Analisis Surplus Pendapatan Sektor-Sektor Perekonomian dan

5.2. Analisis Surplus Pendapatan Sektor-Sektor Perekonomian dan

Kontribusi Sektor Basis Surplus pendapatan dihitung dari total pendapatan sektor-sektor perekonomian pada setiap kabupaten dan kota. Apabila nilai surplus pendapatan positif SP0, maka sektor-sektor perekonomian pada kabupatenkota tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan memberikan surplus bagi masyarakat yang menghasilkannya. Sebaliknya jika surplus pendapatan negatif SP0 berarti sektor-sektor perekonomian kabupatenkota tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan perlu mengimpor dari kabupatenkota lain. Propinsi Jawa Barat selama periode analisis menghasilkan surplus pendapatan yang positif dan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi persentase peningkatannya cenderung menurun kecuali tahun 2004. Tahun 2001 mengalami peningkatan sebesar 4,80 persen, tahun 2002 sebesar 3,77 persen, tahun 2003 sebesar 2,68 persen dan tahun 2004 sebesar 4,45 persen. Hal ini juga terlihat dari nilai PDRB Propinsi Jawa Barat seperti yang sudah dijelaskan pada gambaran umum wilayah penelitian bahwa pendapatan Propinsi Jawa Barat pada saat tahun 2000 sampai tahun 2004 memang mengalami peningkatan dan persentase peningkatannya cenderung menurun, kecuali tahun 2004. Besarnya surplus pendapatan pada masing-masing kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat selama periode analisis dapat dilihat pada Tabel 5.3, dimana nilai surplus pendapatan pada masing-masing kabupaten dan kota bernilai positif. Nilai surplus yang positif ini menunjukkan bahwa sektor-sektor basis dari seluruh sektor perekonomian pada masing-masing kabupaten dan kota mempunyai nilai pendapatan yang lebih besar dibandingkan sektor non basisnya, artinya sektor- sektor basis tersebut lebih diandalkan dalam perekonomian masyarakat di Jawa Barat. Surplus pendapatan setiap kabupaten dan kota yang ada di Propinsi Jawa Barat sangat bervariasi. Dari Tabel 5.3 hanya ada beberapa kabupaten dan kota yang mengalami peningkatan surplus pendapatan setiap tahunnya selama periode analisis yaitu Kabupaten Bekasi, Cianjur, Subang, Kuningan dan Kota Sukabumi. Secara keseluruhan selama periode analisis, surplus pendapatan terbesar dimiliki oleh Kabupaten Bekasi dengan nilai yang relatif meningkat setiap tahunnya sedangkan surplus pendapatan terkecil dimiliki oleh Kota Bogor. Tidak semua kabupaten dan kota yang memiliki banyak sektor basis menghasilkan nilai surplus pendapatan yang besar bagi daerahnya. Hal ini dapat terlihat selama periode analisis nilai surplus pendapatan terkecil terdapat di Kota Bogor padahal selama periode analisis, kota tersebut memiliki lima sektor basis, sebaliknya Kabupaten Bekasi yang memiliki nilai surplus pendapatan terbesar ternyata hanya terdapat satu sektor basis lihat Tabel 5.2 dan 5.3. Nilai surplus pendapatan ini tidak terlepas dari kontribusi sektor basis yang dihasilkan. Kontribusi dari pendapatan sektor basis di Propinsi Jawa Barat selama periode analisis mencapai nilai 0,71 sampai 0,73 atau sebesar 71 persen sampai 73 persen dari total pendapatan sektor-sektor perekonomian Propinsi Jawa Barat Tabel 5.4. Tabel 5.3. Urutan Kabupaten dan Kota di Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Surplus Pendapatan Tahun 2000-2004 Juta Rupiah Tahun KABUPATENKOTA 2000 2001 2002 2003 2004 KABUPATEN 1. Bekasi 1 2.716.398,83 2.854.442,49 3.001.504,02 3.146.961,66 3.336.111,38 2. Indramayu 2 543.161,00 560.728,06 571.894,65 545.286,31 464.427,84 3. Bandung 2 468.049,87 488.251,87 499.662,85 510.550,39 536.789,20 4. Cianjur 5 260.787,10 274.559,64 289.389,50 302.833,50 313.637,12 5. Bogor 3 281.466,24 273.928,02 281.973,69 285.126,67 317.860,71 6. Subang 3 217.385,99 217.700,14 226.283,13 231.395,63 297.310,56 7. Garut 5 166.001,40 174.834,35 182.812,31 180.429,18 186.172,88 8. Ciamis 6 119.156,79 115.705,24 100.008,14 104.368,59 104.824,98 9. Kuningan 4 94.325,71 105.352,19 105.891,90 108.151,76 110.730,99 10. Sukabumi 5 80.272,93 92.250,04 105.296,74 109.518,20 101.555,67 11. Tasikmalaya 6 83.024,47 75.251,58 86.562,13 89.423,75 110.800,18 12. Purwakarta 4 74.540,42 81.699,09 79.044,52 81.863,15 63.099,29 13. Cirebon 6 25.497,82 60.712,15 58.087,27 50.715,61 54.627,21 14. Majalengka 5 43.971,82 44.216,52 37.333,15 35.180,98 35.514,34 15. Sumedang 4 36.715,18 35.779,48 36.981,85 35.503,94 35.249,55 16. Karawang 5 37.235,90 18.178,32 31.799,38 42.250,58 39.789,93 KOTA 1. Bekasi 5 200.802,86 236.217,25 238.835,21 241.253,98 251.876,62 2. Bandung 6 171.011,29 177.573,34 177.289,57 176.426,17 195.595,40 3. Sukabumi 5 73.628,40 77.500,98 80.604,66 82.205,96 85.034,48 4. Cirebon 3 56.043,46 58.036,23 58.278,94 57.467,90 59.609,71 5. Depok 7 37.247,09 41.012,18 44.041,95 46.894,37 51.732,34 6. Bogor 5 21.625,20 23.482,51 23.068,55 22.362,15 22.180,09 Total 5.808.349,76 6.087.411,67 6.316.644,10 6.486.170,45 6.774.530,46 Sumber: Lampiran 3 Ket: Angka menunjukkan jumlah sektor basis Pertumbuhan ekonomi wilayah dapat terjadi karena adanya kontribusi pendapatan yang dihasilkan oleh pembelanjaan kembali pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan wilayah yang bersangkutan yang dipasarkan ke luar wilayah ekspor, dengan kata lain adanya kontribusi dari sektor basis yang berada pada wilayah tersebut. Besarnya tingkat kekuatan dari kontribusi tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah yang ditunjukkan oleh nilai kontribusi pendapatan basis yang dihasilkan. Kontribusi pendapatan suatu sektor basis merupakan rasio atau perbandingan antara total pendapatan sektor basis dengan total pendapatan seluruh sektor-sektor perekonomian. Hasil perhitungan kontribusi pendapatan sektor basis dapat dilihat pada Tabel 5.4. Nilai kontribusi kabupaten dan kota yang melebihi nilai rata-rata kontribusi di Jawa Barat menunjukkan bahwa kabupatenkota tersebut lebih unggul. Tabel 5.4. Urutan Kabupaten dan Kota di Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Nilai Kontribusi Pendapatan Sektor-Sektor Basis Tahun 2000- 2004 Tahun KABUPATENKOTA 2000 2001 2002 2003 2004 KABUPATEN 1. Cianjur 0,96 0,92 0,93 0,93 0,93 2. Ciamis 0,90 0,91 0,91 0,91 0,91 3. Tasikmalaya 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 4. Kuningan 0,88 0,88 0,91 0,86 0,86 5. Subang 0,85 0,85 0,85 0,85 0,88 6. Garut 0,87 0,87 0,83 0,83 0,82 7. Purwakarta 0,79 0,79 0,79 0,79 0,82 8. Bekasi 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 9. Sumedang 0,74 0,74 0,74 0,74 0,73 10. Cirebon 0,67 0,70 0,70 0,69 0,69 11. Karawang 0,51 0,50 0,50 0,79 0,79 12. Majalengka 0,66 0,65 0,64 0,63 0,63 13. Sukabumi 0,63 0,64 0,64 0,57 0,62 14. Bogor 0,61 0,61 0,61 0,61 0,62 15. Indramayu 0,58 0,59 0,58 0,56 0,55 16. Bandung 0,57 0,57 0,57 0,56 0,56 KOTA 1. Depok 0,97 0,97 0,97 0,88 0,82 2. Sukabumi 0,92 0,92 0,91 0,91 0,91 3. Bekasi 0,92 0,86 0,86 0,86 0,86 4. Bandung 0,72 0,72 0,71 0,71 0,71 5. Bogor 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 6. Cirebon 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 JAWA BARAT 0,72 0,72 0,72 0,73 0,73 Sumber: Lampiran 4 Ket: Angka dicetak tebal menunjukkan nilai kontribusi sektor basis kabupatenkota melebihi nilai rata-rata kontribusi sektor basis di Jawa Barat Berdasarkan Tabel 5.4, jumlah kabupaten dan kota yang memiliki kontribusi pendapatan lebih besar di sektor basis daripada sektor non basisnya ada 9 kabupaten dan 3 kota. Sementara itu, jumlah kabupaten dan kota yang memiliki kontribusi pendapatan yang lebih besar di sektor non basis daripada sektor basisnya ada 7 kabupaten dan 3 kota. 5.3. Penyerapan dan Tingkat Kesejahteraan Tenaga Kerja di Perekonomian Jawa Barat Berikut disajikan jumlah tenaga kerja pada sektor-sektor perekonomian di Propinsi Jawa Barat. Dilihat secara keseluruhan, jumlah tenaga kerja terbesar dari tahun 2000-2004 terdapat pada sektor pertanian yang mencapai kurang lebih 30 persen dari jumlah total tenaga kerja yang ada di Jawa Barat. Tabel 5.5. Urutan Sektor-Sektor Perekonomian di Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tahun 2000-2004 Jiwa Tahun Sektor-Sektor Perekonomian 2000 2001 2002 2003 2004 1. Pertanian 4.085.907 30,19 5.128.660 34,12 4.599.956 30,22 5.158.605 35,03 4.353.604 29,83 2. Perdagangan, Hotel Restoran 3.426.960 25,32 3.347.170 22,27 3.326.923 21,85 3.339.491 22,56 3.331.241 22,82 3. Industri Pengolahan 2.308.794 17,06 2.486.944 16,55 3.259.447 21,41 2.361.807 15,95 2.569.523 17,60 4. Jasa-Jasa 1.780.161 13,15 1.575.280 10,48 1.798.358 11,81 1.769.571 11,95 1.831.527 12,55 5. Pengangkutan Komunikasi 1.053.469 7,78 1.002.234 6,67 1.104.835 7,26 1.067.487 7,21 1.284.381 8,80 6. BangunanKonstruksi 666.569 4,92 791.532 5,27 797.891 5,24 723.327 4,89 849.855 5,82 7. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 88.007 0,65 606.471 4,03 229.929 1,51 218.284 1,47 271.575 1,86 8. Pertambangan Penggalian 78.840 0,58 59.580 0,40 69.055 0,45 113.718 0,77 64.068 0,44 9. Listrik, Gas Air bersih 46.534 0,34 31.033 0,21 37.163 0,24 51.056 0,34 39.839 0,27 Total Tenaga Kerja 13.535.241 100 15.028.904 100 15.223.557 100 14.803.346 100 14.595.613 100 Sumber: Lampiran 5 diolah Ket: Angka menunjukkan persentase Dari Tabel 5.5, terlihat bahwa sektor kedua terbesar yang menyerap tenaga kerja di Jawa Barat yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, jumlahnya mencapai sekitar 21,85 persen sampai 25,32 persen. Sementara sektor yang memiliki jumlah tenaga kerja terkecil terdapat pada sektor listrik, gas dan air bersih hanya menyerap tenaga kerja sebesar 0,21 sampai 0,34 persen. Tingkat kesejahteraan tenaga kerja pada sektor-sektor perekonomian di Jawa Barat dapat diperoleh dari besarnya nilai PDRB suatu sektor perekononomian dibagi dengan jumlah tenaga kerja yang ada pada masing- masing sektor perekonomian tersebut. Pada Tabel 5.6 disajikan tabel yang memuat urutan tingkat kesejahteraan tenaga kerja di Jawa Barat. Tabel 5.6. Urutan Tingkat Kesejahteraan Tenaga Kerja pada Sektor-Sektor Perekonomian di Propinsi Jawa Barat Tahun 2000-2004 Juta RupiahTenaga Kerja Tahun Sektor-Sektor Perekonomian 2000 2001 2002 2003 2004 1. Listrik, Gas Air bersih 32,17 53,30 47,64 36,40 50,62 2. Pertambangan Penggalian 28,06 39,64 34,83 21,45 35,34 3. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 26,26 4,05 11,24 12,63 10,96 4. Industri Pengolahan 9,21 8,99 7,23 10,48 10,07 5. Perdagangan, Hotel Restoran 3,57 3,78 4,01 4,25 4,52 6. Pengangkutan Komunikasi 3,25 3,68 3,57 3,92 3,47 7. Jasa-Jasa 3,15 3,76 3,43 3,66 3,80 8. BangunanKonstruksi 3,48 3,10 3,24 3,75 3,48 9. Pertanian 2,11 1,76 2,00 1,81 2,23 4,40 4,16 4,31 4,64 4,95 Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat, 2000-2004 diolah Selama periode analisis, tingkat kesejahteraan paling tinggi berada pada sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor-sektor lainnya yang tingkat kesejahteraannya diatas rata-rata tingkat kesejahteraan tenaga kerja yang ada di Propinsi Jawa Barat adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor industri pengolahan sedangkan sektor-sektor lainnya memiliki tingkat kesejahteraan tenaga kerja yang dibawah rata-rata tingkat kesejahteraan tenaga kerja secara keseluruhan dan tingkat kesejahteraan tenaga kerja paling rendah berada pada sektor pertanian. Berdasarkan jumlah tenaga kerja pada masing-masing kabupatenkota, yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah Kabupaten Bandung, sedangkan jumlah tenaga kerja yang paling sedikit berada di Kota Sukabumi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut. Tabel 5.7. Urutan Kabupaten dan Kota di Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tahun 2000-2004 Jiwa Tahun KABUPATENKOTA 2000 2001 2002 2003 2004 KABUPATEN 1. Bandung 1.571.119 1.660.952 1.650.208 1.592.431 1.623.332 2. Bogor 1.103.726 1.283.998 1.250.664 1.263.456 1.340.253 3. Tasikmalaya 839.559 926.173 884.419 968.876 895.318 4. Cianjur 837.064 851.583 861.556 841.157 775.245 5. Sukabumi 810.575 877.028 814.993 827.245 823.478 6. Garut 700.012 822.336 816.833 838.147 816.476 7. Ciamis 709.396 828.473 777.552 819.093 743.530 8. Cirebon 729.178 782.867 747.873 799.165 803.352 9. Indramayu 636.116 742.907 657.656 757.730 766.150 10. Majalengka 508.623 514.096 1.410.053 561.700 495.728 11. Karawang 654.253 678.335 668.872 669.751 623.756 12. Bekasi 565.048 651.614 606.149 673.838 696.764 13. Subang 561.131 569.527 581.097 607.774 568.643 14. Kuningan 400.813 459.459 412.854 447.434 435.484 15. Sumedang 388.520 449.425 426.623 455.354 414.520 16. Purwakarta 264.991 281.227 296.728 292.381 281.010 KOTA 1. Bandung 777.191 968.760 801.886 822.784 869.022 2. Bekasi 586.155 669.957 660.493 653.449 656.493 3. Depok 515.809 460.600 408.010 459.482 512.775 4. Bogor 193.925 328.298 306.309 271.194 264.216 5. Cirebon 101.758 128.838 102.601 102.885 105.984 6. Sukabumi 80.279 92.451 80.128 78.020 84.084 JAWA BARAT 13.535.241 15.028.904 15.223.557 14.803.346 14.595.613 Sumber: Lampiran 5 Pada Tabel 5.8, dapat dilihat ururan kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat berdasarkan tingkat kesejahteraan tenaga kerjanya. Tingkat kesejahteraan tersebut diperoleh dari total PDRB dibagi dengan total tenaga kerja pada masing- masing kabupatenkota. Tingkat kesejahteraan tertinggi berada di Kabupaten dan Kota Bekasi. Tabel 5.8. Urutan Kabupaten dan Kota di Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Tenaga Kerja Tahun 2000-2004 Juta RupiahTenaga Kerja Tahun KABUPATENKOTA 2000 2001 2002 2003 2004 KABUPATEN 1. Bekasi 15,32 13,86 15,64 14,87 15,25 2. Purwakarta 7,37 7,17 7,02 7,34 7,94 3. Indramayu 7,05 6,08 7,17 6,40 6,17 4. Karawang 4,27 4,54 4,82 5,05 5,77 5. Bandung 4,37 4,36 4,60 5,00 5,17 6. Bogor 3,90 3,47 3,73 3,85 3,82 7. Subang 3,05 3,14 3,22 3,22 3,53 8. Sukabumi 2,77 2,73 3,11 3,22 3,44 9. Garut 3,10 2,73 2,85 2,87 3,07 10. Ciamis 2,87 2,55 2,81 2,77 3,19 11. Sumedang 2,71 2,42 2,65 2,57 2,95 12. Cianjur 2,43 2,48 2,54 2,69 3,03 13. Tasikmalaya 2,56 2,33 2,59 2,44 2,98 14. Kuningan 2,28 2,14 2,48 2,38 2,54 15. Cirebon 2,17 2,26 2,47 2,38 2,48 16. Majalengka 2,22 2,30 0,87 2,24 2,64 KOTA 1. Bekasi 14,77 13,48 14,35 15,34 16,18 2. Cirebon 13,78 11,35 14,87 15,49 15,76 3. Bandung 7,38 6,47 8,35 8,72 8,88 4. Sukabumi 5,97 5,44 6,61 7,15 7,00 5. Bogor 5,91 3,69 4,18 5,01 5,46 6. Depok 2,52 2,99 3,58 3,38 3,22 JAWA BARAT 4,40 4,16 4,31 4,64 4,95 Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat, 2000-2004 diolah Ket: Angka cetak tebal menunjukkan tingkat kesejahteraan tenaga kerja di kabupatenkota lebih besar dari rata-rata tingkat kesejahteraan tenaga kerja di Jawa Barat Secara keseluruhan ada 5 kabupaten dan 5 kota yang memiliki tingkat kesejahteraan tenaga kerja yang lebih besar dari nilai rata-rata tingkat kesejahteraan tenaga kerja yang ada di Jawa Barat. Kabupatenkota tersebut adalah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, Kota Cirebon, Kota Bandung, Kota Sukabumi dan Kota Bogor.

5.4. Sektor-Sektor Unggulan Setiap Kabupaten dan Kota di Propinsi Jawa