disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.
e. Guru meminta masing-masing kelompok melakukan diskusi dan
menganalisis pertanyaan yang berkaitan dengan materi bangun ruang dalam Lembar Kerja Siswa LKS yang telah disediakan
guru. f.
Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan.
g. Persentasi hasil, setelah semua kelompok selesai menjawab, guru
memanggil setiap kelompok untuk maju di depan kelas dan mempresentasikan hasil diskusinya.
h. Evaluasi, guru memperjelas jawaban siswa apabila terdapat
kekeliruan. i.
Setelah selesai mengerjakan guru memberikan amanat dan pesan moral serta memberikan motivasi terkait pembelajaran yang
berlangsung.
Kegiatan Akhir
1. Guru mengapresiasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran pada hari ini.
2. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.
3. Menutup pelajaran dengan doa dan salam penutup.
3 Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka peneliti dapat merefleksi berhasil atau tidaknya kegiatan yang dilakukan pada siklus
II. Apabila tujuan penelitian pada siklus II sudah tercapai, maka penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
H. Indikator Keberhasilan
Penerapan model cooperative learning tipe group investigation dalam pembelajaran matematika pada penelitian ini dapat dikatakan berhasil
apabila: 1.
Terdapat peningkatan motivasi belajar matematika siswa kelas IVB SD Negeri 3 Metro Pusat pada setiap siklusnya.
2. Pada akhir penelitian ini ada peningkatan hasil belajar siswa 75 dari
22 siswa yang mencapai KKM, yang ditetapkan 66 Mulyasa, 2013:
131.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe
group investigation pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 3 Metro Pusat.
1. Penggunaan model cooperative learning tipe group investigation pada
pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IVB SDN 3 Metro Pusat dalam proses pembelajaran. Hal tersebut
ditunjukkan dapat dilihat pada peningkatan persentase motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 54,55 nilai rata-rata 59,94 dengan katagori
“Cukup Baik”. Pada siklus II sebesar 77,27 dengan nilai rata-rata 70,42 dengan katagori “Baik”. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
motivasi siswa siklus I ke siklus II sebesar 27,72. 2.
Penerapan model cooperative learning tipe group investigation pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IVB SD Negeri 3 Metro Pusat. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase klasikal yaitu:
1 Hasil belajar kognitif pada siklus I dengan persentase ketuntasan
hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 63,64 dengan nilai rata-rata 68,18
dengan katagori “Sedang”. Pada siklus II sebesar
95,45 dengan nilai rata-rata 83,6 4 dengan katagori “Sangat
Tin ggi”. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kognitif siklus I
ke siklus II sebesar 31,81. 2
Persentase ketuntasan hasil belajar afektif siswa pada siklus I sebesar 45,45 dengan nilai rata-rata 61,17
dengan katagori “Cukup Baik”. Pada siklus II sebesar 81,82 dengan nilai rata-rata 72,06 dengan
katagori “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan afektif siklus I ke siklus II sebesar 36,37.
3 Persentase ketuntasan hasil belajar psikomotor siswa pada siklus I
sebesar 45,45 dengan nilai rata-rata 59,84 den gan katagori “Cukup
Terampil”. Pada siklus II sebesar 77,27 dengan nilai rata-rata 70,53 dengan katagori “Terampil”. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan psikomotor siklus I ke siklus II sebesar 31,82.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model cooperative learning tipe
group investigation pada pembelajaran matematika agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Beberapa saran ditujukan antara lain:
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mempersiapkan materi terlebih dahulu sebelum materi disampaikan oleh guru. Siswa harus berpartisipasi aktif dalam
kegiatan diskusi, sebab diskusi dapat membantu siswa lebih mudah dalam memecahkan suatu permasalahan dalam pelajaran. Siswa harus berani
dalam menyampaikan ide atau gagasan dan pertanyaan kepada teman maupun guru.
2. Bagi Guru
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan penerapan model cooperative learning tipe group investigation, yaitu guru perlu
mempersiapkan perangkat pembelajaran. Secara khusus penerapan model cooperative learning tipe group investigation perlu dilaksanakan beberapa
hal, di antaranya yaitu: perlu bimbingan kepada siswa untuk dapat mengajukan permasalahan soal dan penyelesaian soal yang telah dibuat
agar siswa lebih mudah mengerti. 3.
Bagi Sekolah Diharapkan agar sekolah dapat mengembangkan model cooperative
learning tipe group investigation sebagai inovasi dalam pembelajaran dan dapat diterapkan oleh guru-guru pada semua mata pelajaran sehingga
dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 4.
Bagi Peneliti Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan bagi peneliti
berikutnya dapat mengembangkan dan menerapkan model cooperative learning tipe group investigation dalam pembelajaran dengan materi yang
berbeda. Selain itu model cooperative learning tipe group investigation dapat diterapkan melalui kolaborasi dengan pendekatan, strategi, dan
model pembelajaran lain sesuai dengan kebutuhan siswa.