5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis mengidentifikasi masalahnya yaitu “Bagaimanakah pengaturan Konvensi Jenewa mengenai
Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka, Sakit, dan Karam di Laut
dalam Konvensi Jenewa kedua?”
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaturan Konvensi Jenewa mengenai Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan
Bersenjata yang Terluka, Sakit, dan Karam di Laut dalam Konvensi Jenewa kedua.
D. Metode Penulisan
Metode yang di pakai dalam makalah ini adalah Metode Pustaka, yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka
yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet mengenai Konvensi Jenewa kedua Tahun 1949 tentang Perbaikan Keadaan
Anggota Angkatan Perang di Laut yang Luka, Sakit dan Korban Karam.
E. Sistematika Penulisan
Sistemtika penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Meliputi latar belakang, identifikasi masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori Berisi tentang dasar-dasar teori dan pengaturan Hukum Internasional.
Bab III. Pembahasan Berisi pembahasan atau jawaban atas idenfikasi masalah penulis yaitu
Bagaimanakah pengaturan Konvensi Jenewa mengenai Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka, Sakit, dan Karam
di Laut dalam Konvensi Jenewa kedua ?
Bab V Penutup
Berisi kesimpulan atas pembahasan serta saran.
6
II. LANDASAN TEORI
A. Fokus Bahasan
Fokus bahasan dalam penulisan makalah ini yaitu membahas tentang Konvensi Jenewa II Tahun 1949, dimana Konvensi ini merupakan salah satu
sumber hukum humaniter internasional utama dalam bentuk perjanjian internasional. Konvensi ini bertandatangan oleh wakil-wakil Kuasa Penuh dari
Pemerintah-pemerintah yang hadir pada Konferensi Diplomatik yang diadakan di Jenewa dari tanggal 21 April sampai dengan tanggal 12 Agustus 1949 dengan
maksud meninjau kembali Konvensi Den Haag ke-X tanggal 18 Oktober 1906 mengenai Peperangan di Laut.
Dalam ranah diplomasi, istilah konvensi mempunyai arti yang lain dari artinya yang biasa, yaitu pertemuan sejumlah orang. Dalam diplomasi, konvensi
mempunyai arti perjanjian internasional atau traktat. Ketiga Konvensi Jenewa yang terdahulu direvisi dan diperluas pada tahun 1949, dan pada tahun itu juga
ditambahkan Konvensi Jenewa yang keempat.
1. Konvensi Jenewa Pertama First Geneva Convention, mengenai
Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka dan Sakit di Darat, 1864
2. Konvensi Jenewa Kedua Second Geneva Convention, mengenai
Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka, Sakit, dan Karam di Laut, 1906
3. Konvensi Jenewa Ketiga Third Geneva Convention, mengenai
PerlakuanTawanan Perang, 1929 4.
Konvensi Jenewa Keempat Fourth Geneva Convention, mengenai Perlindungan Orang Sipil di Masa Perang, 1949
Satu rangkaian konvensi yang terdiri dari empat konvensi ini secara keseluruhan disebut sebagai
“Konvensi-konvensi Jenewa 1949” atau, secara lebih sederhana,
“Konvensi Jenewa”.
B. Pengaturan Konvensi Jenewa Kedua