. Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

1.2 . Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah persepsi masyarakat Perumahan Bumi Asri Medan terhadap acara reality show ”Tukar Nasib”di SCTV?”

1.3. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih khusus maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian ini adalah acara reality show ”Tukar Nasib”, yang ditayangkan di SCTV setiap Sabtu dan Minggu pada pukul 16.00-17.00 WIB. 2. Objek penelitian ini adalah masyarakat Perumahan Bumi Asri, Kelurahan Cinta Damai, Lingkungan 8, Kecamatan Medan Helvetia. 3. Penelitian ini terbatas pada persepsi masyarakat terhadap acara reality show ”Tukar Nasib” di SCTV, yang akan dilihat melalui perangkat teori S-O-R. Universitas Sumatera Utara 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menemukan tingkat ketertarikan masyarakat Perumahan Bumi Asri Medan menonton acara reality show “Tukar Nasib” di SCTV 2. Untuk menemukan frekwensi masyarakat Perumahan Bumi Asri Medan menonton acara reality show “Tukar Nasib” di SCTV 3. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Perumahan Bumi Asri Medan terhadap acara reality show “Tukar Nasib” di SCTV

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : a. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti dibidang Ilmu Komunikasi, khususnya Bidang Jurnalistik b. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya di departemen Ilmu Komunikasi. c. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 1 1 . . 5 5 . . K Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus menyusun kerangka teori. Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk konsep, defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti melihat masalah yang akan diteliti Nawawi, 1995:39. Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah : 1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin, “Communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataan “Communis” yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan Effendy, 2003 :30. Dari hal tersebut dapat diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, maka komunikasi tidak akan terjadi. Lasswell menerangkan bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect. Jadi, jika dipilah-pilah akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu Siapa yang mengatakan ; Apa yang dikatakan ; Media apa yang digunakan ; Kepada siapa pesan disampaikan ; dan dengan efek apa. Universitas Sumatera Utara Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik Lasswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi meliputi komunikator, pesan, media, komunikan dan efek Effendy, 2003:253. Komunikasi massa mass communication adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak surat kabar, majalah atau elektronik radio, televisi yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, selintas, khususnya media elektronik Mulyana, 2002 :75. Komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, dan film Cangara, 2006:36. Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Disamping itu ada pula makna lain yang dianggap makna asli dari kata massa, yakni suatu makna yang mengacu pada kolektifitas tanpa bentuk yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama lain. Kamus Bahasa Inggris ringkas memberikan defenisi “massa” sebagai suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas. Defenisi ini hampir manyerupai pengertian massa yang digunakan oleh para ahli sosiologi khususnya bila dipakai dalam kaitannnya dengan khalayak media. Universitas Sumatera Utara 1.5.2. Media Massa Televisi Dalam bahasa Inggris, televisi disebut dengan television. Istilah “television” berasal dari perkataan Yunani : Tele artinya far, off, jauh. Ditambah dengan : Vision yang berasal dari bahasa Latin, yang artinya to see, melihat. Jadi artinya secara harfiah, melihat jauh. Penemuan Televisi telah melalui berbagai percobaan yang dilakukan oleh berbagai ilmuan akhir abad ke 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Henrich Hertz. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan adanya unsur kata-kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan menggugah emosi dan pikiran pemirsanya, televisi lebih mempunyai kemampuan menonjol dibanding media massa lainnya Atmowiloto, 1996:6. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, persepsi, perilaku, pandangan dan perasaan para penonton, dan ini adalah hal yang wajar. Jadi jika ada hal-hal yang menyebabkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dalam televisi adalah seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi Efendy 2004 :122. Universitas Sumatera Utara Mengutip pernyataan Drs. Jalaluddin Rakhmat M.Sc, berdasarkan uraian diatas, juga dapat disimpulkan bahwa pesan komunikasi atau stimulus yang disampaikan melalui media massa televisi akan mendapatkan berbagai tanggapan individu-individu. Artinya, walaupun peristiwanya sama, orang akan menanggapi berbeda-beda sesuai dengan keadaan dirinya Darwanto, 2007:60 Semua ini tentu saja menekankan unsur isi pesan yang komunikatif agar pemirsa dapat menyerap makna pesan secara tepat, yakni mengedepankan lima sifat dari media massa televisi tersebut, yakni: Publisitas, Perioditas, Universalitas, Aktualitas, dan Kontinuitas Kuswandi, 1996:18. 1.5.3. SOR S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut teori ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Maksudnya, keadaan internal organisme befungsi menghasilkan respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu juga. Prinsip ini adalah prinsip belajar yang sederhana dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tersebut. Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2003:255, dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan, Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru ada tiga variabel penting, yaitu: a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori SOR ini dapat digambarkan sebagai berikut : Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah Effendi, 2003: 254-255 : a. Stimulus – S Pesan yang dimaksud adalah acara reality show “Tukar Nasib” di SCTV b. Organism – O Komunikan yang dimaksud adalah khalayak pemirsa, yakni masyarakat Perumahan Bumi Asri Medan c. Response – R Efek yang berupa persepsi masyarakat Perumahan Bumi Asri Medan terhadap acara reality show “Tukar Nasib” di SCTV 1.5.4. Persepsi Menurut beberapa ahli, seperti yang diungkapkan oleh Desiderato yang dikutip oleh Rahkmat dalam buku Psikologi Komunikasi menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang hubungan-hubungan yang diperoleh dengan Stimulus S Organism O:  Perhatian  Pengertian  Penerimaan Response R Universitas Sumatera Utara menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Selain itu, persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi yang melibatkan sensasi, atensi, ekspetasi, motivasi, dan memori Rahkmat, 2005 :51. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh beberapa faktor seperti faktor fungsional maupun faktor struktural. Para ahli mengatakan bahwa pengaruh suasana emosional terhadap persepsi, secara hipnotis diciptakan oleh tiga macam suasana emosional yaitu suasana bahagia, suasana kritis dan suasana gelisah. Ekspresi mengenal orang lain merupakan studi awal tentang persepsi. Darwin mendorong munculnya permasalahan persepsi dengan pernyataan, “Apa ciri-ciri keputusan yang baik tentang orang lain?”. Secara etimologi, persepsi atau dalam Bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi perception dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut DeVito 1997:75, persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran interpretasi adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik decoding dalam proses komunikasi. Hal ini tampak jelas pada defenisi John R. Wenburg dan Willian W. Wilmot: “persepsi dapat didefenisikan sebagai cara organisme memberi makna”, atau defenisi Rudolph F. Universitas Sumatera Utara Verderber: “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi” Mulyana, 2005:167. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas Mulyana, 2005:167-168. PROSES PERSEPSI Salah satu pandangan yang dianut secara luas menyatakan bahwa psikologi sebagai telaah ilmiah, berhubungan dengan unsur dan proses yang merupakan perantara ransangan diluar organisme dengan tanggapan fisik organisme yang dapat diamati terhadap ransangan. Menurut rumusan ini, yang dikenal dengan teori ransangan-tanggapan stimulus-responsSR, persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah ransangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran. Seperti dinyatakan pada bagan berikut, persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan diperlukan bagi orang yang paling sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya ransangan menerima dan dengan cara menahan dampak dari ransangan. Persepsi, pengenalan, penalaran, dan perasaan disebut sebagai variabel psikologis yang muncul diantara ransangan dan tanggapan. Universitas Sumatera Utara Penalaran Ransangan Persepsi Pengenalan Tanggapan Perasaan Variabel Psikologis Antara Ransangan dan Tanggapan

1.6. Kerangka Konsep

Kerangka adalah hasil pemikiran yang rasional, merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis Nawawi, 1995:40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu pengetahuan sosial Singarimbun, 1995:57. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas atau Independent Variabel X Variabel Bebas adalah variabel yang mengandung gejala faktor unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut variabel terikat Y Nawawi, 1995:57. Universitas Sumatera Utara Variabel bebas dalam penelitian ini adalah acara reality show ‘Tukar Nasib” di SCTV. 2. Variabel Terikat atau Dependent Variabel Y Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi variabel bebas X dan bukan karena adanya variabel lain Nawawi, 1995:57. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat Perumahan Bumi Asri Medan 3. Variabel Antara atau Intervening Variabel Z Variabel antara adalah variabel yang menjembatani atau yang menghubungkan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel intervening ini mempengaruhi hubungan langsung antara variabel independent dan variabel dependent, sehingga terjadi hubungan yang tidak langsung Husein umar, 2002:61. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

1.7. Model Teoritis

Dokumen yang terkait

Media Literacy Dan Tayangan Reality Show (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Media Lietracy Terhadap Pemilihan Tayangan Termehek-Mehek Di Trans TV Pada Siswa SMP Santo Thomas 1 Medan)

5 93 144

Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit (Studi Deskriptif Rumah Sakit Siti Hajar Padang Bulan Medan)

3 55 123

PROSES PRODUKSI DALAM PROGRAM ACARA TUKAR NASIB DI DREAMLIGHT WORLD MEDIA

0 10 75

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEREMPUAN BERTATO (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Perempuan Bertato).

4 8 92

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN ACARA REALITY SHOW “UYA EMANG KUYA” (Study Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Acara Reality Show “Uya Emang Kuya” di SCTV).

1 2 93

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG JUDI DALAM ACARA KUIS YANG DITAYANGKAN DI TELEVISI ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Masyarakat Surabaya Tentang Judi Dalam Acara Kuis Yang Ditayangkan di Televisi ).

0 0 82

OPINI MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA REALITY SHOW “UYA KUYA” DI SCTV.

0 1 96

OPINI MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA REALITY SHOW “UYA KUYA” DI SCTV.

0 0 29

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG JUDI DALAM ACARA KUIS YANG DITAYANGKAN DI TELEVISI ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Masyarakat Surabaya Tentang Judi Dalam Acara Kuis Yang Ditayangkan di Televisi )

0 0 16

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN ACARA REALITY SHOW “UYA EMANG KUYA” (Study Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Acara Reality Show “Uya Emang Kuya” di SCTV)

0 0 19