Kualitas Audit Tinjauan Pustaka

commit to user Penelitian Kang dan Sivaramakrishnan 1995 menyatakan bahwa terdapat pendekatan lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba, yaitu dengan pendekatan Instrumental Variable IV, dan mereka mengklaim bahwa model deteksi IV lebih baik dari beberapa model sebelumnya karena pendekatan tersebut dapat mengurangi masalah variabel- variabel yang hilang omitted variables problems dan bias-bias yang terkait, dengan memunculkan regressor selain penjualan, yaitu kos barang terjual cost of good sold dan biaya operasi lainnya.

3. Kualitas Audit

Laporan keuangan auditan yang berkualitas yang dilakukan oleh auditor yang berkualitas akan lebih disukai oleh investor, sehingga pasar akan bereaksi positif jika laporan keuangan diaudit oleh auditor yang berkualitas. Auditing adalah bentuk monitoring yang dilakukan oleh perusahaan untuk menurunkan kos keagenan agency cost perusahaan dengan pemegang hutang bond-holder dan pemegang saham Jensen dan Meckling, 1976. Auditing menjadi bernilai karena dapat menurunkan pelaporan yang salah misreporting atas informasi akuntansi. DeAngelo 1981 mendefinisikan kualitas audit sebagai kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau kecurangan dalam sistem akuntansi dan tekanan dari klien untuk menutup buku secara selektif walaupun kecurangan telah ditemukan. DeAngelo juga menyatakan kualitas audit berkaitan dengan independensi dan dapat diproksikan dengan ukuran auditor commit to user KAP Big Six diasumsikan menyediakan kualitas audit yang lebih tinggi daripada KAP Non Big Six karena menginvestasikan lebih banyak waktu dalam reputasi dan pengalaman serta termotivasi mendapatkan return dari investasinya. KAP yang besar dan memiliki jumlah klien yang banyak akan berusaha mempertahankan reputasinya dengan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik, karena kalau reputasinya turun maka KAP tersebut akan mengalami kerugian yang lebih besar. Watts dan Zimmerman 1986 juga menyatakan bahwa faktor ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit sebab KAP yang besar lebih mampu dalam mengawasi auditor secara individual dan mendeteksi opportunistic behaviour. Kode Etik Akuntan tahun 1994 menyebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Auditor akan melakukan audit dimana nantinya kesalahan yang bersifat material dari suatu laporan keuangan dapat ditemukan. Proses audit yang dilakukan oleh auditor diartikan sebagai proses akumulasi dan evaluasi bahan bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi yang ada dan kriteria yang ditetapkan Arens dan Loebbecke, 2000. Reputasi auditor sering digunakan sebagai proksi dari kualitas audit dan profesionalisme auditor, namun demikian dalam banyak penelitian kompetensi commit to user dan independensi masih jarang digunakan untuk melihat seberapa besar kualitas audit secara aktual Ruiz Barbadillo et al, 2004. Reputasi auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor bahwa auditor memiliki kekuatan monitoring yang secara umum tidak dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Independensi auditor sebagai proksi dari kualitas audit. Independensi juga sangat erat kaitannya dengan hubungan dengan klien, yang mana kali ini telah dinyatakan dalam keputusan Menteri Keuangan RI no. 423KMK.022008 tentang Jasa Akuntan Publik. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dan suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama lima tahun buku berturut-turut dan oleh akuntan publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut. Independensi auditor merupakan snatu hal penting yang sejak lama menjadi pembicaraan baik di kalangan praktisi, pembuat kebijakan ataupun para akademisi. Hal ini dikarenakan pendapat yang diberikan oleh auditor berkaitan dengan kepentingan banyak pihak. Namun demikian pendapat yang diberikan oleh auditor terhadap laporan keuangan suatu perusahan tidak akan mempunyai nilai apabila auditor tersebut dianggap tidak memiliki independensi oleh para pengguna laporan keuangan.

4. Nilai Perusahaan