Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup

dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah secara proporsional. Perbedaan struktur perekonomian dari setiap daerah mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam merencanakan kebijakan perekonomian. Setiap daerah harus memilih sektor-sektor yang sesuai dengan kemampuan daerahnya, yaitu sektor-sektor yang mempunyai keunggulan. Sektor unggulan umumnya dicerminkan oleh sektor basis yang dimiliki setiap kabupatenkota dimana sektor tersebut memiliki peranan ekspor sehingga tidak ada keterbatasan permintaan dan dapat terus dikembangkan. Sektor basis dapat dijadikan andalan untuk mengembangkan wilayah, sehingga dapat dipilih sektor unggulan dari sektor basis yang ada di setiap kabupatenkota. Sektor unggulan ini, diharapkan mampu meningkatkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui keunggulan yang dimiliki setiap daerah di Propinsi Jawa Barat agar dapat menjadi propinsi yang terus maju. Masing-masing daerah akan dituntut agar menyiapkan rencana pembangunan dan menentukan leading sektor atau prioritasnya sehingga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian wilayahnya.

1.2. Perumusan Masalah

Dilihat dari kontribusi dalam pembentukkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB, propinsi Jawa Barat berada pada peringkat ketiga setelah Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dan Propinsi Jawa Timur BPS, 2004. Kontribusi tersebut berasal dari sekror-sektor perekonomian kabupaten dan kota yang ada di Propinsi Jawa Barat. Selain menghasilkan pendapatan, sektor-sektor perekonomian juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Untuk itu perlu diidentifikasi peranan sektor-sektor perekonomian pada setiap kabupaten dan kota di propinsi tersebut. Dengan demikian maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan sektor-sektor ekonomi yang dimiliki oleh setiap kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat? 2. Bagaimana tingkat kesejahteraan tenaga kerja di sektor-sektor perekonomian pada setiap kabupaten dan kota tersebut? 3. Bagaimana pengelompokkan kabupatenkota di Propinsi Jawa Barat berdasarkan sektor-sektor unggulan yang dimilikinya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis perkembangan sektor-sektor ekonomi kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat. 2. Mengetahui gambaran umum tingkat kesejahteraan tenaga kerja di sektor- sektor perekonomian pada masing-masing kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat. 3. Menganalisis pengelompokkan wilayah kabupatenkota di Propinsi Jawa Barat berdasarkan sektor unggulan yang dimilikinya.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis, sebagai media pembelajaran untuk menerapkan teori-teori yang terkait dengan topik penelitian. 2. Pembaca, untuk menambah wawasan serta dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya. 3. Pemerintah Pusat dan Daerah khususnya pemerintah daerah kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan pembangunan masing-masing daerah.

1.5. Ruang Lingkup

Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini dibatasi pada identifikasi potensi sektor-sektor perekonomian setiap kabupaten dan kota yang ada di Jawa Barat. Periode yang dianalisis pada penelitian ini adalah tahun 2000- 2004. Pada tahun 2000 Jawa Barat mengalami pemekaran sehingga ada beberapa kabupatenkota yang lepas dan ada juga yang baru terbentuk. Kabupatenkota yang lepas dari Jawa Barat adalah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon, dimana kabupatenkota tersebut bergabung membentuk propinsi baru yakni Propinsi Banten. Kota yang terbentuk dari hasil pemekaran terdiri dari Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar. Setelah pemekaran jumlah kabupatenkota di Jawa Barat menjadi 16 kabupaten dan 9 kota, tetapi karena adanya keterbatasan data jumlah tenaga kerja dan PDRB untuk kota-kota baru, maka pada penelitian ini jumlah kabupaten dan kota terdiri dari 16 kabupaten dan 6 kota. Kota-kota hasil pemekaran dimasukkan ke kabupaten-kabupaten sebelum adanya pemekaran, yaitu Kota Cimahi dimasukkan ke Kabupaten Bandung, Kota Tasikmalaya dimasukkan ke Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Banjar dimasukkan ke Kabupaten Ciamis. Analisis yang digunakan adalah Location Quotient LQ dengan indikator pendapatan PDRB atas dasar harga konstan tahun 1993. Penelitian ini dimaksud untuk melihat struktur perekonomian kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat sehingga dapat teridentifikasi sektor- sektor yang mempunyai keunggulan dilihat dari segi pendapatan serta melihat sejauh mana penyerapan tenaga kerja yang terjadi.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN