120
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
2. Kondisi Penduduk
Penduduk memiliki peranan yang penting dalam pembangunan. Tingkat kemajuan suatu daerah sangat tergantung dari kualitas penduduknya.
Penduduk merupakan potensi, tetapi sekaligus beban bagi suatu daerah. Kondisi penduduk meliputi jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan
kondisi sosial ekonomi.
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk mengalami perubahan setiap harinya. Hal itu dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan migrasi. Jumlah
penduduk yang besar harus diimbangi dengan penyediaan berbagai kebutuhan hidup seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, fasilitas
pendidikan, lapangan kerja, dan berbagai kebutuhan lainnya. Apabila kebutuhan hidup tersebut tidak terpenuhi secara layak akan
menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Pengangguran dan kemiskinan pun semakin meningkat.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk dan luas wilayah. Di Indonesia, kepadatan
penduduknya terdapat perbedaan mencolok antara Jawa dan luar Jawa. Kepadatan penduduk di Jawa sangat tinggi, sedangkan di luar Jawa
sangat rendah. Padahal luas Pulau Jawa lebih kecil dibandingkan Pulau Kalimantan, Sumatra, dan Papua.
Selain itu, terdapat perbedaan yang cukup besar kepadatan penduduk di daerah perdesaan dan perkotaan. Kepadatan penduduk
di daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan. Kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan disebabkan banyaknya
para pendatang dari daerah lain terutama dari perdesaan. Mereka berusaha mendapatkan penghidupan yang layak di daerah perkotaan.
c. Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi penduduk dapat diamati dari tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kondisi ekonomi penduduk. Kondisi
ekonomi penduduk mempengaruhi tingkat kesejahteraannya. Penduduk dengan tingkat ekonomi tinggi mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
secara layak. Mereka mampu mendapatkan fasilitas kesehatan dan pendidikan dengan baik. Sementara itu, penduduk yang memiliki tingkat
ekonomi rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Mereka hidup dalam kemiskinan.
3. Bagaimana Bentang Alam Mempengaruhi Budaya dan Kependudukan?
Bentang alam membentuk suatu kondisi biofisik yang mempengaruhi pola hidup penduduknya. Pengaruh bentang alam tersebut antara lain
terwujud dalam penggunaan lahan, kondisi perekonomian, bahkan pola rumah mukim.
a. Kehidupan di Pegunungan Kapur
Pegunungan maupun perbukitan karst terdiri atas bukit-bukit batu gamping yang berbentuk membulat dan kerucut. Antara bukit-bukit
tersebut terdapat lembah-lembah yang relatif sempit yang dikenal dengan dolina, yang dapat juga terisi air hingga membentuk telaga atau
danau kecil. Kondisi seperti ini mempengaruhi persebaran permukiman dan penduduknya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
121
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Apabila dilihat secara makro permukiman yang terbentuk mempunyai pola tersebar. Jarak antarpermukiman relatif jauh, demikian
juga jarak antarrumah satu dengan rumah yang lain. Akan tetapi, pada tempat-tempat yang terdapat sumber air, jarak antarrumah relatif dekat,
dan membentuk persebaran rumah yang mengelilingi sumber air, baik telaga atau air tanah yang berupa sumur maupun sungai bawah tanah.
Pada umumnya mata pencaharian penduduk sangat terkait dengan kondisi lahan yang sebagian besar berupa lahan kering. Contohnya
petani di lahan kering. Ketersediaan air di pegunungan kapur dapat terdeteksi dari pola pengalirannya. Air hujan yang jatuh ke permukaan
Bumi meresap ke dalam tanah dan melarutkan batuan-batuan yang dilaluinya. Proses inilah yang akhirnya membentuk gua dan sungai
bawah tanah. Keberadaan sungai bawah tanah otomatis akan mengurangi aliran permukaan. Akibatnya, wilayah pegunungan kapur
tampak kering. Sementara itu, untuk mengambil air dari sungai bawah tanah umumnya sulit karena kedalaman sungai. Kurangnya ketersediaan
air tersebut membuat wilayah ini kering, penggunaan lahannya pun menjadi terbatas. Kegiatan pertanian juga tidak berkembang karena
pada umumnya pengairan hanya mengandalkan hujan.
b. Kehidupan di Dataran Rendah
Pada umumnya dataran rendah di Indonesia merupakan dataran hasil endapan oleh air atau sering disebut dataran aluvial. Biasanya
dataran aluvial mempunyai tanah yang subur dan sangat baik untuk daerah pertanian, permukiman, atau juga untuk industri. Hal ini
didukung dengan ketersediaan air di dataran rendah yang umumnya melimpah karena endapan aluvium yang ada mampu menyerap dan
menahan air di dalamnya.
Bentang alam ini pada umumnya mempunyai udara yang panas. Akibatnya, bentuk rumah di daerah ini memiliki ventilasi yang lebar
dan banyak sehingga memudahkan sirkulasi udara. Jenis pakaian juga dipilih dari kain yang relatif tipis dan menghindari pakaian dari bahan
yang tebal.
Wilayah dataran rendah pada umumnya tanah relatif luas. Akibatnya, sarana dan prasarana mudah dibangun, tanahnya relatif
subur, dan mempunyai cadangan air yang cukup banyak. Semua itu mendukung pertumbuhan daerah dataran rendah menjadi sebuah kota.
Selain itu, juga mengakibatkan mata pencaharian penduduk lebih bervariasi.
Gambar 4.20 Kondisi pegunungan kapur pada musim hujan.
Sumber: National Geographic, tahun 2005 Sumber: National Geographic, tahun 2005
Gambar 4.21 Kondisi pegunungan kapur pada musim kemarau.
Di unduh dari : Bukupaket.com
122
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
d. Kehidupan di Pesisir