76
Gambar 4.1 Perbandingan Penguasaan Kompetensi Guru Sertifikasi di SMP Krisren 2
Salatiga
Sumber: data Primer Pengukuran Penguasaan Kompetensi Guru sertifikasi Tahun 2014
Berdasarkan gambar diagram 4.1 dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan keempat kompetensi guru sangat baik.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Pembahasan Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral,
emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki
karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik dari guru-
guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga berada pada kategori sangat baik
80 81
82 83
84 85
86 87
88 89
kompetensi pedagogik
kompetensi kepribadian
kompetensi profesional
kompetensi sosial
77 dengan mean 46,19 atau 83,88. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi pedagogik yang sangat baik. Guru sertifikasi mengaku memahami peserta
didiknya, memahami tingkat kecerdasan dan pengembangan kognitif siswa. Artinya sebagian guru bersertifikasi sudah memahami ciri-ciri peserta didiknya.
Memahami potensi anak didiknya, dapat merancang proses belajar mengajar PBM yang komprehensip dan dapat menguasai prinsip dan proses PBM.
Berdasarkan data dari hasil kuesioner, guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dengan baik untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bersertifikasi di sekolah SMP Kristen Salatiga, “guru-guru dapat memanfaatkan teknologi dan komunikasi
dalam proses belajar mengajar karena telah didukung oleh fasilitas sekolah yang sudah memadai, dan sebagian besar guru mengembangkan berbagai model atau
metode pembelajaran yang selalu berubah menyesuaikan dengan kondisi kelas, karena kondisi setiap kelas mempengaruhi metode yang digunakan dalam proses
belajar mengajar”. Menurut James D. Finn salah seorang tokoh teknologi pendidikan yang
dikutip oleh Marselus 2011:38 pernah mengatakan, “masa depan pendidikan
akan berada ditangan mereka yang menghayati arti penting teknologi dan memanfaatkannya dalam pembelajaran”. Karena itu jika para guru ingin berperan
78 lebih di abad ini, mereka juga harus menguasai teknologi, termasuk teknologi
informasi dan komputer. Ketika peran pendidik dari orang tua digantikan dengan peran guru di
sekolah maka tuntutan kemampuan pisikologis juga beralih pada guru. Karena itu guru tidak hanya sebagai pengajar yang menstransfer ilmu, pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa tetapi juga merupakan pendidik dan pembimbing yang membantu siswa untuk mengembangkan segala potensisnya terkait dengan
potensi akademis maupun non akademis. Sebagaian besar guru bersertifikasi sudah memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan peserta didik dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru sertifikasi penggunaan teknologi dan informasi dalam pembelajaran yang dilakukan adalah dalam kegiatan belajar mengajar guru menggunakan power
point, pemanfaatan akses internet. Pemanfaatan teknologi dan komunikasi ini dapat terlaksana dengan baik karena fasilitas dari sekolah yang memadai sehingga
sanggat mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan
atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Guru bisa memanfaatkan teknologi komputer ini memudahkan pembelajaran atau mengemas pesan-pesan
pembelajaran secara menarik, sehingga menggugah minat dan motivasi belajar siswa.
Disisi lain masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh sebagaiann guru bersertifikasi yaitu melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran
79 dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses
pembelajaran dilaksanakan. Pembelajaran yang kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan pembelajaran. Lingkungan
belajar dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi kesuksesan seluruh anak secara individual. Dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang
kondusif bagi peserta didik, guru harus dapat memberikan kemudahan belajar kepada siswa, menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai,
menyampaikan materi pembelajaran , dan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar. Oleh karena itu, peran guru selayaknya
membiasakan pengaturan peran dan tanggung jawab bagi setiap anak terhadap terciptanya lingkungan fisik kelas yang diharapkan dan suasana lingkungan sosial
kelas yang menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung secara bermakna. Dengan terciptanya tanggung jawab bersama antara anak dan guru, maka akan
tercipta situasi pembelajaran yang kondusif dan bersinergi bagi semua anak. Menurut Naim 2009, ada dua aspek penting yang perlu dikembangkan
oleh seorang guru sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi siswa, yaitu pribadi guru dan suasana pembelajaran. Perpaduan kedua aspek
tersebut akan menjadikan dimensi inspiratif semakin emakin menemukan momentum untuk mengkristal dan membangun energi perubahan posotif dalam
diri siswa. Kepribadian guru sebagai orang dewasa dapat menjadi model sekaligus pengarah dan fasilitator belajar yang tercermin dari suasana atau iklim
pembelajaran yang diciptakan di dalam kelas. Kedua aspek ini, pada gilirannya
80 akan mampu mengakumulasi potensi dari pada siswa untuk semakin
meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.
4.2.2 Pembahasan Kompetensi Kepribadian