Analisis Data Secara Statistik .1 Penolakan Hasil Pengamatan
g Sampel
Berat n
pengencera Faktor
x ml
Volume x
mcgml i
Konsentras mcgml
Mineral Kadar
=
Rohman, 2007
3.5.5 Analisis Data Secara Statistik 3.5.5.1 Penolakan Hasil Pengamatan
Kadar Kalsium, Kalium, magnesium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis secara statistik. Menurut Sudjana
2005, standar deviasi dapat dihitung dengan rumus:
SD = 1
- n
X -
Xi
2
∑
Keterangan : Xi = Kadar sampel
−
X = Kadar rata-rata sampel n = Jumlah pengulangan
Kadar Kalsium, Kalium, dan Magnesium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing ke enam larutan sampel, diuji secara statistik dengan
uji Q.
Q =
terendah Nilai
tertinggi Nilai
terdekat yang
Nilai dicurigai
yang Nilai
− −
Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga Q pada Tabel 1, apabila QQ
kritis
maka data tersebut ditolak Rohman, 2007.
Tabel 1. Nilai Q
kritis
pada Taraf Kepercayaan 95 Banyak data
Nilai Q
kritis
4 0,831
5 0,717
6 0,621
7 0,570
8 0,524
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sudjana 2005, untuk menentukan kadar kalsium, kalium, dan Magnesium
di dalam sampel dengan taraf kepercayaan 95, α = 0.05, dk = n-1, dapat digunakan rumus:
Kadar Logam = µ = X ± tα2, dk x SD√n
Keterangan :
−
X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi
dk = Derajat kebebasan dk = n-1 α = Tingkat kepercayaan
n = Jumlah pengulangan 3.5.5.2 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel
Sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing-masing lebih kecil dari 30 dan variansi
σ tidak diketahui sehingga dilakukan uji F. Menurut Sudjana 2005, untuk mengetahui apakah variasi kedua
populasi sama σ
1
= σ
2
atau berbeda σ
1
≠ σ
2
digunakan rumus: F
o
=
2 2
2 1
S S
Keterangan : F
o
= Beda nilai yang dihitung S
1
= Standar deviasi terbesar S
2
= Standar deviasi terkecil Apabila dari hasilnya diperoleh F
o
tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus:
n +
n S
X X
t
p 2
1 2
1
1 1
− =
Keterangan : X
1
= kadar rata-rata sampel 1 n
1
= Jumlah perlakuan sampel 1 X
2
= kadar rata-rata sampel 2 n
2
= Jumlah perlakuan sampel 2 Sp = Simpangan baku
jika F
o
melewati nilai kritis F, dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus : X
1
– X
2
t
o
=
Universitas Sumatera Utara
√S
1 2
n
1
+ S
2 2
n
2
Keterangan : X
1
= kadar rata-rata sampel 1 S
1
= Standar deviasi sampel 1 X
2
= kadar rata-rata sampel 2 S
2
= Standar deviasi sampel 2 n
1
= Jumlah perlakuan sampel 1 n
2
= Jumlah perlakuan sampel 2
Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t
o
yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya Sudjana, 2005.