komunikasi matematis, kemudian peneliti mewawancari subjek penelitian. Data yang diperoleh pada saat wawancara direkam menggunakan alat perekam suara.
3.4.1 Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang Sugiyono, 2013: 329.
Dalam penelitian ini, dokumentasi dibutuhkan untuk memperoleh data mengenai nama-nama dan daftar nilai rapor semester gasal tahun ajaran 20142015 subjek
penelitian. Selain itu, akan dibuat rekaman video selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model 4K berlangsung dan rekaman suara saat
melakukan wawancara pendalaman kemampuan komunikasi matematis subjek oleh peneliti.
3.4.2 Angket
Angket dalam penelitian ini merupakan instrumen angket penggolongan tipe kepribadian. Angket tersebut diambil dari buku Please Understand Me II
karangan Keirsey 1998. Angket berisi 16 butir pernyataan dengan empat alternatif jawaban. Angket asli berbahasa Inggris, oleh sebab itu sebelum
digunakan harus diterjemahkan terlebih dahulu untuk selanjutnya divalidasi oleh ahli. Ahli dalam hal ini adalah dosen psikologi karena tipe kepribadian berkaitan
dengan psikologi.
3.4.3 Tes
Instrumen tes berupa tes subjektif dengan bentuk tes uraian yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan komunikasi matematis yang dilihat dari
jawaban peserta didik. Tes ini digunakan untuk memperoleh data mengenai
kemampuan komunikasi matematis peserta didik. Kemampuan komunikasi matematis tidak hanya dilihat dari benar atau salah hasil perhitungan peserta
didik, tetapi juga dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menyajikan jawaban mereka. Tes uraian diharapkan mampu mengukur kemampuan
komunikasi matematika peserta didik sehingga peserta didik akan berusaha untuk mengkomunikasikan jawaban dan ide matematis mereka miliki agar pembaca
dapat memahami alur penyelesaian yang dimilikinya. Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu diujicobakan. Setelah
diujicobakan, instrumen direvisi berdasarkan hasil analisis uji coba dan saran dari tim ahli dan praktisi. Tim ahli dalam hal ini adalah dosen pendidikan matematika
selaku dosen pembimbing peneliti dan yang dimaksud praktisi adalah guru
matematika SMP Negeri 2 Semarang. 3.4.4
Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono 2013: 317 mengemukakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tak terstruktur kepada 4 subjek
penelitian diluar pembelajaran guna mendalami kemampuan komunikasi matematis subjek penelitian tersebut.
Sugiyono 2013: 320 mengemukakan bahwa wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah terstruktur secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Moleong 2013: 191 menambahkan bahwa pertanyaan dalam wawancara tak terstruktur biasanya tidak
disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden.
Instrumen pedoman wawancara ini selanjutnya divalidasi oleh ahli yang terdiri atas dua orang. Yang dimaksud ahli dalam hal ini adalah dosen pendidikan
matematika selaku dosen pembimbing peneliti. Dipilihnya dosen karena dosen dipandang sebagai pakar dan praktisi yang telah ahli dan berpengalaman dalam
mengembangkan instrumen penelitian. Validasi instrumen pedoman wawancara diarahkan pada kejelasan butir pertanyaan dan apakah pertanyaan sudah
mengungkap kemampuan komunikasi matematis peserta didik.
3.5 Instrumen Penelitian