MUATAN LOKAL Kelas 07 SMP Prakarya Guru 2016

Prakarya 5 PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA II

A. PEMBELAJARAN

Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap siswa sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang makin lama makin meningkat dalam sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Pembelajaran pada mata pelajaran Prakarya menyiapkan siswa untuk mengenal potensi yang ada di daerahnya sehingga dapat mengembangkan cinta tanah air dan nasionalisme, serta dapat berperan aktif selaku warga masyarakat, warga negara dan warga dunia untuk bertanggung jawab mengembangkan kearifan lokal Indonesia. Pembelajaran Prakarya di sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat melalui aktivitas kerajinan dan teknologi rekayasa, teknologi budi daya dan teknologi pengolahan. Prakarya dalam pembelajaran, karya yang dihasilkan dengan tangan mengandung arti kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat, cepat, dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem dan perilaku objek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreativitas, keuletan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan adversity serta kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan, kekurangan gap terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan bertindak secara presisi untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas maupun kuantitas dan perilaku karakteristik objek atau karya. Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di masyarakat. Siswa melakukan interaksi terhadap karya produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungannya, untuk berkreasi menciptakan berbagai jenis produk kerajinan maupun produk teknologi sehingga diperoleh pengalaman perseptual, pengalaman apresiatif, dan kreativitas dari potensi lingkungan. Agar dapat memperoleh pengalaman, pembelajaran Prakarya yang apresiatif dan kreatif dapat diaplikasikan dengan menggunakan pendekatan saintiik untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, 6 Buku Guru | Kelas VII SMPMTs kreatif dan inovatif. Pendekatan saintiik mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan, didukung oleh beberapa pendekatan inovatif lainnya, seperti model pembelajaran berbasis penemuan penelitian discovery learning, model pembelajaran berbasis masalah problem-based learning, model pembelajaran berbasis proyek project-based learning. Ketiga model tersebut dalam pelaksanaannya didukung oleh berbagai metode belajar, antara lain metode kolaborasi, metode belajar individu, metode teman sebaya, metode belajar sikap, metode permainan, metode belajar kelompok, ataupun metode belajar mandiri. Semua model pembelajaran dan metode belajar tersebut dapat mengaktifkan peserta didik. Dalam memilih model pembelajaran untuk mata pelajaran Prakarya, guru hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini. 1. Kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar 2. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Materikonten pembelajaran 4. Karakteristik peserta didik tingkat kematangan, perbedaan individu 5. Ketersediaan sarana dan prasarana media, alat dan sumber belajar 6. Kemampuan guru dalam sistem pengelolaan dan pengaturan lingkungan belajar. Sebagai contoh, kalau proses pembelajaran ditekankan pada pengenalan dan pemahaman sangat awal, model pembelajaran berbasis penemuanpenelitian discovery learning lebih tepat diambil. Ketika pembelajaran dimaksudkan untuk mengenali suatu masalah secara khusus, pilihan model pembelajaran berbasis masalah problem based learning lebih ditekankan. Apabila tujuan pembelajarannya adalah agar peserta didik mencapai kapasitas penguasaan pengetahuan dalam praktik secara umum, kombinasi ketiga model diperlukan. Proses pembelajaran sebagai proses penanaman sikap spiritual dan sosial dilaksanakan secara tidak langsung indirect teaching dan langsung direct teaching. Secara tidak langsung melalui keteladanan dan budaya sekolah, secara langsung melalui pembiasaan, kedisiplinan pengerjaan tugas, diskusi, dan kerja sama kelompok. Model-model pembelajaran tersebut umumnya akan menghasilkan bermacam- macam lembar kerja yang merupakan hasil bukti belajar Evidence Based Practice yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian hasil belajar peserta didik. Guru sebagai pendidik dan fasilitator hendaknya mengasah kreativitasnya dalam menggunakan suatu model pembelajaran dan mempersiapkan secara matang sehingga pembelajaran aktif dengan pendekatan saintiik dapat berjalan dengan baik.