Kisi-kisi Instrumen Penilaian Instrumen

F. Kisi-kisi Instrumen

Pembuatan instrumen penelitian ini mengacu pada indikator soal atau kisi-kisi. Kisi-kisi dari tes kompetensi dasar mengidentifikasi transmisi otomatis dan komponen-komponen yang akan dibuat adalah seperti terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Kisi-kisi Materi Torque Converter Jenjang Kemampuan dan Tingkat Kesukaran Kompetensi Dasar No Kompetensi Dasar Indikator No Butir Jumlah Butir 1 Mengidentifikasi transmisi otomatis dan komponen a. Pengertian, komponen, dan fungsi transmisi otomatis b. Bagian atau komponen torque converter c. fungsi bagian torque converter 1,2,3, 4,9,19, 24 6,7,8,14,15, 16,17,20 22, 23, 25 5,10,11,12, 13,18,21, 7 11 7 Tabel 2. Kisi-kisi Materi Planetary Gear Jenjang Kemampuan dan Tingkat Kesukaran Kompetensi Dasar No Kompetensi Dasar Indikator No Butir Jumlah Butir 1 Mengidentifikasi transmisi otomatis dan komponen a. Pengertian transmisi otomatis dan komponen transmisi otomatis b. Bagian dan cara kerja planetary gear c. Jenis roda gigi planetary, fungsi tuas transmisi d. Nama komponen planetary gear 1,6 2,3,4,5, 7,8,9,10,11, 21,22,23 12,13,14, 15, 24, 25 16,17,18, 19, 20 2 12 6 5

G. Penilaian Instrumen

Perangkat tes disusun, terlebih dahulu soal tersebut di uji cobakan dan hasilnya dicatat dengan cermat, dalam hal ini uji coba dilakukan pada siswa kelas XII TMO 4 SMK Muhammadiyah 1 Muntilan yang sebelumnya sudah pernah di ajarkan dengan jumlah siswa sebanyak 26. Soal-soal di analisa untuk mengetahui soal-soal yang valid, reliabel, dan memenuhi indeks kesukaran. r pbis = � � −� � � 1. Validitas Instrumen Menurut Arikunto, 2010: 211 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah Point Biserial Correlation atau korelasi point biserial, sebagai berikut: Keterangan : r pbis = Koefisien korelasi point biserial M p = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes. M t = Mean skor total skor rata-rata dari seluruh pengikut tes. S t = Standar deviasi skor total. p = Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut q = 1- p Sumber : Arikunto, 2010: 326 Setelah di dapat nilai kemudian disesuaikan dengan nilai r tabel korelasi product-moment. Apabila r tabel korelasi product- moment maka soal dikatakan valid, tetapi jika Apabila r tabel korelasi product-moment maka soal dikatakan tidak valid. Tabel 3. Hasil Perhitungan Validitas Soal Instrumen I. No Kategori Jumlah Soal Nomor Soal 1 Valid 20 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 2 Tidak Valid 5 12, 14, 22, 24, 25 Tabel 4. Hasil Perhitungan Validitas Soal Instrumen II. No Kategori Jumlah Soal Nomor Soal 1 Valid 20 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25 2 Tidak Valid 5 4, 7, 10, 13, 24 Perhitungan validitas soal uji coba instrumen dapat dilihat selengkapnya pada lampiran. 2. Reliabilitas Instrumen Menurut Arikunto, 2010: 221 Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Rumus reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas dengan rumus r 11 K-R.21 yaitu: Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan = skor rata-rata = Varians total Sumber : Arikunto, 2010: 232 � �� = � � − � � − � � − � � �� Jika r 11 hitung r tabel product-moment maka perangkat soal tersebut reliabel dan jika sebaliknya yaitu r 11 hitung r tabel product-moment maka soal tidak reliabel. 3. Taraf kesukaran Mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus: P = Keterangan: P = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Sumber : Arikunto, 2013: 223 Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah Soal sukar, Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah Soal sedang, Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah Soal mudah. Arikunto, 2013: 225 Tabel 5. Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Instrumen I. No Kategori Jumlah Soal Nomor Soal 1 Terlalu Mudah 0 - 2 Mudah 3 3, 5, 16 3 Sedang 18 1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25 4 Sukar 4 2, 14, 17, 22 - Tabel 6. Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Instrumen II. No Kategori Jumlah Soal Nomor Soal 1 Terlalu Mudah 0 - 2 Mudah 5 1, 5, 7, 10, 21 3 Sedang 16 2, 3, 6, 8, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25 4 Sukar 4 4, 12, 13, 23 Perhitungan taraf kesukaran soal instrumen dapat dilihat selengkapnya pada lampiran. 4. Daya Pembeda Menurut Arikunto, 2013: 226 Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi yaitu: D = − Arikunto, 2013: 228 Keterangan: D = Indeks diskriminasi item butir B A = Banyaknya menjawab item dengan benar dari kelompok atas J A = Banyaknya subjek kelompok atas B B = Banyaknya menjawab item dengan benar dari kelompok bawah J B = Banyaknya subjek kelompok bawah Tabel 7. Kriteria Daya Pembeda Interval DP Kriteria D: 0,00 - 0,20 Jelek D: 0,21 - 0,40 Cukup D: 0,41 - 0,70 Baik D: 0,71 - 1,00 Baik Sekali Sumber: Arikunto, 2013: 232 Tabel 8. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Instrumen I No Kategori Jumlah Soal Nomor Soal 1 Jelek 5 12,14,22,24,25 2 Cukup 5 1,2,3,5,16 3 Baik 15 4,6,7,8,9,10,11,13,15,17,18,19,20, 21,23 4 Baik Sekali - Tabel 9. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Instrumen II No Kategori Jumlah Soal Nomor Soal 1 Jelek 4 4,7,10,24 2 Cukup 8 1,2,3,13,17,18,23,25 3 Baik 13 5,6,8,9,11,12,14,15,16,19,20,21,22 4 Baik Sekali - Perhitungan daya beda soal instrumen dapat dilihat selengkapnya pada lampiran.

H. Teknik Analisis Data