Pengertian Belajar KAJIAN PUSTAKA

belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Dalam proses pembelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Dierich dalam Hamalik 2001: 172 membagi aktivitas belajar dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut: 1 Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar, mengamati, demonstrasi, mengamati orang bekerja atau bermain. 2 Kegiatan-kegiatan lisan oral, yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan sesuatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi. 3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau mendengarkan radio. 4 Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat out line atau rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5 Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola. 6 Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelengarakan permainan, menari dan berkebun. 7 Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, dan membuat keputusan. 8 Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk membentuk perilaku yang lebih baik. Aktivitas belajar siswa meliputi aktivitas visual, lisan, mendengarkan, menulis, membaca, menggambar, melakukan percobaan dan sebagainya.

C. Hasil Belajar

Setiap kegiatan tentunya mengharapkan hasil yang baik. Demikian juga dalam proses pembelajaran, segala upaya dilakukan guru agar hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berikut ini akan diuraiakan beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian hasil belajar. Menurut Hamalik 2001: 30 bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku. Tingkah laku terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. Bloom dalam Poerwanti 2008 : 1-22 mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu kognitif cognitive, afektif affective, dan psikomotor psychomotor. Djamarah 2000: 31 berpendapat bahwa hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan yang dinyatakan sesudah penilaian. Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa sebagai hasil dari perubahan tingkah laku yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa setelah mengikuti pembelajaran.

D. Mata Pelajaran PKN Kelas V

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada perubahan zaman, serta pedoman khusus pengembangan silabus dan penilaian mata pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah. Mata pelajaran PPKn bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik atau to be good citizenship, yakni warga negara yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, sosial maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan kewarganegaraan civic education adalah program pendidikan yang

Dokumen yang terkait

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 64

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

0 3 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VB SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V B SD NEGERI 10 METRO PUSAT

0 7 78

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SD NEGERI 04 PEGUNDAN PEMALANG

0 2 232

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

Penerapan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

0 0 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

0 0 14