suatu wilayah tertentu yang memiliki pemikiran, perasaan, nilai, norma yang hampir serupa sehingga akan menghasilkan suatu kebudayaan
tertentu yang dapat mempengaruhi pola perilaku anggotanya.
b. Pembagian Masyarakat
1. Masyarakat Kota
Masyarakat perkotaan atau rural community dapat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang berasal dari beberapa desa yang
mendiami suatu wilayah tertentu yang bersifat heterogen dan majemuk karena terdiri dari berbagai suku, ras, etnis, kemampuan, keterampilan,
bahkan pekerjaan.
a Ciri-Ciri Masyarakat Kota
Soerjono Soekanto 2010: 139 menyebutkan setidaknya ada 7 ciri yang melekat pada masyarakat perkotaan, antara lain:
1. Cara berpikir yang lebih rasionalmengakibatkan kehidupan keagamaan masyarakat kota sedikit berkurang dibanding
masyarakat desa 2. Orang kota memiliki tingkat kemandirian yang tinggi daripada
masyarakat desa sehingga dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus menggantungkan hidup pada orang lain
3. Pada masyarakat kota terdapat pembagian kerja yang lebih tegas dan jelas serta memiliki batas-batas yang nyata
4. Kemungkinan memperoleh kesempatan kerja lebih tinggi karena adanya pembagian kerja yang jelas
5. Jalan pikir yang lebih rasional mengakibatkan interaksi yang terjadi diantara masyarakat kota lebih didasarkan pada faktor
kepentingan daripada faktor pribadi 6. Ketepatan waktu merupakan faktor penting bagi masyarakat
kota karena tuntutan kehidupan yang serba cepat sehingga pembagian
waktu sangat
diperlukan untuk
mengejar pemenuhan kebutuhan
7. Perubahan sosial tampak lebih nyata karena masyarakat kota memiliki sifat yang lebih terbuka terhadap pengaruh luar.
2. Masyarakat desa
Masyarakat desa dapat kita asumsikan sebagai suatu masyarakat
yang berkedudukan atau bertempat tinggal di wilayah pedesaan. a
Ciri-ciri masyarakat desa Roucek Warren
Jefta Leibo. 1995: 7 menjabarkan
kharakteristik khas yang dimiliki masyarakat desa sebagai berikut :
1. Memiliki mata pencaharian, nilai-nilai kebudayaan, sikap dan
tingkah laku yang relatif homogen
2. Menekankan keluarga sebagai unit ekonomi yang secara
bersama-sama saling berusaha memenuhi kebutuhan keluarga
3. Faktor geografis seperti tanah dan tempat kelahiran memiliki
pengaruh yang besar dalam kehidupan 4. Hubungan antar masyarakat lebih erat dan awet
Seiring dengan kemajuan zaman, masyarakat akan selalu mengalami perubahan, baik di tingkat makro, mezo maupun
mikro. Di tingkat makro terjadi perubahan ekonomi, politik, dan kultur. Di tingkat mezo terjadi perubahan kelompok, komunitas,
dan organisasi. Di tingkat mikro terjadi perubahan interaksi dan perilaku individual Piotr Sztompka. 2007: 65. Begitu pula
dengan masyarakat desa yang juga akan selalu mengalami perkembangan. Sebagai akibat dari adanya perkembangan desa,
karakteristik khas yang dimiliki oleh desa lambat laun akan
mengalami perubahan, seperti yang dikemukakan Rogers Jefta
Leibo. 1995: 8 berikut ini: 1. Mutual distrust interpersonal relations. Adanya rasa saling
tidak percaya karena memperebutkan sumber ekonomis 2. Perceived limited group. Pandangan yang sempit menghalangi
hal-hal yang lebih baik serta kesempatan untuk maju 3. Dependence on hostility towards government outhority.
Ketergantungan sekaligus curiga terhadap pemerintah maupun unsur-unsurnya
4. Familism. Rasa kekeluargaan keakraban
5. Lack of innovatiness. Rasa enggan menciptakan dan menerima ide baru
6. Fatalism. Rendahnya wawasan pikiran masyarakat untuk menanggapi atau merencanakan masa depan
7. Limited aspiration. Keinginan dan aspirasi rendah untuk menggapai masa depan
8. Lack of deferred gratification. Kekurangan atau ketiadaan sifat mengekang diri untuk mengorbankan kenikmatan sekarang
demi masa depan yang lebih nikmat 9. Limited view if this world. Pandangan yang terbatas tentang
dunia luar 10. Low emphaty. Derajat empati masyarakat rendah ditandai
dengan rendahnya keterampilan menangkap peranan orang lain.
3. Perbedaan Masyarakat Kota dan Desa