43
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan bahwa kemampuan mengenal lambang bilangan
pada anak TK kelompok A di TK ABA Tamanagung II Kecamatan Muntilan dapat ditingkatkan melalui media loto.
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan meluasnya penafsiran terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka perlu
disampaikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan kemampuan
anak untuk mengetahui lambang dari suatu bilangan. Dalam penelitian ini kemampuan yang akan dinilai terdiri dari empat indikator yaitu: 1
mengenal dan mengurutkan lambang bilangan 1-10, 2 menunjukkan lambang bilangan 1-10, 3 meniru dan menulis lambang bilangan 1-10,
Kemampuan membilang pada anak
TK kelompok
A masih rendah
Penggunaan media loto dalam
proses pembelajaran
mengenal lambang bilangan
Kemampuan membilang
anak TK kelompok A
meningkat
44 dan 4 memasangkan menghubungkan lambang bilangan dengan benda
1-10. 2.
Media Pembelajaran Loto Dalam penelitian ini media yang digunakan dalam mengenalkan
lambang bilangan pada anak TK kelompok A adalah media loto. Loto yang digunakan dalam penelitian ini adalah loto modifikasi, dimana
terdapat 10 bagian pada papan loto dan 10 kartu loto. Pada papan loto dan kartu loto terdapat lambang bilangan 1-10 dan juga gambar yang
disesuaikan dengan tema yang sedang berjalan.
45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Menurut Wina Sanjaya 2010: 13 Penelitian Tindakan Kelas PTK
merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan
pembelajaran. Sedangkan menurut Suroso 2009: 30 PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif merupakan penelitian yang
dilakukan dengan cara berkolaborasi antara guru kelas sebagai pengendali dalam proses pembelajaran dan peneliti bertugas mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung. Guru berperan hanya sebagai anggota tim peneliti, yang berfungsi melaksanakan tindakan seperti yang dirancang oleh
tim peneliti. Masalah yang hendak diteliti dengan menggunakan pola ini bisa terjadi masalah yang tidak dihadapi guru secara langsung dan praktis, akan
tetapi masalah yang bersifat umum yang ditentukan oleh tim peneliti, walaupun sebenarnya dilakukan untuk membantu guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran Wina Sanjaya, 2009: 60.