Komposisi Kimia Ikan Prinsip Pengalengan Ikan Tahapan Proses Pengalengan Ikan

commit to user 6 bagian sisinya dan satu lurik dengan bisul kecil berwarna kehitam-hitaman pada bagian kepala sampai pada bagian ekor seperti di sajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Klasifikasi Ikan Scomber japonicus Klasifikasi Keterangan Kingdom Animalis Phylum Chordata Class Actinopterygji Order Perciformes Family Scomberidae Genus Scomber Species S. japonicus Anonim a , 2009.

B. Komposisi Kimia Ikan

Masing-masing jenis ikan hasil perikanan, bahkan individu memiliki komposisi kimia yang berbeda-beda. Komponen yang paling banyak terdapat dalam daging ikan adalah air, protein dan lemak, sedangkan komponen lainnya terdapat dalam jumlah yang sedikit Hadiwiyoto, 1993. Komposisi kimia sangat beraneka ragam Anonim, 1972, seperti disajikan dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2 Komposisi Kimia Ikan Lemuru dalam 100 gr Daging Komposisi Kimia Jumlah Satuan Energi 22,0 Kalori Protein 19,4 Gram Lemak 3,2 Gram Air 76,0 Persen Abu 1,4 Gram Kalsium 96,0 Milligram Phosphor 220,0 Milligram Besi 1,0 Milligram Iodium 61,0 Milligram Potassium 420,0 Milligram Thiamin 1,01 Milligram Riboflafin 0,07 Milligram Niacin 7,9 Milligram Sumber : Anonymous, 1972. commit to user 7

C. Prinsip Pengalengan Ikan

Menurut Murniyati dan Sunarman 2000, pengalengan adalah cara mengawetkan ikan dengan sterilisasi dalam kaleng. Ikan dimasukkan dalam kaleng, kemudian disterilkan dengan panas. Faktor-faktor utama yang menentukan daya awet ikan kalengan adalah : 1 sterilisasi yang mematikan seluruh bakteri dalam isian kaleng; 2 kaleng yang menahan pengotoran atau penyebab pembusukan dari luar. Pengalengan makanan adalah suatu cara pengawetan bahan pangan yang dikemas secara hermetis penutupan kalengkaleng dan tutup dilakukan secara sempurna sehingga tidak memungkinkan masuknya kuman kedalam kaleng setelah proses seaming dalam suatu wadah, baik kaleng, gelas atau aluminium, sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air, mikroba atau bahan asing lain, untuk menjaga terhadap kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan terhadap oksidasi atau perubahan cita rasanya dan kemudian disterilkan untuk sebagian mikroba beserta spora tetapi pemanasan tidak mengakibatkan penurunan mutu dan nilai gizinya Muchtadi, 1995.

D. Tahapan Proses Pengalengan Ikan

Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pengalengan ikan antara lain adalah sebagai berikut : 1 penyiangan dan pemotongan, 2 pemasukan daging kedalam kaleng filling , 3 pengeluaran udara exhausting , 4 pengisian medium penambahan saus, 5 penutupan kaleng seaming , 6 pencucian kaleng, 7 proses sterilisasi sterilizing , 8 pendinginan, 9 pelabelan labeling , 10 pengepakan dan penyimpanan. Kesegaran ikan yang digunakan dalam pembuatan produk ikan kaleng sangat mempengaruhi mutu produk akhir. Jika kesegaran ikan sudah tidak baik, maka pada waktu dilakukan precooking daging ikan akan menjadi kompak, selain itu kesegaran ikan dapat mempengaruhi cita rasa dan aroma produk tersebut. Pemeriksaan kesegaran dapat dilakukan dengan memperhatikan penampakan luar, kelenturan daging, keadaan mata, keadaan commit to user 8 daging dan keadaan insang dan sisi Hadiwiyoto, 1993. Keadaan ikan dapat ditentukan dengan mengamati tanda-tanda visual seperti pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Tanda-tanda Visual Kesegaran Ikan Keadaan Kondisi ikan segar Kondisi Ikan Tidak segar Kulit Cerah, terang, tidak berlendir dan mengkilat Nampak kusam, suram dan berlendir bila diraba Mata Cerah dengan kondisi masih menonjol keluar Cekung dan terlihat masuk ke dalam rongga mata Mulut Tertutup Terbuka Sisik Masih Nampak cerah dan tetap kuat melekat bila dipegang Nampak kusam dan mudah rontok bila dipegang Insang Merah cerah Merah gelap dan kecoklatan Daging Kenyal dan masih dalam kondisi lentur Lunak tidak kenyal Dubur Berwarna merah jambu, pucat Menonjol keluar dan berwarna merah Aroma Segar dan normal seperti keadaan daerah asalnya Busuk menyengat dan asam Lain-lain Bila dimasukan ke dalam air tenggelam Terapung diatas air Sumber : Irawan, 1997 Sebelum proses pengalengan dimulai terlebih dahulu dilakukan persiapan terhadap bahan baku yang akan digunakan, karena bahan baku merupakan faktor penting dalam menunjang kelancaran jalannya proses produksi. Kegiatan dalam persiapan bahan terdiri dari pemilihan bahan, pemotongan dan pencucian. Hal ini dimaksudkan agar bahan mentah yang dikalengkan merupakan bahan yang baik, tidak cacat, bersih, dan mempunyai bentuk yang diinginkan. Pencucian juga ditujukan untuk mengurangi jumlah mikroba awal Winarno et al, 1984.

E. Proses Penyiangan dan Pemotongan