Kompetensi Guru MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BINA LATIH KARYA BANDAR LAMPUNG

31 berikut; intensitas keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, perhatian guru kepada siswa dalam pembelajaran, penampilan guru dalam menjelaskan materi, keterampilan guru dalam menggunakan media, ketelitian guru dalam menilai hasil belajar siswa, keluasan dan kedalaman materi, keruntutan dan urutan penyajian, pengelolaan kelas, dan perencanaan pembelajaran Suntoro, 2013.

2.8 Penelitian yang Relevan

Penelitian 1. Hasil penelitian Galvez, Crus, dan Dias 2015, 1 sistem manajemen mutu mempengaruhi koeksistensi peraturan di sekolah, 2 partisipasi guru dalam berinisiatif memanjukan sekolah, dan 3 iklim sekolah yang positif di sekolah. Metode evaluasi penelitian non eksperimen dengan kajian ekspos fakto karena studi tidak dapat melakukan “manipulasi” atas variabel bebas. Penelitian 2. Hasil penelitian Kagaari, Munene, dan Ntayi mengungkap bahwa praktik manajemen kinerja dan perilaku karyawan adalah krusial untuk mencapai kinerja yang dikelola pada perguruan tinggi negeri. Penelitian ini menggunakan pendekatan proposif startifikasi tidak proposional sampel berjumlah 900 orang yang diambil dari perguruan tinggi di Uganda. Penelitian 3. Hasil peneitian Summon, Gu, Day, dan KO analisis mengidentifikasi dimensi yang berdiri atas kepemimpinan dan sekolah dan proses ruang kelas dan menonjolkan strategi dan tindakan yang kepala sekolah dan staff sudah adopsi untuk meningkatkan 32 pencapaina peserta didik. SEM model mengungkap kedua hal secara langsung dan tidak langsung kepemimpinan atas rentangan sekolah dan proses ruang kelas yang pada gilirannya meramalkan perubahan perbaikan dalam kinerja akademik sekolah. Perbedaan dari ketiga penelitian terdahulu adalah bahwa penelitian dilakukan dalam pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengungkap pengaruh dan hubungan antar variabel yang diteliti. Perbedaan yang sangat mencolok adalah bahwa penelitian terdahulu tidak membahas pengelolaan sumber daya pendidik secara lengkap, sebagaimana penelitian ini. Kesamaanya dengan penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian terdahulu membahas bagian-bagian yang menjadi kajian yang menjadi subfokus pada penelitian ini.

2.9 Kerangka Pikir

Setelah lembaga melakukan analisa kebutuhan sumber dayakependidikan atau guru, selanjutnya melakukan seleksi, diteruskan dengan penerimaan dan penempatan sesuai dengan latar belakang keahlian, maka guru tersebut menjadi input. Input dalam pelaksanaan tugas dan fungsi perlu senantiasa dijaga baik motivasi, kebutuhan psikologis, kebutuhan jasmani, kebutuhan akan isu-isu baru dapat berupa pelatihan dan penyegaran atau proses manajemen sumber daya pendidikdengan tujuan mengasilkan guru yang memenuhi harapan lembaga yakni dapat menjawab tantangan dunia pendidikan dan dunia nyata atau output. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dapat divisualisasikan sebagai berikut: 33 Gambar: 2.4 Kerangka Pikir Penelitian Input Guru Proses 1.Perencanaan sumber daya pendidik 2. Pengadaan sumber daya pendidik 3. Pembinaan sumber daya pendidik 4. Pengawasan dan Penilaian Kinerja sumber daya pendidik 5. Pemberhentian sumber daya pendidik 6. Pertanggungjawaban sumber daya pendidik Output Pememenuhan sumber daya pendidik