangtua tentang penanganan darurat yang dilakukan pertama sekali saat terjadi cedera gigi dan mulut pada anak

1. Menolong anak, bersihkan luka di bibir, suruh anak kumur-kumur dan berikan obat anti sakit (0)

2. Menenangkan anak, hentikan perdarahan dengan menggigit kain selama beberapa jam hingga

perdarahan berhenti dan anak disuruh beristirahat (0) 3. Menenangkan anak,


(37)

31

hentikan perdarahan dengan menggigit kain sambil membawa ke pelayanan medis (1)

4. Menenangkan anak, bersihkan luka, dan kumur-kumur dengan obat anti sakit (0) 5. Tidak tahu (0)

Jenis gigi anak yang terlepas

Pemahaman orangtua tentang jenis gigi anak yang terlepas

1. Gigi tetap/ permanen (1)

2. Gigi susu (0) 3. Tidak tahu (0)

Ordinal

Penanganan darurat yang dilakukan pada gigi depan kanan atas anak yang terlepas setelah terjadi cedera gigi dan mulut

Pemahaman orangtua tentang penanganan darurat yang dilakukan pada gigi depan kanan atas anak yang terlepas setelah terjadi cedera gigi dan mulut

1. Gigi tidak dicari dan langsung pergi mencari perawatan medis (0)

2. Gigi dicari dan langung

mengembalikan gigi tersebut ke posisi gigi semula (0)

3. Gigi dicari dan gigi diletakkan ke dalam tissue serta mencari perawatan medis (0)


(38)

4. Gigi dicari,pegang pada mahkota gigi (bagian yang paling putih) kemudian dibersihkan dan diletakkan ke dalam pipi anak (1)

5. Tidak tahu (0) Waktu yang tepat

untuk membawa anak melakukan perawatan gigi depan kanan atas yang terlepas

Pemahaman orangtua tentang masa atau waktu yang tepat untuk membawa anak melakukan perawatan gigi depan kanan atas yang terlepas setelah terjadi cedera gigi dan mulut

1. Kurang dari 60 menit setelah cedera (1) 2. 1-2 jam setelah cedera

(0)

3. Pada hari berikutnya setelah anak lebih tenang (0)

4. Bila ada keluhan lanjutan (0) 5. Tidak tahu (0)

Ordinal

Pengetahuan orang tua tentang

penanganan darurat pada gigi depan kanan atas anak yang terjatuh di tempat yang kotor

Pemahaman orangtua tentang penanganan darurat yang dilakukan pada gigi depan kanan atas anak yang terjatuh di tempat yang kotor sebelum

1. Membersihkan gigi dengan air mengalir selama 10 detik (1) 2. Membersihkan gigi dengan sikat sampai bersih (0)

3. Membersihkan gigi dengan menggunakan tangan atau tissue (0)


(39)

33

dikembalikan ke posisi gigi semula

4. Membersihkan gigi dengan menggunakan sabun atau alkohol (0) 5. Tidak tahu (0)

Cara membawa gigi anak yang terlepas ke dokter gigi

Pemahaman orangtua tentang cara membawa/ meletakkan gigi anak yang terlepas untuk dibawa ke dokter gigi agar vitalitas gigi masih terjaga

1. Membalut gigi dengan tissue (0) 2. Memasukkan ke

dalam kantong berisi es (0)

3. Membungkus gigi kedalam plastik kering (0)

4. Memasukkan gigi ke dalam kantong berisi susu (1)

5. Tidak tahu (0)

Ordinal

Media cairan sebagai media penyimpanan gigi anak yang terlepas Pemahaman orangtua tentang media cairan sebagai media penyimpanan untuk gigi anak yang terlepas agar vitalitas gigi masih terjaga

1. Susu (1) 2. Air bersih (0) 3. Alkohol (0) 4. Air garam (0) 5. Tidak tahu (0)

Ordinal

Lamanya gigi anak dapat bertahan di

Pemahaman orangtua tentang

1. 30 menit (1) 2. 60 menit (0)


(40)

luar gusi lamanya gigi dapat tetap sehat agar dapat dikembalikan ke posisi semula

3. >1 jam (0) 4. Tidak tergantung

waktu (0) 5. Tidak tahu (0) Perawatan lanjutan anak Pemahaman orangtua untuk membawa anak mendapatkan perawatan lanjutan setelah penanganan darurat dilakukan

1. Klinik dokter gigi (1) 2. Klinik dokter umum

(0) 3. Bidan (0)

4. Rumah Sakit (0) 5. Tidak tahu (0)

Ordinal

Tabel 3. Definisi operasional kuisioner sikap orangtua

Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur (Nilai Bobot)

Skala Ukur

Informasi tentang penanganan darurat pada cedera gigi dan mulut anak

Respon orangtua untuk mengetahui informasi tentang penanganan darurat pada cedera gigi dan mulut anak

1. Sangat setuju (4) 2. Setuju (3)

3. Ragu-ragu (2) 4. Tidak Setuju (1) 5. Sangat tidak setuju

(0)

Ordinal

Perlunya mencari gigi anak yang hilang

Respon orangtua tentang perlunya mencari gigi anak yang hilang segera setelah cedera gigi dan mulut terjadi

1. Sangat setuju (4) 2. Setuju (3) 3. Ragu-ragu (2) 4. Tidak Setuju (1) 5. Sangat tidak setuju

(0)


(41)

35

Perlunya dilakukan

pengembalian gigi anak yang terlepas

Renspon orangtua tentang perlunya dilakukan

pengembalian gigi anak yang terlepas segera setelah cedera gigi dan mulut terjadi

1. Sangat setuju (4) 2. Setuju (3) 3. Ragu-ragu (2) 4. Tidak Setuju (1) 5. Sangat tidak setuju

(0)

Ordinal

Cara

membersihkan gigi anak yang kotor akibat terjatuh ditanah dengan cara gigi yang terlepas disikat sampai bersih Respon orangtua tentang cara membersihkan gigi anak yang kotor akibat terjatuh ditanah dengan cara gigi yang terlepas disikat sampai bersih

1. Sangat setuju (0) 2. Setuju (1) 3. Ragu-ragu (2) 4. Tidak Setuju (3) 5. Sangat tidak setuju

(4)

Ordinal

Membawa anak dan gigi yang terlepas ke dokter gigi segera setelah cedera gigi dan mulut terjadi

Respon orangtua tentang membawa anak dan gigi yang terlepas ke dokter gigi segera setelah cedera gigi dan mulut terjadi

1. Sangat setuju (4) 2. Setuju (3) 3. Ragu-ragu (2) 4. Tidak Setuju (1) 5. Sangat tidak setuju

(0)

Ordinal

Cara membawa gigi anak yang terlepas ke dokter gigi dengan

Respon orangtua tentang cara

membawa gigi anak yang terlepas ke

1. Sangat setuju (0) 2. Setuju (1) 3. Ragu-ragu (2) 4. Tidak Setuju (3)


(42)

dibalut menggunakan tissue

dokter gigi dengan dibalut dengan menggunakan tissue

5. Sangat tidak setuju(4)

Menyimpan gigi yang terlepas kedalam kantong berisi susu sebelum dibawa ke dokter gigi

Respon orangtua tentang menyimpan gigi yang terlepas tersebut kedalam kantong berisi susu sebelum dibawa ke dokter gigi

1. Sangat setuju (4) 2. Setuju (3) 3. Ragu-ragu (2) 4. Tidak Setuju (1) 5. Sangat tidak setuju

(0) Ordinal Kemauan orang tua menerima penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan darurat cedera gigi dan mulut

Respon orangtua tentang penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan darurat cedera gigi dan mulut

1.Sangat setuju (4) 2.Setuju (3) 3.Ragu-ragu (2) 4.Tidak Setuju (1) 5.Sangat tidak setuju

(0)

Ordinal

Penilaian pengetahuan dan sikap, yaitu :

1. Penilaian pengetahuan. Setiap soal kemudian dihitung rerata jawaban pengetahuan yang benar dibagi dengan jumlah benar seluruh soal. Jawaban untuk kuesioner pengetahuan yang benar diberikan bobot (1) dan jawaban yang salah diberikan bobot (0)

Kriteria penilaian pengetahuan orangtua menurut kriteria Arikunto, 2006 : a. Baik : bila mampu menjawab dengan benar 76% -100% (skor 7-9) b. Cukup : bila mampu menjawab dengan benar 56% -75% (skor 5-6) c. Kurang : bila mampu menjawab dengan benar 40% -55% (skor 0-4)

2. Penilaian sikap. Setiap soal kemudian dihitung rerata jawaban sikap dibagi dengan jumlah soal. Jawaban untuk kuesioner sikap dinilai berdasarkan skala Likert.


(43)

37

Contoh pernyataan terdiri dari : pernyataan benar atau positif (+) maka respon memiliki bobot jawaban dengan respon sangat setuju (4), setuju (3), ragu (2), tidak setuju (1) dan sangat tidak setuju (0) sedangkan pernyataan salah atau negative (-) maka respon memiliki bobot jawaban respon sangat setuju (0), setuju (1), ragu (2), tidak setuju (3) dan sangat tidak setuju (4)

Kriteria penilaian sikap orangtua menurut kategori Setiawan, 2010: a. Sangat Baik : (76% -100%) (skor 6-8)

b. Baik : (51% -75%) (skor 5)

c. Tidak baik : (26% -50%) (skor 3-4) d. Sangat tidak baik : (0 - 25 %) (skor 1-2)

3.6 Prosedur Penelitian (Angket)

Setelah mendapat surat persetujuan Komisi Etik dari Fakultas Kedokteran USU, Pengumpulan data dilakukan secara survei lapangan dengan mengunjungi sekolah yang dipilih di setiap kecamatan yaitu Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah secara angket dengan dilakukan penyebaran kuesioner kepada orangtua melalui murid sekolah dasar kemudian pengisian dilakukan oleh responden. Kuisoner penelitian telah dilakukan validasi sebanyak sekali sebelum disebarkan kepada responden. Setelah kuesioner diisi, selanjutanya dilakukan evaluasi pengisian kuesioner oleh peneliti. Prosedur pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Peneliti menentukan sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian. Lokasi tersebut dipilih secara random dan sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia.

2. Peneliti mempersiapkan kelengkapan administrasi surat izin dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kota Medan untuk kemudian dibawa ke sekolah yang ditentukan dalam meminta izin dan jadwal untuk dapat dilakukan penelitian kepada pihak sekolah.


(44)

3. Setelah mendapatkan surat izin dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan, peneliti mendatangi setiap lokasi penelitian untuk meminta persetujuan penelitian serta menentukan jadwal untuk dilakukan penelitian.

4. Peneliti memberikan informed consent beserta kuisioner kepada calon subjek yaitu orangtua murid melalui murid-murid sekolah di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia.

5. Pihak sekolah diminta untuk mengembalikan kuisioner sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh peneliti.

6. Kuesioner yang telah selesai dikumpul, selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi. Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:

a. Editing (Penyuntingan data): untuk mengetahui dan memeriksa apakah data

yang terkumpul sudah diteliti semua atau belum.

b. Coding (Membuat lembaran kode): mengklasifikasikan jawaban dengan

memberi kode pada masing-masing jawaban.

c. Data entry (Memasukkan data): mengisi kolom-kolom lembar kode sesuai

dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Saving : Proses penyimpanan data sebelum data diolah atau dianalisis.

e. Tabulasi: proses menyusun data dalam bentuk tabel, selanjutnya diolah dengan bantuan komputer.

f. Cleaning: kegiatan pengetikan kembali data yang sudah di entry untuk

mengetahui ada kesalahan atau tidak.

Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam program Microsoft excel dalam bentuk tabel agar perhitungan lebih mudah dilakukan. Penghitungan dan analisa data dilakukan secara komputerisasi, yaitu melakukan penghitungan dengan hasil berupa persentase.


(45)

39

3.7.2 Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan melakukan uji hipotesa yang dilakukan dengan mengumpulkan data univariat dan bivariat. Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang diolah secara deskriptif adalah data univariat, dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian dan dihitung dalam bentuk persentase. Data bivariat adalah analisis korelasi antara dua variabel yang berupa hasil pengukuran. Analisis bivariat adalah untuk menganalisis korelasi antara variable dependen dan independen. Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan uji statistik Chi-square (X2). Perhitungan statistik apabila nilai P < 0,05 maka H0 ditolak yaitu terdapat hubungan signifikan antara variabel. Bila nilai P > 0,05 maka H0 diterima yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup hal sebagai berikut : 1. Kelayakan Etik (Ethical Clearance)

Kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang menyatakan bahwa penelitian layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu. Peneliti mengajukan surat permohonan atas kelayakan etik disertai dengan proposal penelitian kepada ketua tim kelayakan etik di Fakultas Kedokteran USU.

2. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Peneliti meminta secara suka rela kepada responden penelitian untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Bagi responden yang setuju, dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.


(46)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat 4.1.1 Demografi Responden

Responden berasal dari Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia dengan jumlah responden sebanyak 284 orangtua. Gambaran demografi responden orangtua meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pengetahuan dan sikap tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak, seperti diuraikan berikut ini

Tabel 4 menunjukkan distribusi jenis kelamin dan usia responden orangtua. Diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 169 orang (59,5%) sedangkan responden jenis kelamin laki-laki sebanyak 115 orang (40,5%). Selanjutnya diperoleh kelompok yang berusia 25-34 tahun sebanyak 27 orang (25,4%), 35-44 tahun sebanyak 166 orang (58,4%), diikuti 45-54 tahun sebanyak 41 orang (14,4%), dan kelompok yang berusia 55-64 tahun sebanyak 5 orang (1,8%).

Tabel 4. Distribusi responden menurut jenis kelamin dan usia

No Karakteristik n %

1 Jenis Kelamin: Laki-laki Perempuan

115 169

40,5 59,5

2 Usia:

Total 284 100

25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 55-64 tahun

72 166

41 5

25,4 58,4 14,4 1,8

Total 284 100


(47)

41

Tabel 5 menunjukkan distribusi tingkat pendidikan responden. Berdasarkan tingkat pendidikan formal tertinggi terakhir yang ditamatkan responden maka diperoleh kelompok yang paling banyak adalah yang berpendidikan sedang 151 (53,1%), kelompok pendidikan paling sedikit adalah kelompok pendidikan rendah sebanyak 34 (12%), dan kelompok yang berpendidikan tinggi sebanyak 99 orang (34,9%).

Tabel 5. Distribusi responden orangtua menurut pendidikan

Tingkat Pendidikan n %

Tinggi

• Perguruan tinggi Sedang

• SMA Rendah

• SD, SMP

99 34,9

151 53,1

34 12

Total 284 100

Kuisioner penelitian bagian pengetahuan terdiri dari 11 pertanyaan yaitu 2 bagian yaitu pembuka dan inti. Hasil penelitian menemukan responden yang tidak pernah memperoleh informasi lebih banyak yaitu sebesar 152 orang (53,5%) daripada yang pernah memperoleh informasi mengenai cedera gigi adalah sebanyak 132 orang (46,5%). Distribusi responden tentang sumber informasi mengenai cedera gigi. Informasi mengenai cedera gigi yang paling banyak diperoleh melalui dokter gigi yaitu sebanyak 60 orang (45,5%) dan yang paling sedikit didapatkan informasi yang berasal dari perawat/ bidan yaitu 2 orang (1,5%), informasi tentang cedera gigi yang didapat dari internet adalah 25 orang (18,9%), media cetak (majalah, koran) adalah 40 orang (30,3%), dan dilanjutkan dokter umum adalah sebanyak 5 orang (3,8%).

Tabel 6 menunjukkan distribusi responden menurut pengetahuan tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen. Pengetahuan responden dalam tindakan yang harus dilakukan pertama sekali saat terjadi cedera pada gigi dan


(48)

mulut anak yang menjawab salah lebih banyak yaitu 169 orang (59,5%), dengan jawaban benar sebanyak 112 orang (39,4%), dan yang menjawab tidak tahu 3 orang (1,1%). Responden yang menjawab benar tentang pertanyaan jenis gigi yang terlepas pada kasus trauma avulsi lebih banyak yaitu 174 orang (61,3%) sedangkan yang menjawab salah adalah 84 orang (25,9%), dan tidak tahu 26 orang (9,2%). Jawaban yang salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan terhadap gigi anak yang terlepas yaitu sebanyak 244 orang (85,9%), yang menjawab benar 15 orang (5,3%), dan tidak tahu 25 (8,8%).

Responden yang menjawab benar paling banyak ditemukan pada pertanyaan waktu yang paling tepat untuk anak menerima perawatan medis yaitu 178 orang (62,6%) sedangkan yang menjawab salah 82 orang (28,9%), dan tidak tahu 24 orang (8,5%). Responden yang menjawab salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan yang akan dilakukan oleh orangtua pada gigi yang jatuh ditempat yang kotor sebelum gigi tersebut akan dikembalikan ke posisi semula yaitu 144 orang (50,7%), sedangkan yang menjawab benar 97 orang (34,2%), tidak tahu 43 orang (15,1%).

Responden yang menjawab salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan apabila gigi tidak langsung dikembalikan ke posisi semula, cara yang baik menurut orangtua untuk membawa gigi terlepas ke dokter gigi yaitu 197 orang (69,4%), sedangkan yang menjawab benar 32 orang (11,3%), dan yang tidak tahu 55 orang (19,3%). Responden yang menjawab salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan media penyimpanan yang paling tepat yang akan digunakan untuk membawa gigi ke dokter gigi yaitu 201 orang (70,8%), jawaban benar paling sedikit yaitu 40 orang (14,1%), dan yang tidak tahu 43 orang (15,1%). Responden yang menjawab salah paling banyak ditemukan pada pertanyaan lamanya gigi dapat tetap sehat agar dapat dikembalikan ke posisi semula yaitu 121 orang (42,6%), dilanjutkan benar 66 orang (23,2%), dan tidak tahu 97 orang (34,2%). Responden yang menjawab benar paling banyak pada pertanyaan dimana orangtua akan membawa anak untuk mendapatkan perawatan lanjutan yaitu 266 orang (93,7%), dilanjutkan jawaban salah 14 orang (4,9%), dan tidak tahu 4 orang (1,4%).


(49)

43

Tabel 6. Distribusi responden menurut pengetahuan tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak

Pengetahuan

Tindakan yang seharusnya dilakukan pertama sekali

Benar Salah Tidak tahu Total

n % n % N % n %

112 39,4 169 59,5 3 1,1 284 100

Jenis gigi yang terlepas 174 61,3 84 29,5 26 9,2 284 100

Yang harus dilakukan pada gigi yang lepas

15 5,3 244 85,9 25 8,8 284 100

Waktu yang paling tepat untuk anak menerima perawatan medis

178 62,6 82 28,9 24 8,5 284 100

Yang akan dilakukan oleh orangtua pada gigi yang jatuh di tempat yang kotor sebelum gigi tersebut akan dikembalikan ke posisi semula

97 34,2 144 50,7 43 15,1 284 100

Apabila gigi tidak langsung dikembalikan ke posisi semula, cara yang baik menurut orangtua untuk membawa gigi terlepas ke dokter gigi

32 11,3 197 69,4 55 19,3 284 100

Media penyimpanan yang paling tepat yang akan digunakan untuk membawa gigi ke dokter gigi

40 14,1 201 70,8 43 15,1 284 100

Lamanya gigi dapat tetap sehat agar dapat dikembalikan ke posisi semula

66 23,2 121 42,6 97 34,2 284 100

Tempat orangtua membawa anak untuk mendapatkan

266 93,7 14 4,9 4 1,4 284 100


(50)

Tabel 7 menunjukkan distribusi kategori pengetahuan responden tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen. Kategori pengetahuan yang paling banyak ditemukan pada kategori kurang yaitu 227 orang (80%), kategori yang paling sedikit yaitu kategori baik 18 orang (6,3%), dan kategori cukup adalah 39 orang (13,7%).

Tabel 7. Distribusi kategori pengetahuan responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen

Kategori Pengetahuan n %

Baik 18 6,3

Cukup 39 13,7

Kurang 227 80

Total 284 100

Tabel 8 menunjukkan distribusi responden menurut sikap tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen. Responden yang menyatakan sangat setuju pada pernyataan setiap orangtua harus mengetahui tentang penanganan darurat cedera gigi dan mulut sebanyak 161 orang (56,6%). Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan perlunya mencari gigi anak yang hilang sebanyak 108 orang (38%). Responden yang menyatakan setuju pada penyataan perlunya dilakukan pengembalian gigi anak yang terlepas sebanyak 109 orang (38,4%). Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan cara membersihkan gigi anak yang kotor akibat terjatuh ditanah dengan cara gigi yang terlepas disikat sampai bersih sebanyak 119 orang (41,9%).

Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan membawa anak dan gigi yang terlepas ke dokter gigi segera setelah cedera gigi dan mulut terjadi sebanyak 134 orang (47,2%). Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan cara membawa gigi anak yang terlepas ke dokter gigi dengan dibalut menggunakan tissue sebanyak 138 orang (48,6%). Responden yang menyatakan tidak setuju pada pernyataan menyimpan gigi yang terlepas kedalam kantong berisi susu sebelum dibawa ke dokter


(51)

45

gigi sebanyak 113 orang (39,8%). Responden yang menyatakan setuju pada pernyataan kemauan orang tua menerima penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan darurat cedera gigi dan mulut sebanyak 154 orang (54,2%).

Tabel 8. Distribusi responden menurut sikap tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen.

No. Sikap n(%)

SS S RR TS STS Total

1. Setiap orangtua 161 115 3 4 1 284

harus mengetahui (56,6) (40,5) (1,1) (1,4) (0,4) (100) tentang penanganan

darurat cedera gigi dan mulut.

2. Mencari gigi anak 57 108 50 64 5 284

yang hilang setelah (20,1) (38) (17,6) (22,5) (1,8) (100) terjadi cedera gigi

dan mulut.

3. Waktu 51 109 54 62 8 284

pengembalian gigi (18) (38,4) (19) (21,8) (2,8) (100) yang lepas dilakukan

segera setelah cedera terjadi.

4. Membersihkan gigi 68 119 26 63 8 284

yang terlepas pada (23,9) (41,9) (9,2) (22,2) (2,8) (100) tempat yang kotor

dengan cara disikat sampai bersih.

5. Membawa anak dan 97 134 18 32 3 284

gigi yang terlepas ke (34,2) (47,2) (6,3) (11,3) (1) (100) dokter gigi segera

setelah cedera gigi dan mulut terjadi.

6. Membawa gigi 37 138 40 62 7 284

terlepas ke dokter (13) (48,6) (14,1) (21,8) (2,5) (100) gigi dengan dibalut

menggunakan tissue jika gigi terlepas tidak langsung dikembalikan ke posisi semula.


(52)

No. Sikap n(%)

SS S RR TS STS Total

7. Menyimpan gigi 27 50 84 113 10 284

yang terlepas ke (9,5) (17,6) (29,6) (39,8) (3,5) (100) dalam kantong berisi

susu sebelum dibawa ke dokter gigi.

8. Bersedia menerima penyuluhan lebih lanjut tentang penanganan darurat cedera gigi dan

99 (34,8)

154 (54,2)

21 (7,4)

9 (3,2)

1 (0,4)

284 (100)

mulut.

Tabel 9 menunjukkan distribusi kategori sikap responden tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen. Kategori sikap responden yang paling banyak ditemukan adalah kategori baik sebanyak 214 orang (75,4%), yang paling sedikit adalah kateogori sangat baik 24 orang (8,4%) dilanjutkan kategori tidak baik 46 (16,2%).

Tabel 9. Distribusi katergori sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen

Kategori Sikap N %

Sangat baik 24 8,4

Baik 214 75,4

Tidak baik 46 16,2

Total 284 100

4.1.2 Sosioekonomi responden

Sosioekonomi responden dalam penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen yang dikaji dalam penelitian ini meliputi faktor pekerjaan dan penghasilan sebagai berikut. Tabel 10 menunjukkan distribusi responden menurut status kerja. Kategori responden yang bekerja sebanyak 201 orang (70,8%) sedangkan yang tidak bekerja 83 orang (29,2%).


(53)

47

Tabel 10. Distribusi responden menurut status kerja

Karakteristik n (%)

Pekerjaan Bekerja 201 (70,8)

PNS 32 (11,3)

Pegawai Swasta 54 (19)

Petani 2 (0,7)

Buruh 18 (6,3)

Wiraswasta/ Pedagang 95 (33,5)

Tidak Bekerja 83 (29,2)

Total 284 (100)

Tabel 11 menujukkan distribusi responden menurut penghasilan. Tingkat penghasilan renponden paling banyak adalah rendah < Rp 1.500.000 (perkapita) yaitu sebanyak 201 orang (70,8%) sedangkan responden dengan tingkat penghasilan tidak rendah ≥ Rp 1.500.000 (perkapita) sebanyak 83 orang (29,2%).

Tabel 11. Distribusi responden menurut penghasilan

Penghasilan n %

Tidak rendah (≥ Rp 1.500.000 (perkapita) )

Rendah (< Rp 1.500.000 (perkapita))

83 29,2

201 70,8

Total 284 100

Tabel 12 menunjukkan distribusi responden menurut kategori sosioekonomi. Kategori sosioekonomi yang paling banyak ditemukan adalah kategori sedang yaitu 150 orang (52,8%), sedangkan yang paling sedikit adalah kategori baik dan kurang yaitu 67 orang (23,6%).


(54)

Tabel 12. Distribusi responden menurut kategori sosioekonomi

Kategori Sosioekonomi n %

Baik 67 23,6

Sedang 150 52,8

Kurang 67 23,6

Total 284 100

4.2 Analisis Bivariat

Analisis hubungan pada penelitian ini meliputi analisis variabel pendidikan, sosioekonomi, sikap dan pengetahuan respoden dilakukan dengan uji chi square sebagai berikut.

Tabel 13. menunjukkan hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan responden tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia. Responden yang berpendidikan tinggi dengan pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 9 orang (9,1%) serta tidak jauh berbeda dengan responden yang berpendidikan sedang sebanyak 7 orang (4,6%) dan perndidikan rendah 2 orang (5,9%) yang memiliki pengetahuan baik tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai

p= 0,021 < 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia.


(55)

49

Tabel 13. Hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia

Pendidikan

Pengetahuan

Baik Cukup Kurang Total p

n % n % n % n %

Rendah 2 5,9 0 0 32 94,1 34 100

Sedang 7 4,6 21 13,9 123 81,5 151 100 0,021

Tinggi 9 9,1 18 18,2 72 72,7 99 100

Total 18 6,3 39 13,7 187 80 284 100

p = 0,021(<0,05)

Tabel 14 menunjukkan hubungan antara sosioekonomi dengan pengetahuan responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia. Responden yang mempunyai faktor sosioekonomi dengan kategori baik sebanyak 52 (77,6%), kategori sedang 115 orang (76,6%), dan kategori kurang 60 orang (89,6%) hasilnya hampir sama yaitu memiliki pengetahuan kurang tentang penanganan penanganan darurat avulsi gigi permanen anak. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p= 0,169 > 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara sosioekonomi dengan pengetahuan responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia.


(56)

Tabel 14. Hubungan antara sosioekonomi dengan pengetahuan responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia

Sosioekonomi

Pengetahuan

Baik Cukup Kurang Total p

n % n % n % n %

Baik 6 9 9 13,4 52 77,6 67 100

Sedang 11 7,3 24 16 115 76,7 150 100 0,169

Kurang 1 1,5 6 9 60 89,6 67 100

Total 18 6,3 39 13,7 227 80 284 100

p = 0,169(>0,05)

Tabel 15 menunjukkan hubungan antara pendidikan dengan sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia. Responden dengan berpendidikan tinggi sebanyak 71 orang (71,7%), sedang 119 (78,8%) maupun rendah 24 orang (70,6%) memiliki sikap yang baik dalam penanganan darurat avulsi gigi permanen anak. Hasil uji Chi Square

diperoleh nilai p= 0,035 < 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia.

Tabel 15. Hubungan antara pendidikan dengan sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia

Pendidikan

Sikap

Sangat Baik Baik Tidak Baik Total p

n % n % n % n %

Rendah 2 5,9 24 70,6 8 23,5 34 100

Sedang 7 4,6 119 78,8 25 16,6 151 100 0,035

Tinggi 15 15,2 71 71,7 13 13,1 99 100 Total 24 8,4 214 75,4 46 16,2 284 100 p = 0,035(<0,05)


(57)

51

Tabel 16 menunjukkan hubungan antara sosioekonomi dengan sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia. Responden dengan faktor sosioekonomi yaitu kategori baik 51 orang (76,1%), sedang 107 orang (71,3%) dan rendah 56 orang (83,6%) hampir sama dengan memiliki sikap yang baik tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p= 0,259 menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara sosioekonomi dengan sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia.

Tabel 16. Hubungan antara sosioekonomi dengan sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia

Sosioekonomi

Sikap

Sangat Baik Baik Tidak Baik Total p

n % n % n % n %

Baik 5 7,5 51 76,1 11 16,4 67 100

Sedang 17 11,3 107 71,3 26 17,3 150 100 0,259

Kurang 2 3 56 83,6 9 13,4 67 100

Total 24 8,4 214 75,4 46 16,2 284 100 p = 0,0259(<0,05)

Tabel 17 menunjukkan hubungan antara pengetahuan dengan sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia. Responden dengan berpendidikan baik sebanyak 9 orang (50%), cukup 24 (61,5%) maupun kurang 181 orang (75,4%) memiliki sikap yang baik dalam penanganan darurat avulsi gigi permanen anak. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p= 0,000 < 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia.


(58)

Tabel 17. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap responden tentang penanganan darurat avulsi gigi permanen anak di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Polonia

Pengetahuan

Sikap

Sangat Baik Baik Tidak Baik Total p

n % n % n % n %

Baik 9 50 9 50 0 0 18 100

Cukup 11 28,2 24 61,5 4 4 39 100 0,000

Kurang 4 1,8 181 79,7 42 18,5 227 100 Total 24 8,4 214 75,4 46 16,2 284 100 p = 0,000(<0,05)


(59)

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini telah dilakukan pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia dengan jumlah responden 284 orang orangtua. Hasil penelitian diperoleh jenis kelamin responden laki-laki adalah sebanyak 40,5% dan responden perempuan sebanyak 59,5%, hal tersebut membuktikan bahwa di Indonesia ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurus anak-anaknya dibandingkan dengan ayah yang pergi bekerja. Usia responden yang sebagian besar mengisi kuisioner adalah usia 35 sampai 44 tahun sebanyak 58,4%, hal tersebut dikarenakan pada kriteria inklusi penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak dengan gigi permanen berusia 7-9 tahun dan kemungkinan untuk orangtua yang berusia diatas 45 tahun memiliki anak usia 7-9 tahun memang jarang didapat. Diperlukan kesadaran dan perhatian orangtua tentang penanganan darurat avulsi karena kejadian trauma pada anak usia 7-9 tahun sering terjadi . Kerjasama dan pengetahuan orangtua terhadap trauma avulsi dianggap penting menentukan tercapainya keberhasilan perawatan dikarenakan orangtua sebagai penolong pertama ketika anak menghadapi trauma avulsi.6,13

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan responden cukup bervariasi. Tingkat pendidikan responden diperoleh kelompok yang paling banyak adalah yang berpendidikan sedang (SMA) 53,1% sedangkan hasil yang paling kecil didapatkan dari yang berpendidikan rendah (SD dan SMP) 12% serta sisanya yang berpendidikan tinggi (tamat diploma, tamat sarjana/ perguruan tinggi) 34,9%. Perbedaan tingkat pendidikan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir, sudut pandang, dan tindakan-tindakan responden, maka dengan latar belakang pendidikan masyarakat yang berbeda akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang penanganan darurat kasus trauma avulsi gigi permanen ini.16


(60)

Sosioekonomi responden pada penelitian ini diukur berdasarkan faktor pekerjaan dan penghasilan. Status kerja responden yang bekerja adalah 70,8% sedangkan yang tidak bekerja 29,2%. Penghasilan responden lebih banyak yang berpenghasilan rendah yaitu 70,8% sedangkan responden dengan penghasilan yang tidak rendah 29,2%. Berdasarkan hasil penelitian, kategori sosioekonomi ditemukan bervariasi dengan hasil paling banyak ditemukan adalah kategori sedang 52,8% sedangkan didapatkan persentase yang sama antara kategori baik yaitu 23,6%, dan kategori kurang 23,6%. Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan, pada sosioekonomi menengah keatas umumnya lebih mendukung akses dan fasilitas yang diperlukan untuk mendapatkan fasilitas kesehatan dan informasi tertentu kemudian ditambahkan lagi bahwa di daerah penelitian ini ternyata banyak masyarakat yang berkategori sosioekonomi sedang. 16

Penelitian ini menunjukkan responden yang tidak pernah memperoleh informasi tentang trauma gigi lebih banyak dibandingkan dengan yang pernah mendapatkan informasi sebelumnya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Abdellatif, dkk yang menunjukkan bahwa hanya 18,9% dari orangtua dengan pendidikan sedang serta 17,6% orangtua dengan pendidikan tinggi yang pernah memperoleh pengalaman informasi tentang trauma gigi. Penelitian ini juga menunjukkan gambaran tentang sumber informasi mengenai trauma gigi yang diperoleh orangtua. Penelitian ini mengartikan kurangnya penyebaran informasi melalui dokter gigi, media cetak, internet, dan yang lainnya. Orangtua dengan keadaan sosioekonomi yang rendah lebih sulit mendapatkan akses informasi langsung dari dokter gigi dan sebaiknya informasi tersebut dapat ditingkatkan dengan memberikan sebaran brosur ataupun berupa poster khususnya tentang penanganan darurat kasus trauma gigi avulsi. 41

Penting bagi orangtua maupun orang yang berada didekat anak untuk mengetahui faktor yang dapat menentukan keberhasilan perawatan replantasi gigi anak yaitu lamanya gigi berada di luar soket alveolar, tempat penyimpanan dan media transportasi gigi avulsi yang adekuat, serta cara membersihkan gigi avulsi tanpa merusak bagian akar gigi dan jaringan ligamen periodontal.15 Pengetahuan orangtua


(61)

55

pada penelitian ini dinilai dari tindakan yang pertama sekali dilakukan oleh orangtua pada saat kejadian trauma terjadi dan yang menjawab benar dengan cara menenangkan anak terlebih dahulu lalu menghentikan perdarahan dengan menggigit kain sambil membawa anak ke pelayanan medis adalah sebesar 39,4%. Hasil penelitian ini lebih rendah sedikit dibandingkan dengan hasil penelitian Santos et.al

di Brazil pada tahun 2009 dengan hasil sebesar 49%. Orangtua sebagian besar yang menjawab salah sebesar 59,5%, dikarenakan orangtua cenderung fokus terhadap keluhan sakit anak karena yang dilihat pertama sekali adalah wajah anak dipenuhi darah, setelah dibersihkan luka pada wajah anak maka segera memberikan anak obat anti sakit tanpa dibawa lagi ke pelayanan medis.15

Penelitian ini menemukan bahwa orangtua yang lebih memilih untuk menyelamatkan gigi permanen pada ilustrasi lebih banyak 61,3% dibandingkan yang memilih gigi susu 29,5%, dan sebanyak 9,2% tidak tahu jenis gigi yang terlepas. Hasil penelitian Abdellatif, dkk berbeda dan ditemukan sejumlah besar dari responden lebih memilih untuk menyelamatkan gigi susu. Alasan untuk tidak melakukan replantasi gigi avulsi anak dihubungkan dengan kurangnya pengetahuan, khawatir mencederai anak atau lebih mengutamakan menghentikan perdarahan anak yang bagi sebagian besar orang dipandang sebagai ancaman hidup. Hal ini juga dikarenakan orangtua tidak mendapatkan pengetahuan yang adekuat mengenai masa erupsi gigi permanen padahal hal ini penting untuk diketahui sebelum melakukan penanganan darurat gigi avulsi. Pentingnya pengetahuan orangtua untuk mengetahui jenis gigi anak yang terlepas dikarenakan apabila gigi permanen anak sudah hilang maka tidak ada lagi pengganti gigi permanen tersebut, maka diharapkan agar orangtua dapat menyelamatkan gigi permanen pada anak yang terlepas sedangkan gigi susu merupakan tidak dianjurkan untuk dilakukan replantasi diakibatkan dapat merusak benih gigi permanen yang akan erupsi.29,41

Penelitian ini menemukan hanya sebanyak 5,3% responden orangtua yang mengetahui bahwa setelah gigi anak terlepas maka yang akan dilakukan orangtua adalah gigi tersebut harus dicari kemudian gigi segera dibersihkan dengan memegang bagian mahkota gigi dan diletakkan ke dalam rongga mulut diantara gusi dan pipi


(62)

anak. Hanya sebanyak 34,2% orangtua yang membersihkan gigi terlepas dan kotor dibawah air mengalir selama 10 detik, selainnya sebanyak 50,7% yang membersihkan gigi dengan menyikat gigi sampai bersih, membersihkan dengan tangan atau tissue, dan membersihkan gigi dengan sabun atau alcohol, sisanya 15,1% orangtua tidak tahu apa yang harus dilakukan pada gigi tersebut. Penelitian ini menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Santos et.al yaitu 52% dari orangtua mengetahui memegang gigi yang terlepas pada bagian mahkota dan 59% membersihkan gigi tersebut dibawah air mengalir. Penelitian ini menunjukkan bahwa orangtua tidak tahu tentang prosedur membersihkan gigi yang benar dan pentingnya menjaga kesehatan jaringan ligamen periodontal gigi avulsi.15

Penelitian ini menunjukkan bahwa 62,6% orangtua mengetahui waktu kurang dari 60 menit adalah waktu yang paling tepat untuk anak menerima perawatan medis setelah terjadi trauma gigi avulsi, yang menjawab salah sebanyak 28,9% dan yang menjawab tidak tahu 8,9%. Penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Ozer

et.al yang membuktikan bahwa 68,2% dari responden mengetahui bahwa waktu

untuk mencari perawatan medis gigi avulsi adalah kurang dari 30 menit. Ini membuktikan bahwa orangtua waspada dan segera mungkin membawa anak untuk mendapatkan perawatan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa hanya sedikit orangtua yang mengetahui lamanya waktu gigi dapat tetap sehat untuk dapat direplantasi kembali ke soket adalah 30 menit yaitu sebesar 23,2% orangtua, sedangkan 42,6% salah dan 34,2% tidak tahu. Penelitian menyatakan bahwa semakin lama waktu gigi avulsi untuk dilakukan replantasi gigi dan perawatan avulsi, kemungkinan risiko terjadinya resorpsi dan inflamasi akar gigi semakin besar.3

Penelitian ini menemukan bahwa hanya sedikit orangtua yaitu 11,3% yang memilih memasukkan gigi avulsi kedalam susu sebagai cara membawa gigi avulsi ke dokter gigi dikala orangtua tidak langsung melakukan replantasi sendiri gigi anak, sedangkan 69,4% lagi memilih dengan cara membalut gigi dengan tissue, memasukkan kedalam kantong berisi es, membungkus gigi kedalam plastik kering, dan 19,3% tidak tahu. Pada penelitian lain menjelaskan bahwa orang awam cenderung memilih gigi dimasukkan ke dalam kantong berisi es dikarenakan


(1)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Hipotesa Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku ... 6

2.1.1 Pengetahuan ... 6

2.1.2 Sikap (Attitude) ... 7

2.1.3 Perilaku ... 8

2.2 Definisi dan Klasifikasi Trauma Gigi ... 8

2.3 Trauma Avulsi ... 10

2.4 Etiologi dan Predisposisi Avulsi ... 11

2.5 Prevalensi Avulsi ... 11

2.6 Penanganan Darurat ... 12

2.6.1 Replantasi... 13

2.6.2 Media Penyimpanan Gigi Avulsi ... 14

2.7 Prognosis Avulsi ... 18

2.8 Pencegahan Avulsi ... 19

2.9 Kerangka Teori ... 21

2.10 Kerangka Konsep ... 22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 23


(2)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.3 Populasi dan Sampel ... 23

3.4 Variabel Penelitian ... 25

3.5 Definisi Operasional ... 26

3.6 Prosedur Penelitian ... 37

3.7 Pengolahan dan Analisis Data... 38

3.7.1 Pengolahan Data ... 38

3.7.2 Analisis Data ... 39

3.8 Etika Penelitian ... 39

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Univariat ... 40

4.1.1 Demografi Responden ... 40

4.1.2 Sosioekonomi Responden ... 46

4.2 Analisis Bivariat... 48

BAB 5 PEMBAHASAN ... 53

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 62

6.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 26

2. Definisi Operasional Kuesioner Pengetahuan Orangtua... 30

3. Definisi Operasional Kuesioner Sikap Orangtua ... 34

4. Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin dan Usia... 40

5. Distribusi Responden menurut Pendidikan... 41

6. Distribusi Responden menurut Pengetahuan tentang Penanganan Darurat Kasus Trauma Avulsi Gigi Permanen ... 43

7. Distribusi Kategori Pengetahuan tentang Penanganan Darurat Kasus Trauma Avulsi Gigi Permanen ... 44

8. Distribusi Responden menurut Sikap tentang Penanganan Darurat Kasus Trauma Avulsi Gigi Permanen ... 45

9. Distribusi Kategori Sikap responden tentang Penanganan Darurat Kasus Trauma Avulsi Gigi Permanen ... 46

10. Distribusi Responden menurut Status Kerja ... 47

11. Distribusi Responden menurut Penghasilan ... 47

12. Distribusi Responden menurut Kategori Sosioekonomi... 48

13. Hubungan antara Pendidikan dengan Pengetahuan Responden tentang Penanganan Darurat Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia ... 49

14. Hubungan antara Sosioekonomi dengan Pengetahuan Responden tentang Penanganan Darurat Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia ... 50

15. Hubungan antara Pendidikan dengan Sikap Responden tentang Penanganan Darurat Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia ... 50


(4)

16. Hubungan antara Sosioekonomi dengan Sikap Responden tentang Penanganan Darurat Avulsi Gigi Permanen Anak di

Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Polonia ... 51 17. Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Responden

tentang Penanganan Darurat Avulsi Gigi Permanen Anak di


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gigi Avulsi pada Insisivus Sentralis Kanan Atas ... 10

2. Radiografi Gigi Avulsi pada Insisivus Sentralis Kanan Atas ... 10

3. Replantasi Gigi Avulsi ... 13

4. Media Penyimpanan “Save-A-Tooth” ... 15


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Keterangan Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Medan 3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SD Nasional Bridgend Katamso II

Medan

4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SDI Al-Huda Medan

5. Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SD Swasta Kristen Immanuel Medan 6. Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SD Perguruan Kristen Methodist

Indonesia Medan

7. Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SD Negeri Nomor 060880 Medan 8. Lembar Penjelasan kepada Subjek Penelitian

9. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (informed concent) 10. Lembar Kuisioner


Dokumen yang terkait

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak Di Kecamatan Medan Marelan Dan Kecamatan Medan Polonia

0 41 104

Pengetahuan dan Sikap Orangtua tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Amplas dan Medan Baru

4 44 69

Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Kota

3 30 113

Pengetahuan dan Sikap Orangtua tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Petisah dan Kecamatan Medan Perjuangan.

1 33 117

Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak di Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Kota

0 0 13

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak Di Kecamatan Medan Marelan Dan Kecamatan Medan Polonia

0 0 13

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak Di Kecamatan Medan Marelan Dan Kecamatan Medan Polonia

0 0 5

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak Di Kecamatan Medan Marelan Dan Kecamatan Medan Polonia

1 1 17

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak Di Kecamatan Medan Marelan Dan Kecamatan Medan Polonia

0 1 4

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Penanganan Darurat Trauma Avulsi Gigi Permanen Anak Di Kecamatan Medan Marelan Dan Kecamatan Medan Polonia

0 0 24