kegiatan  posyandu  bulan  selanjutnya.  Hal  tersebut  berdasarkan  wawancara  dengan narasumber  sebagai  berikut.
“….  Setiap  kegiatan  posyandu  kita  ada  iuran  yang  dialokasikan  untuk penyediaan  PMT posyandu  bulan  depan”
Informan  Triangulasi  2 – 4
Berdasarkan  uraian  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  sumber  dana  untuk penanggulangan  gizi  kurang  dari  Puskesmas  tidak  tersedia,  hanya  memberikan  PMT
kepada  balita  yang  menderita  gizi  kurang.  Posyandu  secara  mandiri  mengelola  dana dengan  mengumpulkan  iuran  setiap  bulannya  yang  akan dialokasikan  untuk  pemberian
makanan  tambahan  di posyandu.
4.2.3.3 Sarana dan Prasarana
Sarana  dan  prasarana  yang  tersedia  baik  dari  segi  kuantitas  dan  kualitas  akan mendukung  untuk  mencapai  tujuan  dari  suatu  program.  Berdasarkan  wawancara
dengan  infoman  utama  sarana  dan  prasarana  yang  harus  tersedia  dalam  program penanggulangan  gizi  kurang  yaitu  buku  bantu,  buku  pemantauan  di  posyandu,
timbangan  injak,  timbangan,  alat  ukur  panjang  badan,
infantometer
, KMS, meja  dan kursi  serta  ruangan  posyandu.  Berikut  hasil  wawancara  dengan  informan  utama
petugas  gizi. “…. Buku  bantu, dan alat  di posyandu  komplit  semua”
Informan  Utama  2 Pernyataan  tersebut  tidak  sejalan  dengan  pernyataan  informan  utama  lainnya
yaitu  kepala  Puskesmas.  Berikut  hasil  wawancara  dengan  Kepala Puskesmas.
“….  Sarana  dan  prasarana  Belum  lengkap,  kita  gak  punya
roll  model
ya untuk  jadi  petugas  gizi  memberikan  peny
uluhan  kepada ibu  balita” Informan  Utama  1
Pernyataan  dari  Kepala  Puskesmas  didukung  oleh  pernyataan  dari  infor ma n triangulasi.  Berikut  hasil  wawancara  dengan  informan  triangulasi.
“….  Kelihatannya  semua  posyandu  sudah  lengkap,  timbangan  berat  badan sudah  dibagi  semua  hanya  beberapa pos
yandu  alatnya  yang  rusak” Informan  Triangulasi  1
“…. Kalau disini  posyandu  Bugangan  alat ukur panjang  bayi
infantometer
belum  ada” Informan  Triangulasi  2
Kendala  yang  di  hadapi  terkait  dengan  sarana  dan  prasarana  dalam  program penanggulangan  gizi  kurang  seperti  sarana  dan  prasarana  yang  tidak  lengkap  serta
kondisi  sarana  seperti  fisik  bangunan  Puskesmas  tidak  memadai.  Hal  tersebut berdasarkan  wawancara  dengan  informan  utama  Kepala  Puskesmas  sebagai  berikut.
“…. Sarana  yang  tidak  lengkap  serta kondisi  sarana  seperti  fisik  bangunan juga  mempengaruhi,  contohnya  seperti  hari  senin  akan  banyak  sekali
pelayanan,  sehingga  misalnya  di lakukan  penyuluhan  ke orang  tua balita  tentu orang  tuanya  tidak  dapat  berkonsentrasi.  Petugas  gizi  juga  tidak  memilik i
ruangan  khusus  gizi  di Puskesmas  Bugangan”
Infoman  Utama  1 Berdasarkan  uraian-uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  sarana  dan
prasarana  masih  kurang  memadai  untuk  program  penanggulangan  gizi  kurang.  Sarana dan prasarana  yang  kurang  memadai  seperti  tidak  tersedianya  alat
food model
sebagai sarana  dalam  melakukan  konseling  kepada  ibu  balita  serta  tidak  meratanya
pendistribusian  alat  di  posyandu  seperti
infantometer
yang  belum  tersedia  pada salah satu  posyandu,  sehingga  kegiatan  pemantauan  balita  di  posyandu  berjalan  kurang
maksimal.  Kendala  lainnya  yaitu  tidak  tersedianya  ruangan  khusus  untuk  petugas  gizi Puskesmas  Bugangan,  hal  tersebut  menyebabkan  petugas  gizi  kesulitan  dalam
memberikan  penyuluhan  atau  konseling  gizi  kepada  ibu  balita  karena  kondisi  yang tidak  kondusif.
4.2.4 Deskripsi Aspek Proses