Pendinginan Pelabelan TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 16 Gambar 2.6 Alat sterilisasi retort horizontal . Sasaran sterilisasi adalah bakteri yang tahan panas bakteri termofil, terutama Clostridium botulinum . Bakteri ini membentuk spora yang tidak mati dengan pemanasan. Spora ini hidup terus dan berkembang biak jika kaleng terbuka, dan juga jika spora memperoleh oksigen. Itulah sebabnya ikan kalengan dapat membusuk bila kalengnya bocor Murniyati dan Sunarman, 2000. Sterilisasi adalah operasi yang paling penting dalam pengalengan, sterilisasi tidak hanya bertujuan untuk menghancurkan mikroba patogen, tapi juga berguna untuk membuat produk cukup matang. Pemanasan ini dilakukan pada suhu cukup tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses sterilisasi, antara lain : jenis mikoorganisme yang akan dimatikan, kecepatan perambatan panas ke dalam titik dingin, suhu awal bahan pangan dalam wadah, jenis dan ukuran wadah yang digunakan untuk proses sterilisasi, suhu dan tekanan yang digunakan untuk proses sterilisasi, serta keasaman atau pH produk Muchtadi, 1995.

L. Pendinginan

Setelah proses sterilisasi selesai, harus segera dilakukan pendinginan yang cepat untuk mencegah pertumbuhan kembali bakteri termofilik Winarno, et al, 1984. Kaleng-kaleng yang dikeluarkan dari retort segera didinginkan, hal ini untuk mencegah terjadinya over coocking hangus atau over processing yaitu ikan yang mengalami pemasakan terlalu commit to user 17 lanjut yang berakibat pada perubahan rasa, warna dan tekstur daging Murniyati dan Sunarman, 2000. Pendinginan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu memasukkan air ke retort atau memasukkan keranjang berisi kaleng ke dalam air dingin, biasanya kaleng dicuci dengan air yang dicampur sabun Moeljanto, 1992. Proses pendinginan dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut Murniyati dan Sunarman, 2000 : a. Di luar retort dengan air : kaleng dimasukkan ke dalam bak berisi air dengan bantuan conveyor. Cara ini dapat dilakukan dengan cepat ± 15 menit dan dapat menghindari kerusakan-kerusakan akibat over coocking . b. Di luar retort dengan udara : kaleng panas diletakkan di dalam ruangan dan dibiarkan dingin. Dengan cara ini tidak diperlukan peralatan khusus. Ini banyak dilakukan meskipun terjadinya over cooking sangat besar. c. Di dalam retort dengan air : selesai disterilisasi, kedalam retort dimasukkan air bercampur uap air atau udara. Cara ini harus dilakukan dengan hati-hati karena memungkinkan kaleng pecah akibat tekanan di dalam kaleng lebih besar daripada di luar kaleng. Selesai pendinginan, kaleng harus dikeringkan dengan sempurna untuk mencegah terjadinya pembentukan karat korosi.

M. Pelabelan

Label yang akan digunakan pada suatu produk memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap konsumen. Bentuk gambar, susunan huruf, dan kombinasi warna yang menarik dan jelas, tetapi sederhana. Pada label harus dinyatakan keterangan-keterangan, seperti nama perusahaan, jenis ikan, jenis saus dan berat isinya. Keterangan yang tertera pada label harus sesuai dengan isi kaleng Moeljanto, 1992. Menurut Murniyati dan Sunarman 2000, pemberian label atau etiket pada kaleng dilakukan dengan dua cara sebagai berikut : a dicetak pada lembaran bahan kaleng sebelum kaleng dibentuk; b kertas cetakan, ditempelkan pada kaleng yang sudah disterilisasikan. Label ditempelkan commit to user 18 dengan tangan atau mesin setelah kaleng dikeringkan. Perekat yang dipakai harus tidak berbau, tidak beracun dan tidak menimbulkan karat.

N. Pengepakan dan Penyimpanan