Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Ptpn Iii Kebun Bandar Betsy

(1)

KARYAWAN PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY

SKRIPSI

JUMITA HARIYANTI BR.SEMBIRING 130823015

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA

KARYAWAN PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

JUMITA HARIYANTI BR.SEMBIRING 130823015

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

i

Judul : ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI

SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY

Kategori : SKRIPSI

Nama : JUMITA HARIYANTI BR. SEMBIRING

NomorIndukMahasiswa : 130823015

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Agustus 2015 KomisiPembimbing:

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs. Pengarapen Bangun, M.Si Drs. Ujian Sinulingga, M.Si NIP 19560815 198503 1005 NIP. 19560303 198403 1 004

Diketahui/ Disetujui oleh:

DepartemenMatematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si., Ph.D. NIP 196209011988031002


(4)

ii

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2015

JUMITA HARIYANTI BR. SEMBIRING 130823015


(5)

iii

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada terkira atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepeda penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam kepada junjungan mulia Rasulullah SAW, keluarga dan sahabat.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan pada jurusan Ekstensi Matematika Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyajian skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Penyelesaian skripsi ini tak lepas dari bantuan serta dorongan berbagai pihak. Untuk itu izinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si dan Bapak Drs. Pengarapen Bangun, M.Si, selaku dosen pembimbing pada penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom dan Bapak Drs. Partano Siagian, M.Sc selaku dosen komisi penguji untuk perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Tulus M. Si dan Ibu Dra. Mardiningsih, M. Si, sebagai ketua dan sekretaris departemen Matematika FMIPA USU

4. Bapak Drs. Pengarapen Bangun. M, Si sebagai pelaksana Ekstensi Matematika FMIPA USU.

5. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc sebagai Dekan FMIPA USU 6. Semua dosen dan para pegawai FMIPAUSU

7. Orang tua tercinta Mahmudi dan Rotua Cibero yang telah membesarkan penulis dengan cinta dan kasih sayang serta memberikan dukungan secara moril.

8. Saudara penulis Lely Veriyani dan Erick Suriyanto yang memberikan dukungan dan semangat.

9. Teman special Raji Mahadi Sudarjat yang selalu mendukung kearah hidup yang lebih baik.

10. Rizky Nanda Saputri dan keluarga, Para Karyawan PTPN III Bandar Betsy

Akhirul kalam penulis memanjatkan do’a kepada Allah SWT agar segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis dapat dibalas oleh Allah SWT. Semoga apa yang penulis perbuat akan selalu diberkati oleh sang pemilik ilmu. Amin Ya Robbal Alamin.


(6)

iv

ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY (Studi Kasus: PTPN III Bandar Betsy)

ABSTRAK

Analisis konjoin merupakan salah satu teknik dalam analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui preferensi responden terhadap suatu produk atau pelayanan dengan cara mengkombinasikan jumlah nilai masing-masing atribut yang terpisah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi atribut Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas dan Motivasi Kerja yang paling mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan PTPN III Bandar Betsy. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 90 Karyawan PTPN III Bandar Bretsy untuk devisi pabrik dan bengkel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi atribut yang paling disukai oleh keseluruhan responden adalah Gaji dihargai sesuai beban kerja, interaksi sosial atasan memperhatikan bawahan, gaya kepemimpinan yang demokratis, fasilitas tersedianya alat transportasi umum bagi karyawan, motivasi naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi.


(7)

v

MOTIVATION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PTPN III BANDAR BETSY

(Case Study : PTPN III Bandar Betsy)

ABSTRACT

Conjoint analisys is a multivariate analysis technique used to know respondent preference in a product or services by combining the amount of the value of each attribute separately . This research aim to determined combination of salary attribution, social interaction, leadership’s style, fasilitation and motivation to work that very affect achievemant’s work of employed at PTPN III Bandar Betsy. Data is used in this research was primer data to be obtained with the way to spread questionnare to 90 employees at PTPN III Bandar Betsy for factory’s division and small factory. This research showed that attribute combination is very to be like by all of respondents are salary will be respect as show they do work, social interaction, control of superior to inferior, democration of leaderships style, avaible of general equipment transportation as fasilitation to employees, motivation to get higher position or good rank in carrier for the employees that had achievements.


(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 BatasanMasalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Tinjauan Pustaka 4

1.7 MetodologiPenelitian 6

Bab 2 LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 7

2.2 Prestasi Kerja 7

2.3 Gaji 8

2.4 Interaksi Sosial 8

2.5 Gaya Kepemimpinan 8

2.6 Fasilitas 9

2.7 Motivasi Kerja 9

2.8 Data 9

2.8.1 Data menurut sifatnya 9

2.8.2 Data menurut sumbernya 10

2.8.3 Data menurut jenisnya 11

2.9 Skala Pengukuran 11

2.10 Skala untuk Instrumen 13

2.11 Metode Pengumpulan Data 14

2.12 Defenisi Analisis Konjoin 15

2.12.1 Pengertian Analisis Konjoin 15

2.12.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin 15 2.12.3 Istilah-istilah Dalam Analisis Konjoin 15 2.12.4 Tahapan-tahapan Analisis Konjoin 16


(9)

vii

2.13.2 Teknik Penarikan Sampel 24

2.13.3 Instrumen Penelitian 24

2.13.4 Pengumpulan Data 24

2.13.5 Metode Analisis Data 25

2.13.6 Skala Pengukuran 25

2.13.7 Model Skala Sikap 25

Bab 3 PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Responden 26

3.2 Penyajian Data 26

3.3 Interpretasi Model Analisis Konjoin 45

3.4 Pengukuran Validitas dan Reliabilitas 46

Bab 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan 48

4.2 Saran 48

DaftarPustaka Lampiran


(10)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul

Halaman

Tabel 2.1 Pengkodean variabel dummy 19

Tabel 2.2 Koefisien Korelasi 23

Tabel 3.1 Pengkodean Level 28

Tabel 3.2 Pengkodean Data untuk Regresi 29

Tabel 3.3 Koefisien Nilai b dari SPSS 31

Tabel 3.4 Hasil Metode Full Profile Untuk 1 Responden 40

Tabel 3.5 Nilai Utilitas 1 Orang Responden 41

Tabel 3.6 Nilai Kepentingan Relatif 1 Orang Responden 42

Tabel 3.7 Nilai Utilitas Keseluruhan Responden 43

Tabel 3.8 Nilai Kepentingan Relatif Keseluruhan Responden 44


(11)

ix

Nomor Tabel Judul Halaman


(12)

iv

ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY (Studi Kasus: PTPN III Bandar Betsy)

ABSTRAK

Analisis konjoin merupakan salah satu teknik dalam analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui preferensi responden terhadap suatu produk atau pelayanan dengan cara mengkombinasikan jumlah nilai masing-masing atribut yang terpisah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi atribut Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas dan Motivasi Kerja yang paling mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan PTPN III Bandar Betsy. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 90 Karyawan PTPN III Bandar Bretsy untuk devisi pabrik dan bengkel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi atribut yang paling disukai oleh keseluruhan responden adalah Gaji dihargai sesuai beban kerja, interaksi sosial atasan memperhatikan bawahan, gaya kepemimpinan yang demokratis, fasilitas tersedianya alat transportasi umum bagi karyawan, motivasi naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi.


(13)

v

MOTIVATION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PTPN III BANDAR BETSY

(Case Study : PTPN III Bandar Betsy)

ABSTRACT

Conjoint analisys is a multivariate analysis technique used to know respondent preference in a product or services by combining the amount of the value of each attribute separately . This research aim to determined combination of salary attribution, social interaction, leadership’s style, fasilitation and motivation to work that very affect achievemant’s work of employed at PTPN III Bandar Betsy. Data is used in this research was primer data to be obtained with the way to spread questionnare to 90 employees at PTPN III Bandar Betsy for factory’s division and small factory. This research showed that attribute combination is very to be like by all of respondents are salary will be respect as show they do work, social interaction, control of superior to inferior, democration of leaderships style, avaible of general equipment transportation as fasilitation to employees, motivation to get higher position or good rank in carrier for the employees that had achievements.


(14)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan dikatakan berhasil apabila tujuan awal perusahaan dapat terlaksana dengan baik dan terkontrol dengan baik, akan tetapi tidak luput juga dari kesejahteraan karyawannya-karyawannya, sebab dengan pengelolaan kesejahteraan karyawan yang tepat maka akan terbentuk satuan kerja yang efektif dan dapat meningkatkan prestasi kerja.

Salah satu dorongan manusia untuk bekerja ialah karena mendapatkan gaji, karena gaji adalah salah satu komponen kompensasi memegang peranan yang penting dalam upaya meningkatkan prestasi kerja karyawan.

Dalam bekerja sangat dibutuhkan motivasi di dalam diri tiap karyawannya, karena motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Untuk lebih mendorong seseorang atau karyawan agar lebih giat dalam melaksanakan tugas-tugasnya, maka perlu diperhatikan faktor pendorong motivasi tersebut, salah satunya ialah memenuhi kebutuhan batin yaitu memiliki hubungan yang baik dengan atasan, dengan rekan kerja sepropesi dan juga yang berada di bidang lain. Dalam hal ini dibutuhkan karena dalam melaksanakan tugasnya akan sering sesama karyawan saling berinteraksi dan membutuhkan satu sama lainnya, saling memberikan masukan serta motivasi dalam rangka menyelesaikan tugas-tugasnya. Jika kebutuhan batin dari tiap karyawan telah terpenuhi maka motivasi kerja otomatis akan mengikutinya, karena jika kepuasan tersebut telah didapatkan karyawan maka segala tugas yang diembankan akan terasa ringan untuk dilaksanakan.

Perusahaan juga harus memberikan fasilitas lain selain gaji agar para pekerja yang bekerja di perusahaan tersebut dapat bekerja dan menuangkan segala pengetahuannya secara maksimal dan bekerja dengan sepenuh hati, tidak luput juga gaya kepemimpinan (teknik kepemimpinan) harus sesuai pula dengan kebutuhan


(15)

perusahaan tersebut agar terjalin interaksi sosial yang baik antara pemimpin dan para pekerja (bawahan), disini yang dimaksud dengan teknik kepemimpinan adalah cara atau perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).

Karyawan yang berprestasi akan dapat memajukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, maka dari itu perusahaan harus memperhatikan mengenai prestasi kerja ini karena prestasi kerja merupakan salah satu aspek kritis dari keberadaan sumber daya manusia.

PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit (CPO) dan inti sawit (krenel) dan produk hilir karet.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membahas masalah yang mempengaruhi prestasi ialah analisis konjoin (Conjoint Analysis, Considered Jointly). Analisis konjoin merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kombinasi faktor atau yang selanjutnya disebut atribut dari produk yang sesuai dengan keinginan oleh konsumen dan yang masih dapat ditawarkan oleh si produsen. Prosedur konjoin mencoba untuk memberikan nilai pada tingkatan/ level dari setiap atribut, sehingga nilai yang dihasilkan atau utilities yang dikaitkan pada stimulus cocok atau sedekat mungkin dengan evaluasi input yang diberikan oleh responden.

Dari penjabaran tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji faktor (atribut) apa yang paling berpengaruh terhadap prestasi karyawan di PTPN III Bandar Betsy yang berjudul “ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY”.


(16)

3

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas ialah variabel mana yang paling memberikan pengaruh paling dominan terhadap prestasi kerja karyawan pada PTPN III kebun Bandar Betsy diantara faktor Gaji, Interaksi Sosial, Gaya kepemimpinan, Fasilitas dan Motivasi Kerja dengan menggunakan Analisis Konjoin Full-Profile.

1.3 Batasan Masalah

Untuk lebih mempermudah dan agar lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahannya, yaitu :

1. Banyaknya variabel yang diteliti ada 5 yaitu : Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas dan motivasi kerja.

2. Populasi yang diambil dibatasi pada devisi bengkel dan devisi pabrik, karena keduanya berada di devisi pelaksana dan demi mempersingkat waktu penelitian. 3. Untuk pengambilan sampel hanya diambil batasan usia dari 20 – 50 tahun, karena

usia produktif dianggap pada usia tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui diantara Variabel-variabel yang akan dibahas variabel manakah yang paling dominan yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan, serta untuk menambah wawasan penulis.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian dapat menjadi salah satu sumber referensi indikator terhadap prestasi kerja karyawan pada PTPN III Kebun Bandar Betsy.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.


(17)

1.6 Tinjauan Pustaka

Analisis konjoin (conjoint analysis) adalah suatu bentuk (desain) produk atau barang atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden. Pada dasarnya tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian (Singgih Santoso).

Analisis konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran, khususnya pada berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap berbagai desain produk. Kata “conjoint” menurut para praktisi riset diambil dari kata “con-sidered Jointly”. Dalam kenyataannya kata sifat “conjoint” diturunkan dari kata benda “to conjoint” yang berarti “joined together” atau bekerja sama.

Bentuk dasar model analisis konjoin dapat dirumuskan sebagai berikut :

�(�) = � � �����

�� �=1

� �=1

(1.1) keterangan :

U (X) = Nilai kegunaan (utility) total

βij = sumbangan the part-worth atau utility yang terkait dengan level j

ij = Parth Worth atau nilai kegunaan dari atribut ke-i level ke- j ki = banyaknya level atribut i

m = jumlah atribut

xij = Variable dummy atribut ke-i level ke-j (bernilai 1 bila level yang

berkaitan muncul dan 0 bila tidak)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi faktor/atribut

2. Merancang kombinasi atribut atau stimuli 3. Menentukan jenis data yang diperlukan


(18)

5

4. Menentukan metode analisis data 5. Hasil analisis data dan interpretasinya.

Langkah yang paling penting dalam analisis konjoin adalah mengestimasi kegunaan (utility function) atau tingkat kepentingan relatif individu (individual level part worth). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model dari analisis konjoin adalah metode regresi dengan variable dummy. Maka persamaan regresinya adalah:

��� = �0+ �1��1� + �2��2� + … + ������ (1.2) keterangan:

Yij = Peringkat seluruh responden

β0 = Intercept

Xij = Peubah boneka atau variable dummy dari atribut ke-i level ke-j

βij = Nilai kegunaan atribut ke-i level ke-j

Pentingnya suatu atribut dinyatakan dalam kisaran Part-Worth melintasi level dari atribut, yaitu:

Ii= {maks(αij) – min(αij)} (1.3)

Keterangan:

Ii = Nilai kepentingan relatif untuk tiap atribut Maks = Nilai maksimal

Min = Nilai minimal

(αij) = Nilai kegunaan (utility) tiap level

Pentingnya suatu atribut digunakan untuk meyakinkan kepentingan relatif disimbolkan dengan Wi yang ditentukan melalui formula:

� = ��

� � �=1


(19)

keterangan :

Wi = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut

Ii = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut

m = Banyaknya atribut

Menurut Supranto (2004), data preferensi mengurutkan merek atau stimulus dinyatakan dalam preferensi responden untuk beberapa atribut/ciri/sifat. Cara yang bisa dilakukan ialah bahwa data diperoleh melalui peringkat preferensi. Responden diminta untuk membuat peringkat merek paling disukai sampai yang paling tidak disukai.

1.7 Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah salah satu cara yang terdiri dari langkah – langkah atau urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu dapat terwujud. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk menyelesaikan penelitian antara lain :

1. Menentukan atribut dan level atribut

2. Menentukan sampel dan teknik pengambilan sampel

3. Merancang angket/kuesioner (stimuli yang akan dinilai oleh responden) dengan menggunakan software SPSS

4. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan angket kepada responden

5. Menganalisa data yang telah didapat dengan metode pengukuran full-profile dengan menggunakan SPSS

6. Menentukan nilai utilitas setiap level untuk masing – masing atribut 7. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut – atribut

8. Melakukan uji validitas dan reliabilitas 9. Menarik kesimpulan dan saran.


(20)

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan adalah lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Manajemen merupakan sebuah subjek yang sangat penting karena mengembangkan usaha penetapan dan pencapaian sasaran-sasaran, dan mengkombinasikan secara efektif bakat-bakat orang serta mendayagunakan sumber-sumber materil. Manajemen terdapat pada hampir semua aktivitas manusia, baik itu dalam perusahaan, kantor, ataupun ditempat lainnya. Karena manajemen menyentuh serta mempengaruhi kehidupan hampir semua manusia, mana manajemen membuat kita menyadari akan kemampuan-kemampuan kita sehingga dengan manajemen yang baik akan berhasil mencapai tujuan secara bersama.

Dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan diperlukan perhatian terhadap aspek-aspek khusus dari sumber daya manusia yang merupakan faktor yang dapat menentukan kinerja karyawan yang selanjutnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Gary Dessler, 2003): “Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan serta masalah keadilan.

2.2 Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu.

Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan salah satu tugas yang paling penting bagi setiap manajer, yang diakui pula bahwa banyak kesulitan dialami dalam menanganinya secara memadai. Tidaklah selalu mudah untuk menilai prestasi


(21)

seseorang secara akurat, dan lagi pula sangatlah sulit untuk menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada bawahan yang bersangkutan tanpa menimbulkan rasa kecewa bagi yang bersangkutan.

2.3 Gaji

Gaji adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Gaji dapat diibaratkan balas jasa yang diterima karyawan atas pekerjaannya, dimana perolehan gaji didasarkan pada ketentuan dan kebijakan perusahaan, berarti setiap karyawan kemungkinan memiliki tingkat gaji yang berbeda-beda.

2.4 Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.

Adapun tujuan utama dilaksanakannya hubungan sosial antar individu dalam perusahaan adalah untuk mendapatkan kepuasan hati karyawan, semangat kerja yang tinggi, kerja sama yang tinggi antar karyawan, moral yang tinggi, disiplin yang tinggi dan banyak lagi yang lainnya.

2.5 Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada pendapat setiap orang. Kata ini adalah suatu kata yang diambil dari kamus umum dan dimasukkan ke kamus teknis sebuah disiplin ilmiah tanpa didefenisikan secara tepat, namun salah satu dari arti kepemimpinan adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde sosial, dan yang diharapkan dan dipersediakan melakukannya. Gaya Kepemimpinan (Teknik Kepemimpinan) adalah kemampuan dan keterampilan teknis serta sosial pemimpin dalam menerapkan teori-teori kepemimpinan pada praktek kehidupan serta organisasi melingkupi konsep-konsep pemikiran perilaku sehari-hari dan semua peralatan yang dipakainya. Teknik kepemimpinan dapat juga dirumuskan sebagai cara


(22)

9

bertindaknya pemimpin dengan bantuan alat-alat fisik dan macam-macam kemampuan psikis untuk mewujudkan kepemimpinannya.

2.6 Fasilitas

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu kegiatan, tujuannya yaitu untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem perencanaan secara hati-hati dan seksama kemudian mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. Dan juga dapat membantu personil dalam memberi layanan secara profesional dan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja personil.

2.7 Motivasi Kerja

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Seorang pemimpin perusahaan harus mengetahui seluk beluk motivasi karena hal ini berkaitan erat dengan tingkah laku bawahannya yang harus dibina ke arah tercapainya tujuan organisasi perusahaan.

2.8 Data

Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan. Data merupakan komponen utama dalam statistika.

2.8.1 Data Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu:

a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang termasuk dalam klasifikasi


(23)

data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Contohnya: Tinggi, Rendah

b. Data Kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran tinggi badan mahasiswa matematika, data tersebut berbentuk angka.

2.8.2 Data Menurut Sumbernya

Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian pula, yaitu:

a. Data Internal

Adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan. Sebagai contoh: catatan akuntansi, catatan produksi, catatan inventaris, dan lainnya.

b. Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar perusahaan atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti melakukan sendiri observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survei atau percobaan.


(24)

11

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika, Media Massa, Lembaga Pemerintahan dan sebagainya.

2.8.3 Data Menurut Jenisnya

Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu:

a. Data kontiniu

Data kontiniu adalah data dalam bentuk angka/ bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data ini dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantuk jenis skala yang digunakan. Contohnya: Berat badan Tomy 70 kg, Tinggi badan Tomy 180.

b. Data diskrit

Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dari hasil perhitungan. Contohnya: Jumlah siswa perempuan di SMA Bunga sebanyak 300 orang.

2.9 Skala Pengukuran

Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri dari suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut. Skala pengukuran dibagi atas 4 bagian, yaitu:

a. Skala Nominal

Skala nominal adalah skala pengukuran yang paling sederhana yang dilambangkan dengan kata-kata, huruf, simbol, atau bilangan. Skala ini digunakan untuk


(25)

mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian kedalam kelompok yang terpisah untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang diamati. Pada skala nominal hasil pengukurannya dapat dibedakan tetapi tidak dapat diurutkan mana yang lebih tinggi, rendah, dan mana yang dikesampingkan. Skala nominal merupakan skala yang paling rendah atau jenis pengukurannya terbatas, misalnya jenis kelamin yang hanya ada 2 kategori.

b. Skala Ordinal (Rangking)

Adalah skala pengukuran yang selain mempunyai ciri untuk membedakan juga mempunyai ciri untuk mengurutkan pada rentangan tertentu. Dengan menggunakan skala ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu. Angka atau huruf yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang terbentuk dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari menurut aturan penataan tertentu. Contoh: Seorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menurut pangkatnya, yakni Mayor, Kapten, Letnan dll.

c. Skala Interval

Skala interval adalah skala pengukuran yang mengelompokkan objek-objek ke dalam kelas-kelas yang mempunyai urutan dan perbedaan dalam jarak yang sama. Misalnya: Suhu tertinggi pada bulan lalu berturut-turut 30, 32 derajat celcius.

d. Skala Rasio (Nisbah)

Skala ini skala pengukuran yang memiliki 4 ciri, yakni membedakan, mengurutkan, jarak yang sama, dan memiliki titik nol tulen (titik nol yang berarti) sehingga dapat menghitung rasio atau perbandingan antar nilai. Semua ciri skala interval menjadi ciri skala rasio, perbedaan antara nilai-nilai diketahui dan bernilai tetap, kategori-kategori nilai juga bersifat lepas. Hanya saja skala rasio mempunyai titik nol yang berarti dalam rasio (perbandingan) antara dua nilai juga berarti, misalnya Tina makan 2 apel dari meja sementara Dani makan 4 apel, jadi Dani makan 2 apel lebih banyak dari Tina.


(26)

13

2.10 Skala Untuk Instrumen (Model Skala Sikap)

Model Skala Sikap yang sering digunakan dalam penelitian ada 5 macam, yaitu:

a. Skala Likert

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan kembali menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Artinya indikator ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan yang dinyatakan dengan pernyataan berikut:

Sangat Suka (SS) = 5

Suka (S) = 4

Cukup Suka (CS) = 3

Tidak Suka (TS) = 2 Sangat Tidak Suka (STS) = 1

b. Skala Gutman

Skala gutman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel multidimensi. Skala Gutman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten.

c. Skala Diferensial Semantik

Skala diferensial semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian bipolar (dua kutub). Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep pada suatu skala yang mempunyai 2 ajektif yang bertentangan.

d. Rating Scale

Yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.


(27)

e. Skala Thurstone

Skala ini meminta responden untuk memilih jawaban pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan-pandangan berbeda. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi antara 1 sampai 10 tetapi nilainya tidak diketahui oleh responden.

2.11 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan secara umum dalam sebuah penelitian adalah:

a. Metode Dokumentasi

Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel-variabel yang paling mempengaruhi prestasi kerja para karyawan.

b. Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untukmemperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang peribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini digunakan untuk mencari dan mengetahui faktor-faktor yang dapat mendongkrak prestasi kerja karyawan. Lalu penilaiannya digunakan dengan Skala Likert.

c. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan langsung kepada responden. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara secara lisan dengan responden guna membantu responden memahami kuesioner/ angket yang akan disebar.


(28)

15

2.12 Defenisi Analisis Konjoin 2.12.1 Pengertian Analisis Konjoin

Analisis konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran, khususnya pada berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap berbagai desain produk. Kata “Conjoint” Menurut para praktisi riset diambil dari kata “Con – Sidered Jointly” Dalam kenyataannya kata sifat “Conjoint” diturunkan dari kaya benda “to conjoint” yang berarti “Joined Together” atau bekerja sama.

Analisis konjoin adalah suatu teknik analisis yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan relatif berdasarkan persepsi pelanggan yang dibawa oleh suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari atribut - atribut produk terkait. Manfaat yang dapat diambil dari penggunaan analisis konjoin ini adalah produsen dapat mencari solusi kompromi yang optimal dalam merancang atau mengembangkan suatu desain.

Dalam menentukan pilihannya untuk membeli suatu produk, konsumen sering mempertimbangkan berbagai faktor. Bagi konsumen faktor tersebut bersifat trade-off yang membuat konsumen serba salah, misalnya antara harga dan kualitas, mana yang harus dipilih, memilih harga yang tinggi dan kualitas yang relatif rendah atau harga tinggi dengan kualitas yang tinggi pula.

2.12.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin

Pada dasarnya tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek untuk mengetahui kombinasi seperti apa yang memiliki nilai manfaat terbesar yang dirasakan oleh responden sehingga akan mempengaruhimereka dalam menentukan keputusan. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk/ barang/ jasa atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden. (Singgih, 2010).

2.12.3 Istilah – istilah Dalam Analisis Konjoin Adapun beberapa istilah dalam analisis konjoin adalah:


(29)

1. Atribut, yaitu berupa variabel – variabel yang akan diteliti.

2. Taraf/ level, yaitu bagian dari atribut yang memperlihatkan nilai yang diasumsikan oleh atribut.

3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal dari kombinasi atau desain taraf – taraf atribut.

4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang memperlihatkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan responden.

5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai guna dibedakan dalam dua pengertian:

a. Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/ pengurangan kepuasan akibat adanya pertambahan/ pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.

b. Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

2.12.4 Tahapan – tahapan Analisis Konjoin

Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut:

1. Perumusan Masalah Dan Mengidentifikasi Atribut

Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah. Setelah adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/ level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau studi kepustakaan. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya. Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/ non-metrik atau kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan rasio).


(30)

17

2. Merancang Kombinasi Atribut (Stimuli)

Setelah mengidentifikasi atribut beserta taraf-tarafnya, kemudian dilakukan perancangan stimuli yaitu kombinasi taraf antar atribut. Pendekatan yang umum digunakan untuk merancang stimuli yaitu kombinasi lengkap (full profile) atau evaluasi banyak faktor dan kombinasi berpasangan (pairwise comparison) atau evaluasi dua faktor.

a. Full Profile

Didalam metode full profile mengevaluasi banyak faktor dapat dibentuk dari semua atribut. Jumlah atribut dapat dikurangi dengan menggunakan factorial design. Suatu kelas spesial factorial design, yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi semua main effect. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting dapat diabaikan. Untik membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS sehingga diperoleh stimuli dengan menggunaka orthogonal array. Stimuli yang terbentuk disusun dalam kartu – kartu stimuli.

Setiap stimuli berisi kombinasi atribut dengan level, dengan setiap stimuli menggambarkan profil tiap objek. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli dengan cara rangking (mengurutkan) atau rating (memberi nilai peringkat) dimulai dari stimuli yang paling diminati sampai dengan stimuli yang paling tidak diminati.

Keuntungan menggunakan metode ini adalah:

1) Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan penjelasan dari setiap stimuli yang berisikan sebuah level dari masing-masing atribut.

2) Menggambarkan trade-off yang lebih jelas antara seluruh atribut yang ada. 3) Memungkinkan pemakaian tipe-tipe penilaian preferensi lainnya.

Sedangkan kendala yang terdapat pada metode ini ialah urutan-urutan atribut yang tertulis dalam kartu stimuli bisa berdampak pada evaluasi. Berdasarkan pernyataan tersebut maka pada metode Full profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti kurang dari enam atau sama dengan enam serta dengan bertambahnya jumlah atribut maka akan menambah kemungkinan diperolehnya informasi yang berlebih.


(31)

b. Pairwise Combination

Responden diminta untuk mengevaluasi pasangan-pasangan atribut secara bersamaan. Di dalam metode pairwise combination, dimungkinkan untuk mereduksi/ mengurangi jumlah perbandingan dengan menggunakan cylical design. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan fractional design. Suatu kelas spesial fractional design, yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi semua main effects.

3. Menentukan Metode Pengumpulan Data

Dalam analisis konjoin terdapat dua jenis data yaitu berupa data metrik (interval atau rasio) dan data non – metrik (data berskala nominal atau ordinal atau disebut juga dengan kategorial).

a. Data Metrik

Untuk data metrik responden diminta untuk memberikan evaluasi berupa pemberian rangking pada stimulus dengan memberikan peringkat untuk stimulus yang paling disukai sampai dengan stimulus yang paling tidak disukai.

b. Data Non – metrik

Untuk memperoleh data dalam non – metrik, responden diminta untuk memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimuli, dengan cara ini, responden dapat memberikan nilai penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian rating oleh responden dapat dilakukan dengan menggunakan:

1. Skala likert mulai dari angka 1 sampai dengan 5, dengan angka 1 menunjukkan paling tidak disukai dan dengan 5 menunjukkan sangat suka.

2. Menggunakan nilai rating terbalik, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai tertinggi dan untuk stimuli yang paling disukai diberi nilai rendah.


(32)

19

4. Menentukan Metode Analisis Yang Digunakan

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model dari analisis konjoin adalah metode regresi dengan variabel dummy. Variabel yang dianalisis dengan model regresi dapat berupa variabel kuantitatif dan dapat pula berupa variabel kualitatif. Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategorik (level) bisa dibangun k-1 peubah bonekadan biasanya mengambil nilai 1 atau 0 kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetap hanya sebagai identitas kelas atau kategorinya. Adapun kategorinya sebagai berikut:

1. Untuk dua kategori maka diberi kode 1 untuk salah satu level, dan 0 untuk level lainnya.

2. Untuk tiga kategori dapat dilihat pada tabel 2.1

3. Untuk level lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy.

Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy

Metode regresi variabel dummy sangat umum dilakukan untuk data berjenis non – metrik maupun metrik, dengan data yang telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya. Beberapa variasi pada penggunaan metode regresi variabel dummy yaitu:

a) Bila data yang digunakan berasal dari penilaian stimuli yang telah dirancang sebelumnya dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala metrik, maka regresi dengan variabel dummy dapat dihitung langsung dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS).

b) Bila penilaian stimuli menggunakan urutan (rangking) stimuli, maka data harus diubah lebih dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan Monotonic Regression atau menggunakan Multidimensional Scaling (MDS) yang

Kategori Kode Kode

Kategori 1 1 0

Kategori 2 0 1


(33)

dikombinasikan dengan Multy Analysis Of Variance (MANOVA). Kemudian analisis dilanjutkan dengan regresi menggunakan Variabel Dummy.

c) Bila data diperoleh melalui penilaian secara terpisah dari masing-masing atribut, dimana variabel tak bebas umumnya berupa intensitas pilihan, maka analisis yang digunakan adalah LOGIT model.

Adapun persamaan regresi dengan variabel dummy adalah:

��� = �0+ �1��1� + �2��2� + … + ������ (2.1)

keterangan:

Yij = Peringkat seluruh responden

β0 = Intercept

Xij = Peubah boneka atau variable dummy dari atribut ke-i level ke-j

βij = Nilai kegunaan atribut ke-i level ke-j

Adapun model dasar analisis konjoin adalah:

�(�) = � � �����

�� �=1

� �=1

(2.2)

keterangan :

U (X) = Nilai kegunaan (utility) total

βij = sumbangan the part-worth atau utility yang terkait dengan level j

Ij = Parth Worth atau nilai kegunaan dari atribut ke-i level ke- j ki = banyaknya level atribut i

m = jumlah atribut

xij = Variable dummy atribut ke-i level ke-j (bernilai 1 bila level yang

berkaitan muncul dan 0 bila tidak)

Dengan model regresi tersebut maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari level-level tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu level relatif terhadap level yang lain


(34)

21

pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan level, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

= ��

� � �=1

(2.3)

keterangan :

Wi = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut

Ii = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut

m = Banyaknya atribut

Untuk mencari range nilai kepentingan relatif tiap atribut dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Ii= {maks(αij) – min(αij)} (2.4)

Keterangan:

Ii = Nilai kepentingan relatif untuk tiap atribut Maks = Nilai maksimal

Min = Nilai minimal

(αij) = Utility (nilai kegunaan) tiap level 5. Interpretasi Hasil

Kuhfeld (2000) ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu: a. Level yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah level yang lebih disukai. b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai

kegunaan tiap level dari atribut-atribut tersebut.

c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden

d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan level tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting.


(35)

6. Uji Validitas dan Realibilitas

Validitas merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui apakah kuesioner dapat digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya (Algifari 2000). Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan software SPSS menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya.

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk mengukur reliabilitas alat ukur digunakan teknik Cronbach Alpha. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai ฀ > 0.60.

Untuk menguji validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi product moment pearsons, yaitu :

r =

�(∑ ��)− (∑ � ∑ �)

�[� ∑ �2(∑ �)2][� ∑ �2(∑ �)2] (2.5)

keterangan :

r = Koefisien Korelasi N = Jumlah Responden X2 = Skor Pertanyaan Y2 = Skor Total


(36)

23

Kategori koefisien korelasi berdasarkan Sugiyono (2000) adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Koefesien Korelasi

0.80 < rxy≤ 1.00 Korelasi Sangat Tinggi 0.60 < rxy≤ 0.80 Korelasi Tinggi

0.40 < rxy≤ 0.60 Korelasi Sedang

0.20 < rxy≤ 0.40 Korelasi Rendah -1.00 < rxy≤ 0.20 Korelasi Sangat Rendah

Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan SPSS. Akan dilihat nilai Alpha Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel.

2.13 Metode Penelitian 2.13.1 Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antar satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiono, 2000). Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang sering juga disebut dengan variabel terikat adalah variabel yang nilai atau Valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel nilai lain. Variabel ini menjadi pusat perhatian utama peneliti karena dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah faktor yang paling mempengaruhi prestasi pada karyawan PTPN III Bandar Betsy.

2. Variabel Independen

Variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun negatif. Kata mempengaruhi dalam konteks ini mempunyai arti bahwa:


(37)

b. Jika nilai variabel independen berubah, maka nilai variabel dependen juga berubah.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas, dan Motivasi Kerja.

2.13.2 Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, sementara sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara – cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu. Jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi.

Disini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan cara tidak acak yaitu sampel purposif. Yang dimaksud dengan sampel purposif adalah sampel yang menggunakan pertimbangan tertentu dalam memilih individu yang menjadi responden. Pertimbangannya adalah para karyawan PTPN III Bandar Betsy yang berada di divisi bengkel dan pabrik, dan yang berusia 20 – 50 tahun. Sampel yang akan dijadikan responden sebanyak 90 orang.

2.13.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam rangka pengumpulan data responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner/ angket. Kuesioner yang akan di sebar dalam penelitian ini, berasal dari desain stimuli yang dihasilkan oleh program SPSS versi 16.00. dalam penelitian yang menggunakan analisis konjoin, desain stimuli di gunakan sebagai acuan dalam membuat kuesioner.

2.13.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berasal dari data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan penulis dari website, buku dan karya publikasi yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada karyawan PTPN III Bandar Betsy.


(38)

25

2.13.5 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang gambaran umum responden. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui atribut – atribut yang menjadi preferensi responden dalam memilih faktor yang paling mempengaruhi prestasi kerja.

2.13.6 Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Ordinal (Ranking) karena dengan menggunakan skala ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu. Angka atau huruf yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang terbentuk dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari menurut aturan penataan tertentu.

2.13.7 Model Skala Sikap

Model skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini ialah Skala Likert karena indikator ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan yang dinyatakan dengan pernyataan berikut:

Sangat Suka (SS) = 5

Suka (S) = 4

Cukup Suka (CS) = 3

Tidak Suka (TS) = 2 Sangat Tidak Suka (STS) = 1


(39)

26

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para karyawan PTPN III Bandar Betsy. Responden penelitian sebanyak 90 orang. Para karyawan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dikelompokkan pada masing – masing devisi yaitu Devisi Pabrik 60 orang dan pada devisi bengkel atau teknik 30 orang.

3.2 Penyajian Data

Data analisis konjoin didapat berdasarkan urutan kartu profil dalam kuesioner. Dalam penelitian ini metode presentasi yang digunakan adalah full-profile yang menggunakan data metrik yaitu dengan cara merating. Proses menilai konjoin dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan atribut dan level atribut yaitu Gaji (Dihargai sesuai beban kerja, dibayar tepat waktu), Interaksi Sosial (Perusahaan memberikan batasan antara masalah pribadi karyawan dengan masalah pekerjaan, Atasan memperhatikan bawahan, Hubungan dengan rekan kerja terjalin baik), Gaya Kepemimpinan (Memberi perintah, Tegas, Demokratis), Fasilitas (Tersedia tempat istirahat atau tempat makan yang memadai, Tersedia alat transportasi umum bagi karyawan), dan motivasi kerja (Mendapatkan bonus berupa uang bagi karyawan yang berprestasi, Mendapatkan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, Naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi).

2. Mendesain stimuli yaitu setelah atribut dan level atribut diperoleh selanjutnya adalah menentukan preferensi responden terhadap setiap kombinasi maka dari itu dibentuklah stimuli. Stimuli adalah kombinasi antara atribut dengan level. Dari 5 atribut dan 5 level atribut tersebut didapat jumlah kombinasi yang mungkin untuk disusun sebanyak 108 stimuli (diperoleh dari hasil perkalian setiap level dari masing – masing atribut = 2 x 3 x 3 x 2 x 3). Dengan jumlah


(40)

27

stimuli sebanyak itu, maka akan menyulitkan responden untuk memberikan penilaian terhadap stimuli tersebut serta membutuhkan waktu yang lama para responden untuk mengevaluasinya, sehingga untuk memudahkan responden kombinasi didesain oleh software SPSS 16.0 sehingga menghasilkan 16 stimuli. Adapun langkah membuat dengan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut: a. Dari program SPSS, biarkan data editor dalam keadaan kosong

b. Pilih menu file, new, dan pilih syntax c. Ketik pada syntax editor

ORTHOPLAN /FACTOR=

GAJI 'Gaji' ('Dihargai Sesuai Beban Kerja' 'Dibayar Tepat Waktu')

SOSIAL 'Interaksi Sosial' ('Perusahaan Memberikan Batasan Antara Masalah Pribadi Karyawan Dengan Masalah Pekerjaan' 'Atasan Memperhatikan Bawahan' 'Hubungan Dengan Rekan Kerja Terjalin Baik')

GAYA 'Gaya Kepemimpinan' ('Memberi Perintah' 'Tegas' 'Demokratis') FASI 'Fasilitas' ('Tersedia Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang Memadai' 'Tersedia Alat Transportasi Umum Bagi Karyawan')

MOTIV 'Motivasi' ('Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang Berprestasi' 'Mendapatkan Penghargaan Bagi Karyawan Yang Berprestasi' 'Naik Jabatan Atau Jenjang Karier Bagi Yang Berprestasi') /HOLDOUT=0

SAVEOUTFILE='DATA SPSS.SAV'.

Pilih menu Run All dapat dibentuk kombinasi pada data view.

Setelah dievaluasi satu persatu dengan menggunakan software SPSS 16.0 dihasilkan 16 stimuli dan dapat langsung digunakan untuk mengetahui preferensi responden. Stimuli dapat dilihat pada lampiran 1.

Selanjutnya responden diminta untuk memberikan rating terhadap kombinasi pekerjaan yang ada pada lampiran 1 dengan menggunakan skala likert dan dengan urutan:

1 = Sangat tidak suka dengan stimuli tersebut 2 = Tidak suka dengan stimuli tersebut


(41)

3 = Cukup suka dengan stimuli tersebut 4 = Suka dengan stimuli tersebut

5 = Sangat suka dengan stimuli tersebut

3. Menghitung Nilai Urutan

Untuk menghitung nilai utilitas dan nilai kepentingan relatif atribut dapat menggunakan 2 cara yaitu:

a. Menggunaka Perhitungan Manual

Untuk menduga rating atribut berdasarkan data responden, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan data salah seorang responden. Datanya dapat dilihat pada lampiran 3.

Lakukan pengkodean dengan variabel dummy yang mewakili setiap level dari masing – masing atribut.

Untuk semua atribut dan level dari atribut dikodekan pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Pengkodean Level

Jumlah Atribut

level X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

1 1 1 0 1 0 1 1 0

2 0 0 1 0 1 0 0 1

3 - 0 0 0 0 - 0 0

Bentuk pertanyaan dalam kuesioner dari setiap kombinasi terdapat pada lampiran 2 dan responden diminta untuk memberikan preferensinya dari setiap kombinasi. Preferensi diperoleh dengan mengurutkan kombinasi – kombinasi yang tersedia berdasarkan tingkat kepentingan relatif. Data pada tabel 3.1 akan dikodekan menjadi variabel dummy, sebagaimana dilakukan pada regresi dengan variabel kuantitatif. Hasilnya adalah data pada tabel 3.2 sebagai berikut:


(42)

29

Tabel 3.2 Pengkodean Data Untuk Regresi

No Gaji Interaksi Sosial

Gaya

Kepemimpinan Fasilitas Motivasi

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

1 1 0 0 0 0 1 0 1

2 0 0 0 0 1 0 1 0

3 0 0 1 1 0 1 1 0

4 0 1 0 1 0 1 1 0

5 0 1 0 0 1 1 0 1

6 0 1 0 1 0 0 0 1

7 1 1 0 0 0 0 1 0

8 1 1 0 0 1 1 0 0

9 0 0 0 1 0 0 0 0

10 1 0 0 1 0 1 1 0

11 0 1 0 0 0 0 1 0

12 1 0 1 0 1 0 1 0

13 0 0 1 0 0 1 0 0

14 1 1 0 1 0 1 1 0

15 1 1 0 1 0 0 0 0

16 1 0 1 1 0 0 0 1

Pada tabel 3.2 adalah data yang telah ditransformasikan, selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan persamaan regresi linier berganda dengan variabel bebas berupa dummy 8 buah.

�(�) = �0+�1�1+�2�2+�3�3+�4�4+�5�5+�6�6+�7�7+�8�8 Keterangan:

U(X) = Kegunaan atau utilitas Β0 = Intercept


(43)

X2 X3 = Variabel dummy mewakili atribut Interaksi Sosial

X4 X5 = Variabel dummy mewakili atribut Gaya Kepemimpinan

X6 = Variabel dummy mewakili atribut Fasilitas

X7 X8 = Variabel dummy mewakili atribut Motivasi.

Menentukan β0,β1, β2, ... , Dapat menggunakan software SPSS sebagai berikut:

a. Atribut yang sudah diubah menjadi variabel dummy, selanjutnya diinput ke SPSS Statistics Data Editor.

b. Input juga nilai rating di kolom sebelahnya c. Pilih Analyze, Regression Linear

d. Isi nilai rating sebagai variabel dependent, dan ke – 8 level atribut sebagai variabel independent

e. Klik ok

Maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini yaitu koefisien nilai b dari SPSS

Tabel 3.3 koefisien Nilai b dari SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.500 .200 22.450 .000

b1 -0.125 .116 -.071 -1.080 .316

b2 -1.250 .142 -.709 -8.819 .000

b3 0.750 .164 .368 4.583 .003

b4 0.125 .142 .071 .882 .407

b5 0.000 .164 .000 .000 1.000

b6 -0.125 .116 -.071 -1.080 .316

b7 -0.250 .142 -.142 -1.764 .121


(44)

31

Persamaan regresi liniear berganda digunakan untuk memperkirakan nilai utilitas. Harus diperoleh nilai utilitas dari setiap atribut, setiap atribut memiliki level. Dengan diketahuinya kode variabel dummy, setiap level dilambangkan terlebih dahulu. Untuk atribut ruang perkuliahan, utilitas masing – masing level dilambangkan oleh 11 (dihargai sesuai beban kerja), 12 (dibayar tepat waktu), 21 ('perusahaan memberikan batasan antara masalah pribadi karyawan dengan masalah pekerjaan), 22 (atasan memperhatikan bawahan), 23 (hubungan dengan rekan kerja terjalin baik), 31 (memberi perintah), 32 (tegas), 33 (demokratis), 41 (tersedia tempat istirahat atau tempat makan yang memadai), 42 (tersedia alat transportasi umum bagi karyawan), 51 (mendapatkan bonus berupa uang bagi karyawan yang berprestasi), 52 (mendapatkan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi), 53 (naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi). Hubungan setiap koefisien variabel dummy, mewakili perbedaan dalam parth-worth untuk level yang bersangkutan dikurangi parth-worth dari level dasar.

Setelah didapat koefisien nilai b, maka dicari nilai kegunaannya (utility) sebagai berikut:

a) Untuk atribut gaji diperoleh persamaan yang dinyatakan oleh persamaan berikut:

11 - 12 = b1 (1)

11 + 12 = 0 (2)

Dengan menggunakan nilai – nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

11 - 12 = -0,125 (3)

11 + 12 = 0 (4)

Dari persamaan (3) dan (4) diperoleh persamaan: 11 - 12 = -0,125


(45)

-212 = -0,125

12 = 0,062 (5)

Dari persamaan (2) diperoleh persamaan: 11 + 12 = 0

11 + (-0,062) = 0

11 = -0.062 (6)

Sehingga diperoleh hasil setelah dipecahkan: 11 = -0,062

11 = 0,062

b) Persamaan untuk atribut interaksi sosial sebagai berikut:

21 - 23 = b2 (7)

22 - 23 = b3 (8)

21 + 22 + 23 = 0 (9)

21 - 23 = -1,250 (10)

22 - 23 = 0,750 (11)

Dari persamaan (10) dan (11) diperoleh persamaan: 21 - 23 = -1,250

22 + 23 = 0,750

21 - 22 = -2 (12)

21 = -2 + 22 (13)

Dari persamaan (9) diperoleh persamaan: 21 + 22 + 23 = 0


(46)

33

-2 + 22 +22 +23 = 0 -2 + 222+23 = 0

222 + 23 = 2 (14)

Dari persamaan (11) dan (14) diperoleh persaman: 22 - 23 = 0,750

222 + 23 = 2

322 = 2,750

22 = 0,917 (15)

Dari persamaan (11) diperoleh persamaan: 22 - 23 = 0,750

0,917 - 23 = 0,750

23 = 0,167 (16)

Dari persamaan (10) diperoleh persamaan: 21 - 23 = -1,250

21 – 0,167 = -1,250

21 = -1,083 (17)

Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut: 21 = -1,083

22 = 0,917 23 = 0,167

c) Persamaan untuk atribut gaya kepemimpinan dinyatakan pada persamaan berikut:

31 - 33 = b4 (18)


(47)

31 + 32 + 33 = 0 (20)

Dengan menggunakan nilai – nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan betrikut:

31 - 33 = 0,125 (21)

32 - 33 = 0,000 (22)

Dari persamaan (21) dan (22) diperoleh: 31 - 33 = 0,125

32 - 33 = 0,000

31 - 32 = 0,125 (23)

31 = 0,125 + 32 (24)

Dari persamaan (20) diperoleh persamaan: 31 + 32 + 33 = 0

0,125 + 32 +32 +33 = 0 0,125 + 232+33 = 0

232 + 33 = -0,125 (25)

Dari persamaan (22) dan (25) diperoleh persamaan: 32 - 33 = 0,000

232 + 33 = -0,125

332 = -0,125

32 = -0,0416 (26)

Dari persamaan (22) diperoleh persamaan: 32 - 33 = 0,000

-0,0416 - 33 = 0,000

33 = -0,0416 (27)


(48)

35

31 - 33 = 0,125

31 – (-0,0416) = 0,125

31 = 0,0843 (28)

Sehingga diperoleh: 31 = 0,0834

32 = -0,0416 33 = -0,0416

d) Untuk atribut jenis fasilitas diperoleh persamaan yang dinyatakan oleh persamaan berikut:

41 - 43 = b6 (29)

41 + 42 = 0 (30)

Dengan menggunakan nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

41 - 42 = -0,125 (31)

41 + 42 = 0 (32)

Dari persamaan (31) dan (32) diperoleh persamaan: 41 - 42 = -0,125

41 + 42 = 0

-242 = -0,125

42 = 0,0625 (33)

Dari persamaan (30) diperoleh persamaan: 41 + 42 = 0


(49)

41 + (-0,0625) = 0

41 = -0,0625 (34)

Sehingga diperoleh hasil setelah dipecahkan: 41 = -0,0625

42 = 0,0625

e) Untuk atribut jenis motivasi maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:

51 - 53 = b7 (35)

52 - 53 = b8 (36)

51 + 52 + 53 = 0 (37)

Dengan menggunakan nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

51 - 53 = -0,250 (38)

52 - 53 = -0,250 (39)

Dari persamaan (38) dan (39) diperoleh persamaan: 51 - 53 = -0,250

52 + 53 = -0,250

51 - 52 = 0 (40)

51 = 0 + 52 (41)

Dari persamaan (37) diperoleh persamaan: 51 + 52 + 53 = 0

0 + 52 + 52 + 53 = 0 0 + 252 + 53 = 0


(50)

37

252 + 53 = 0 (42)

Dari persamaan (39) dan (42) diperoleh persaman: 52 - 53 = -0,250

252 + 53 = 0

352 = -0,250

52 = -0,083 (43)

Dari persamaan (39) diperoleh persamaan: 52 - 53 = -0,250

-0,083 - 53 = -0,250

53 = 0,167 (44)

Dari persamaan (38) diperoleh persamaan: 51 - 53 = -0,250

51 – 0,167 = -0,250

51 = -0,083 (45)

Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut: 51 = -0,083

52 = -0,083 53 = 0,167

Untuk setiap level disajikan pada tabel 3.5 melalui level-levelnya dapat dihitung tingkat kepentingan atribut, diketahui bahwa tingkat kepentingan atribut adalah selisih utilitas tertinggi dan terendah. Seperti yang dinyatakan pada persamaan berikut:

Ii= {max (�ij) – min (�ij)}

(3.1)

Tingkat kepentingan atribut adalah:

Gaji (Ii) = 0,062 – (-0,062) = 0,124 Interaksi Sosial (I2) = 0,917 – (-1,083) = 2 Gaya Kepemimpinan (I3) = 0,0834 – (-0,0416) = 0,125


(51)

Fasilitas (I4) = 0,0625 – (-0,0625) = 0,125 Motivasi (I5) = 0,167 – (-0,083) = 0,25

Dengan tingkat kepentingan atribut tersebut dapat diketahui urutan atribut berdasarkan tingkat kepentingan, tetapi jika diubah menjadi tingkat kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan rumus:

W

i

=

�� ∑�=1��

(3.2)

Dengan rumus 3.2 diatas maka tingkat kepentingan relatif (bobot) setiap atribut adalah:

Gaji: W1=

0,124

0,124+2+0,125+0,125+0,25

=

0,124

2,624 = 0,047

Interaksi Sosial: W2

=

2

0,124+2+0,125+0,125+0,25

=

2

2,624 = 0,762 Gaya Kepemimpinan:

W3=

0,125

0,124+2+0,125+0,125+0,25

=

0,125

2,624 = 0,0476 Fasilitas:

W4=

0,125

0,124+2+0,125+0,125+0,25

=

0,125

2,624 = 0,0476 Motivasi:

W5=

0,25

0,124+2+0,125+0,125+0,25

=

0,25

2,624 = 0,095

Dari Hasil Metode Full Profile Untuk 1 Responden maka didapat seperti tabel berikut:


(52)

39

Tabel 3.4 Hasil Metode Full Profile Untuk 1 Responden

Atribut

Level Tingkat

Kepentingan

Deskripsi Utilitas Skor Bobot

Lambang Skor

Gaji

Dihargai Sesuai Beban

Kerja 11 -0,062

0,124 0,047 Dibayar Tepat Waktu 12 0,062

Interaksi Sosial

Perusahaan Memberikan Batasan Antara Masalah Pribadi Karyawan Dengan

Masalah Pekerjaan

21 -1,083

2 0,762 Atasan Memperhatikan

Bawahan 22 0,917

Hubungan Dengan Rekan

Kerja Terjalin Baik 23 0,167

Gaya Kepemimpinan

Memberi Perintah 31 0,083

0,125 0,048

Tegas 32 -0,042

Demokratis 33 -0,042

Fasilitas

Tersedianya Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang Memadai

41 -0,063

0,125 0,048 Tersedianya Alattransportasi

Umum Bagi Karyawan 42 0,063

Motivasi

Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang

Berprestasi

51 -0,083

0,25 0,095 Mendapatkan Penghargaan

Bagi Karyawan Yang Berprestasi

52 -0,083

Naik Jabatan Atau Jenjang Karier Bagi Yang

Berprestasi


(53)

b. Menggunakan software SPSS 16.0 dengan program syntax

Pada tabel dibawah ini adalah penilaian 1 orang responden dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.5 Nilai Utilitas 1 Orang Responden

Atribut Level Utilitas

Estimate Std. Error Gaji Dihargai Sesuai Beban Kerja -0,063 0,058

Dibayar Tepat Waktu 0,063 0,058

Interaksi Sosial

Perusahaan Memberikan Batasan Antara Masalah Pribadi Karyawan Dengan

Masalah Pekerjaan

-1,083 0,077

Atasan Memperhatikan

Bawahan 0,917 0,090

Hubungan Dengan Rekan

Kerja Terjalin Baik 0,167 0,090 Gaya

Kepemimpinan

Memberi Perintah 0,083 0,077

Tegas -0,042 0,090

Demokratis -0,042 0,090

Fasilitas

Tersedianya Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang

Memadai

-0,063 0,058

Tersedianya Alat Transportasi

Umum Bagi Karyawan 0,063 0,058

Motivasi

Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang

Berprestasi

-0,083 0,077

Mendapatkan Penghargaan Bagi Karyawan Yang

Berprestasi

-0,083 0,090

Naik Jabatan Atau Jenjang

Karier Bagi Yang Berprestasi 0,167 0,090


(54)

41

Tabel 3.6 Nilai Kepentingan Relatif 1 Orang Responden

Atribut NPR

Gaji 4,762%

Interaksi Sosial 76,190%

Gaya Kepemimpinan 4.762%

Fasilitas 4.762%


(55)

Pada tabel 3.7 adalah nilai kepentingan atribut keseluruhan responden dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.7 Nilai Utilitas Keseluruhan Responden

Atribut Level Utilitas

Estimate Std. Error Gaji

Dihargai Sesuai Beban Kerja 0,042 0,013 Dibayar Tepat Waktu -0,042 0,013

Interaksi Sosial

Perusahaan Memberikan Batasan Antara Masalah Pribadi Karyawan Dengan

Masalah Pekerjaan

-0,050 0,017

Atasan Memperhatikan

Bawahan 0,093 0,020

Hubungan Dengan Rekan

Kerja Terjalin Baik -0,043 0,020

Gaya Kepemimpinan

Memberi Perintah -0,261 0,017

Tegas -0,029 0,020

Demokratis 0,290 0,020

Fasilitas

Tersedianya Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang Memadai

-0,013 0,013

Tersedianya Alat Transportasi Umum Bagi

Karyawan

0,013 0,013

Motivasi

Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang

Berprestasi

-0,026 0,017

Mendapatkan Penghargaan Bagi Karyawan Yang

Berprestasi

-0,045 0,020

Naik Jabatan Atau Jenjang Karier Bagi Yang

Berprestasi

0,071 0,020


(56)

43

Tabel 3.8 Nilai Kepentingan Relatif Keseluruhan Responden

Dari hasil Metode Full Profile dan nilai kepentingan atribut, baik dari 1 responden maupun keseluruhan responden dari tabel diatas, maka didapat interpretasi sebagai berikut:

a. Berdasarkan tabel 3.5 hasil penelitian 1 orang responden dapat dilihat bahwa nilai dari utility estimate menunjukkan bahwa terdapat nilai pada masing – masing level atribut yang berarti level ini dianggap penting, dan nilai tertinggi terdapat pada atribut Gaji terdapat pada level dibayar tepat waktu berarti bahwa responden lebih menganggap penting gaji dibayar tepat waktu, untuk atribut Interaksi Sosial terdapat nilai tertinggi pada level atasan memperhatikan bawahan ini berarti bahwa responden lebih menganggap penting jika atasan memperhatikan bawahan, untuk atribut gaya kepemimpinan terdapat level memberi perintah sebagai nilai tertinggi, ini berarti responden merasa lebih penting level memberi perintah, untuk atribut fasilitas terdapat level tersedia alat transportasi umum bagi karyawan, dan untuk atribut motivasi terdapat level naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi, berarti yang paling dianggap penting dan mendapat penilaian positif bagi responden ialah naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi. Pada tabel 3.6 dapat dilihat bahwa atribut yang dianggap paling penting adalah Interaksi Sosial dengan nilai 76,190% dan yang paling dianggap tidak penting adalah terdapat pada atribut gaji, gaya kepemimpinan, dan fasilitas dengan nilai 4,762%.

b. Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat hasil penilaian keseluruhan responden bahwa untuk atribut gaji terdapat nilai positif tertinggi pada level dihargai sesuai beban kerja, untuk atribut interaksi sosial terdapat nilai positif tertinggi

Atribut NPR

Gaji 10,379%

Interaksi Sosial 20,788%

Gaya Kepemimpinan 35,517%

Fasilitas 10,714%


(57)

pada level atasan memperhatikan bawahan, untuk atribut gaya kepemimpinan nilai tertinggi terdapat pada level demokratis, untuk atribut fasilitas yang paling dianggap penting adalah pada level tersedia alat transportasi umum bagi karyawan, dan untuk atribut motivasi responden menganggap naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi paling dianggap penting dan bernilai tertinggi. Pada tabel 3.8 dapat dilihat bahwa atribut yang dianggap paling penting adalah gaya kepemimpinan dengan nilai 35,517% dan yang dianggap paling tidak penting adalah atribut gaji dengan nilai 10,379%.

Gambar 3.1 Diagram Nilai Kepentingan Relatif

Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa atribut gaya kepemimpinan dianggap lebih penting oleh responden dan yang dianggap tidak penting adalah atribut gaji.

3.3 Interpretasi Model Analisis Konjoin

Penerapan model analisis konjoin melalui pendekatan analisis regresi berganda menggunakan variabel dummy terhadap kedelapan profil faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan PTPN III Bandar Betsy.

NPR

Gaji

Interaksi Sosial Gaya Kepemimpinan Fasilitas


(58)

45

�(�) =�0+ �11�11 +�12�12 +�21�21 +�22�22 +�23�23 +�31�31 + �32�32 +�33�33 +�41�41 +�42�42 +�51�51 +�52�52 + �53�53

Dari tabel 3.7 diperoleh estimasi koefisien persamaan dasar konjoin atau estimasi utilitas, yang disebut sebagai prediksi parth-worth adalah: 0 = 4,354 11 = 0,042 12 = - 0,042 21 = -0,050 22 = 0,093 23 = -0,043 31 = -0,261 32 = -0,029 33 = 0,290 41 = -0,013 42 = 0,013 51 = -0,026 52 = -0,045 53 = 0,071

Dengan mensubstitusikan setiap estimasi utilitas kedalam persamaan dasar konjoin akan menjadi :

U(X) = 4,354 + 0,042 X11 - 0,042X12 - 0,050 X21 + 0,093X22 - 0,043X23 - 0,261X31 -0,029X32 + 0,290X33 - 0,013X41 + 0,013X42 - 0,026X51 - 0,045X52 + 0,071X53

Jika nilainya negatif berarti responden kurang menyukai atau kurang menganggap penting stimuli tersebut. Sebaliknya, jika nilai positif, maka responden suka dengan stimuli produk tersebut.

3.4 Pengukuran Validitas Dan Reliabilitas

Pengukuran validitas dan reliabilitas ini digunakan untuk menunjukkan korelasi dan kevalidan penilai responden. Nilai – nilai ini berkorelasi dengan input rating untuk profil yang diperoleh dari responden.

Tabel 3.9 Korelasi

Metode Value Sig.

Pearson's R 0,985 0,000

Kendall's tau 0,836 0,000

Pada pengukuran validitas dan reliabilitas ini output korelasi secara pearson dengan menggunakan SPSS menghasilkan angka yang relatif kuat yaitu 0,985 (diatas 0.5). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara estimasi dan aktual, artinya data hasil perhitungandari model regresi berkorelasi sangat


(59)

kuat dengan data yang diperoleh berdasarkan pendapat responden. Sedangkan pada uji signifikansi lima korelasi yang dibahas menghasilkan signifikansi 0,000 (dibawah 0,05) maka kelima korelasi tersebut mempunyai signifikansi yang cukup kuat. Nilai koefisien ini signifikansi pada  = 5%, karena jika hasil ini memiliki signifikansinya diatas 0,05 maka signifikansinya tidak kuat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapat dari 90 responden tersebut bisa diterima untuk menggambarkan pengaruh terhadap prestasi karyawan PTPN III Bandar Betsy.


(60)

47

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan tabel 3.8 dan gambar 3.1 telah diperoleh atribut yang paling mempengaruhi pilihan 90 responden yang mewakili PTPN III Bandar Betsy. Hasil preferensi responden yang bernilai paling tinggi adalah gaya kepemimpinan dengan nilai 35,52% kemudian motivasi dengan nilai 22,60%, interaksi sosial dengan nilai 20,79%, fasilitas dengan nilai 10,71%, dan gaji dengan nilai 10,38%. Hal ini menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah atribut yang dianggap paling penting oleh responden dalam menentukan tingkat kepentingan atribut di PTPN III Bandar Betsy.

2. Berdasarkan hasil tabel 3.7 nilai utilitas level atribut pilihan responden dihasilkan kesimpulan bahwa responden menyukai atau mengharapkan kombinasi atau konsep atribut di PTPN III Bandar Betsy dengan gaji dihargai sesuai beban kerja, interaksi sosial atasan memperhatikan bawahan, gaya kepemimpinan yang demokratis, fasilitas tersedianya alat transportasi umum bagi karyawan, dan motivasi motivasi naik jabatan atau jenjang karier bagi karyawan yang berprestasi.

4.2 Saran

Penelitian ini dapat dijadikan referensi atau informasi bagi individu atau pihak PTPN III Bandar Betsy yang membutuhkan mengenai kombinasi yang paling berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian sejenis dengan berbagai pengembangan dalam peelitiannya. Penelitian ini hanya terbatas pada 5 faktor/atribut, sehingga hasil yang diperoleh mungkin belum dapat mewakili hal yang paling mempengaruhi prestasi kerja karyawan.


(61)

48

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta : BPFE.

Imam Ghozali. 2006. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Santoso, Singgih. 2010. Statistika Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Sugiyono. (2000). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Singarimbun, Masri. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3S

Sudjana, 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Penerbit Tarsito. Sudjana, 2005. Metode Statistika. Edisi Keenam. Bandung : Penerbit Tarsito. Sugiarto dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jilid 3. Bandung : Rineke Cipta.

Azuar Juliandi, 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu – ilmu Bisnis. Medan


(62)

49

Lampiran 1. No. Responden: ...

ANGKET/ KUESIONER

ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA

KARYAWAN PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY Dengan Hormat,

Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir pada program S1 Ekstensi studi Matematika yang berjudul ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY, maka saya memerlukan bantuan Bapak/ Ibu Karyawan PTPN III Kebun Bandar Betsy dalam rangka mengumpulkan data untuk penelitian tersebut. Oleh karena itu, sebagai alat pengumpulan data yang diperlukan untuk kepentingan ilmiah, kesediaan Bapak/ Ibu untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi keinginan yang diminati akan sangat saya hargai. Semua identitas dan jawaban yang kami peroleh melalui kuesioner ini tidak akan terbuka untuk umum kecuali untuk alasan ilmiah sehingga kerahasiannya akan sangat terjamin. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah Bapak/ Ibu berikan.

Hormat Saya,


(63)

Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

Pria

Wanita

3. Usia :

4. Pendidikan Terakhir : 5. Bagian/ Divisi :

Petunjuk pengisian:

Berikan penilaian terhadap kombinasi pengaruh prestasi yang anda anggap paling penting terhadap pengaruh prestasi kerja anda. Terdapat 5 (lima) alternatif pengisian jawaban, yaitu:

1 = Sangat Tidak Suka dengan stimuli tersebut 2 = Tidak Suka dengan stimuli tersebut

3 = Cukup Suka dengan stimuli tersebut 4 = Suka dengan stimuli tersebut


(64)

51

Lampiran 2. Kombinasi Stimuli

Isilah Kombinasi berikut sesuai kriteria anda:

No Gaji Interaksi Sosial Gaya

Kepemimpinan Fasilitas Motivasi Rating

1

Dihargai sesuai beban

kerja

Hubungan Dengan Rekan

Kerja Terjalin Baik Demokratis

Tersedia tempat istirahat atau tempat

makan yang memadai

Mendapatkan Penghargaan bagi karyawan yang

berprestasi

2 Dibayar tepat waktu

Hubungan Dengan Rekan

Kerja Terjalin Baik Tegas

Tersedia alat transportasi umum

bagi karyawan

Mendapatkan bonus berupa uang bagi karyawan yang

berprestasi

3 Dibayar tepat waktu

Atasan memperhatikan

bawahan Memberi perintah

Tersedia tempat istirahat atau tempat

makan yang memadai

Mendapatkan bonus berupa uang bagi karyawan yang

berprestasi

4 Dibayar tepat waktu

Perusahaan memberikan batasan antara masalah pribadi karyawan dengan

masalah pekerjaan

Memberi perintah

Tersedia tempat istirahat atau tempat

makan yang memadai

Mendapatkan bonus berupa uang bagi karyawan yang

berprestasi


(1)

178 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4

179 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4

180 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4

181 4 5 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 5 3 4 5

182 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4

183 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5

184 5 4 3 3 5 4 5 5 4 4 5 5 5 3 3 4

185 4 5 4 4 4 3 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4

186 4 3 4 3 4 4 3 5 5 3 3 3 5 3 5 5

187 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4

188 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5

189 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5

190 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4

END DATA.

CONJOINT PLAN='KONJOIN.SAV'

/FACTORS=

GJI 'Gaji' ('Dihargai Sesuai Beban Kerja' 'Dibayar Tepat Waktu')

INTSO 'Interaksi Sosial' ('Perusahaan Memberikan Batasan Antara Masalah Pribadi

Karyawan Dengan Masalah Pekerjaan' 'Atasan Memperhatikan Bawahan' 'Hubungan

Dengan Rekan Kerja Terjalin Baik')

GYAKEP 'Gaya Kepemimpinan' ('Memberi Perintah' 'Tegas' 'Demokratis')

FASI 'Fasilitas' ('Tersedia Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang Memadai'

'Tersedia Alat Transportasi Umum Bagi Karyawan')

MOTIV 'Motivasi' ('Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang Berprestasi'

'Mendapatkan Penghargaan Bagi Karyawan Yang Berprestasi' 'Naik Jabatan Atau

Jenjang Karier Bagi Yang Berprestasi')

/SUBJECT=QN

/SCORE=PROD1 PROD2 PROD3 PROD4 PROD5 PROD6 PROD7 PROD8 PROD9

PROD10 PROD11 PROD12 PROD13 PROD14 PROD15 PROD16


(2)

Lampiran 5.

Nilai Utilitas dan Kepentingan Relatif Responden

Responden 1 orang

Utilities

Utility Estimate

Std. Error

GJI Dihargai Sesuai Beban

Kerja -.063 .058

Dibayar Tepat Waktu .063 .058

INTS O

Perusahaan

Memberikan Batasan Antara Masalah Pribadi Karyawan Dengan Masalah Pekerjaan

-1.083 .077

Atasan Memperhatikan

Bawahan .917 .090

Hubungan Dengan Rekan Kerja Terjalin Baik

.167 .090

GYAK EP

Memberi Perintah .083 .077

Tegas -.042 .090

Demokratis -.042 .090

FASI Tersedia Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang Memadai

-.063 .058

Tersedia Alat Transportasi Umum Bagi Karyawan

.063 .058

MOTI V

Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang Berprestasi

-.083 .077

Mendapatkan Penghargaan Bagi Karyawan Yang Berprestasi

-.083 .090

Naik Jabatan Atau Jenjang Karier Bagi Yang Berprestasi

.167 .090


(3)

Importance Values

GJI 4.762

INTS

O 76.190

GYAK

EP 4.762

FASI 4.762

MOTI

V 9.524

Correlationsa

Value Sig.

Pearson's

R .985 .000

Kendall's

tau .836 .000

a. Correlations between observed and estimated preferences


(4)

Lampiran 6.

Total Keseluruhan Responden

Overall Statistics

Utilities

Utility Estimate

Std. Error

GJI Dihargai Sesuai Beban

Kerja .042 .013

Dibayar Tepat Waktu -.042 .013

INTS O

Perusahaan

Memberikan Batasan Antara Masalah Pribadi Karyawan Dengan Masalah Pekerjaan

-.050 .017

Atasan Memperhatikan Bawahan

.093 .020

Hubungan Dengan Rekan Kerja Terjalin Baik

-.043 .020

GYAK EP

Memberi Perintah -.261 .017

Tegas -.029 .020

Demokratis .290 .020

FASI Tersedia Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang Memadai

-.013 .013

Tersedia Alat Transportasi Umum Bagi Karyawan

.013 .013

MOTI V

Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang Berprestasi

-.026 .017

Mendapatkan Penghargaan Bagi Karyawan Yang Berprestasi

-.045 .020

Naik Jabatan Atau Jenjang Karier Bagi Yang Berprestasi


(5)

Utilities

Utility Estimate

Std. Error

GJI Dihargai Sesuai Beban

Kerja .042 .013

Dibayar Tepat Waktu -.042 .013

INTS O

Perusahaan

Memberikan Batasan Antara Masalah Pribadi Karyawan Dengan Masalah Pekerjaan

-.050 .017

Atasan Memperhatikan

Bawahan .093 .020

Hubungan Dengan Rekan Kerja Terjalin Baik

-.043 .020

GYAK EP

Memberi Perintah -.261 .017

Tegas -.029 .020

Demokratis .290 .020

FASI Tersedia Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang Memadai

-.013 .013

Tersedia Alat Transportasi Umum Bagi Karyawan

.013 .013

MOTI V

Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang Berprestasi

-.026 .017

Mendapatkan Penghargaan Bagi Karyawan Yang Berprestasi

-.045 .020

Naik Jabatan Atau Jenjang Karier Bagi Yang Berprestasi

.071 .020


(6)

Importance Values

GJI 10.379

INTS

O 20.788

GYAK

EP 35.517

FASI 10.714

MOTI

V 22.602

Averaged Importance Score

Correlationsa

Value Sig.

Pearson's

R .991 .000

Kendall's

tau .908 .000

a. Correlations between observed and estimated preferences


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Pt. Bank Mandiri ,Tbk Cab. Ahmad Yani Medan

3 96 58

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Disiplin Pegawai Pada Puskesmas Rambung, Kelurahan Rambung Dalam, Kecamatan Binjai Selatan

2 82 109

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan Balai Latihan Kerja (BLK) Pertanian Klampok di Banjarnegara.

0 2 12

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan Balai Latihan Kerja (BLK) Pertanian Klampok di Banjarnegara.

0 2 17

Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Ptpn Iii Kebun Bandar Betsy

0 0 11

Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Ptpn Iii Kebun Bandar Betsy

0 0 2

Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Ptpn Iii Kebun Bandar Betsy

0 0 6

Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Ptpn Iii Kebun Bandar Betsy

0 0 19

Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Ptpn Iii Kebun Bandar Betsy

0 0 1

Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Ptpn Iii Kebun Bandar Betsy

0 0 19